Rabu, 16 Januari 2008

NEW BOOK from YOUTODAY


YOUTODAY menerbitkan buku baru dengan judul GARIS AKHIR, yang berisi tentang perenungan perjalanan hidup manusia tanpa atau dengan Roh Kudus didalamnya, serta kenyataan banyaknya orang yang tidak mencapai garis akhir dalam kehidupannya. dalam buku inipun kita akan mengetahui apakah sebenarnya garis akhir itu. dapatkan buku tersebut secara GRATIS dengan menghubungi : 08175064751, klasifikasi buku : 16 halaman. segera dapatkan, karena kesempatan terbatas! God Bless you!

Jumat, 04 Januari 2008

TIAP KELUARGA ADA SALIBNYA


Tuhan Yesus menyuruh mereka yang hendak mengi-kuti Dia untuk memikul salib. Salib siapa yang perlu kita pikul? Banyak orang mengira itu adalah salib Kristus. Padahal bukan itu yang dimaksudkan. Tuhan Yesus berkata, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, Ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku” (Luk. 9:23). Di sini bukan tertulis “salib-Ku” melainkan “salibnya”. Salib yang perlu kita pikul bukanlah salib Kristus melainkan salib kita sendiri.Salib adalah lambang penderitaan, atau lebih tepat lagi, lambang penderitaan sebagai pengorbanan.Tidak ada orang yang menghendaki penderitaan. Namun, kenyataannya dalam hidup ini tidak ada orang yang luput dari penderitaan. Dalam tiap pekerjaan ada tugas yang menyenangkan dan ada pula tugas yang kurang menyenangkan, bahkan men-jengkelkan. Kita mau menjalankan tugas yang menyenangkan, tetapi menggeser tugas yang menjengkelkan kepada orang lain. Padahal tugas yang menjengkelkan itu pun termasuk bagian dari pekerjaan kita. Bagian dari tugas kita yang menjengkelkan itu adalah salib yang perlu kita pikul.Bayangkan betapa beratnya beban perasaan orangtua yang anaknya cacat ganda. Tiap hari mereka melihat anaknya terkulai lemas di kursi. Tiap hari orangtua ini memikul beban yang terdiri dari pelbagai macam perasaan terhadap anak mereka. Beban perasaan ini adalah salib yang mereka pikul. Keluarga lain menghadapi salib yang bentuknya lain lagi. Belum sebulan keluarga ini menempati rumah mereka yang baru. Rumah ini adalah hasil kerja keras dan hidup sangat berhemat selama sepuluh tahun lebih. Seluruh tabungan habis terkuras untuk melunasi cicilan rumah ini. Tetapi belum lagi mereka sempat mengasuransikannya, rumah mereka beserta seluruh isinya habis dimakan api. Semua harta milik bendawi habis. Sekarang mereka harus memulai segala sesuatunya dari nol lagi.Dalam kehidupan ini memang ada seribu satu macam salib. Tiap keluarga mempunyai salibnya masing-masing. Ada keluarga yang begitu sedih karena mendambakan anak, sebaliknya ada keluarga yang mempunyai banyak anak, namun perilaku anak mereka sungguh menyakiti hati. Ada istri yang tertekan batin karena suaminya tidak setia. Ada anak yang dirundung kesedihan sejak kecil ditinggal ayah, ada pula anak yang mempunyai ayah, tetapi ayahnya adalah seorang pemabuk. Ada istri yang baru melahirkan anaknya yang pertama, tetapi seminggu kemudian suaminya meninggal akibat tabrakan lalu lintas. Kalau kita melihat keluarga lain, mungkin kita akan berpikir, alangkah beruntungnya keluarga itu, mereka tidak menghadapi penderitaan. Memang luar biasa saja keluarga itu tampaknya tidak dirundung persoalan atau penderitaan. Tetapi sebenarnya tiap keluarga mengalami persoalan sendiri. Ada pepatah peribahasa Belanda yang berkata: tiap rumah ada salibnya. Memang ada persoalan atau pende-ritaan yang terjadi karena kesalahan kita sendiri. Demikian juga ada persoalan atau penderitaan yang dapat kita tanggulangi. Namun, ada persoalan atau penderitaan yang betul-betul tidak terelakkan. Penderitaan yang tidak terelakkan ini adalah salib yang perlu kita pikul.Mungkin kita ingin menghindar dari salib itu. Justru karena itu, dalam ucapan-Nya, Tuhan Yesus menyuruh kita “menyangkal diri”, artinya: mengalahkan keinginan kita sendiri. Menjelang penderitaan-Nya di Golgota, Tuhan Yesus pun ingin menghindar dari penderitaan. Banyak orang salah paham, mengira bahwa sebagai orang percaya kita harus menerima penderitaan sebagai nasib atau takdir. Bukan itu yang dimaksud. Tuhan Yesus tidak menerima penderitaan secara pasif. Ia pun tidak mencari-cari penderitaan. Ia menerima penderitaan secara aktif, yaitu memanfaatkan penderitaan sebagai pelajaran untuk menumbuhkan atau mendewasakan ketaatan-Nya kepada Bapa di Surga. Dalam Ibrani 5:8 tertulis, “… Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang diderita-Nya, dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya….” Dalam memanggil orang-orang untuk mengikut Dia, Tuhan Yesus tidak menjanjikan jalan hidup yang penuh keberhasilan atau jalan hidup yang tidak menghadapi penderitaan. Tuhan Yesus justru mengingatkan bahwa mereka harus mau memikul salib. Bersedia memikul salib merupakan prasyarat untuk mengikut Yesus, sebab dalam jalan hidup Yesus pun ada penderitaan.

From : Andar Ismail Ph.D.Penulis buku-buku renungan “Seri Selamat” (Bahana Magazine)

SIAPA YANG LEBIH BERWARNA ?


Seorang pria kulit hitam memasuki sebuah restoran yang didominasi orang-orang kulit putih. Saat pesan minuman, seorang kulit putih yang arogan mendekatinya dan berkata, “Hai, kamu kulit berwarna. Tempatmu bukan di sini. Pergilah ke restoran yang cocok dengan warna kulitmu!” Biasanya, daripada cari keributan, orang Amerika kulit hitam memilih mengalah. Namun, kali ini dia sudah tidak tahan lagi. Dengan tatap mata yang tajam, pemuda itu balas berkata, “Hai kamu. Coba pikirkan. Saat aku dilahirkan, warna kulitku hitam. Saat aku beranjak dewasa, aku hitam. Saat aku berjemur di bawah matahari, aku tetap hitam. Saat aku kedinginan, aku hitam. Saat aku ketakutan, aku hitam. Saat aku sakit, aku hitam. Saat aku mati, aku masih tetap hitam. Bagaimana dengan kamu? Saat kamu dilahirkan, kamu merah muda. Saat kamu bertumbuh, kamu putih. Saat kamu berjemur di bawah matahari, kamu jadi merah. Saat kamu kedinginan, kamu berubah jadi biru. Saat kamu ketakutan, kamu kuning. Saat kamu sakit, kamu hijau. Saat kamu memar, kamu berubah jadi ungu, dan saat kamu mati, kamu tampak abu-abu. Jadi, siapa yang lebih berwarna?” Pemuda kulit putih itu jadi pucat. Terdiam seribu bahasa dan ngeloyor pergi! Humor kiriman seorang teman itu mengingatkan kita pada satu kata “angker”: SARA. Mendengar kata ini pun menimbulkan rasa tidak enak di hati. Padahal, singkatan SARA itu netral, suku, agama, ras dan antargolongan. Namun, akronim ini telah mengalami pendangkalan atau penyempitan makna. Orang yang rasis sering dikatai, “SARA lu!” Bahkan, saat dunia pers mengalami ancaman pembredelan, para wartawan diminta untuk tidak menyinggung-nyinggung masalah SARA. Padahal, apa yang salah dengan suku, agama, ras dan antargolongan kalau kita memandangnya dari segi positif dan tidak menghina serta menjelek-jelekkannya? Iklan Benetton di sebuah billboard raksasa justru mencoba memvisualisasikan SARA dalam bentuknya yang humanis dan manis! Tiga remaja putri—orang kulit putih, orang Tionghoa, dan orang kulit hitam—sama-sama menjulurkan lidahnya. Meskipun warna kulit mereka berwarna-warni—putih, kuning dan hitam—lidah mereka sama-sama merah muda. Inilah “The true colors of Benetton”! Tuhan menciptakan bunga warna-warni selain untuk keindahan pasti juga untuk menunjukkan bahwa perbedaan itu indah, serasi, dan seimbang.Warna putih yang monoton akan terasa lebih indah jika ada warna lain yang menyertainya. Suatu senja, saat menikmati pemandangan musim dingin, saya begitu terpukau ketika melihat hamparan salju yang memutih dengan pondok persinggahan di atasnya. Pondok dengan lampu kuning keemasan itu memberikan kehangatan di sekeliling salju yang membeku. Hati jadi merasa nyaman walaupun hanya memandangnya. Rasul Paulus dengan sangat bijak berkata, “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang tidak hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku tidak hidup di luar hukum Allah, karena aku hidup di bawah hukum Kristus, supaya aku dapat memenangkan mereka yang tidak hidup di bawah hukum Taurat. Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka” (1 Korintus 9:20-22). Bhinneka Tunggal Ika!

from : Xavier Quentin PranataPenulis, pengajar tinggal di Surabaya

10 LANGKAH TEPAT GANTI PROFESI


“Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Filipi 2:13)Apakah Anda ingin menekuni karier yang sama sekali baru? Jika ya, luangkan waktu untuk mengevaluasi situasi dan kondisi Anda saat ini. Pelajari peluang karier. Pilihlah karier yang memuaskan Anda. Karena ketika Anda mencintai pekerjaan Anda, Anda pasti bahagia dan mencintai kehidupan Anda. Ingat, pekerjaan kita mencerminkan siapa diri kita. Pekerjaan kita adalah panggilan Tuhan (Filipi 2:13). Edwin Louise Cole dalam bukunya Strong Men in Tough Times menyatakan: “Men know that some things are more important than life itself!”. Berikut ini adalah sepuluh langkah sukses untuk berganti karier.

1 EVALUASI KEPUASAN KERJA ANDA SAAT INI

Buatlah catatan kerja harian. Catatan ini bermanfaat untuk menganalisa situasi kerja. Nilailah reaksi Anda terhadap kejadian-kejadian yang terjadi berulang kali dalam hari-hari kerja. Apa yang Anda sukai dan tidak Anda sukai? Apakah ketidakpuasan Anda berhubungan dengan kegiatan kerja Anda sehari-hari? Cocokkah Anda dengan budaya perusahaan? Bagaimana hubungan Anda dengan teman sekerja?David Oliver dalam bukunya Love Work Live Life! (Penerbit Buku Rohani ANDI, 2006) menyatakan; “Pekerjaan: penjara atau jalan hidup? Hal tersebut tergantung pada apa yang Anda yakini.” Jawaban Anda menentukan apakah Anda memandang pekerjaan hanya sebagai sumber nafkah atau anugerah Tuhan sehingga Anda dapat mewujudkan karya nyata dalam kehidupan Anda.

2 PERKIRAKAN “NILAI” DAN KEAHLIAN ANDA

Tinjaulah kembali kesuksesan-kesuk-sesan Anda di masa lalu. Maka Anda akan dapat mengidentifikasi aktivitas yang Anda sukai dan kemampuan yang Anda miliki. Perhatikanlah minat Anda. Os Guiness dalam bukunya The Call menyatakan; “Besar kemungkinan minat (panggilan) menentukan arah karier Anda”. Ketahuilah juga seberapa besar bakat Anda dalam bidang yang ingin Anda kembangkan. Apakah bakat inti dan keahlian Anda tercurah pada karier Anda saat ini? Bila ya, artinya Anda sudah berjalan dalam arah yang benar.

3 MENCARI IDE DAN PELUANG BERBAGAI ALTERNATIF KARIER

Diskusikan bakat inti dan keahlian Anda dengan keluarga, teman, relasi bisnis, dan konselor Anda. Atau dengan siapa saja Anda dapat berbagi dan mendapatkan nasihat dan dukungan. Jangan lupa bertanya kepada Tuhan dan minta bimbingan Roh Kudus.

4 BUATLAH EVALUASI-PERBANDINGAN PENDAHULUAN

Ketahuilah sebanyak mungkin bidang-bidang pekerjaan yang Anda inginkan. Pilihlah hanya sekelompok kecil dari bi-dang itu supaya Anda dapat mempersem-pit identifikasi target yang hendak Anda raih. Setelah mendapatkan satu atau dua bidang pekerjaan, perdalam pengetahuan Anda dalam bidang tersebut.

5 BACALAH SEMUA INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN BIDANG YANG ANDA MINATI

Cari dan bacalah informasi tentang bidang yang Anda minati. Sisihkan dana khusus, berhematlah kalau perlu, untuk mendapatkan informasinya seaktual mungkin. Langganan majalah, beli buku, sewa buku di perpustakaan, atau internet surfing. Sebisa mungkin bergaullah dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dengan Anda. Bergabunglah dalam milis atau klub sehingga Anda dapat saling bertukar informasi.

6 BELAJARLAH DARI AHLINYA

Belajarlah dari orang yang telah berpengalaman di bidangnya. Bagi maha-siswa, aktivitas magang (apprenticeship) sangat bermanfaat karena memberikan gambaran pekerjaan dari bidang yang hendak ditekuni. Praktek kerja pastilah sangat jauh berbeda dengan teori yang didapat dari kuliah. Ikutilah seminar dan training yang diadakan oleh para ahli.

7 COBALAH DAHULU DENGAN MENJADI SUKARELAWAN

Carilah aktivitas yang berkaitan dengan minat Anda. Cobalah bergabung dan jadilah sukarelawan atau pekerja lepas (freelance) untuk menguji minat Anda.

8 DAPATKAN PENDIDIKAN YANG BERKAITAN DENGAN BIDANG YANG ANDA MINATI

Pendidikan akan menjadi jembatan untuk memahami bidang kerja Anda yang baru. Jika Anda bekerja, ambillah kursus malam. Gunakanlah waktu sehari-dua untuk mengikuti seminar atau training akhir pekan. Pertimbangkan juga kursus yang diadakan di kampus-kampus. Setelah mengenal contact person dari bidang yang Anda minati baik melalui media atau training yang Anda ikuti, keep contact! Keuntungannya adalah teman baru dan nasihat yang mereka berikan.

9 CARILAH BERAGAM CARA UNTUK MENINGKATKAN KEAHLIAN-KEAHLIAN BARU

Mempelajari keahlian baru menuntun Anda menuju perubahan. Siapa tahu perubahan ini membawa Anda menuju karier baru. Jika perusahaan tempat Anda bekerja menawarkan in-house training, ikutilah dengan antusias. Mintalah kepada perusahaan untuk memberi Anda kesempatan guna meningkatkan pendidikan dengan dana perusahaan. Hal-hal semacam ini akan mendukung karier Anda kelak. Gunakanlah biaya pribadi bila Anda tidak mendapat tunjangan pendidikan. Anggap saja Anda sedang berinvestasi. Keahlian menaikkan “nilai” Anda, bukan?

10 PERTIMBANGKAN PEKERJAAN ALTERNATIF

Perhatikan terlebih dahulu background pendidikan, keahlian, dan pengalaman Anda. Pertimbangkan apakah Anda masih bisa berkembang dalam bidang pekerjaan Anda sekarang ini dengan pengetahuan yang Anda miliki. Misalnya, Anda seorang programmer yang tidak berminat untuk melanjutkan pekerjaan sebagai pembuat program. Putarlah haluan dengan menjadi penjual software & komputer. Jika Anda manajer butik yang enggan dengan shift malam dan pekerjaan di akhir pekan, cobalah melamar di perusahaan garment dengan hari dan jam kerja tetap. (Ida Santosa : Majalah BAHANA)

GAWAT : GEREJA EROPA MATI SURI


Tiba di Oxford, Inggris pada pertengahan September lalu udara dingin menyambut saya. Di kota ini masih banyak —dan betul-betul di dilestarikan—bangunan-bangunan tua yang kokoh dengan arsitektur zaman pertengahan. Universitas Oxford adalah identitas lain yang menjulangkan nama kota ini di dunia. Ada sebuah peristiwa kecil yang unik ten-tang perpustakaan. Sebelum menerima kartu perpustakaan, semua anggota harus bersumpah—teks sudah disediakan dari berbagai bahasa Inggris, Prancis, Jerman, dan Indonesia—untuk tidak akan merusak, membakar, dan mencuri buku-buku milik perpustakaan. Sumpah ini dilakukan karena dalam sejarah pernah terjadi pembakaran terhadap perpustakaan Oxford yang menghanguskan ribuan judul buku dan manuskrip. Kini Oxford memiliki koleksi buku dan dokumentasi paling besar di dunia dengan 12 juta judul buku. Di Oxford juga banyak bangunan gereja, bahkan yang berusia 700 tahun. Dari arsitektur-arsitektur yang ada saya dapat membayangkan kemajuan peradaban telah melanda negara itu ratusan tahun lampau, saat barangkali kita di Indonesia masih telanjang. Pada gereja-gereja tua itu terdapat nama-nama, lengkap dengan tahun kematian mereka. Tampaknya didedikasikan bagi orang-orang yang melayani atau tokoh tertentu.


Gereja­-gereja Kian Kosong

Kali ini saya menyaksikan sendiri gereja-gereja yang kian kosong dan berubah fungsi jadi klub malam, masjid, bar, perpustakaan, sekolah, bahkan menjadi kuil agama Sheikh. Di Kota Sheffield sebuah gereja beraliran Anglikan yang tak bertuan lagi ”diselamatkan” oleh orang-orang China yang cinta Tuhan dan mengubahnya menjadi gereja mereka. Melihat gereja-gereja yang kosong dan sudah berubah fungsi ini Roh Kudus berbisik di hati saya, “Lihat bangunan ini saksi bisu dari Spiritual Death of Europe!” Saya terkejut dengan bisikan itu. Saya bertanya ke mana semua manusia yang pernah mempunyai bapak, ibu, nenek, kakek Kristen, yang beribadah di gereja itu? Pada gereja-gereja yang bangunannya menjulang tinggi dan besar itu saya membayangkan daya tampungnya. “Pasti bisa masuk sekitar 1.000 orang,” batin saya. Satu ketika saya menginap di keluarga “Indonesia” di London. Sang suami sudah menjadi warga negara Belanda sementara istrinya telah menjadi warga Amerika. Kami berdis-kusi tentang kekristenan di Inggris. Kami mempunyai keprihatinan yang sama tentang kehidupan rohani orang Inggris. Banyak di antara mereka menganggap bahwa gereja sudah tidak relevan lagi. Hari Minggu adalah waktu yang santai di rumah dan pergi shopping. Apakah itu artinya mereka sudah jadi ateis? Tentu ada, tapi pasti tidak semua. Banyak orang Eropa yang tidak ke gereja lagi walaupun mereka masih mengakui Tuhan. Mereka menganggap gereja mengajarkan banyak mitos yang berisi dogma dan kebohongan-kebohongan lain. Satu ketika dalam perjalanan kereta api London–Oxford, saya berkenalan dengan seorang Inggris yang naik dari kota Reading. Dia bertanya dalam rangka apa saya berada di Oxford? Saya bilang studi Misi. Di telinganya kata ”misi” sangat aneh. Ia minta saya mengulangi lagi kata itu. Lalu saya terangkan peker-jaan saya sebagai rohaniwan yang sedang studi Misi Kristen di Inggris. Ia minta lagi diterangkan Misi Kristen itu apa? Setelah berbincang-bincang saya tahu ia seorang yang skeptis terhadap agama, apalagi agama Kristen. Ia mengatakan setiap saat ia berdoa. “Berdoa kepada siapa?” tanya saya. “Well, berdoa kepada Sesuatu yang Maha...,” begitu komentarnya. Ia mempunyai Alkitab, tapi tak tertarik membacanya dan dianggap banyak mitos. Ia mengkritik kekristen-an sebagai agama “yang tak tahu diri”, dan sok suci padahal dalam sejarah membunuh orang yang mengatakan kebenaran sains. Belakangan gereja mengakui kebenaran sains itu. Ia lebih mempercayai teori big bang dan teori Darwin. Ia juga berkisah, katanya dulu orangtuanya pernah ke gereja, tapi sudah berhenti ke gereja sejak ia masih kecil. Saya berusaha menginjilinya. Saya mencoba meyakinkan dia bahwa kalau ada sesuatu hal yang salah yang pernah gereja lakukan bukan berarti kebenaran yang sesungguhnya menjadi terbantahkan. Dengan berbagai cara saya memberitakan siapa Kristus Yesus, baik dengan pendekatan filosofis, Alkitab dan pragmatis-empiris. Ia cuma cengegesan dan menganggap saya belum tahu apa-apa. Ia bilang, dengan pekerjaannya sekarang sebagai pembuat video games, dapat menghibur orang di seluruh dunia. Itu cukup membuat hidupnya “bermakna.”


Mengapa Kekristenan Mati

Saya coba menganalisa mengapa masyarakat di negara-negara Eropa–meski pun tidak semua–meninggalkan Kekristenan. Pertama, pengaruh sekulerisme di mana globalisasi telah membuat kehidupan di berbagai bidang makin mapan. Kemudahan-kemudahan dalam segala aspek membuat kerinduan orang akan Tuhan dan persekutuan dengan gereja-Nya tidak lagi begitu mengebu-gebu. Kedua, teologia yang tidak lagi berlandaskan iman pada Alkitab dan kepada Tuhan Yesus Kristus. Para pendeta yang ditahbiskan di gereja-gereja itu adalah lulusan dari sekolah-sekolah teologi yang tidak lagi beriman kepada Alkitab sebagai firman Allah. Penelitian terhadap Yesus Sejarah telah membuat banyak orang di Barat menganggap bahwa gereja selama ini telah merekonstruksi Yesus secara “salah.” Menurut mereka Yesus bukan Tuhan dan Juruselamat. Ketiga, adalah gagalnya gereja-gereja memuridkan jemaat untuk memiliki hubungan yang kuat dengan Juruse-lamatnya. Gereja hanya mementingkan organisasi dan dogma yang kaku. Alkitab hanya didekati secara metodologis dogmatis semata. Padahal juga adalah serangkaian kesaksian hidup perjumpaan dan perjalanan bersama Tuhan yang bangkit, dan yang masih mempunyai kesinambungan dengan kehidupan iman masa kini. Roh Kudus yang menyambungkan mata rantai pengalaman dan kesaksian zaman Alkitab dengan kehidupan masa kini gagal dilihat dan dialami. Hilangnya pengalaman akan Roh Kudus yang dinamis itu membuat orang lebih suka berspekulasi dan meletakkan iman mereka kepada apa yang disebut “penemuan”. Tetapi apa yang para penganut teologi kritis (high criticism) temukan sebenarnya bukan penemuan, karena sejak zaman Tuhan Yesus, dan pada gereja mula-mula sudah banyak usaha untuk mematikan kesaksian itu dan secara politis, orang-orang skeptis berusaha untuk mengkondisikan penyangkalan akan Kristus yang bangkit. Teologi para skeptis ini melihat perwujudan Kerajaan Allah dari aspek sosial dan transformasi fisik belaka. Gerak Roh Kudus dibatasi, lebih digairahkan untuk mempercayai dogma-dogma yang bersifat filosofis. Perhatikanlah orang-orang yang “terhilang” tersebut, pasti pada umumnya orang-orang yang frustasi dan yang tidak mempunyai hubungan yang kuat dengan Roh Kudus. Mereka lebih mencintai hikmat dunia ini. Orang yang punya hubungan kuat dengan Roh Kudus bukan berarti orang yang tidak mementingkan pengetahuan teologi dan filsafat. Banyak orang jenius yang begitu committed dalam imannya dan tak terpengaruh menjadi liar. Teladan daniel Tuhan Yesus sudah ribuan tahun yang lalu memperingatkan bahwa jika orang-orang yang menyebut dirinya sebagai umat Allah itu tidak lagi menyembah Dia, Ia sanggup membangkitkan batu-batu untuk menyembah-Nya. Artinya, Tuhan tidak menyayangkan generasi yang menolak Dia. Ia tidak kurang kemuliaan hanya karena orang-orang meninggalkan Tuhan (dan sebagai konsekuensinya meninggalkan gereja). Ia tetap membangkitkan generasi-generasi yang berkomitmen kepada ke-Tuhanan-Nya serta kebenaran Alkitab. Itu sebabnya orang-orang tulus dan polos ini—yang bangkit dari negara-negara Afrika dan Asia pada umumnya—menjadi tanah yang subur bagi lawatan Roh Kudus. Teologi harus terus lurus dan berlandaskan Alkitab sebagai firman Allah. Setiap orang yang mencintai hikmat, harus merenungkan kisah Daniel. Daniel seorang yang mendapat pendidikan tinggi di Babel. Ia bahkan “dipaksa” menjadi orang Babel dengan mengganti namanya. Ia mempelajari kesusastraan Babel. Penguasa Babel coba mencuci otak Daniel dan kawan-kawannya. Namun, Alkitab menegaskan bahwa Daniel tidak menajiskan dirinya dengan apa yang di-makan, dipikirkan, dihidupi dan diimani oleh orang Babel. Gereja di Indonesia harus merenungkan kenyataan ini!

from : Junifrius GultomPenulis sedang studi PhD di Universitas Oxford, Inggris. ( majalah Bahana)

BERIKAN YANG TERBAIK


Ada-ada saja cara yang dipakai Pdt. Petrus Agung untuk menjelaskan “cara kerja” Tuhan memberi berkat buat umat-Nya. Saat menjadi pembicara dalam sebuah seminar di Jepara, tiba-tiba ia bertanya, ”Apakah ada ibu yang terpaksa membantu pelayanan suami karena sang suami sakit?” Seorang ibu yang mengaku membantu pelayanan suami di daerah Ujung Batu, Jepara mengacungkan tangan. Gembala JKI Injil Kerajaan, Semarang itu meminta si ibu maju dan memilih hadiah bermacam-macam perhiasan dari emas. Ada cin-cin, kalung, dsb. Semula, ia sempat memilih cincin kawin. Namun, ia kemudian menjatuhkan pilihannya pada kalung emas seberat 10 gram. Petrus lalu menanyakan apakah si ibu puas dengan pilihannya. Perta-nyaan itu dijawab dengan anggukan mantap. “Sekarang, kalung itu bisa menjadi milik Ibu,” kata Petrus. Terlihat lega ibu itu. Namun, tiba-tiba Petrus kembali bertanya, “Apakah ada Bapak-bapak yang punya kerinduan membelikan istrinya sebuah kalung?” Seorang pendeta dari sebuah desa di Jepara pun maju. Yang membuat kaget, Petrus meminta kerelaan ibu tadi untuk memberikan kalung kepada sang pendeta. Setelah termenung sejenak, ia pun menyerahkan kalung itu. Tak diduga, Petrus kemudian mengeluarkan kotak kecil berisi berbagai macam perhiasan emas. Kotak tadi diberikan pada si ibu sebagai ganti kalung yang baru saja ia relakan. Tak hanya itu, Petrus masih memberi bonus tambahan, ia berjanji akan membuatkan cincin kawin!“Itulah cara kerja Tuhan. Jika kita rela memberi yang terbaik bagi Tuhan maka Tuhan juga akan membalas memberi yang terbaik, bahkan melebihi apa yang telah kita berikan,” simpulnya tentang kasih Tuhan. Wah! (from : Bahana Magazine)

Kamis, 03 Januari 2008

KESABARAN TUHAN


Demikianlah dihapuskan Allah segala yang ada, segala yang di muka bumi, baik manusia maupun hewan dan binatang melata dan burung-burung di udara, sehingga semuanya itu dihapuskan dari atas bumi; hanya Nuh yang tinggal hidup dan semua yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.

Kejadian 7 : 23


Nuh berbicara tentang air bah yang akan datang, sambil membangun bahtera diperkirakan lebih dari 100 tahun. Lama bukan? Artinya kita bisa berkata : Wow... betapa sabarnya Tuhan kita terhadap manusia.
Dia tidak serta merta menjalankan hukumanNya. Dia sabar menunggu manusia supaya bertobat dan percaya selama lebih dari 100 tahun. Tetapi, semakin lama, Tuhan tunjukkan kesabaranNya, semakin manusia keras hati. Sebab mereka berkata : Mana buktinya? tidak ada tanda-tanda apapun!! Mendungpun tidak, hujan apalagi... dsb. Artinya kesabaran Tuhan jadi jerat bagi mereka yang tidak percaya. Sebab mereka makin tidak percaya.
Bagaimana dengan kita? Apakah kesabaran Tuhan itu kita terima sebagai anugerah atau malah jadi jerat? Waspadalah...! Sebab sejarah bisa berulang bukan?
Kiranya kesabaranNya memberi kita makin rendah hati dan tetap percaya.

HASIL ATAU CARA ?


Ia telah memperkenalkan jalan-jalanNya kepada Musa, perbuatan-perbuatanNya kepada orang Israel.- Mazmur 103 : 7


Kalau kita ke restoran, ada dua sikap yang bisa kita ambil. Sikap pertama, menikmati masakan kokinya dan akan terus jadi KONSUMEN...Atau, sikap kedua, masuk ke dapur, belajar bagaimana bisa menghasilkan masakan yang lezat tadi. Malahan Anda akan menjadi PRODUSEN dan bisa buka rumah makan sendiri.Keduanya merupakan piilhan yang Tuhan hadapkan kepada kita. Sebagian besar kita memilih yang pertama. Kita lebih suka mendengar Kotbah daripada belajar Alkitab. Kita lebih suka didoakan hamba Tuhan daripada berdoa sendiri. Kita lebih suka dinubuati daripada bergaul sendiri dengan Roh Kudus.Sudah banyak yang tetap ingin jadi KONSUMEN. Apakah Saudara memilih berbeda?

KENALLAH JALAN-JALANNYA!

( from : Pdt. Petrus Agung - Semarang )

MANUSIA BERKARAKTER


“Bersukacitalah dalam TUHAN dan bersorak-soraklah, hai orang-orang benar; bersorak-sorailah, hai orang-orang jujur!”~ Raja Daud


“Bohong itu… Bohong itu..,” seru seorang bocah yang duduk di bangku belakang saat mendengar sang pendeta berkhotbah dengan sangat berapi-api. Seorang bapak yang duduk di sebelah bocah mencoba menenangkan sang bocah namun tidak juga berhasil. Beberapa saat kemudian, sang bocah kembali berseru, ”Ah... bohong itu... Bohong itu.”
Kali ini, sang bapak tadi merasa gerah. Sang bocah dianggap mengganggu jalannya kebaktian. ”Nak, apakah kamu memang tidak bisa diam. Dari tadi kok ribut terus?” tanya sang bapak. Dengan wajah polos, sang bocah menjawab, ”Itu kan papi saya makanya saya tahu itu bohong.”
Bisa jadi kita akan tersenyum atau tertawa membaca cerita di atas namun kalau mau jujur bukankah kita kerap juga seperti itu? Bukankah tindakan kita tidak selalu selaras dengan apa yang kita katakan? Kita kerap kurang menyadari kalau tindakan kita akan berbicara jauh lebih keras daripada apa yang kita katakan.
Beberapa waktu lalu, seorang pastor bercerita tentang seorang siswa sekolah dasar yang tertangkap basah mencuri duit temannya. Oleh kepala sekolah, siswa ini dibawa kepada seorang pastor untuk diberikan nasihat. ”Betul kamu mencuri duit temanmu?” tanya sang pastor. Tanpa sedikit pun merasa bersalah, siswa ini menjawab, ”Benar sekali, pastor!”
Penuh rasa penasaran, sang pastor kembali bertanya, ”Mengapa kamu mencuri duit temanmu?” Secara spontan, siswa ini langsung menjawab, ”Karena mami sering mencuri duit papi!” Cerita ini semakin menyadarkan kita pentingnya hidup berkarakter, terutama jika kita memiiki posisi kepemimpinan atau telah menjadi orang tua. Guru kepemimpinan, Dr. John C. Maxwell kerap mengatakan kalau orang akan melakukan apa yang dilihatnya (people do what people see).
Sebuah penelitian ilmiah mengungkapkan kalau manusia belajar 89 persen dari apa yang dilihatnya, 10 persen dari apa yang didengarnya dan hanya 1 persen dari indra lainnya. ”Itulah sebabnya, kalau saya tanyakan apa yang dikhotbahkan pendeta beberapa pekan silam, Anda pasti lupa, namun jika saya tanya bagaimana kelakukannya, Anda pasti ingat,” kata seorang teman saya.
Menjadi orang yang berkarakter terkadang menjadi hal yang gampang-gampang susah. Karakter seseorang yang paling asli seringkali justru terungkap pada masa-masa sulit atau masa-masa penuh kekuasaan. Dengan jelas kita bisa melihat begitu banyak pemimpin yang jatuh karena faktor kegagalan karakter, misalnya tidak menepati janji, memanfaatkan jabatan untuk kepentingan diri sendiri hingga memanipulasi segala sesuatu dengan kekuasannya.
Kita juga harus menyadari kalau karakter yang kuat tidak bisa dibangun dalam semalam. Ia membutuhkan sebuah proses panjang dan terkadang pengorbanan sangat besar. Ketika kita cenderung mengkompromikan nilai-nilai luhur, seringkali pada saat itu karakter kita mulai luntur.
Membangun karakter dapat kita mulai dari tindakan-tindakan kecil. Misalnya, tepat waktu, tepat janji, melakukan apa yang kita katakan, berani berkata ”tidak” untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nurani kita, berani mengakui kesalahan dan minta maaf, mengembalikan uang kembalian yang lebih atau kembali ke kasir untuk melaporkan barang belanjaan yang belum masuk dalam hitungan. Sikap seperti ini akan membentuk kebiasaan dan pada akhirnya akan menjadi karakter kita. Semoga!

ANTARA IMAN, HARAPAN DAN PEMAKSAAN KEHENDAK


“Thy will be done on earth as it is in heaven.... “~ The Lord’s Prayer


Tuhan yang memberi. Tuhan pula yang akan mengambil. Ajari kami Tuhan agar tetap percaya kalau kehendak-Mu adalah yang terbaik. Biarlah kehendak-Mu yang terjadi. Sekiranya Priscilla masih Engkau percayakan pada kami, maka kami akan mengasihinya tanpa syarat (unconditional love) dan akan mendidik dia sebaik-baiknya. Dia akan menjadi saksi kasih dan kemurahan hati-Mu di muka bumi ini. Namun bukan kehendak kami yang jadi. Kehendak-Mu-lah yang jadi. Terpujilah nama-Mu selamanya. Amin.
Doa sederhana dari hati yang tulus sebagaimana tertulis di atas adalah doa yang saya panjatkan berhari-hari lamanya menjelang operasi putri pertama kami, Priscilla Natali Winarto. Empat tahun kami menanti kehadiran seorang anak, dan ia lahir dalam keadaan prematur (34 minggu dengan berat badan 1,6 kg). Betapa kami sangat bersyukur dengan kelahirannya. Tidak hanya kami, begitu banyak saudara, sahabat, teman, dan kenalan yang bersukacita bersama kami. Saya masih ingat bagaimana saya kerepotan untuk membalas sekitar 700 pesan singkat (SMS) yang masuk ke handphone saya sampai-sampai handphone saya hang dan harus di-install ulang. Alhasil semuanya datanya ikut hilang.
Sukacita atas kehadiran anggota baru di keluarga kami rupanya diiringi juga dengan ujian berat. Hari berganti hari, Priscilla masih dirawat di inkubator RS. Santo Borromeus Bandung. Dia diinfus dan setiap hari disuntik beberapa kali. Dokter mengdiagnosis ia terkena pneumonia. Syukur puji Tuhan, berkat pengobatan yang intensif, ia sembuh. Kami punya kerinduan sekaligus harapan Priscilla bisa segera pulang, paling tidak tanggal 20 Januari 2006 atau sebulan setelah ia lahir.
Namun Tuhan berkehendak lain, lagi-lagi kami mengalami ujian. Priscilla didiagnosa menderita kelainan saluran pembuluh darah di dekat jantungnya. Dalam dunia medis dikenal dengan istilah persistent ductus arteriousus (PDA) dan harus secepatnya dioperasi.
Ketika Priscilla berusia 37 hari, ia dilarikan dari RS. Santo Borromeus Bandung ke RS. Jantung Harapan Kita Jakarta dengan menggunakan ambulance. Ibu mertua dan istri saya, Maria Trifa Ermawati ikut dalam ambulans itu sedangkan saya, berserta ayah mertua serta seorang sahabat yang sudah seperti saudara mengikutinya dari belakang dengan kendaraan pribadi. Sambil menyetir mobil, saya terus berdoa dan berharap agar mukjizat terjadi atau ia bisa sembuh tanpa harus menjalani operasi.
Tapi, Tuhan berkehendak lain. Tanggal 30 Januari 2006 atau ketika ia berusia 41 hari ia harus menjalani operasi itu. Istri dan ibu mertua saya tak henti-hentinya meneteskan air mata ketika Priscilla dibawa masuk ke ruang operasi. Dokter Yusuf yang akan mengoperasi ketika berpapasan dengan kami sempat berkata, “Tolong dibantu dengan doa, Pa.”
Dengan jujur saya harus mengakui bahwa baru 3 jam sebelum operasi pada hari itu, saya bisa merelakan Priscilla ke dalam tangan kasih Tuhan. Pada saat itu saya kuatkan iman saya kalau kehendak Tuhan adalah yang terbaik. Apapun yang terjadi nanti tentu baik di mata Tuhan. Saya teringat firman-Nya: Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan). Pada saat itu, saya tidak lagi ”ngotot” kalau Priscilla pasti sembuh sebab saya tidak bisa menebak-nebak rencana Tuhan. Lagipula, belum tentu Tuhan menghendaki ia sembuh. Lagi-lagi saya teringat firman Tuhan, ”Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.” Satu yang saya tahu: kehendak Tuhan adalah yang terbaik meski itu belum tentu menyenangkan hati umat-Nya. Itulah sebabnya, saya pernah berbisik lembut di telinga Priscilla, ”Priscilla sayang, jika nanti Tuhan memanggilmu dalam proses operasi itu, ayah hanya bisa berkata, terima kasih Tuhan buat 41 hari bersamamu dan Priscilla sayang, sampai ketemu nanti di surga...”
Puji Tuhan, operasi berlangsung mulus. Seminggu kemudian, dia sudah diperbolehkan pulang. Artinya, tepat 48 hari ia berada di rumah sakit sejak hari kelahirannya. Selamat tinggal infus dan jarum suntik yang mengerikan bagi bayi dengan berat hanya 2,1 kg dan masih sangat mungil itu. Saya makin mengimani kalau Tuhan punya rencana besar bagi hidup Priscilla dan keluarga kami.
Kisah mengenai ketaatan dan kepasrahan kepada kehendak Tuhan juga saya dapatkan dari seorang sahabat. Dua tahun sejak pernikahan, keluarga ini dikaruniai seorang putra. Kebahagiaan bercampur kesedihan karena sang putra tercinta ini kemudian dipanggil pulang oleh Sang Pencipta tepat 41 hari kemudian. Ia mengalami kelainan pada bagian otak. Meski semua upaya terbaik telah dilakukan (al: tekun berdoa, berpuasa, operasi dan perawatan di rumah sakit) namun Tuhan berkehendak lain. ”Jalan Tuhan memang tak terselami,” katanya.
Dalam sebuah e-mail, sang ayah memberikan kesaksian imannya, ”Dokter berkata tidak ada harapan karena anak kami sudah masuk kategori ’lost case’. Kata dokter semua hanya buang waktu dan uang. Tapi kami percaya mukjizat Tuhan masih ada dan kami katakan kepada dokter kami hanya menunggu Tuhan melakukan mukjizat. Akhirnya Tuhan melakukan kehendak-Nya dan menjawab doa kami dengan kata TIDAK untuk kesembuhan putra kami. Tuhan penuh kasih buat kami. Dia menopang kami sehingga kami dapat melalui hari-hari kami dalam sukacita, sabar dan terus berharap.”
Ya, hidup memang penuh suka-duka. Ada pasang. Ada surut. Ada orang yang sungguh mencari Tuhan namun tidak sedikit yang datang kepada-Nya bukan dengan motif untuk mencari Dia namun mencari berkat-Nya (al: kesembuhan, berkat finansial dan hal lain yang dikehendaki hatinya).
Seorang sahabat yang baru saja menjalani operasi kanker payudara mengatakan, ”Saya terus mencari Tuhan dan berharap kesembuhan dari-Nya namun saya tidak mau memaksa Tuhan. Saya mengimani kalau kehendak-Nya adalah yang terbaik meski terkadang sangat sulit untuk bisa menerima hal tersebut dan bersuka-cita dalam penderitaan.” Bagaimana menurut Anda?[from : paulus winarto]

TINDAKAN DAN PRIORITAS


“Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul.”~ St. Paul
Heru betul-betul menyesal. Tindakannya membalas SMS sembari menyetir telah membuat mobil barunya itu berubah bentuk. Mobil yang baru saja dibelinya dua minggu lalu itu kini harus masuk bengkel untuk diperbaiki.
Bisa jadi kita terkadang seperti Heru dalam kisah di tas. Kita lupa kalau tindakan menyetir sambil membalas SMS bisa berakibat fatal. Bukankah pandangannya pada saat bersamaan harus berfokus pada dua hal yaitu jalan dan keypad handphone. Heru seharusnya bisa bersikap bijak. Ia bisa memilih untuk membalas SMS setelah mobilnya sampai di tempat tujuan atau menepikan mobilnya sebentar agar bisa leluasa dalam mengetikkan SMS. Ini hanya soal prioritas.
Kekeliruan dalam menentukan prioritas dalam bertindak kerap menimbulkan masalah baru dan berbagai penyesalan. Saya kerap menjumpai banyak orang yang selalu mengatakan, ”Saya sibuk. Tidak punya waktu untuk ini atau itu.” Terkadang saking sibuknya mereka tidak lagi punya waktu untuk beribadah. Lambat-laun mereka merasa Tuhan pun tidak dekat dengan hidup mereka.
Saya pernah mencoba untuk lebih memahami orang-orang yang kerap mengatakan mereka sibuk sekali. Sayangnya, sebagian dari mereka sebenarnya tidak sungguh-sungguh sibuk. Bahkan, banyak dari tugas yang mereka kerjakan yang tidak bisa diselesaikan tepat waktu meski mereka telah bekerja sangat keras. Mengapa? Salah satu alasannya karena mereka asal sibuk. Harus diingat kalau sekedar sibuk saja belum tentu akan membawa hasil.
Bagi mereka yang suka membaca buku-buku motivasi dan mengikuti seminar motivasi tentu pernah mendengar istilah ”action is power”. Saya pribadi juga kerap mengatakan kalau orang ingin sukses ia harus menghindari lima organisasi terlarang yaitu: NATO (no action talk only), NACO (no action concept only), NADO (no action dream only), NAPO (no action plan only) dan NARO (no action review only). Betapa perlunya bertindak namun seiring perjalanan waktu, saya semakin menyadari kalau tidak semua tindakan akan membuahkan hasil yang baik.
Orang bijak kerap berkata, tindakan yang kita lakukan harus terdiri dari dua komponen tersebut yaitu kerja keras dan juga kerja cerdas. Bagaimana bentuk kongkritnya? Menurut saya ada beberapa unsur dalam sebuah tindakan yang akan membuahkan hasil.
Pertama, tindakan yang dilakukan berdasarkan prioritas. Tidak semua hal yang kita kerjakan adalah hal yang penting atau yang seharusnya kita lakukan. Kita bisa belajar hal ini dari para pemimpin yang benar-benar efektif dalam memimpin. Biasanya mereka hanya mengerjakan hal-hal yang telah menjadi prioritas bagi mereka dan selebihnya mereka delegasikan.
Kita dapat menentukan prioritas tindakan kita berdasarkan beberapa pertanyaan berikut: apakah tindakan kita akan membawa manfaat bagi peningkatan kualitas hidup kita? Apakah tindakan kita mendekatkan kita kepada impian kita? Apakah tindakan kita membawa manfaat bagi kehidupan orang lain?
Kedua, tindakan yang dilakukan dengan penuh komitmen. Orang yang penuh komitmen tidak akan menunda-nunda. Ia memiliki semangat yang tinggi untuk memulai dan juga menyelesaikan pekerjaannya. Ia tidak bekerja berdasarkan suasana hati.
Ketiga, tindakan yang dilakukan dengan penuh ketekunan. Sebuah pepatah dari Charles Spurgeon mengatakan, ”Berkat ketekunan, siput berhasil mencapai bahtera Nuh.” Komitmen tanpa ditunjang oleh ketekunan sering kali membuat seseorang berhenti di tengah jalan. Pada masa-masa sulit komitmen akan diuji. Pada saat itulah seseorang sangat memerlukan ketekunan.
Keempat, tindakan yang dievaluasi secara berkala. Mungkin Anda pernah mendengar kisah seorang penebang kayu yang begitu bersemangat dalam bekerja namun hasil kayu yang ditebangnya dari bulan ke bulan semakin sedikit. Meski ia telah bekerja dengan lebih giat, hasil yang diperolehnya tidak juga meningkat, bahkan semakin sedikit. Mengapa? Ia tidak meluangkan waktu untuk mengasah kapaknya. Tidak heran ada pepatah bijak yang menegaskan, kehidupan yang tidak dievaluasi sebenarnya tidak layak untuk dijalani. Bagaimana menurut pengalaman Anda? [FROM : paulus winarto]

BELAJAR DARI SI BUTA


Pasti udah gak asing dong sama yang namanya Bartimeus? Yup! Dia adalah orang buta yang disembuhin sama Tuhan Yesus (baca Markus 10: 46-52 yah). Tapi GF!ers pernah gak sih ngamatin en belajar tentang karakternya Bartimeus itu? Mungkin seringkali tanpa sadar kita cenderung rendah orang-orang kayak dia karena punya kekurangan fisik. Belum lagi statusnya secara sosial-ekonomi, dia juga masuk ke golongan yang sekarang suka disebut kaum marginal. Tapi jangan salah lho, ternyata dia dianggap sama Tuhan! Dan kalo kisahnya sampe tercatat di alkitab, itu juga kan pasti bukan kebetulan. Berarti kita juga bisa belajar dari dia. Apa yang bisa kita teladani darinya? Ada 3 hal yang setidaknya bisa kita teladani dari si buta ini, yaitu:


1. Punya respon yang positif/baik

Lihat ayat 47 deh. Ketika Yesus masuk ke Yerikho dan Bartimeus denger tentang itu, Bartimeus mulai berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!”. Bartimeus bisa berseru seperti itu karena dia juga udah sering denger nama yang luar biasa itu, kalo nggak, masa dia tiba-tiba aja, gak ada angin-gak ada hujan, langsung manggil nama Yesus yang belum pernah dia tau sebelumnya? Nah, di sini kita bisa liat Bartimeus tuh punya respon yang baik. Dia berseru pada Yesus! Kalo misalnya dia tuh orang yang responnya negatif, mau Yesus lewat 12 kali di depannya juga, bisa aja Bartimeus tetap cuek bebek.Gimana dengan kita nih? Apa respon kita selama ini terhadap apa yang dari Tuhan? Apa kita meresponi dengan baik atau malah negatif? Yuk, renungin sama-sama. Kalo denger firman Tuhan disampein atau ada janji Tuhan yang sampe ke kita, gimana respon kita? Cuek? Atau langsung bilang, “Ah, susah itu buat dilakuin… Gak mungkin ah itu terjadi… Masa iya sih?” de-el-el. Kita harus inget, respon yang baik akan menghasilkan sesuatu yang baik juga. Gitu juga sebaliknya, kalo kita punya respon yang negatif terhadap sesuatu, hasilnya juga akan negatif. So, pastiin mulai hari ini, stop berpikiran negatif en bersikap negatif ya, apalagi sama firman Tuhan.


2. Punya mental seorang pemenang

Sekarang, perhatiin ayat 48. Karakter kedua yang oke dari Bartimeus adalah dia punya mental yang gak mudah kalah. Kenapa? Karena meski banyak orang yang negor dia, tapi dia milih tetep berteriak pada Yesus. Bayangin kalo Bartimeus bukan orang yang punya mentalitas pemenang. Dia bisa jadi langsung cemberut, bete, kesel, marah, trus berhenti berseru waktu orang-orang negor dia, “Diam! Kamu berisik!”. Bisa juga dia berpikir, “Oh, ya udah deh kalo gitu… lain kali aja lagi…” Dan kalo dia saat itu milih untuk mundur, dia juga gak akan lihat miracle dalam kehidupannya.Apakah kita punya mental seorang pemenang? Dia gak mudah nyerah sama keadaan en gak gampang putus asa, juga gak gampang tersinggung, marah, dan sakit hati. Keadaan bisa negatif, tapi itu gak akan menggoyahkan atau menghentikan orang yang punya mental pemenang. Sebaliknya, kalo ada yang gara-gara ngadepin masalah di gerejanya, trus tersinggung, trus dia ‘lari’ ke gereja lain (pindah), itu contoh dari orang yang punya mental pecundang. Memang untuk punya mental pemenang itu gak sekali jadi lho. Kita akan ‘dibenturkan’ sana-sini supaya terasah. Tapi kalo kita mau ngejalaninnya, karakter seorang pemenang itu bakal terbentuk. Dan kalo kita milih untuk jadi orang yang bermental pemenang, dampak kita ke sekitar juga akan positif lho. Tapi kalo kitanya sendiri masih punya mental pecundang, efeknya ke orang lain juga akan begitu.


3. Melepaskan manusia lama

Perhatiin ayat 49-50. Di sini kita ngeliat setelah Bartimeus berseru-seru pada Yesus, Yesus pun menanggapi seruannya. Dan waktu ada orang yang bilang ke Bartimeus supaya dia menguatkan hatinya untuk datang pada Yesus, Bartimeus ngelepasin jubahnya. Apa coba itu maknanya? Nanggalin jubah di sini artinya milih untuk ngelepasin manusia lama kita. Coba bayangin, berapa lama jubahnya itu dia pake untuk ngemis dan minta-minta? Baunya pasti bukan main deh. Nah, kehidupan lama dan dosa itu juga ‘bau’nya bukan main. Dan kalo kita bener-bener mau datang sama Tuhan, kita harus mau untuk nanggalin semua kehidupan lama kita. Komitmen untuk mau jadi manusia yang baru.Yesus gak bangga lho kalo kita bisa berdoa dan orang sakit sembuh, atau kita bisa mimpin pujian dengan suara emas, bahkan Dia gak bangga kalo kita doain orang mati dan orang itu bangkit lagi. Ooopppsss, pernyataan itu mungkin bikin kita kaget yah?! Tapi inget dong sama apa yang Yesus bilang di Matius 7:21, bahwa bukan orang yang berseru-seru “Tuhan, Tuhan!” yang akan masuk Kerajaan Sorga, tapi orang yang ngelakuin kehendak Bapa. Apa sih kehendak Bapa? Hidup dalam kebenaran dan ini bicara gaya hidup. Itu yang buat Tuhan seneng. Tapi banyak lho yang ngaku ‘melayani’ Tuhan tapi hidupnya sehari-hari gak bener, tetep bermain-main dengan dosa dan kompromi. Masa Tuhan senang dengan yang seperti itu? Gak, kan?! Tapi bayangin, kalo kita udah melayani Tuhan dengan doa, pujian, dsb terus kelakuan kita sehari-hari juga bener dan kudus.. wah itu pasti nyenengin Tuhan coz kualitas yang kayak itu yang Dia cari. Bisa gitu hidup radikal dan kudus di mana pun? Bisa dong! Kan ada Roh Kudus! Yang penting kita mau ‘bayar harganya’. Sangkal diri, salibin kedagingan, tinggalin dosa, tinggalin masa lalu, lepasin pengampunan buat orang yang nyakitin kita, hampiri Tuhan dan bersekutu dengan-Nya. Inget yah sama-sama kalo yang ngubahin kita tuh bukan kita rajin datang ke gereja atau ga-nya, tapi ketemu sama Tuhannya. Kalo ketemu sama Pribadi Tuhan, hidup kita pasti berubah! (erl, sumber Ps. Felly Anandayu - GFresh)

Rabu, 02 Januari 2008

MEMBANGUN PERGERAKAN DARIPADA KARIER


Seringkali kita lihat di Alkitab Yesus menghindari orang banyak untuk berdoa secara pribadi. Setiap kali orang mau membuat Dia jadi bintang terkenal maka Dia lari untuk berdoa. Ketika mereka ingin menjadikan Dia raja karena Dia bisa "membuat roti" maka Ia pergi berdoa (Yohanes 6:15). Waktu mereka mau menjadikan Dia terkenal sebagai penyembuh, maka dikatakan bahwa Yesus meninggalkan khalayak ramai dan pergi berdoa sehingga Dia bisa punya prioritas utama, berbicara dengan Bapa. Ia pergi kepada Bapa, seakan berkata: “Bapa, orang-orang telah membuat-Ku jadi bintang dan telah menaruh bintang-bintang di pundak-Ku. Mereka telah memberi-Ku gelar. Bapa, ambil itu dari-Ku, biar aku jadi Anak saja. Aku tidak menginginkan apa yang orang-orang bisa berikan. Aku hanya mau apa yang diberikan Bapa”. Ini penting! Banyak orang terima pujian kemudian mulai “naik” dan terus naik sampai menjadi korban dari kesuksesannya sendiri dan akhirnya terkunci di posisinya, tidak bisa turun lagi dari posisi yang diberikan oleh manusia. Itulah sebabnya Yesus menjalani hidup yang disebut Pengunduran diri strategis. Dia mengundurkan diri dari sanjungan dan pusat perhatian orang banyak. Sering sehabis menyembuhkan orang sakit Dia menyuruh orang tersebut tidak memberitahukan hal itu kepada orang banyak. Alangkah berbedanya apa yang Yesus jalani dengan mimpi dan gairah kebanyakan orang-orang Kristen dan pelayan-pelayan Tuhan hari ini … Walaupun bisa, Yesus bahkan tidak pernah membangun denominasi … Dia lebih tertarik membangun pergerakan … membangun hubungan-Nya dengan Bapa … membangun orang-orang. Disanalah Dia investasikan hidup dan energi terbaik-Nya. Itulah gairah utama-Nya. Jauh dari kesan cari nama.Apa yang sedang kita bangun? (from : Cornelius wing)

REAL REVIVAL


Kebutuhan mendesak masa ini adalah kunjungan segar dari sorga, yaitu pekerjaan supranatural Roh Kudus dalam pelayanan revival. Supaya kita dapat berdoa dengan tepat dan penuh iman untuk revival ini, kita harus tahu: Apakah revival? Apakah gejala-gejalanya? Walaupun revival di suatu tempat dan di tempat lain tidak ada yang sama, tetapi ada ciri-ciri khusus yang dapat kita temukan dalam semua kegerakan Roh Kudus yang dahsyat. Inilah ciri-ciri revival :


1. Kelaparan yang dahsyat akan Allah.


2. Mengerang kesakitan untuk jiwa-jiwa.


3. Dipenuhi dengan kasih Kristus. Revival di Welsh tahun 1904 dimulai dengan seorang gadis yang pemalu, berdiri dan dengan bibir gemetar berseru: “Tuhan Yesus, aku mengasihi Engkau dengan segenap hatiku.


4. Perasaan kagum dan khidmat atas kemuliaan dan kekudusan Allah.


5. Penempelakan akan dosa. Setelah diliputi kekudusan Allah, dosa orang-orang percaya dan tidak percaya ditempelak dan dibongkar oleh Roh Kudus.


6. Spontanitas Perkembangan. 2 simbol Pantekosta adalah angin dan api. Keduanya berbicara tentang pekerjaan Roh Kudus yang supranatural. Tuhan Yesus menggambarkan revival seperti ini: “Angin bertiup kemana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau kemana ia pergi.” (Yakobus 3:8) John Shearet mengatakan : “Revival besar seperti kebakaran hutan. Api itu mula-mula kecil, tapi kemudian meluas begitu cepat menjangkau banyak tempat.” Mc Cheyne (26) dan William C. Burns (22) dipakai Allah dalam revival di Skotlandia. Dimanapun mereka berkhotbah, ribuan orang datang untuk mendengarkan mereka. Tidak ada organisasi, tidak ada panitia, tidak ada persembahan kasih untuk penginjil. Tidak ada uang untuk mempublikasikan pertemuan dan tidak pernah dikatakan berapa lama orang-orang yang dipakai Allah ini akan tinggal di suatu kota. Semuanya ada di bawah pimpinan Roh Kudus. Dialah Tuhan atas masa panen raya. Dia mengirim kedua orang itu, dan mereka mentaati suara-Nya. Kadang-kadang mereka tinggal di suatu kota 2 hari, tapi waktu berikutnya 3 minggu. Gereja- gereja ditutup. Ribuan orang berkumpul di udara terbuka seperti kerumunan orang yang meluap. Ratusan orang mengikuti kedua anak muda itu sampai ke tempat penginapan sampai tengah malam supaya kedua orang itu mengajar Firman Tuhan sekali lagi pada mereka. Pada tahun-tahun revival di Hungaria, ribuan orang berkumpul seperti kena sihir. Polisi atau pendeta sering menelpon saya untuk datang ke suatu kota dengan cepat karena kerumunan orang telah berkumpul dan menunggu Firman Allah untuk disampaikan, walaupun tidak ada pertemuan yang telah dipersiapkan di tempat itu. Inilah kemuliaan, misteri, mukjizat Revival. Inilah gerakan Roh Kudus yang tak bisa dibendung. Inilah yang membedakan hari-hari revival dari pertemuan-pertemuan penginjilan biasa.


7. Cepat dan tiba-tibanya kegerakan terjadi. Gerakan Roh Kudus yang dahsyat dimulai di tempat rahasia yang Maha Tinggi. Manifestasi yang nampak datang dengan tiba-tiba, mengejutkan kita semua. Orang-orang kudus dan orang-orang berdosa berseru dengan kekaguman, “Ini pekerjaan Tuhan, ini ajaib bagi kita.”


8. Lagu-lagu nyanyian yang meluap. Setelah masa-masa mengerang, penempelakan akan dosa yang membawa kesedihan yang dalam selesai, tibalah kesukaan yang luar biasa atas jiwa-jiwa yang lahir baru. Nyanyian adalah ekspresi alami dari hati yang bersorak kegirangan. Lagu-lagu lama yang dinyanyikan dengan dingin dan tanpa perasaan di tahun-tahun yang lalu diubah menjadi penuh arti yang baru. Nyanyian rohani jemaat selalu menjadi barometer untuk mengetes revival. Jemaat meluap dengan pujian secara spontan. (from :James A. Stewart)

TAMPILAN KEPRIBADIAN


Mengapa ada orang yang doyan banget bekerja, tapi ada juga yang malas bukan main? Ada orang yang berani mengambil resiko, tapi ada yang penakut? Menurut Profesor Steven Reiss, perbedaan ini disebabkan adanya hasrat dasar manusia. Reiss, profesor Psikologi dan Psikiatri dari Ohio State University, menghabiskan lima tahun untuk mengembangkan dan menguji teori baru tentang motivasi manusia. Hasilnya dipublikasikan dalam bukunya, Who Am I? The 16 Basic Desires That Motivates Our Action and Define Our Personalities. Dari penelitian yang telah dilakukan kepada lebih dari enam ribu jiwa, ditemukan 16 hasrat dasar yang memotivasi hidup manusia. Yaitu, kekuasaan, kemandirian, rasa ingin tahu, nrimo, keteraturan, hemat, kehormatan, idealisme, kontak sosial, keluarga, status, dendam, romansa, makan, latihan fisik, dan sifat kalem. “Keunikan pribadi-pribadi dihasilkan dari kombinasi dan peringkat ke 16 sifat ini,” jelas Reiss. Reiss menerangkan, setidaknya hanya dua yang bukan merupakan bawaan genetis, yaitu idealisme dan nrimo. Hasil riset ini sempat jadi kontroversi. Pasalnya, sebelum hasil ini dikemukakan, para periset biasanya mereduksi perilaku menusia menjadi satu atau dua keinginan dasar, misalnya kesenangan, penderitaan, dan semangat bertahan hidup. Ternyata, “Kita adalah individu yang punya lebih banyak sifat dari yang para psikolog bayangkan,” tutur Reiss. Reiss memberi contoh sistem pendidikan yang diterapkan hanya untuk murid yang rasa ingin tahunya besar. Murid dianggap punya keinginan potensial yang sama untuk belajar. Padahal, faktanya tidak. “Ada murid yang cerdas, tapi tidak tertarik belajar di sekolah,” kata Reiss. Tapi, sistem pendidikan tidak menampung pribadi seperti itu. “Para pendidik menganggap anak-anak punya potensi yang sama dalam hal belajar. Ini sebuah kesalahan,” kritiknya. “Kalau seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang kurang, itu normal-normal saja, selama tidak dibawah standar minimum. Orang tua murid seperti ini harus sadar bahwa anaknya berbeda, dan mendukungnya,” kata Reiss lagi panjang lebar.Mengapa ‘workaholic’ Contoh lainnya adalah kaum workaholic. Mereka bekerja lebih keras dari orang kebanyakan bukan karena bermasalah, tetapi karena mereka punya keinginan kuat untuk kekuasaan dan status. Reiss lantas menjelaskan tentang self hugging, yaitu menganggap apa yang terbaik buat dirinya otomatis terbaik untuk semua orang. Jadi, tolok ukurnya adalah dirinya sendiri. Padahal, tiap-tiap pribadi itu unik dan punya tolok ukur, nilai, dan targetnya sendiri. Orang seperti ini biasanya ingin mengubah orang-orang yang sebenarnya tidak ingin berubah. Misalnya kaum workaholic, yang sudah merasa senang dengan kondisinya, tidak usah dipaksa untuk berubah seperti diri kita yang bukan gila kerja. Di sinilah masalah dimulai. Penelitian Reiss dibantu oleh Susan Havercamp. Caranya, dengan menanyakan lebih dari 300 pernyataan dengan jawaban ya atau tidak, kepada obyek penelitian. Misalnya, pertanyaan “Saya suka belajar keahlian baru” atau “Saya harus menghindari rasa sakit”. Setelah diuji kepada 2500 orang, periset lantas memakai teknik metematika yang membagi respons menjadi 15 keinginan dasar. Setelah 3500 orang, barulah keinginan ke-16, rasa hemat, muncul. Dari penelitian ini, muncullah yang dinamakan Reiss Profiles, yang bisa menunjukkan kecenderungan profil dan kepribadian seseorang.

"Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku;Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri,Engkau mengerti pikiranku dari jauh.Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring,segala jalanku Kau maklumi.Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan,sesungguhnya, semuanya telah Kau ketahui, ya Tuhan.Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku,dan Engkau menaruh tangan-Mu ke atasku.Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak sanggup aku mencapainya".

Mazmur 139:1-6

PERINTAH BARU BAGI GEREJA


Kita semua, orang-orang Kristen, seharusnya meyakini bahwa kita adalah instrumen Allah untuk membangun sebuah dunia baru. Yang berbicara di hadapan dunia terhilang bukan saja tentang cara tepat untuk mati tapi juga cara benar untuk hidup. Bagi kita semestinya gereja bukan berarti bangunan atau serentetan ritual tanpa kuasa tapi lebih menyerupai cara kita mengatur dan membangun kehidupan kita. Itulah gereja yang asli ! Memiliki gaya hidup komunal yang mengagumkan. Menjadi sebuah kawanan yang mudah didekati dan menjadi teman yang dapat dipercaya serta pemberi nasehat bagi siapa saja. Akhirnya keindahan hiduplah yang membuat pendatang bergabung. Kekristenan yang dengan lantang tanpa ragu berkata kepada masyarakatnya: "Kami tidak membicarakan hal-hal yang luar biasa, kami hidup di dalamnya." Hal terpenting yang selalu dibangun dan dijaga adalah usaha-usaha mempertahankan kualitas persekutuan, kasih dan hubungan antara satu sama lain. Itulah salah satu alasan utama kota kita datang kepada Kristus dan diselamatkan.Selamat datang kultur baru di tengah masyarakat yang terluka dan terhilang !"Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."Yohanes 13:34

EFEK TERTAWA


Kapan terakhir kali Anda tertawa? Kapan terakhir kali Anda merasa senang dan menghadapi hidup ini dengan tawa? Bisa jadi setiap kita tahu bahwa tertawa itu sehat, tetapi seberapa sering kita tertawa? Tertawa sangat bermanfaat bagi setiap kita, untuk itu berikut beberapa kebenaran tentang tertawa yang perlu kita ingat ketika kita sedih atau kita murung.


1. Tertawa adalah obat yang paling manjur, namun banyak diantara kita yang telah terjebak dalam berbagai aktifitas dan rutinitas hingga kita lupa bagaimana tertawa. Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22).


2. Tertawa adalah sebuah ekspresi emosi. Riset menunjukkan bahwa orang yang sering tertawa cenderung lebih sehat mentalnya dibanding mereka yang jarang tertawa. Orang yang memiliki "sense of humor " yang tinggi lebih tahan terhadap tekanan dan perasaan kuatir. Sementara orang dengan "sense of humor" yang lebih rendah lebih mudah tertekan dan kuatir. Jika Anda tidak siap untuk mentertawai diri sendiri, Anda juga tidak siap menghadapi stress di tempat kerja Anda. Pakaiannya adalah kekuatan dan kemuliaan, ia tertawa tentang hari depan. (Amsal 31:25). Hati yang gembira membuat muka berseri-seri, tetapi kepedihan hati mematahkan semangat (Amsal 15:13).


3. Tertawa membuat seseorang merasa dirinya menyenangkan. Tertawa juga membuat seseorang merasa santai, mengurangi rasa malu dan mengurangi perasaan tertekan. Tertawa secara medis, juga merangsang bentuk "endorphin", sel dalam otak yang berfungsi untuk membunuh rasa sakit.


4. Riset juga menunjukkan bahwa tertawa dapat membuat seseorang berpikir lebih kreatif. Tertawa membantu seseorang untuk berani berpikir "keluar" jalur, sehingga menimbulkan pemikiran yang kreatif dan inovatif.


5. Riset lainnya menunjukkan bahwa 1 menit tertawa hasilnya sama dengan 40 menit relaksasi dan 100 menit tertawa setiap harinya setara dengan 10 menit joging.“Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka.” (Mazmur 2:4)Kalau Allah saja tertawa maka tertawa yang "sehat" itu pasti baik dan rohani !Disadur dari : Laughter, The essensial skill

MATI 'AKU' NYA


1. Kalau engkau dilupakan atau diabaikan orang atau kalau dengan sengaja orang menyia-nyiakan engkau atau pun engkau diremehkan, namun engkau tidak sakit hati dan tidak tersinggung walaupun engkau tidak diperhatikan; kebalikannya kalau hatimu bergembira karena engkau dianggap layak untuk boleh menderita bagi Kristus, ITULAH KEPANDAIAN UNTUK MEMBIARKAN “AKU” – NYA MATI.2. Jikalau kebaikanmu dibicarakan seakan-akan merupakan kejahatan, kalau perbuatanmu yang baik difitnahkan, kalau keinginanmu ditentang, dan kalau apa yang kau rindukan dihalangi orang, kalau pendapat dan nasehatmu tidak dituruti dan dianggap tidak penting, kalau pikiran dan usulmu diolok-olokkan; namun engkau tidak membiarkan rasa amarah timbul dalam hatimu, bahkan engkau tidak membela diri, tetapi kalau semuanya itu engkau terima dengan penuh kesabaran, penuh pengasihan, dan berdiam diri saja; ITULAH MATI “AKU” – NYA.3. Jikalau engkau tahu menahan dengan penuh pengasihan dan kesabaran terhadap keadaan manapun yang kurang teratur atau kurang tertib atau pun waktu ada yang teledor dan terlambat dan kurang teliti, atau orang menjalankan hal yang dapat menjengkelkan; kalau engkau tetap bersabar bila orang yang di dekatmu menyia-nyiakan waktu dan tenaga atau menjalankan hal-hal yang tidak pada tempatnya dan yang keterlaluan; pun kalau sikap orang sangat tumpul terhadap hidup rohani dan sangat kurang peka terhadap dorongan Rahmat Tuhan; jikalau engkau dapat menyabarkannya sama seperti Yesus sendiri telah menyabarkannya ITULAH MATI “AKU” – NYA.4. Kalau engkau terima baik macam makanan manapun, dan tidak bersungut mengenai kecilnya pemberian orang, dan mau terima baik corak pakaian apapun dan keadaan cuaca manapun dan lingkungan manapun dan kesepian manapun, dan engkau tetap sabar kalau oleh kehendak Tuhan pekerjaanmu diputus-putuskan; ITULAH KEPANDAIAN UNTUK MEMBIARKAN “AKU” – NYA MATI.5. Kalau dalam pembicaraanmu tidak pernah engkau berusaha untuk tonjolkan dirimu sendiri atau mengalihkan perhatian orang kepada dirimu, dan kalau tidak pernah kau catat perbuatanmu sendiri yang baik, dan kalau engkau tidak ingin dipuji, dan engkau sungguh senang kalau dirimu tidak dikenal; ITULAH KEPANDAIAN UNTUK MATI “AKU” – NYA.6. Waktu engkau melihat saudaramu mengalami kemujuran, dan segala keperluan dia dipenuhi, lalu kalau di situ dengan tulus ikhlas engkau dapat bersukacita bersama dan sehati dengan dia, dan engkau tidak merasa iri dan tidak berbantah dengan Tuhan tentang mengapa orang lain sudah ditolong sedangkan barangkali kebutuhanmu sendiri jauh lebih besar dan mendesak dan keadaanmu sendiri sudah hampir dapat membuat engkau putus asa; ITULAH KEPANDAIAN UNTUK MATI “AKU” – NYA.7. Kalau engkau tahu terima baik teguran dan hardikan dari seorang yang lebih muda atau yang kedudukannya dianggap lebih rendah daripada dirimu, dan kalau disitu dengan rendah hati engkau dapat menyerahkan dan takluk pada kenyataan dalam hatimu maupun dalam ucapanmu tanpa pemberontakan dan rasa dendam dalam hatimu; “ITULAH KEPANDAIAN UNTUK MATI “AKU” – NYA.Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku ....Galatia 2:19-20a (From : www.corneliuswing.com)

3 MACAM SUPER HERO

Ada 3 macam superhero, berdasarkan darimana dia ngedapetin kekuatan supernya.
1. BORN.
Dia lahir dengan kekuatan super. Emang dari sononya. Contohnya ialah Superman. Dia lahir dengan kekuatan super. Kekuatan super ada dalam DNAnya. Tapi, menurut serial Smallville, ketika Clark Kent masih belum bisa mengontrol kekuatan supernya, dia harus terus belajar dan melatih kekuatannya.
2. BUILD.
Dia harus berjuang untuk mendapatkan 'kekuatan super'nya. Contohnya ialah Batman. Dia lahir sebagai loser, tapi dengan bekerja keras ia menjadi kaya dan bisa membangun sarana dan teknologi untuk menunjang kekuatan supernya. Iapun harus melatih otot, skill dan mentalnya agar mampu memberantas kejahatan.
3. INSTANT.
Gara-gara kecelakaan, dia jadi punya kekuatan super. Contohnya banyak banget: Spider-Man, Daredevil, dsb. Hanya gara-gara disengat laba-laba, dia jadi kuat dan bisa nempel di dinding. Dan gara-gara kena cairan toxic, si buta bisa 'melihat'. (F!)

SUPERHERO : FANTASTIC FOUR


Fantastic Four kembali beraksi. Masih inget kan gimana Reed Richards, Sue Storm, Johnny Storm dan Ben Grimm terkena mutasi akibat kabut misterius dari angkasa luar, yang bikin mereka jadi punya kemampuan super? (ditulis oleh Fery!GFRESH! http://www.budchrist.blogspot.com/ dimuat di majalah GFRESH!#80)Bicara tentang kekuatan super, sebenernya kita-kita ini tanpa sadar diperlengkapi Tuhan dengan kekuatan super, sama kayak para superheroes yang punya misi, kitapun punya misi. Dan setiap orang yang punya misi diperlengkapi dengan perlengkapan dan kemampuan ekstra. Kita mengemban misi amanat agung dari Yesus dan kita diperlengkapi dengan kekuatan super.“Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Markus 16:15-18)Apakah kita punya kekuatan super yang dimiliki Fantastic Four (FF)? Absolutely yes! Apa aja tuh?

Mr. Fantastic
Nama aslinya Reed Richards, seorang ilmuwan jenius. Ia bisa melenturkan semua bagian tubuhnya seperti karet sehingga bisa fleksibel, memanjang, memipih dan berubah bentuk.Kita harus bisa menjadi orang yang fleksibel. Bisa masuk kemana saja. Salomo bilang ada empat binatang yang sangat pintar, diantaranya adalah: Cicak, binatang yang dapat ditangkap dengan tangan, tetapi terdapat di istana raja (Amsal 30:28). Maksudnya, cicak dapat ditemui di rumah manapun, di tempat kumuh or di istana presiden sekalipun, ia bisa masuk kepada kalangan manapun.Dalam bergaul dan berteman kita harus fleksibel. Menjadi orang yang asik en groovy biar disenangi temen-temen kita. Seperti Paulus bilang: “Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.” (1 Korintus 10:33).Tapi menjadi fleksibel bukan berarti terpengaruh, justru menjadi pengaruh. Ia merubah bentuk dengan satu misi. Sama kayak Yesus, Allah yang maha tinggi merubah bentukNya menjadi manusia hina dina, bergaul dengan mereka dan menjadi sama dengan mereka. Tetapi Ia membawa satu misi, menyelamatkan mereka. Ketika kita bergaul dengan sebanyak mungkin orang, kita membawa satu misi untuk memperngaruhi semua teman kita kepada kebaikan dan keselamatan.Paulus juga bilang “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.” (1 Korintus 9:19-27). “Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.” (1 Korintus 9:23). Paulus adalah orang yang fleksibel, ia bisa masuk kemana saja, dan ia menjadi pengaruh di sana.Tapi hati-hati, banyak dari kita bukan jadi pengaruh, malah terpengaruh. Bergaul dengan orang bejat sungguh mulia jika dengan satu misi menyelamatkan mereka, tapi kalo gak siap mental en roh, bisa-bisa malah ikutan bejat. Makanya Alkitab juga sempet bilang di I Korintus 15:33:” Janganlah tertipu! Pergaulan yang buruk merusakkan ahlak yang baik.”. So, siapkan mental, perbanyak pengenalan firman, latih roh dan kuasai diri dengan misi, barulah cari teman sebanyak-banyaknya! (ditulis oleh Fery!GFRESH! http://www.budchrist.blogspot.com/)

Invisible Girl
Nama gadisnya Susan Storm, tapi tentunya setelah menikah dengan Reed ia punya nama belakang Richards dan berubah menjadi Invisible Woman. Ia punya dua kemampuan khusus, membuat tubuhnya jadi transparan dan membikin sebuah medan kekuatan yang bisa melindungi dan menyerang.Ada satu istilah: faceless generation, generasi tanpa wajah. Artinya, sebuah generasi yang melakukan segala sesuatu bukan untuk dirinya sendiri tapi untuk Tuhan. Ia tidak kelihatan. Ia kayak invisible. Ia transparan. Ketika melakukan kebaikan, bukan ia yang dilihat... tapi Tuhan. Ketika ia melakukan sesuatu yang dahsyat, ia tidak keliatan.. tapi Tuhan yang dimuliakan.“Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah. Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.” (Roma 14:6-8).Satu definisi yang paling tepat untuk kata worship adalah it’s not about us, but all about God. Ketika kita mengaku sedang menyembah, semua adalah untuk Tuhan, bukan untuk kita. Tentang Tuhan, bukan tentang kita. Ketika kita datang ke gereja hari minggu, kita datang to worship God, bukan worship diri sendiri. Tapi banyak dari kita malah mencari kepuasan sendiri, mencari musik yang cocok, mencari khotbah yang lucu, mencari kursi gereja yang cozy dan lupa kalo kita seharusnya datang untuk menyerahkan hidup padaNya. Pas kita sekolah, kita cari pengetahuan dan kepintaran untuk diri sendiri dan lupa bahwa hidup kita adalah untukNya, bahwa kepintaran kita adalah untuk Tuhan. Pas kita bekerja kita mencari uang dan kepuasan diri, padahal kita ditempatkan disana agara kita melakukan sesuatu untukNya. Jadilah gak keliatan, jadilah invisible, dan tonjolkan Tuhan.“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23)

Human TorchJohnny Storm,
dia adalah adiknya Susan. Paling muda di FF en paling gak bisa diatur. Kadang dia menggunakan kekuatannya untuk cari populer or kesenangan pribadi kalo saja ia nggak diperhatiin temen-temennya di FF. Johnny bisa mengeluarkan api dari seluruh tubuhnya sehingga ia bisa membakar dan terbang.Torch artinya adalah suluh atau obor. Fungsi obor adalah sebagai penerang ketika orang-orang jaman dahulu berjalan di kegelapan malam. Ia lebih terang daripada lilin atau lentera, karena apinya membara sehingga menerangi sekitarnya.Anak Tuhan bukan hanya sebagai obor, tetapi lebih dari itu, anak Tuhan adalah api. Api sebagai penerang. “Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:14-16)Sedikit terbalik dengan menjadi invisible, menjadi human torch kita harus keliatan orang banyak. Tetapi tetap satu tujuannya: supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga. Apapun yang kita lakukan, harus terlihat dengan tujuan agar teman-teman kita, saudara kita, dan semua orang dapat melihat kita dan memuliakan nama Yesus.Kita adalah penunjuk jalan, kita harus ada di depan orang agar semua orang melihat jalan. Jalan itu adalah Yesus. “Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6). Orang yang ada dalam kegelapan gak bisa melihat jalan, mereka bisa masuk dalam lobang atau tersandung. Lebih parah lagi mereka bisa ambil jalan yang salah! Pimpin mereka, tunjukkin jalan yang bener, jadilah jawaban. (ditulis oleh Fery!GFRESH! http://www.budchrist.blogspot.com/)

The Thing
Berbeda dengan FF yang lain, Ben Grimm nggak bisa kembali normal ketika ia termutasi menjadi ‘monster batu’. Seluruh organ tubuhnya berubah menjadi batu. Dalam komik originalnya, sebenarnya The Thing bukan terbuat dari batu tapi dari sisik atau pelat. The Thing punya kekuatan yang sangat besar dan daya tahan yang tinggi.Jadi anak Tuhan harus tahan banting dan kuat mental. Tuhan mengutus kita ke dunia ini kayak mengutus domba ke tengah serigala, "Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.” (Matius 10:16). Dunia ini jahat dan semakin memburuk, oleh karena itu kita harus kuat. Inget gak waktu Yosua diberi misi menggantikan Musa? Musa memberi motivasi kepada Yosua, “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Yosua 31:6). Kita diciptakan sebagai pemimpin yang akan menjungkirbalikan dunia ini. Kita diberi kekuatan oleh Tuhan untuk dapat berkuasa di tengah angkatan manusia. Menjadi anak Tuhan yang sejati adalah bicara tentang menjadi minoritas. Menjadi minoritas kita harus kuat dan tahan banting, karena bagaimanapun kaum minoritas biasanya akan ditindas.Menjadi tahan banting juga bicara tentang kuat untuk tetap bertahan dalam kebenaran. Nggak ngelakuin yang salah dan selalu melakukan kebenaran. Meresponi segala hal dengan positif sesuai Firman Tuhan dan tetap setia pada keyakinan yang teguh. (ditulis oleh Fery!GFRESH! www.budchrist.blogspot.com)

HANTU MUKA RATA

Tanggal 13 Juli kemaren ada SMS heboh."Tepat sebulan lalu, tanggal 13 Juni, pulang dugem, aku dibunuh, mukaku dihancurkan dan mayatku dipotong 13. Sampe sekarang potongan tubuhku masih tercecer dan belum lengkap ditemukan. Tolong kirim SMS ini ke 13 orang yang kamu kenal, kalau tidak, nanti malam jam 1 malam lebih 13 menit aku akan membangunkanmu dan kamu akan melihat kepalaku di samping bantalmu dengan muka rata!"Gitu deh kira-kira bunyinya. Ada yang ketakutan en kirim ke 13 orang, ada yang gak ngirim karena gak punya pulsa tapi malemnya gak bisa tidur, ada juga yang cuek.Padahal, ini yang bisa kita lakukan: jangan kirim sms itu, lalu nanti malam jam satu lebih 13 menit kalo kamu menemukan kepalanya di samping bantalmu, ambil masukin keresek dan lapor polisi. Jadi polisi tinggal mencari badan, tangan, kaki dan bagian lainnya.Hahahaha.(Oya, satu lagi, dia bilang mukanya hancur, tapi kenapa mukanya jadi rata ya?)Ini yang seharusnya kita ketahui tentang takut hantu:- There is no such things as hantu. Maksudnya hantu kan arwah orang mati yang gentayangan, nah... arwah orang mati gak gentayangan tapi masuk surga atau neraka, gak bisa berhubungan dengan orang hidup. So, kenapa bisa ada hantu yang suka nakut-nakutin itu. Ah! Itu mah bisa-bisanya iblis aja nyamar jadi arwah, supaya kita takut.- Yang perlu ditakuti bukanlah 'hantu' yang bisa ngegeserin meja atau ngibas-ngibasin tirai (itumah pembokat gwe juga bisa!), tapi waspadalah pada 'iblis' yang tidak menakutkan alias yang menyerang iman kita dengan godaan sehingga kita jatuh dalam dosa.- Ketakutan cuman ilusi, hanya dalam pikiran. Waktu gwe suka nginep di kantor, tengah malam di loteng suka ada yang klotrak-klotrek bunyi-bunyian. Pertamanya merinding, lama-lama dipikir-pikir... ah itu cuman gayung yang kegoyang-goyang air.- Kalopun ada iblis yang menyamar jadi hantu en menampakan dirinya kepada kita... apa yang bisa dilakukannya kepada kita? Bukankah Tuhan ada bersama kita? Apakah Tuhan akan tinggal diam? Misalnya si hantu itu mencekik kita (kayak di film-film), apakah Yesus akan tinggal diam? Pikir deh. (F!, http://www.idekeren.com)

APA ITU TERANG?

“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:16)Menurut kamu, apakah yang dimaksud dengan ‘terang’ dalam ayat diatas? Ada yang bilang, jadi ‘terang’ adalah berbuat baik dan berpola hidup yang baik. Apakah kalo kita bertingkah laku baik dan melakukan perbuatan baik itu berarti kita udah jadi ‘terang’?
No! Ternyata tidak! Nah lho! Kalo kita liat di ayat tersebut, ‘terang’ bukanlah perbuatan baik, 'terang' berfungsi agar perbuatan baik yang kita lakukan bisa dilihat orang dan kemudian orang-orang itu bisa memuliakan Bapa/Yesus.Jadi, ‘terang’ adalah: ‘bersaksi tentang Yesus’ atau ‘berbicara dan memberikan informasi tentang Yesus’. Lho kok bisa? Gini, kalo kita berbuat baik (atau hidup baik), Tuhan bilang kita nggak bisa berhenti disitu aja, tapi orang lain harus tau dan kemudian memuliakan Yesus. Nah gimana caranya orang lain tau dan kemudian memuliakan Yesus kalo kita nggak kasih tau (bersaksi/berbicara/memberikan informasi) tentang Yesus? Tul nggak?Ayat diatas sering dijadiin dalih/alasan buat kita nggak bersaksi/menginjili. Kita biasanya berdalih kalo bersaksi itu nggak perlu lewat perkataan, cukup dengan perbuatan (ngaku deh, hehe). Ternyata, sebaliknya bo! Ayat ini justru adalah alasan buat kita wajib bersaksi (dengan perkataan/informasi).Misalnya, kita ngelakuin kegiatan sosial dengan kasih makan gratis ke gelandangan. Apa kita udah jadi terang? Belum, kita baru ‘ngelakuin perbuatan baik’, si gelandangan itu hanya akan berterimakasih dan memuji kebaikan kita (bukan memuji kebaikan Tuhan Yesus!). Kita baru jadi terang kalo kita juga bersaksi/kasih tahu gelandangan itu alasan kenapa kita ngelakuin perbuatan itu (misalnya kasih tahu kalo kita ngelakuinnya karena Tuhan Yesus yang nyuruh kita), maka gelandangan itu akan ‘ngelihat perbuatan baik kita lalu memuliakan Bapa/Yesus’ sesuai dengan ayat di atas. Nah sekarang ngerti kan? Orang-orang nggak bakalan pernah memuliakan Yesus buat segala sesuatu yang kita kerjakan atau yang kita punya dalam hidup kita kecuali kalo kita mengarahkan perhatian mereka pada Yesus! Satu-satunya cara mengarahkannya adalah dengan cara bersaksi tentang Yesus.Tapi bukan berarti kita berhenti berbuat baik (karena kalo kita berbuat baik pada orang artinya kita berbuat baik pada Yesus juga lho, baca Matius 25:44-45), tapi ternyata berbuat baik aja nggak cukup buat kita bisa jadi ‘terang’. (from : GFresh!)