Rabu, 26 Maret 2008

KUNCI UNTUK PERUBAHAN


Yosua 1 : 1 - 18 Kita akan belajar dari bangsa Israel agar kita berhasil dalam melakukan perubahan Illahi, dari Chronos ke Kairos (waktu Tuhan) dan terus sampai Penggenapan.

1. Bertanggung Jawab Melakukan Bagian Kita

Allah akan mengerjakan halhal yang hanya dapat Dia kerjakan sendiri; kita juga harus mengerjakan apa yang Dia harapkan dan kehendaki untuk kita lakukan selama masa transisi. Sangatlah berbahaya apabila kita mempercayai bahwa Allah akan menjamin kita tiba pada masa penggenapan, tidak peduli apapun yang kita lakukan. Generasi bangsa Israel yang binasa di padang gurun adalah bukti bahwa masa penggenapan tidak otomatis dijamin. Yosua 1 merupakan transisi bangsa Israel masuk kedalam Kairos, akhirnya, bila mereka mengikuti Tuhan dengan sepenuh hati, mereka akan menuju pada Penggenapan. Yosua 1:2 “HambaKu Musa telah mati sebab itu bersiaplah sekarang, seberangilah sungai Yordan ini, engkau dan seluruh bangsa ini, menuju negeri yang akan Kuberikan kepada mereka, kepada orang Israel itu.” Ini saat Yosua, dia telah dilatih dan diperlengkapi untuk menerima tanggung jawab ini! Pemberian Tuhan merupakan tugas-tugas Tuhan yang harus kita kerjakan. Kita harus setia melakukan bagian kita, bertindak dengan tanggung jawab; berjalan dalam Kebenaran dan Hikmat. Jika kita melakukannya, maka kita akan tiba pada penggenapan.

2. Bergerak Dengan Iman

Yosua 1:2 “..sebrangilah sungai Yordan ini..” Saat itu sungai Yordan, airnya sedang meluap (Yosua 3:15). Jadi perlu bergerak dengan iman untuk lakukan pesan Tuhan ini !!! Kitapun akan menghadapi situasi-situasi dan rintangan-rintangan yang tidak mungkin diatasi ketika kita berpindah dari Chronos ke Kairos bahkan sampai Penggenapan. Ini membutuhkan iman. Kita harus percaya, Tuhan akan melakukan bagianNya, bagian yang tidak mungkin, untuk membawa kita ke tempat dimana kita perlu berada. Tetapi ketika Tuhan berkata: inilah saatnya untuk bergerak maju, maka dibutuhkan langkah-langkah iman dari pihak kita.

3. Ada Peperangan Yang Harus Kita Jalani

Yosua 1:3 “Setiap tempat yang akan diinjak oleh telapak kakimu, Kuberikan kepada kamu, seperti yang telah Kujanjikan kepada Musa.” Kata menginjak dari kata Ibrani darak; bukan hanya berarti berjalan, melainkan derap langkah kaki seorang prajurit. Tuhan berkata “setiap tempat dimana kamu mengangkat senjatamu dan mengambilnya, akan Kuberikan kepadamu”. Kita harus tau bahwa iblis akan merampas destiny kita; dia akan mencuri hasil panen yang Tuhan sudah siapkan bagi gerejaNya dan mencegah kita mengalami terobosan-terobosan. Musuh tidak akan menyerah begitu saja tetapi keberhasilan kita dijamin, apabila kita memperjuangkan perjuangan iman yang baik.

4. Mengingat Janji-Janji Tuhan dan Melakukan Hal-Hal Dasar.

Yosua 1:6-8 “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu sebab engkaulah yang memimpin bangsa ini memiliki negeri yang Kujanjikan dengan bersumpah kepada nenek moyang mereka untuk diberikan kepada mereka. Hanya kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindakklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hambaKu Musa; janganlah menyimpang kekanan atau kekiri supaya engkau beruntung, kemanapun engkau pergi. Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini tetapi renungkanlah itu siang dan malam supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis didalamnya sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Tuhan mengingatkan Yosua akan janjiNya yang diberikan kepada nenek moyangnya. Ketika kita sedang menjalani masa transisi bukan pernyataan kebenaran yang membuat kita bertahan, bukan kemampuan kita menafsirkan ayat-ayat Firman tetapi hal-hal dasarlah yang akan memelihara kita. Renungkan Firman; luangkan waktu bersama Tuhan; bersekutu secara teratur dengan saudara-saudara seiman dan tetaplah berdoa. Hal-hal dasar inilah yang membuat kita berhasil dalam masa transisi.

5. Mengijinkan Damai Sejahtera Menopang Kita.

Yosua 1: 9 “Bukankah telah Kuperintahkan kepadamu: kuatkan dan teguhkanlah hatimu? Janganlah kecut dan tawar hati sebab Tuhan, Allahmu menyertai engkau, kemanapun engkau pergi”. Masa transisi menuju Kairos dan Penggenapan, penuh dengan tekanan, tantangan-tantangan dan peperangan yang tidak terduga. Tuhan sedang berkata kepada Yosua, kamu harus berjalan dalam damai sejahtera. Jangan kalah dengan tekanan !!!Kolose 3 : 15 “Hendaklah damai sejatera Kristus memerintah dalam hatimu karena untuk itulah kamu dipanggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukurlah.”Kita harus mengijinkan damai sejahtera Allah memerintah. Dan kita mempunyai pilihan: bisa tertekan pada masalah-masalah dan mengabaikan hal-hal dasar atau kita mengambil waktu untuk menenangkan diri kita dihadapan Tuhan dan memelihara iman kita tetap kuat.

6. Harus Fleksibel

Yosua 1:11 “Jalanilah seluruh perkemahan dan perintahkanlah kepada bangsa itu demikian: sediakanlah bekalmu sebab dalam 3 hari kamu akan menyeberangi sungai Yordan ini untuk pergi menduduki negeri yang diberikan Tuhan Allahmu, kepadamu untuk diduduki.” Setelah bangsa Israel menunggu janji Allah digenapi di padang gurun selama 40 tahun, tiba-tiba Tuhan berkata, “..dalam 3 hari, kamu akan menyeberang..” Perubahan-perubahan dari Tuhan dapat datang dengan tiba-tiba; Dia punya alasan untuk melakukan hal ini. Kadang-kadang Dia tidak ingin kita mempunyai banyak waktu untuk berpikir karena akan mengacaukan segala sesuatunya. Hal-hal yang tidak terduga ini menuntut fleksibilitas. Ketika transisi dimulai, khususnya saat melalui fase Kairos, fase kesempatan, akan ada kesempatan-kesempatan dan tantangan-tantangan yang tidak terduga. Tuhan akan melakukan banyak hal dengan cara-cara yang tidak kita antisipasi, sehingga kita harus Fleksibel.Ketika Tuhan melawat dengan perubahan-perubahan, menuntut kita berubah dan berkembang, perlu kantong anggur yang baru - fleksibel. Kantong anggur baru dapat mengembang mengikuti tekanan yang disebabkan oleh proses fermentasi. Jika tidak fleksibel, kantong itu akan pecah dan anggurnya terbuang. Karena waktu Dia bergerak dalam hidup kita, Dia akan datang dalam cara-cara yang tidak terduga; akan ada tekanan-tekanan untuk perluasan dan perubahan. Anggur fermentasi dari Roh itu akan mengembangkan diri kita. Bila kita tidak bisa bersikap fleksibel, kita akan kehilangan buah dalam fase Kairos.

7. Mengakui Kebutuhan Kita Akan Pertolongan

Yosua 1:12-18 Ketika melalui masa-masa transisi, masa sulit, penting bagi kita untuk mengakui kebutuhan kita akan pertolongan. Kita perlu merendahkan diri kita, meminta doa dan nasihat atau dorongan dari hamba-hamba Tuhan yang diurapi Tuhan.

8. Hidup Dalam Ketaatan Sepenuhnya.

Dalam Yosua 1 Tuhan memerintahkan Yosua bertindak hati-hati dan melakukan dengan ketaatan. Selama masa transisi, kita diperintahkan untuk mentaati Tuhan. Kita tidak tahu bagaimana melakukannya tetapi Dia mengetahuinya; itu sebabnya penting bagi kita melakukan sesuai dengan caraNya. Bangsa Israel diberitahu untuk mengikuti Tabut Perjanjian dan memperhatikannya baik-baik karena mereka belum pernah melalui jalan itu sebelumnya (Yosua 3 : 4). Kita juga berjalan dalam jalan-jalan yang sama sekali baru. Kita perlu mengikuti Tuhan dengan hati-hati, menungguNya memberi arah dan mentaatiNya, bahkan ketika hal itu tampaknya bukan hal yang mudah atau yang paling menyenangkan untuk dilakukan. Tetapi Tuhan mempunyai alasan untuk melakukan sesuatu dengan caraNya. Sementara kita bergerak memasuki tujuan-tujuan yang merupakan pemberian Tuhan, sungguh menyenangkan hati bila mengetahui bahwa Tuhan berada disana. Setiap masa chronos, kairos bahkan penggenapan, telah Ia lihat sebelumnya.Wahyu 3 : 8 “Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tau bahwa kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firmanKu dan engkau tidak menyangkal namaKu.”

KEJATUHAN VS KASIH KARUNIA


Bila orang-orang mendengar bahwa kita telah diampuni atas semua dosa-dosa kita, mereka bertanya, "Yah, kalau Tuhan sudah mengampuni semua dosa saya, dan kalau dosa yang belum saya lakukan juga sudah diperhatikan, mengapa saya berusaha keras untuk tidak berbuat dosa?"
Sebenarnya, pertanyaan ini mempunyai banyak hal yang baik. Tuhan tidak pernah resah atau khawatir apakah kita akan jatuh lagi ke dalam dosa.
Ketika Paulus menyinggung juga tentang pertanyaan yang serupa, ia menyatakan secara tidak langsung bahwa agaknya kita bodoh jika kita mengira seseorang yang mati terhadap dosa masih tetap hidup di dalam dosa. Ia tidak berkata, "Oh, hati-hati! Itu berbahaya. Kamu lebih baik berusaha keras supaya tidak jatuh lagi ke dalam dosa."
Tidak. Ia berkata begini, "Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?" (Roma 6:2).
Kasih karunia Allah memiliki dua dimensi.
Salah satu dimensi adalah pengampunan seluruh dosa kita.
Dimensi lainnya adalah, "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Ku berikan diam kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Ku-berikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya" (Yehezkiel 36:26-27).
Kita menerima Roh Kudus dan buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23).
Oleh karena itu, orang yang sudah memiliki hati yang baru tidak memerlukan lagi Hukum Taurat, sebab Roh Kudus membuat hukum itu tidak diperlukan lagi. Itulah sebabnya, Yesus berkata bahwa semua hukum dan nubuat digenapi di dalam satu kata saja, yaitu kasih.
Paulus menjelaskan begini, "karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat" (Roma 13:9-10).
Buah Roh menyebabkan kita melakukan apa yang dimaksudkan oleh Hukum Taurat, ditambah dengan lebih banyak hal lainnya. Inilah yang membuat hukum itu tidak diperlukan lagi.
Kita menerima hati yang baru untuk hidup di dalam kekudusan, dan untuk menghasilkan semua buah Roh. Kita juga memiliki pengampunan yang tersedia di dalam darah Yesus, supaya kita yakin bahwa kita tidak pernah kehilangan keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita.
Sudahkah Anda menonton sirkus, atau menontonnya di layar televisi?
Salah satu yang paling spektakuler adalah permainan rekstok gantung. Para pemainnya yang berayun-ayun dari satu tiang ke tiang yang lain sangat mendebarkan kita yang melihat, karena mereka berada di tempat yang sangat tinggi di bagian yang tertinggi dari tendanya. Mereka mendorong pemainnya ke arah pemain yang lain satu persatu, dan Anda mungkin bertanya-tanya, "Bagaimana jadinya kalau mereka jatuh?"
Saya pernah bertanya kepada mereka, "Bagaimana Anda dapat melakukan pertunjukan itu dengan begitu sempurna? Tidak pernahkah Anda jatuh?"
"Ya, kami pernah jatuh," pemain itu menjawab. "Kami jatuh di setiap pertunjukan."
"Namun saya tidak pernah menyaksikan Anda jatuh."
"Yah, Anda sebenarnya melihat kami jatuh, tetapi Anda tidak memperhatikannya sebab kami tahu bagaimana jatuh dan bangun lagi. Jika kami jatuh kami segera melompat kembali dan orang-orang mengira itu adalah bagian dari pertunjukan itu."
Tuhan memberi kita hati yang baru dan Roh Kudus, sehingga kita boleh hidup di dalam Roh – seperti pemain rekstok gantung bergelantungan pada alat-alat ayunannya.
Kita seharusnya merupakan suatu pertunjukan bagi seluruh dunia, khususnya bagi tetangga-tetangga kita, sehingga mereka berkata, "Lihat orang-orang Kristen itu. Lihat bagaimana mereka saling mengasihi. Mereka tidak pernah mengkritik orang. Mereka bahkan mengasihi musuh mereka. Mereka adalah tetangga yang terbaik. Tidak seorangpun mengeluh tentang mereka. Mereka pun pekerja-pekerja yang terbaik di pabrik, sekretaris yang paling loyal, dan anak-anak mereka sangat penurut."
Tentu saja, kita tidak sempurna. Namun bila kita hidup di dalam Roh, kita dapat segera memperbaiki keadaan kita, karena hidup Yesus-lah yang dilihat oleh orang- orang itu, bukan kita.
Jika kita terpeleset dan jatuh, ada jala terbentang di bawah pemain rekstok gantung itu. Darah Tuhan Yesus Kristus telah menyediakan pengampunan untuk seluruh kegagalan kita. Kalau kita jatuh beribu kali, maka beribu kali pula Ia akan membangkitkan kita lagi, sejauh kita mempunyai keinginan yang jujur untuk tegak kembali.
Kini jika Anda jatuh, kemudian Anda tiduran saja di jala itu, saya tidak yakin bahwa Anda akan tetap dipertahankan untuk bermain di sirkus itu. Anda bukan pemain yang menguntungkan.
Namun jika Anda benar-benar ingin hidup di dalam kekudusan – seperti hidup (sekalipun harus jatuh bangun) di ayunan rekstok gantung – Anda perlu tahu, bahwa di bawah Anda terbentang jala pengaman.
Pemain rekstok gantung itu dapat bermain dengan santai sebab mereka tahu di bawah mereka ada jala pengaman. Kalau di sana tidak terdapat jala itu, mereka pasti merasa tagang dan takut.
Bila kita merasa tegang dan takut, kita akan mudah jatuh.
Orang-orang yang takut jatuh ternyata terus menerus jatuh.
Orang-orang yang berusaha keras untuk hidup kudus ternyata menemui kesukaran untuk hidup kudus.
Namun orang-orang di antara kita yang tidak bergumul agar hidup kudus merasa santai sehingga justru dapat hidup kudus! Karena kekudusan bukan sesuatu yang terjadi atas usaha kita sendiri, malainkan merupakan anugerah Tuhan – Roh Kudus di dalam kitalah yang melakukan pekerjaan Yesus.
Puji Tuhan atas kasih-Nya yang ajaib! Ia mengampuni seluruh pelanggaran kita; Ia menyediakan jala pengaman sehingga kita dapat merasa santai. Ia pun mengatakan bahwa kita harus mengasihi sesama kita seperti Ia mengasihi kita.
Apakah kita siap untuk mengasihi sesama kita? Atau, apakah kita akan melepaskan jala pengaman itu dari bawah tempat saudara kita berdiri? Kalau ia jatuh, "Selamat tinggal." Kita menolak dia selamanya!
Mengapa seseorang yang benar-benar hidup di dalam Kristus tidak mungkin terus menerus hidup di dalam dosa? Karena Yesus menangani akar masalah kita. Anda dan saya adalah akar dari masalah kita; dan ketika Yesus mati di kayu salib, kita pun mati bersama Dia. Bukan hanya dosa-dosa kita yang dipakukan di kayu salib itu, kita sendiri juga disalibkan!
Nah, karena Ia memperhatikan masalah kita, maka kita dapat melaksanakan hal-hal yang lain.

From :Judul : HIDUP BERSAMA YESUS HARI INIPengarang : Juan Carlos OrtizPenerbit : Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL"Halaman :199-202
geovisit();

SIAPAKAH YESUS?


Lawatlah ke mana-mana pun dan berbicaralah dengan penganut agama apa pun. Jika mereka mengetahui sejarah, mereka akan mengaku bahawa tidak pernah ada peribadi seperti Yesus dari Nazaret, tidak kira betapa komited mereka terhadap agama itu. Dia adalah tokoh yang unik sepanjang zaman.
Yesus telah mengubah haluan sejarah. Malah tarikh pada suratkhabar harian pun membuktikan bahawa Yesus telah hidup kira-kira 2,000 tahun dahulu. B.C. bererti "Sebelum Masihi" dan A.D. Anno Domino, "Setelah Masihi".
Kedatangan-Nya telah dinubuatkan
Beratus tahun sebelum kelahiran Yesus, Alkitab mencatatkan nubuat para nabi Israel tentang kedatangan-Nya. Perjanjian Lama yang ditulis oleh ramai orang dalam jangka masa lebih kurang 1,500 tahun, mengandungi lebih daripada 300 nubuat tentang kedatangan-Nya. Semua butir nubuat terjadi dengan tepat. Kehidupan Yesus, mukjizat-mukjizat yang dilakukan-Nya, kata-kata-Nya, kematian-Nya di atas salib, kebangkitan-Nya, dan kenaikan-Nya ke Syurga -- semua ini menunjukkan bahawa Dia lebih daripada manusia. Yesus sendiri mendakwa, " Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30), "Orang yang sudah melihat Aku, sudah melihat Bapa" (Yohanes 14:9), dan "Akulah jalan untuk mengenal Tuhan dan untuk mendapat hidup. Tidak seorangpun dapat datang kepada Bapa kecuali melalui Aku." (Yohanes 14:6)

Hidup dan kata-kata-Nya menyebabkan perubahan
Perhatikan hidup dan pengaruh Yesus Kristus sepanjang sejarah, dan anda akan melihat bahawa Dia dan kata-kata-Nya sentiasa membawa perubahan yang besar dalam hidup manusia dan bangsa. Ke mana saja ajaran dan pengaruh-Nya disebarkan, kesucian dalam perkawinan, hak asasi wanita dan suara rakyat diterima. Sekolah-sekolah dan universiti-universiti didirikan; undang-undang untuk melindungi kanak-kanak diluluskan; perhambaan dihapuskan, dan banyak lagi perubahan telah dilakukan untuk kebaikan manusia.Individu-individu juga mengalami perubahan yang dramatik. Contohnya, Lew Wallace. Dia adalah seorang jeneral yang terkenal dan seorang sasterawan genius yang pernah tidak percaya pada Tuhan. Wallace meluangkan masa selama dua tahun di perpustakaan terkenal di Eropah dan Amerika untuk mencari maklumat yang dapat menghancurkan agama Kristian selama-lamanya. Ketika dia menulis bab kedua, tiba-tiba dia mendapati dirinya berlutut dan berteriak mengakui Yesus sebagai Tuhannya.Kerana bukti yang tidak dapat dipertikaikan, dia tidak dapat lagi menyangkal bahawa Yesus Kristuslah Anak Tuhan. Kemudian, Wallace telah menulis "Ben Hur", salah sebuah novel Inggeris termasyur yang pernah ditulis mengenai zaman Kristus.Begitu juga dengan mendiang C.S. Lewis. Bertahun-tahun lamanya, profesor di Universiti Oxford ini menyangkal keilahian Yesus. Tetapi dia juga secara jujur menyerahkan hidupnya kepada Yesus sebagai Tuhan dan Penyelamatnya, setelah mempelajari bukti yang kukuh tentang keilahian Yesus.
Pembohong atau orang gila?
Di dalam bukunya yang terkenal, "Mere Christianity", Lewis menyatakan, "Seorang manusia biasa yang mengatakan hal-hal seperti yang Yesus ucapkan, tidak mungkin adalah seorang guru moral yang agung. Dia mungkin seorang gila atau syaitan dari neraka. Anda harus memilih -- apakah Yesus adalah Anak Allah, seorang gila, atau lebih teruk daripada itu. Anda boleh menganggap Yesus sebagai seorang gila, atau berlutut di kaki-Nya dan mengakui Dia sebagai Allah. Tetapi janganlah kita menghina Yesus dengan mengatakan bahawa Dia seorang guru yang agung. Pilihan itu langsung tidak wujud."Siapakah Yesus bagi anda? Jawapan anda akan menentukan hidup anda di dunia ini dan hidup selama-lamanya.Kebanyakan agama adalah diasaskan oleh manusia dan berdasarkan falsafah buatan manusia, dan kebiasaan tingkah laku. Singkirkan pengasas-pengasas agama dari amalan praktik agama masing-masing, sedikit sahaja akan berubah. Tetapi singkirkan Yesus dari agama Kristian, tidak ada apapun akan tertinggal. Agama Kristian bukan sekadar falsafah hidup, etika piawai atau ketaatan mengerjakan suruhan agama. Agama Kristian yang benar adalah berasaskan kepentingan hubungan peribadi dengan Penyelamat yang hidup, Yesus Kristus.
Pengasas yang telah bangkit
Agama Kristian adalah unik -- Yesus disalibkan, dikuburkan, dan tiga hari selepas itu bangkit dari kematian. Sebarang perdebatan tentang kesahan agama Kristian adalah bergantung kepada bukti kebangkitan Yesus dari kematian.Sepanjang zaman, kebanyakan cendekiawan hebat yang pernah mempertimbangkan bukti-bukti kebangkitan Yesus, percaya bahawa Yesus hidup. Setelah memeriksa bukti kebangkitan seperti yang dinyatakan oleh penulis-penulis Kitab Injil, mendiang Simon Greenleaf, seorang yang berwibawa tentang isu-isu perundangan di Harvard Law School membuat kesimpulan: "Adalah mustahil mereka dapat terus menegaskan bahawa apa yang mereka katakan itu benar jika Yesus tidak betul-betul bangkit dari kematian, dan mereka tidak pasti tentang fakta ini." John Singleton Copley yang diiktirafkan sebagai salah seorang intelek guaman terkemuka dalam sejarah British, memberi komen begini, "Saya pasti apa yang dimaksudkan bukti. Saya beritahu anda, bukti sebegini belum pernah tumpas."
Mengapa anda percaya
Kebangkitan Kristus adalah pokok iman seorang Kristian. Ada beberapa sebab mengapa mereka yang mempelajari kebangkitan, percaya bahawa itu benar :
Nubuat: Pertama, Yesus sendiri yang menubuatkan tentang kematian dan kebangkitan-Nya, dan hal-hal itu terjadi dengan tepat seperti apa yang telah Dia nubuatkan (Lukas 18:31-33).
Kubur yang kosong: Kedua, hanya kebangkitan dapat menjelaskan dengan munasabah kubur-Nya yang kosong. Membaca kisah Alkitab itu dengan teliti akan menunjukkan bahawa kubur di mana mereka meletakkan tubuh Yesus dijaga dengan ketat oleh askar-askar Roma dan ditutup dengan batu yang sangat besar. Jika Yesus tidak mati tetapi hanya menjadi lemah, seperti yang dikatakan oleh sesetengah orang, maka para pengawal dan batu tersebut akan menghalang Dia daripada melarikan diri -- begitu juga dengan sebarang usaha pengikut-pengikut untuk menyelamatkan-Nya. Musuh-musuh Yesus tidak akan menyembunyikan tubuh Yesus sebab kehilangan tubuh-Nya hanya akan menguatkan lagi kepercayaan tentang kebangkitan-Nya.Pertemuan-pertemuan peribadi: Ketiga, hanya kebangkitan dapat menjelaskan mengapa Yesus dapat menampakkan diri kepada murid-murid-Nya. Setelah kebangkitan-Nya, Yesus menampakkan diri sekurang-kurangnya 10 kali kepada mereka yang mengenali Dia, dan pada suatu ketika kepada lebih daripada 500 orang. Tuhan membuktikan bahawa semua penampakan ini bukanlah halusinasi: Dia makan dan berbual-bual dengan mereka dan mereka menjamah tubuh-Nya. ( I Yohanes 1:1)Kelahiran gereja: Keempat, hanya kebangkitan dapat menjelaskan dengan munasabah permulaan gereja Kristian. Gereja Kristian merupakan institusi terbesar yang wujud atau pernah wujud di sepanjang sejarah dunia. Lebih daripada setengah khutbah-khutbah awal yang pernah disampaikan adalah berkaitan dengan kebangkitan (Kisah Para Rasul 2:14-36). Ketara sekali gereja awal mengetahui bahawa kebangkitanlah dasar khutbah. Musuh-musuh Yesus dan para pengikut-Nya boleh menghentikan mereka daripada berkhutbah demikian sekira mereka dapat mengeluarkan tubuh Yesus.Hidup yang berubah: Kelima, hanya kebangkitan dapat menjelaskan dengan munasabah hidup murid-murid yang berubah. Mereka meninggalkan Dia sebelum kebangkitan-Nya. Setelah kematian-Nya mereka menjadi kecewa dan takut. Mereka tidak sangka bahawa Yesus akan bangkit dari kematian (Lukas 24:1-11).Walaupun demikian, setelah kebangkitan Yesus dan pengalaman mereka pada hari Pentakosta, murid-murid yang kecewa dan takut ini berubah kerana kuasa kebangkitan Kristus. Dalam nama Yesus, mereka menyebabkan dunia tunggang-terbalik. Ramai mati kerana iman mereka; yang lainnya dianiaya dengan kejam. Mereka pasti tidak akan berani macam ini jika mereka tidak yakin bahawa Yesus benar-benar telah dibangkitkan dari kematian - suatu kebenaran yang berbaloi untuk mati.
Saya pernah bekerja dengan para cendekiawan dari universiti seluruh dunia selama 40 tahun. Tetapi, saya belum pernah bertemu dengan satu orangpun yang tidak percaya bahawa Yesus memanglah Anak Allah, Mesias yang telah dijanjikan, setelah mereka mempertimbangkan bukti-bukti secara jujur. Walaupun sesetengah orang tidak percaya, mereka dengan jujur mengakui bahawa mereka tidak meluangkan masa untuk membaca Alkitab atau mempertimbangkan fakta-fakta sejarah tentang Yesus.
Tuhan yang hidup: Kerana kebangkitan Yesus, para pengikut-Nya yang sebenar tidak lagi sekadar mematuhi etika seorang pengasas yang telah mati, tetapi memiliki suatu hubungan peribadi dengan Tuhan yang hidup. Yesus Kristus hidup hari ini dan Dia setia memberkati mereka yang mempercayai dan mentaati Dia. Berabad-abad lamanya, ramai orang telah mengakui kebenaran tentang Yesus, termasuk mereka yang telah banyak mempengaruhi dunia.Ahli falsafah Perancis, Blaise Pascal, mengatakan tentang keperluan manusia terhadap Yesus: "Terdapat suatu kekosongan yang diciptakan oleh Allah di dalam hati setiap orang. Kekosongan ini hanya boleh diisi oleh Allah sendiri melalui anak-Nya, Yesus Kristus."Mahukah anda mengenali Yesus Kristus secara peribadi sebagai Penyelamat yang hidup? Sesungguhnya anda dapat! Yesus begitu ingin menjalin hubungan peribadi yang penuh kasih dengan anda, sehingga Dia sudah menguruskan segala yang perlu. (http://www.greatcom.org/)

Selasa, 25 Maret 2008

MEMBUNUH LEMBU EMAS (kecanduan bentuk dan agamawi)


"… sebab kamu tidak melihat sesuatu rupa pada hari TUHAN berfirman kepadamu di Horeb dari tengah-tengah api- supaya jangan kamu berlaku busuk dengan membuat bagimu patung yang menyerupai berhala apapun …" Ulangan 4:15-16
Peringatan Tuhan dalam Perjanjian Lama kepada bangsa Israel tersebut ternyata tidak ditaati. Mereka malah membuat patung anak lembu emas di Horeb. Mereka menukar kemuliaan mereka dengan bangunan sapi jantan yang makan rumput.
Seperti bangsa Israel maka sebagian dari kita sering membangun rasa aman kita dengan menyembah sebuah bentuk yang dapat kita lihat dan sentuh. Ketakutan dan ketidakamanan kita seringkali mendorong untuk membuat "patung lembu emas" kita sendiri. Jika kita takut menjadi miskin maka "uang" akan menjadi "patung emas" yang kita sembah. Jika kita takut gagal maka "sukses"lah yang akan menjadi berhala kita. Atau jika kita takut sendirian maka sebuah "hubungan" akan kita jadikan patung tuangan kita.Pada dasarnya manusia terlalu mudah diperhamba oleh bentuk-bentuk. Konflik, peperangan dan pertumpahan darah sepanjang sejarah antara orang Kristen dan penyembah berhala, orang-orang Muslim dengan Yahudi, orang Katolik dan Protestan telah menunjukkan bahwa kita sesungguhnya telah membuat patung emas dari "agama" dan "denominasi" kita.
Yesus tidak secara sungguh dipengaruhi oleh bentuk fisik sama sekali (bahkan tubuh-Nya secara fisik).Dia terus bergerak dalam pekerjaan mujizat sementara orang memperingatkan Dia: "Tetapi, Guru, dia berbau busuk!", saat Dia mulai membangunkan Lazarus yang sudah 4 hari mati. Yesus mengetahui bahwa semua bentuk itu sementara dan relatif. Seperti nats berikut mengatakan : "Gemetarlah, hai bumi, di hadapan Tuhan, di hadapan Allah Yakub, yang mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan batu yang keras menjadi mata air" (Mazmur 114:7-8). Ketika dikatakan kalau keluarga-Nya mencari Dia, Yesus mengatakan bahwa keluarga-Nya bukanlah yang lahir dari darah, tetapi dari pilihan."Keluarga-Ku adalah mereka yang melakukan kehendak Tuhan" (Matius 12:46- 50). Tuhan itu tidak terikat pada bentuk.
Setelah Saul membuktikan kalau dia tidak dapat memimpin maka Tuhan kemudian mencari pria lain yang bernama Daud dan menyiapkan dia untuk jadi raja. Tuhan mengubah bentuk yang satu kepada bentuk yang baru … seorang pemimpin yang lebih bertanggung jawab, yang tidak akan memerintah dengan cara yang kuno dan mendominasi (1 Samuel 15:17-28).
"Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus" (Galatia 3:28). Bahkan alasan dan dasar dari hubungan-hubungan pun adalah Kristus, bukan bentuk-bentuk. Warna kulit dan latar belakang sosial adalah bentuk yang sementara. Bentuk membatasi kita. Bentuk adalah sementara. Hanya Allah yang kekal.

PERUBAHAN PARADIGMA GEREJA


From meeting centered to life centered.
From upward growth to outward growth.
From super organization to simple organism (the opposite of hierarchy/pyramid is anarchy).
From bringing people to church to bringing church to people.
From social respectability to salt and light (they turned the world upside down).
From tenth to total in New Testament giving.
From titles to function.
From Independence to interdependence (from wallwide church to the citywide church ... organizational unity to spiritual unity).
From presbytery without the people to presbytery with the people (Acts 15:22).
From building centered leaders to people centered leaders.
From performance by professionals to "everyone of you"(1 Chor 14:26).
From pastor only to fivefold ministries(all the gifts God gave).
From church houses to house churches.
From self to God.
From inreach to outreach.
From events to relationship.
From ministers to equippers.
From consumers to contributors.
From a church mentality to a kingdom mentality.
From living in the past to enganging with the present.
From market-driven to mission-oriented.
From bureaucratic hierarchies to apostolic networks.
From schooling professionals to mentoring leaders.
From following celebrities to encountering saints.
From dead orthodoxy to living faith.
From attracting a crowd to seeking the lost.
From belonging to believing.
From generic congregations to incarnational communities.
From christianity to Christ (not a philosophy, a movement, or a religion, but JESUS).
From special priesthood to priesthood of all believers (called to sacrifice and intercede).
From worshipping our worship to worshipping Jesus (worship is more than singing song).
From symbolism to substance in the Lord is supper (take it often).
From denomination to spirit-led networks (association of home churches).
From program based church to home based church (liturgical,evangelical,informal).
From the seminary system to the apprentice system.
From selective submission to spiritual recognition (submit to God-ordained authority).
From paper membership to Body membership (we are members of one another).
From the wheel to the vine (releasing teams to plant simple churches in homes).
From organizational unity to spiritual unity (there is only one step to unity).
From "us and them" to "us" (refuse to allow a divisive spirit to enter your fellowship).
From planned church only to spontaneous church also (recognize ecclesia).

Jumat, 21 Maret 2008

MELANGKAH DENGAN IMAN


Saat sore itu Yesus menyuruh murid-murid-Nya menyeberangi danau dan mendahului Yesus ke Betsaida, sedang Yesus sendiri naik ke atas bukit dan berdoa. Dalam perjalanan menyeberang, murid-murid kepayahan mendayung. Mungkin karena jaraknya yang cukup jauh. Tetapi penyebab utamanya bukanlah jarak yang jauh, namun karena angin sakal yang bertiup kencang yang melawan arah perahu mereka. Bahkan angin ini sudah menyerupai badai yang terjadi di atas sebuah danau besar. Saat itu sudah hampir subuh, tetapi murid-murid masih saja mendayung berusaha keluar dari badai tersebut, dan mereka sagat kelelahan. Bayangkan, mendayung dari sore sampai hampir subuh, pasti capek. Yesus melihat mereka kepayahan dan menghampiri mereka dg cara berjalan di atas air. Saat murid-murid tahu bahwa yang mendekat adalah Yesus. Lalu Petrus melihat, wow Yesus bisa berjalan di atas air dan bisa menyusul mereka. Dia berpikir berjalan di atas air bisa keluar dari perahu sekaligus keluar dari badai yang menerpa mereka. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Tuhan, suruh aku datang kepadaMu dengan berjalan di atas air”. Yesus menjawab “Ayo sini!”. Dengan penuh iman dan percaya Petrus melompat keluar dari perahu dan mendatangi Yesus. “Wah luar biasa” pikir Petrus. Tapi saat Petrus mulai melihat sekeliling, dia melihat badai masih berkecambuk, maka mulai takutlah dia. Wah, saat ketakutan mulai datang, kaki Petrus pun mulai tenggelam. Tapi Yesus datang menolong Petrus dan mereka berdua naik ke perahu dan badaipun reda.Itu tadi kira-kira imajinasi saya setelah membaca salah satu bagian kisah Yesus dari Kitab Matius 14 dan Kitab Markus 4. Keadaan kita pun sama seperti murid-murid Yesus dimana terkadang Tuhan ijinkan untuk menempuh badai. Tapi saat badai melanda, Tuhan tidak pernah meninggalkan kita. Ia selalu ada didekat kita untuk menolong kita dan memberi inspirasi kepada kita bagaimana kita keluar dari badai tersebut. Sebagaimana Petrus bisa melihat dengan berjalan di atas air dia bisa keluar dari masalah, begitu juga dengan kita, dimana kita bisa diinspirasi oleh Tuhan bagaimana cara kita keluar dari badai masalah yang kita hadapi.
Namun tidak hanya selesai dari inspirasi tersebut, kita harus melangkah keluar dari masalah dengan iman. Petrus tahu, keluar dari perahu saat badai bisa berarti kematian. Tapi justru ia mengambil keputusan untuk melakukan tersebut dengan iman seijin Tuhan, maka ia pun bisa berjalan di atas air. Begitu juga dengan kita, terkadang Tuhan memberikan inspirasi yang justru menurut kita bukan merupakan jalan keluar masalah. Tapi bagian kita adalah melangkah keluar dengan iman dengan cara sesuai dengan yang telah diinspirasikan Tuhan kepada kita. Jadi baiklah kita serahkan segala permasalahan kita kepada Tuhan, dan membiarkan Dia memberikan jalan kepada kita dimana kita bisa melangkah dengan iman pada jalan tersebut sehingga kita bisa keluar dari permasalahan kita.

YANG TERBAIK UNTUK KITA


Suatu siang, sebuah keluarga meluangkan waktunya untuk pergi ke Pasar Atom di kota Surabaya, untuk berbelanja keperluan akhir tahun. Keluarga ini memiliki seorang anak laki-laki yang masih kecil. Saat mereka berkeliling mencari barang-barang kebutuhan mereka, sebuah toko mainan dilewati. Penjual toko itu mengamati anak laki-laki mereka yang melihat dengan penuh ketertarikan pada sebuah mobil-mobilan yang dipajang di toko tersebut. Tanpa membuang kesempatan, penjual tersebut langsung mendatangi anak laki-laki ini dan berkata “Dik, ini mobil bagus ya, jalannya cepat dan ada bunyinya, hebat deh!”. Semakin merasa tertarik anak laki-laki ini meminta pada ayahnya, “Papa, belikan aku mobil ini”. Sang ayah menjawab, “Tidak anakku, mobil-mobilan itu tidak bagus buat kamu”. Merasa tidak dipenuhi keinginannya, anak laki-laki ini merengek-rengek, sambil menangis ingin dibelikan. Tapi sang ayah tetap tidak membelikannya, dan keluarga itu pun berlalu ke toko-toko lain untuk membeli barang-barang keperluan mereka. Akhirnya anak itu pulang dengan sedih karena keinginannya tidak dikabulkan. Seminggu kemudian, saat malam hari di rumah mereka sang ayah menghampiri anaknya dan berkata “Nak, Papa punya sesuatu yang bagus untukmu”. Anak laki-laki itu melihat ayahnya datang membawa bungkusan plastik berwarna hitam. Dengan penasaran dia pertanya, “Apa yang Papa bawa untuk aku?” Lalu ayah mengeluarkan sebuah buku bacaan anak yang disukai anaknya. Anak itu menerimanya lalu berkata “Terima kasih Papa”. Ayahnya berkata lagi, “Masih ada lagi nak”, sambil ayah mengeluarkan sebuah mainan kreativitas berbentuk mobil-mobilan yang menarik. Anak tersebut melonjak kegirangan dan berkata “Papa, terimakasih. Papa baik sekali”.
Keberadaan kita sebenarnya mirip dengan anak laki-laki kecil tadi dan Bapa kita di surga adalah ayahnya. Seringkali kita mempunyai keinginan yang kita ungkapkan kepada Bapa untuk sesuatu yang bahkan menurut kita adalah yang terbaik buat kita. Tetapi, sebenarnya Bapa kita tahu yang benar-benar terbaik untuk kita, dan Ia sudah merancangkan yang terbaik untuk setiap anak-anakNya. Ia tidak pernah sekalipun mengecewakan kita. Saat kita punya keinginan, adalah baik untuk kita mengungkapkannya kepada Bapa kita disurga. Tetapi lebih daripada itu, baiklah kita menyerahkannya kepada Bapa agar kehendak Bapa yang terjadi atas kehidupan kita, karena kehendakNya pastilah yang terbaik untuk kita dan pasti karena Tuhan tidak akan pernah melakukan kesalahan

IDE CEMERLANG DAN IDE SURAM


Dalam buku berjudul Made To Stick: Why Some Ideas Survive and Others Die, Chip Heath dan Dan Heath mengemukakan pemikiran mereka mengenai mengapa suatu ide bisa berhasil sedangkan ide-ide lain gagal. Ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, kepemimpinan, ataupun dalam usaha. Secara singkat, ide mereka adalah sebagai berikut:
Prinsip 1: SimplicityInteresting isn’t it. Simple and yet profound Bagaimana seorang pemimpin menyampaikan visi dan misinya kepada orang lain. Mungkin kepada anak 8 tahun? Pastilah harus simple.
Prinsip 2: UnexpectednessInteresting again. Tak terduga tapi menimbulkan ketertarikan. Be creative.
Prinsip 3: ConcretenessTopik yang dibawakan tidak ambigu, jelas dan to the point sehingga pendengar mengerti.
Prinsip 4: CredibilityIde-ide dan pemikiran kreatif juga perlu bukti untuk membuatnya menjadi konkrit (ide prinsip ke 3). Bisa dengan mempraktekkannya sendiri atau dengan cara lain untuk membentuk kredibilitas.
Prinsip 5: EmotionsHmmm… saya agak kurang setuju dengan prinsip ini. Bagi saya membagikan visi tidaklah sama dengan memanipulasi orang lain dengan emosi.
Prinsip 6: StoriesSeni bercerita bisa sangat bermanfaat untuk menyampaikan ide. Bisa cerita-cerita tentang visi, hidup yang diubahkan, kisah sukses, ataupun kisah-kisah lainnya. Cerita bisa membantu penyampaian ide dengan cara yang bermakna

HIDUP TANPA PENYESALAN


Alkitab dalam kitab Raja-Raja dan Tawarikh banyak menceritakan kehidupan para raja yang memerintah bangsa Israel dan Yehuda. Kitab-kitab ini dengan jelas menceritakan raja-raja mana yang baik dan juga menunjukkan raja-raja mana yang buruk. Bagian yang memberikan pembedaan ini adalah kata-kata “melakukan apa yang baik dan yang benar di mata Tuhan” dan “melakukan apa yang jahat di mata Tuhan“.
Tuhan melihat setiap manusia, setiap perbuatan dan kecenderungan hatinya. Dan saat saya tahu bahwa Tuhan melihat setiap hari dalam kehidupan saya, saya berpikir dan berkata, “Saya juga mau melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan lebih dari apapun di dunia ini!!!”
Bagaimana caranya untuk melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan? Berikut ini beberapa tipsnya:

Baca Alkitab setiap hari.
Dengarkan kata-kataNya. Percaya selalu bahwa Roh Kudus tidak akan pernah memimpin kita keluar dari apa yang ditulis dalam Alkitab.
Bergereja lokal dimana kita bisa bertumbuh secara rohani. Tentunya gereja lokal ini adalah tempat dimana Firman Tuhan diberitakan.
Lalu saat kita berusaha melangkah untuk melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan, kita mengevaluasi setiap hari dalam hidup kita… tau ndak kita sedang menghidupi hidup kita agar nantinya kita tidak menyesal. Itu keinginanku juga loh, to live a life with no regret!!! Itu doaku!!!
Aku tidak akan buat kesalahan konyol sebagai seorang anak dalam keluarga ketika aku berusaha melakukan yang benar di mata Tuhan.
Aku tidak akan buat kesalahan konyol sebagai boyfriend ketika aku berusaha melakukan yang benar di mata Tuhan.
Aku tidak akan mengacaukan keuanganku ketika aku berusaha melakukan yang benar di mata Tuhan.
Aku tidak akan bermalas-malasan dalam pekerjaanku ketika aku berusaha melakukan yang benar di mata Tuhan.
Aku tidak akan mengabaikan kehidupan spritualku ketika aku berusaha melakukan yang benar di mata Tuhan.
Aku percaya, saat aku berusaha untuk selalu melakukan apa benar di mata Tuhan, aku akan dapat menghidupi hidupku dengan sebaik-baiknya. Keinginanku, sampai akhir hidupku nanti, aku selalu menghidupi hari-hariku dengan baik sehingga tidak akan ada penyesalan. Juga nanti dalam kitab kehidupan, aku juga mau aku disebut sebagai orang yang melakukan apa yang baik dan benar di mata Tuhan.

AMAN DALAM TUHAN


Foto ini adalah foto dari jembatan Golden Gate yang menghubungkan teluk di San Francisco. Jembatan ini dibangun pada bulan Januari 1933 dan selesai pada bulan April 1937. Pada awal pembangunannya, banyak korban tewas dari pihak pekerja karena mereka jatuh dari atas konstruksi. Hal ini terus terjadi sampai pada akhirnya pihak pengembang memberikan solusi pengamanan dengan memasang jaring pengaman dibawah konstruksi jembatan agar bila ada orang yang jatuh tidak akan berbahaya karena terlindungi oleh jaring pengaman tersebut. Sejak dipasang jaring pengaman tersebut, tidak lagi ditemukan korban pekerja yang tewas karena jatuh dari konstruksi. Dan yang mengejutkan, proses pengerjaan jembatan tersebut jadi lebih cepat dan efektif karena para pekerja yang ada tidak lagi merasa takut. Hebat kan?
Hal ini ternyata juga terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Saat kita merasa aman, produktifitas kita pun meningkat. Saat kita merasa aman, kita bisa mampu melakukan hal-hal yang terbaik dari kemampuan kita.
Permasalahannya disini kita berada pada satu kondisi yang tidak aman. Kalau beberapa tahun yang lalu banyak terjadi aksi terorisme yang menakutkan, sekarang ini kita ditakutkan oleh banyaknya bencana alam yang terjadi yang bahkan sulit untuk diperkirakan. Banyak gempa terjadi, ada juga banjir, di perairan Indonesia juga terjadi beberapa kali gelombang pasang yang tinggi padahal belum musim hujan. Lalu ada lagi di dekat tempat tinggal saya, Surabaya, atau di Sidoarjo, ada bencana semburan lumpur panas yang sudah 1 tahun tidak kunjung berhenti. Dan masih banyak lagi yang bisa membuat kita merasa tidak aman.
Dalam keadaan yang sangat tidak aman ini, dapatkah kita bisa merasa aman? Jawabnya tentu dapat. Ada satu rasa aman yang benar-benar aman, yaitu aman didalam Tuhan. Aman didalam Tuhan adalah keyakinan yang teguh bahwa kehidupan kita ada ditangan Allah Maha Kuasa yang adalah Bapa kita.
Lalu bagaimana kita bisa merasa aman? Firman Tuhan dalam Matius 8:23-27 memberikan pengajaran bagaimana mempunyai rasa aman dalam Tuhan.


1. Berada dimana Yesus berada.

Kita tahu saat kita berada dalam penyertaan Tuhan, kita akan aman. Namun seringkali kita salah dalam menafsirkan hal ini. Kita sering “memaksa” Tuhan untuk mengikuti dan menyertai kita. Sesungguhnya kita ini murid Yesus, jadi bukan Yesus yang harus mengikuti kita, namun kitalah yang harus mengikuti Yesus. Dan saat kita mengikut Yesus, pasti kita aman karena kita ada dalam penyertaanNya.
Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-NyaMatius 8:23
Barangsiapa melayani Aku, ia harus mengikut Aku dan di mana Aku berada, di situpun pelayan-Ku akan berada. Yohanes 12:26


2. Berseru kepadaNya saat badai melanda.

Saat berada bersama Tuhan, seringkali kita juga tetap melewati badai. Hanya saja kita sebagai murid-muridNya sudah mendapatkan janji perlindunganNya yang aman. Saat kita berseru minta tolong, berserah kepadaNya, mengandalkan kekuatanNya dalam setiap kesempatan, kita akan mendapatkan pertolonganNya.
Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur. Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”Matius 8:25
Mata TUHAN tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong”…”Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, maka TUHAN mendengar, dan melepaskan mereka dari segala kesesakannya. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya ituMazmur 34:16, 18-20
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.Mazmur 91:15


3. Berani dan beriman disituasi sulit.

Saat kita tahu bahwa kita berada bersama dengan Tuhan, dan kita juga sudah tahu janji-janji perlindunganNya, kita tidak perlu takut. Kita harus berani dan melangkah dengan iman. Jangan takut karena Yesus tidak suka itu, bahkan Tuhan sudah mengingatkan kita untuk tidak takut karena Tuhan menyertai kita dan tidak meninggalkan kita.
Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.Matius 8:26
Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.”Ulangan 31:6

MENANG ATAS PENCOBAAN



Oscar Wilde, seorang penulis dari Irish, pernah membuat satu pernyataan, “I can withstand anything except temptation” yang artinya “saya bisa menanggung apapun kecuali pencobaan”. Sejak jaman Adam sampai saat ini permasalahan utama yang kita hadapi adalah temptation, yang dalam bahasa Yunani-nya adalah “peirasmos“, yang mana kadang diterjemahkan sebagai “trials” dan kadang “temptations“. Bedanya kira-kira seperti ini, trial atau ujian adalah situasi yang saat kita menang dapat membuat kita bertumbuh sedangkan temptation atau godaan digunakan oleh iblis untuk membuat kita jatuh dalam dosa. Memang sulit membedakannya, tapi kita bisa menghadapinya.
Ada beberapa tips untuk menang atas pencobaan:


1. Be Realistic

Hadapi kenyataan bahwa semua orang bisa dicobai. Tidak ada orang yang selalu aman dari pencobaan selama hidupnya. Namun yakinlah setiap kita bisa menghadapi pencobaan itu, karena pencobaan itu tidak melebihi kekuatan kita. (1 Korintus 10:13)


2. Be Responsible

Ada pencobaan bukan berarti kita pasti jatuh dalam dosa, tetapi menyerah pada pencobaan adalah dosa. Ambil tanggung jawab kita masing-masing, jangan menyalahkan Tuhan atau orang lain saat kita tergoda, karena Tuhan tidak pernah mencobai kita (Yakobus 1:13), dan kita tergoda karena keinginan daging kita (Yakobus 1:14).


3. Be Ready

Persiapkan dirimu!! Pencobaan bisa datang sewaktu-waktu. Untuk itu kenakan selalu selengkap senjata Allah supaya kamu dapat bertahan (Efesus 6:11). Bersiaplah dan berjaga-jagalah supaya kamu tidak jatuh dalam pencobaan (Mat 26:41).


4. Be Refocused

Saat pencobaan datang dan mulai masuk kedalam pikiran kita, cara melawannya adalah dengan mengalihkan pikiran kita. Jangan terus melihat, mendengar ataupun memperhatikan sesuatu yang mencobai kita. Pindahkan pandanganmu, tutup telingamu, ganti pikiranmu. Salah satu yang terbaik adalah memikirkan Firman Tuhan, yang benar, yang mulia, yang adil, yang suci, yang manis, yang sedap didengar, yang disebut kebajikan dan layak dipuji (Filipi 4:8).


Jadi mari kita bersiap diri agar kita bisa menang atas pencobaan saat pencobaan itu datang.

AYO BACA ALKITAB


Percaya atau tidak, membaca Alkitab itu benar-benar asik loh. Menyenangkan sekali rasanya. Anda bertanya, bagaimana bisa asik dan menyenangkan? Untuk bisa menjawab pertanyaan itu, kita harus tahu, sebenarnya apa seh Alkitab itu.
Alkitab bukanlah sekedar buku wajib umat kristiani. Alkitab juga bukan sekedar hasil tulisan para nabi yang menjadi “bahan pelajaran” bagi pengikut agamanya. Menurut saya, Alkitab merupakan Firman Tuhan sendiri yang dituliskan oleh hamba-hambaNya. Jadi merupakan kata-kata Tuhan sendiri.
Nah, dalam Firman Tuhan yang ada didalam Alkitab, ada sebuah keunikan yang menarik. Prinsip FirmanNya itu tetap berlaku sampai sekarang loh. Walaupun Alkitab ditulis beratus-ratus tahun yang lalu, bahkan dimulai dari ribuan tahun yang lalu, tetapi isinya tetap relevan dengan keadaan jaman dulu sampai sekarang. Keren kan?
Lalu didalam Alkitab ini juga ditulis sekitar 6000 janji Tuhan. Wow!!!! Banyak sekali kan? Janji-janjiNya ini luar biasa loh. Ada janji berkat, ada janji kelimpahan, ada janji keberhasilan, ada janji perlindungan, ada janji penghiburan, dan masih banyak lagi. Pokoknya luar biasa deh.
Selain itu, dengan membaca Firman Tuhan di Alkitab, kita juga bisa mengenal seperti apa seh Tuhan itu. Luar biasa bukan?
Menarik sekali kan? Jadi tertarik untuk tahu sendiri apa asiknya membaca Alkitab kan? Ayo kita baca Alkitab!!

PERLUNYA SABAT


Tahun 2006 yang lalu seorang Hamba Tuhan yang menjadi Gembala Rayon sebuah GBI di Medan bertekad membuka gereja-gereja baru lebih cepat lagi. Biasanya setiap 45 hari dibuka pos pelayanan baru, kemudian ia mengajak rekan-rekan pengerja di lingkungan gerejanya untuk membangun lebih cepat lagi, setiap bulan. Ketika sedang sibuk-sibuknya membangun Kerajaan Allah seperti itu, rupanya ada pihak-pihak yang tidak senang kepadanya. Ia difitnah menggelapkan keuangan gereja. Perkaranya sampai ditangani kepolisian. Berkali-kali ia dimintai keterangan oleh polisi. Sementara kasusnya belum jelas, ia terang-terangan diekspos di koran-koran dan di radio-radio sekitar Medan. Terjadi pembunuhan karakter terhadapnya. Namanya jelas-jelas disebutkan dalam pemberitaan negatif itu, bukan hanya inisial nama saja. Banyak anggota jemaat dari kalangan TNI dan organisasi kepemudaan yang menyarankan agar ia bertindak. "Biar pak, kami saja yang menangani para preman yang mau memeras bapak!""Ah, tidak usah!"Ia tetap diam, karena Tuhan sudah memerintahkan agar ia tutup mulut saja. Untuk sementara ia tidak dijadwalkan melayani pemberitaan Firman Tuhan pada waktu itu. Kenapa orang yang giat melayani di ladang Tuhan di-grounded begitu gara-gara sebuah fitnahan? Setelah awal tahun 2007 ternyata kasusnya tidak terbukti. Itu hanya fitnah belaka. Di sinilah letak keadilan Tuhan. Apabila kita lulus ujian, ada hadiah yang menanti kita. Sebagai hadiahnya, GBI yang dilayaninya mendapat izin untuk membuka siaran radio swasta, padahal izin radio swasta itu sulitnya minta ampun. Sebagai hadiahnya, GBI di Medan itu akan melayani di sebuah siaran TV swasta di Sumatera Utara dalam waktu dekat ini. Sebagai hadiahnya, ia yang selama 14 tahun lebih ini hanya mengontrak rumah, mendapat kado sebuah rumah. Tadinya ia hanya berharap rumah kecil dengan sebuah kebun atau taman di dalamnya, namun yang diberikan Tuhan adalah sebuah rumah besar dengan 9 kamar, ditambah taman yang luas. Ketika difitnah dan ia diam saja, tetap mengandalkan Roh Kudus sebagai pembelanya, ia lulus dari pembentukan Tuhan, naik ke dimensi pelayanan yang lebih tinggi lagi.Setelah ia merenungkan kembali perkara itu, ia melihat bahwa Tuhan mengizinkan ia bebas tugas pelayanan selama hampir setahun, karena itu tahun Sabat bagi pelayanannya setelah tiga belas tahun melayani (2 x 7 tahun). Tuhan tahu bahwa hamba-Nya perlu masa Sabat. Meskipun cara Sabatnya tidak seperti yang sering kita bayangkan, Tuhan memberikan tahun Sabat bagi kita, untuk berhenti, merenung, "mengasah pisau gergaji", menggali keintiman yang lebih dalam lagi.

KESAKSIAN : Jacqlien Celosse


“Rocker juga manusia,” demikian ucap pelantun tembang “Raja Mulia”, Jacqlien Celosse. Dengan jujur diakui ibu dua anak ini bahwa ia sering selisih paham dengan suaminya, David Novendus. Apalagi diawal-awal pernikahan. Waktulah yang memroses keduanya, hingga volume perselisihanpun berkurang. "Saya akui memang tidak mudah berumah tangga. Di awal pernikahan kami, ada saja masalah yang datang. Apalagi masa pacaran kami sangat singkat, sehingga masa pengenalan cenderung tidak ada. Hanya oleh kasih anugerah Tuhan, rumah tangga kami masih utuh hingga sekarang," ucap Jacqlien. Dituturkan wanita kelahiran Manado, 11 Maret 1973 ini, untuk membangun rumah tangga memang memerlukan waktu pengenalan. Ia belajar dari pengalaman hidupnya. "Saya mengenal David sangat singkat. Saya di Jakarta, sedangkan dia di Surabaya. Dalam waktu kurang dari tiga bulan kami menikah. Setelah menikah baru saya dan suami mengetahui karakter masing-masing. Masa penyesuaianpun sangat berat. Tak heran jika kami sering bertengkar," jujur Jacqlien. Syukurnya, keduanya sama-sama tahu akan firman Tuhan, sehingga pertengkaran bisa diredam dengan takut akan Tuhan. "Pantas saja ya, banyak rumah tangga yang hancur. Jaman sekarang ini masalah rumah tangga makin berat. Mungkin karena pengaruh kemajuan jaman. Kami sendiri kalau tidak berpegang teguh pada Tuhan mungkin juga bisa mengalami perpecahan,” terang ibu yang kini telah dianugerahi dua anak ini. Seberat-beratnya masalah yang mereka alami, pasangan yang sudah mendedikasikan diri di dunia pelayanan ini menolak perpecahan dalam rumah tangga atau populer dikenal dengan kata perceraian. Pertama, adalah karena keduanya sudah menyandang nama 'hamba Tuhan', sehingga sungkan rasanya menciderai gelar tersebut. ”Jadi batu sandungan,” kata keduanya. Oleh karena itu seberat apapun masalah yang menimpa, pantang bagi mereka mengucapkan kata ”cerai”. Kedua, anak-anak. Bagi pasangan ini anak-anak merupakan bumbu perekat hubungan mereka. ”Kalau kita bercerai, yang paling menderita adalah anak-anak. Apa salah mereka sehingga harus menanggung akibat perselisihan orang tua mereka? Itu juga yang mendasari pantangnya bercerai.”Dan satu lagi, ketika kita menikah dan mengucapkan janji nikah, sesungguhnya kita tidak hanya berjanji kepada manusia, tetapi kepada Tuhan. Karena itu ikatan dan komitmen kita untuk terus bersatu merupakan janji kita kepada Tuhan.” jelas Jacqlien.Belajar dari pengalaman, Jacqlien ingin kedua anaknya dibesarkan di tengah keluarga yang harmonis. Apa yang dirasa tidak enak pada masa kanak-kanaknya sebisa mungkin jangan dialami kedua buah hatinya. Sejak kecil ia hidup dalam keluarga yang ’broken home’. Tiada hari tanpa cekcok diantara ayah dan ibunya. Bahkan, di usia 12 tahun, ia divonis mati oleh dokter, akibat penyakit syaraf yang dideritanya pada otak bagian kiri. Dia hanya akan tetap hidup kalau makan obat setiap hari. Maka lengkaplah sudah penderitaan hidupnya. Namun Tuhan menghendaki ia tetap hidup agar melalui dirinya orang dapat melihat kemuliaan-Nya. Mukjizat demi mukjizatpun terjadi sehingga ia memutuskan untuk full time dan full heart melayani Tuhan. Sebelum menikah nama Jacqlien sudah membahana sebagai rocker rohani. Iapun sering keliling luar kota, bahkan luar negeri untuk urusan tersebut. Saat itu masih sedikit sekali penyanyi rohani yang terjun di dunia tersebut. Hampir setiap KKR selalu ada namanya. ”Apalagi saat itu saya masih berapi-api ikut pelayanan," imbuhnya. Kebiasaan tersebut terus terbawa hingga ia menikah dan memiliki momongan. Pikirnya saat itu, tidak salah kalau meninggalkan keluarga demi pelayanan. Namun kenyataannya, ia mengalami beberapa hambatan. Salah satunya adalah masalah anak. Putri sulungnya, Keren Serona mulai memberontak. Ia mulai uring-uringan tiap kali mamanya pelayanan. Mulanya Jacqline marah dengan sikap putrinya, namun akhirnya ia sadar bahwa kesalahan terletak padanya dan suaminya. ”Saya pikir saya terlalu memanjakan dia, sehingga ia berperangai kurang menyenangkan. Keadaan ini membuat saya stres. Akhirnya saya meminta nasehat beberapa teman, bahkan psikolog anak. Mereka menyadarkan kami bahwa kenakalan anak salah satunya adalah akibat kurang perhatian. Kami memang sibuk melayani, sehingga tugas mengasuh anak itu kami serahkan kepada orang lain. Itu kesalahan yang sangat fatal. Sejak itu, saya mulai kurangi jam keluar untuk pelayanan. Tiap ada waktu luang kami menyempatkan diri menemani anak-anak. Saya tidak mau sibuk pelayanan, namun anak menjadi pemberontak," tuturnya. Meski sempat kecolongan, Jacqlien dan David tetap mengucap syukur. Pasalnya, mereka segera menangani masalah tersebut. "Coba kalau terlambat, saya tidak tahu anak kami nanti mau jadi apa. Tak dipungkiri banyak anak pendeta yang hidupnya kacau. Saya tidak mau hal itu terjadi pada anak-anak kami," tambahnya. Karena segera diatasi, perangai Karen pun berubah. Ia menjadi anak yang manis dan mau ikut dalam pelayanan. Apalagi ketika dia melahirkan anak kedua, Keith David. Kedua anaknya ternyata memiliki bakat yang dimiliki Jacqlien. Baik Karen maupun Keith sama-sama hobi bernyanyi dan menari. Dan harapan pasangan ini, kelak anak-anak mereka juga aktif di dunia pelayanan. David dan Jacqlien berupaya menjadi orang tua yang bijak dan memberi teladan bagi anak. ”Untuk apa pelayanan di luar kami hebat, tapi dalam keluarga hancur. Karena itu, sambil pelayanan, kami benahi mezbah rumah tangga kami. Terutama kami harus mempersiapkan anak-anak untuk takut Tuhan dan mulai mengenalkan mereka arti pelayanan. Keluarga merupakan jemaat mula-mula yang harus benar-benar digembalakan, setelah itu barulah pelayanan.” terang Jacqlien.

Kesaksian Jacqlien ini diposting di http://pentas-kesaksian.blogspot.com berdasarkan penuturannya di Tabloid Rohani "Keluarga".Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIANhttp://pentas-kesaksian.blogspot.com

PENJAGA DAN PATUNG YESUS


Di salah satu gereja di Eropa Utara, ada sebuah patung Yesus Kristus yang disalib, ukurannya tidak jauh berbeda dengan manusia pada umumnya. Karena yakin segala permohonan pasti bisa dikabulkan-Nya, maka orang berbondong-bondong datang secara khusus kesana untuk berdoa, berlutut dan menyembah, hampir dapat dikatakan halaman gereja penuh sesak seperti pasar.Di dalam gereja itu ada seorang penjaga pintu, melihat Yesus yang setiap hari berada di atas kayu salib, harus menghadapi begitu banyak permintaan orang, ia pun merasa iba dan di dalam hati ia berharap bisa ikut memikul beban penderitaan Yesus Kristus. Pada suatu hari, sang penjaga pintu pun berdoa menyatakan harapannya itu kepada Yesus. Di luar dugaan, ia mendengar sebuah suara yang mengatakan, "Baiklah! Aku akan turun menggantikan kamu sebagai penjaga pintu, dan kamu yang naik di atas salib itu, namun apapun yang kau dengar, janganlah mengucapkan sepatah kata pun." Si penjaga pintu merasa permintaan itu sangat mudah.Lalu, Yesus turun, dan penjaga itu naik ke atas, menjulurkan sepasang lengannya seperti Yesus yang dipaku diatas kayu salib. Karena itu orang-orang yang datang bersujud, tidak menaruh curiga sedikit pun. Si penjaga pintu itu berperan sesuai perjanjian sebelumnya, yaitu diam saja tidak boleh berbicara sambil mendengarkan isi hati orang-orang yang datang. Orang yang datang tiada habisnya, permintaan mereka pun ada yang rasional dan ada juga yang tidak rasional, banyak sekali permintaan yang aneh-aneh. Namun, demikian, si penjaga pintu itu tetap bertahan untuk tidak bicara, karena harus menepati janji sebelumnya. Pada suatu hari datanglah seorang saudagar kaya, setelah saudagar itu selesai berdoa, ternyata kantung uangnya tertinggal. Ia melihatnya dan ingin sekali memanggil saudagar itu kembali, namun terpaksa menahan diri untuk tidak berbicara. Selanjutnya datanglah seorang miskin yang sudah tiga hari tidak makan, ia berdoa kepada Yesus agar dapat menolongnya melewati kesulitan hidup ini. Ketika hendak pulang ia menemukan kantung uang yang ditinggalkan oleh saudagar tadi, dan begitu dibuka, ternyata isinya uang dalam jumlah besar. Orang miskin itu pun kegirangan bukan main, "Yesus benar-benar baik, semua permintaanku dikabulkan!" Dengan amat bersyukur ia lalu pergi. Di atas kayu salib, "Yesus" ingin sekali memberitahunya, bahwa itu bukan miliknya. Namun karena sudah ada perjanjian, maka ia tetap menahan diri untuk tidak berbicara. Berikutnya, datanglah seorang pemuda yang akan berlayar ke tempat yang jauh. Ia datang memohon agar Yesus memberkati keselamatannya. Saat hendak meninggalkan gereja, saudagar kaya itu menerjang masuk dan langsung mencengkram kerah baju si pemuda, dan memaksa si pemuda itu mengembalikan uangnya. Si pemuda itu tidak mengerti keadaan yang sebenarnya, lalu keduanya saling bertengkar. Di saat demikian, tiba-tiba dari atas kayu salib "Yesus" akhirnya angkat bicara. Setelah semua masalahnya jelas, saudagar kaya itu pun kemudian pergi mencari orang miskin itu, dan si pemuda yang akan berlayar pun bergegas pergi, karena khawatir akan ketinggalan kapal. Yesus yang asli kemudian muncul, menunjuk ke arah kayu salib itu sambil berkata, "Turunlah kamu! Kamu tidak layak berada di sana." Penjaga itu berkata, "Aku telah mengatakan yang sebenarnya, dan menjernihkan persoalan serta memberikan keadilan, apakah salahku?""Kamu itu tahu apa?", kata Yesus. "Saudagar kaya itu sama sekali tidak kekurangan uang, uang di dalam kantung bermaksud untuk dihambur- hamburkannya. Namun bagi orang miskin, uang itu dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya sekeluarga. Yang paling kasihan adalah pemuda itu. Jika saudagar itu terus bertengkar dengan si pemuda sampai ia ketinggalan kapal, maka si pemuda itu mungkin tidak akan kehilangan nyawanya. Tapi sekarang kapal yang ditumpanginya sedang tenggelam di tengah laut."

Diposting oleh Hadi Kristadi untuk PENTAS KESAKSIANhttp://pentas-kesaksian.blogspot.com

KASIH KARUNIA


Di Yayasan Mahanaim (Bekasi) mantan pemulung dan penodong diberi makan dan uang beberapa ribu rupiah per hari. Pada suatu hari seorang mantan penodong berkata kepada Iin Tjipto Wenas sebagai pembimbing rohaninya: "Bu, jika saya diberi uang sebanyak itu, tidak cukup. Dulu waktu masih jadi penodong biasanya saya mendapat Rp. 100.000,00 per hari. "Saya tidak dapat memberi kamu uang sejumlah itu," kata Iin. "Kalau begitu, saya minta ijin satu kali ini saja untuk menodong." "Coba saja, tetapi kamu bertanya dulu kepada Roh Kudus. Boleh tidak?" Dia lalu berdoa, dan katanya lagi kepada Iin, "Oleh Tuhan dibolehkan pergi." "Ya, pergilah," jawab Iin. Kemudian dia pergi ke tempat pertemuan gangnya. Temannya bertanya, "Sudah tiga bulan kamu tidak kelihatan, ke mana saja?" "Aku sudah bertobat tiga bulan ini, tetapi sekarang ini aku tidak kuat, ingin menodong lagi." Lalu temannya berkata, "Kamu ini sudah bertobat ingin kembali lagi, sedangkan aku ingin bertobat, tidak bisa. Sudah, jangan menodong lagi, ini aku beri kamu uang. Kamu butuh berapa? Kamu bertobat saja." Temannya ini dipakai Tuhan supaya dia tidak melakukan dosa lagi, karena sebelumnya dia sudah berdoa. Dengan hati terbuka kita perhatikan dengan seksama bahwa, cara Tuhan itu bukan cara kita. Yang dapat mengubah adalah Tuhan Yesus dengan pertolongan Roh Kudus. Itulah sebabnya, selalu berkomunikasi dengan Roh Kudus, menjadi pelajaran penting. Kita mungkin juga seperti penodong itu dalam hal dosa-dosa. Ini pengalaman Drg. Yusak Tjipto sendiri. Pada suatu hari dosa mata keranjangnya kambuh lagi dan ia berkata kepada Tuhan, "Tuhan, mata keranjang saya kambuh lagi." Lalu Tuhan berkata, "Aku tidak suka!" Ia berkata, "Yang tidak suka itu Engkau, tetapi aku suka. Jika kambuh begini, bagaimana? Tolong saya, Tuhan!" Tuhan tidak menjawab, dan ia anggap Tuhan setuju. Lalu ia berencana untuk datang ke rumah perempuan yang ditaksirnya itu, padahal Yusak Tjipto sudah beristri. Saat siap-siap untuk berangkat, ketika ia masih di dalam kamar, entah mengapa, seperti ada yang menariknya untuk menengok ke tembok. Dan di situ, ia melihat mata Tuhan. Yusak Tjipto terkejut lalu berkata kepada Tuhan, "Tuhan, kenapa mata-Mu ada di tembok?" Tuhan berkata, "Kamu diberitahu tidak taat, dicegah tidak bisa, jadi caranya Aku langsung lihat saja." Ia berkata, "Tuhan, aku akan berbuat dosa kenapa Engkau lihat?" Akibatnya ia tidak jadi berbuat dosa, karena mata Tuhan terus memandanginya.Itulah cara Tuhan. Belajarlah jujur di hadapan-Nya, bersikap apa adanya, maka Tuhan pasti akan menolong dan mengarahkan kita. Namun kita jangan menantang seperti kedua orang di atas. Tidak selalu Tuhan mencurahkan kasih karunia-Nya kepada setiap orang sehingga pada saat-saat akhir sebelum berbuat dosa kita ditolong-Nya. Kalau kita dibiarkan berbuat dosa karena kita tetap membandel, bagaimana? Rugi sendiri.

(Dari buku "Garis Akhir", ditulis oleh Drg. Yusak Tjipto, diedit seperlunya supaya enak dibaca)Posted by Hadi Kristadi for http://pentas-kesaksian.blogspot.com

Selasa, 18 Maret 2008

BUKU PERTAMA : GARIS AKHIR


GARIS AKHIR?
Banyak orang beranggapan bahwa garis akhir merupakan sebuah pintu dimana kita bertemu Tuhan (face to face) alias kematian, padahal kalau kita melihat dari surat yang dikatakan oleh Rasul Paulus tentang dirinya sendiri : “aku telah menyelesaikan pertandingan dan aku telah menyelesaikan garis akhir”, sebetulnya dia belum mati pada waktu menuliskan pernyataan itu (walaupun toh akhirnya dia mati juga). Lalu sebenarnya apakah garis akhir itu? Garis akhir dalam kehidupan manusia ialah sebuah akhir dari penggenapan Visi atau rencana Allah dalam kehidupan kita dan bukan kematian. Banyak kita melihat batu nisan di pekuburan orang Kristen yang bertuliskan sama dengan apa yang dikatakan oleh rasul Paulus, padahal dalam kehidupan mereka, mereka memanfaatkannya dengan tidak bijak apalagi tidak sesuai dengan Roh Kudus inginkan.
Memang tidaklah semudah kita berkata bahwa kita telah mencapai garis akhir dalam kehidupan kita karena tanpa bergaul dengan Tuhan maka kita tidak akan pernah tahu dimana garis akhir kita. Celakanya, banyak orang yang selama hidup didunia melakukan pelayanan ini dan itu bahkan menjadi orang paling rajin digereja sekalipun bahkan yang berkarunia luarbiasa toh akhirnya mereka tidak mengakhiri pertandingan dengan benar. Lalu bagaimana sebenarnya kunci agar kita bisa mencapai garis akhir? Coba baca dalam Mazmur 16:7 : Aku memuji TUHAN, yang telah memberi nasihat kepadaku, ya, pada waktu malam hati nuraniku mengajari aku. Hanya dengan bergaul dengan Tuhanlah maka kita dapat mencapai garis akhir, waktu kita menyimpang maka Tuhan akan menasehati kita/ mengajar kita bagaimana kita berada dalam sebuah jalur yang benar menuju garis akhir. Selamat berjuang!

KETERIKATAN HARTA
Musuh utama kita untuk mencapai garis akhir ialah keterikatan akan sesuatu. Apapun itu, semua hal yang berasal dari dunia ini yang kita mengasihi lebih dari apapun pasti akan mengikat kita. Dan hukum Tuhan ialah ketika kita terikat pada sesuatu yang ada didunia tidak terkecuali berkat Tuhan sendiri maka akan menjadi penghalang besar untuk mencapai garis akhir. Coba saudara bayangkan, apakah ada seorang pelari yang berlari dengan membawa tas ransel berisi barang-barang kepunyaannya? Pasti akan sangat membebani dia bukan? Sama dengan kehidupan kita yang masih terikat dengan harta duniawi (keluarga, uang, dsb), demikian pula maka kita akan gagal mencapai garis akhir. Saya akan tunjukkan kepada saudara mengapa Tuhan tidak memberkati orang sesuai dengan keinginan mereka tetapi seusai kehendak Tuhan sendiri, coba baca dalam Yohanes 6 : 11 “Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki.” Suatu tawaran yang sangat ironis sekali dari Tuhan tentang mujizat 5 roti dan 2 ikan yang dilakukannya kepada ribuan orang yang mengikuti Dia yaitu Tuhan berkata agar murid-murid membagikannya sesuai dengan yang mereka kehendaki. Apa jadinya jika Tuhan berkata kepada kita bahwa kita akan diberi uang dan kita boleh minta sebanyak yang kita kehendaki? Berapa banyak yang kita minta?
Tetapi itulah Tuhan kita, Ia memberikan semua yang kita perlukan dalam kehidupan kita. Tapi, apa yang terjadi kemudian setelah Yesus memberikan statement seperti itu kepada mereka? Coba lihat kisah selanjutnya dalam Lukas 6 : 24 “Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-murid- Nya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus”. Luar biasa bukan respon mereka? Yah, mereka merasa kehilangan Yesus dan mereka berusaha mencarinya. Inilah yang sebenarnya Tuhan cari dalam kehidupan kita, yaitu kita mencari Tuhan dengan segenap hati. Tetapi dalam kisah tersebut akan menjadi lain ceritanya karena ternyata mereka ketahuan motivasi mereka ikut Tuhan, coba buka lagi dalam Lukas 6 : 25- 27 “Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?". Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya.". Nah, ternyata motivasi mereka mencari Tuhan bukan karena mereka rindu akan Tuhan tetapi karena roti yang Tuhan berikan. Inilah sebenarnya yang menjadi dilemma bagi Tuhan, ada orang yang diberkati banyak karena mereka memang kuat untuk diberkati dalam arti bahwa mereka diberkati kayak apapun tetapi tidak terikat olehnya tapi ada orang yang kesannya tidak diberkati secara materi karena Tuhan tahu bahwa kalau mereka diberkati seperti mau mereka maka mereka akan terikat dan motivasi awal mereka ikut Tuhan akan berubah. Inilah sebenarnya mengapa Tuhan kemudian berkata dalam FirmanNya : Allahku kan memenuhi segala keperluanku menurut kekayaan dan kemuliaanNya” artinya sesuai dengan daya tampung kita terhadap berkat Tuhan. Kalau kita pelajari sesuatu yang istimewa dari kehidupan jemaat yang mula-mula maka kita akan menemukan sebuah gaya hidup yang unik yaitu membagi-bagikan milik mereka tetapi mereka tidak kekurangan. Kita lihat bahwa yang kaya menanggung yang lemah. Banyak orang ketika saya bercerita tentang kisah jemaat yang mula-mula, mereka menertawakannya dengan alas an bagaimana kalau kita punya uang banyak dan harus memberikan sebagian pada orang miskin? Saya berkata dalam hati tentang orang tersebut bahwa dia masih terikat, karena semakin besar berkat yang ia miliki maka ia semakin tidak rela memberikannya kepada orang lain apalagi kalau Tuhan yang suruh.
Kekayaan berbicara juga tentang harta tak terlihat yang kita punya, biasanya ialah keluarga. Ada orang yang sebenarnya dia tahu panggilannya untuk pergi ke tempat lain dan terpisah dengan keluarganya namun ia tidak berangkat karena berat dengan keluarganya. Apa yang Firman Tuhan katakan tentang orang semacam ini, coba baca dalam Matius 10 : 37 “Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku”. Sebenarnya ukuran inilah yang membuat banyak orang tidak mencapai garis akhirnya yaitu mereka terikat dengan orang yang mereka cintai, padahal mengikut Tuhan ialah hal yang terindah dan luar biasa. Jangan sampai kita gagal mencapai garis akhir karena hal yang seharusnya tidak bisa mengikat kita.

KETERIKATAN JABATAN
Seringkali waktu saya mengikuti KKR, retreat, dan acara rohani lainnya saya mengamati banyak sekali para panitia yang ketika ada panggilan dari mimbar untuk bertobat maka semua peserta maju kecuali panitia. Mengapa? Jawabannya ialah karena gengsi. Semakin jabatan orang tersebut tinggi maka ia sangat gengsi untuk melakukan hal yang kecil karena menurut mereka itu merupakan sesuatu yang hina dan tidak pantas untuk mereka lakukan. Itulah mentalitas panitia! Coba kita belajar dari sebuah kisah yang sangat bagus menurut saya yaitu seorang panglima perang bernama Naaman yang terkena penyakit kusta. Diceritakan bahwa Naaman mendengar bahwa ada seorang Nabi di Israel bernama Elisa yang dipakai Tuhan luarbiasa. Karena begitu penasaran dan rasa ingin sembuhnya yang tinggi maka ia berangkat bersama bawahannya. Ketika bertemu dengan Elisa, Naaman begitu kaget karena Elisa tidak menemuinya dan hanya memerintahkan kepada Naaman agar memasukkan tubuhnya di sungai Yordan yang lebih kotor disbanding sungai di negaranya. Singkat cerita, Naaman ngomel, menggerutu, marah dan sebagainya karena pikirnya, mestinya Elisa menemui dia, menjamah tubuhnya, dan menyembuhkannya tetapi dia malah disuruh mandi di sungai Yordan yang kotor. Di sini kita dapat melihat sebenarnya betapa sombongnya Naaman karena jabatan yang dia punya. Ego yang begitu tinggi itulah yang membuat Allah menyuruh Elisa tepat seperti yang Dia mau, tetapi Tuhan itu terlalu baik, buktinya Ia menggerakkan hati bujang Naaman untuk berbicara dengan Naaman agar mau melakukannya. Yang dikatakan bujang tersebut merupakan pesan Tuhan sebetulnya bagi kita semua, karena bujang tersebut berkata kepada Naaman bahwa jika saja nabi Allah tersebut menyuruh melakukan hal sulit pasti Naaman akan melakukannya, inikan hal yang mudah, tinggal mandi 7x dan selesai sudah. Kalau kita tahu cara kerja Tuhan dengan bergaul dengan Dia maka kita akan menemui kata kunci yang menjadi jawaban agar kita mencapai garis akhir yaitu : kalau kita suka sesuatu maka Tuhan tidak suka (makanya nurut Tuhan saja) dan Tuhan selalu bekerja lewat kehidupan kita dengan apa yang ada pada diri kita bukan yang orang lain punya.
Disini kerendahan hati sangat diperlukan untuk mencapai garis akhir, contoh lain tentang respon kita tentang keterikatan jabatan. Apabila kita melayani Tuhan baik kotbah, song leader, dll lalu ada orang yang datang kepada kita dan kita mengenalnya sebagai jemaat yang tidak aktif sama sekali dan dia berkata: Pelayananmu hari ini kok biasa saja?. Apa yang akan kita lakukan? Pasti kita akan jengkel, marah, dongkol dan mungkin akan membandingkan diri kita dengannya dari segi pelayanan dan jabatan tentunya.
Sekali lagi, untuk mengikut Tuhan kita perlu memiliki penundukan diri terhadap rencana Tuhan alias jangan mengandalkan akal, pikiran, kemauan, dan ego kita karena itu akan membuat kita semakin melenceng dari jalur Tuhan.

JUJURLAH DIHADAPAN TUHAN
Satu tokoh yang sangat luar biasa menurut saya dibandingkan dengan semua nabi di Alkitab ialah Yeremia. Mengapa? Karena pelayanan dia menurut beberapa orang tidak menghasilkan buah apa-apa, selama kurang lebih 50 tahun dia berkotbah sebagai nabi Tuhan tetapi tidak ada satupun orang Israel yang bertobat bahkan sampai dia dipukuli, dimasukkan sumur kering dan sebagainya hanya untuk mengajak umat Tuhan berbalik. Tetapi apa yang dia tulis memang tidak memberkati generasinya waktu itu tetapi memberkati ribuan generasi setelahnya termasuk kita tentunya. Nah, alkitab mencatat sebuah pernyataan Yeremia kepada Tuhan tentang apa yang sepanjang hidupnya telah dialami, coba baca dalam Yeremia 20:7 “Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku.”
Waktu saya baca, saya merenungkan beberapa hal, yang pertama apa reaksi Tuhan waktu mendengar pernyataan Yeremia tersebut? Kedua, salahkah Yeremia mengatakan itu?
Kedua hal tersebut selalu ada dibenak saya ketika membaca peristiwa tersebut. Tapi, saya menemukan sebuah jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut. Yang pertama, Tuhan senang! Wahy? Yah, salah satu karakter Tuhan ialah Ia menyukai kejujuran dan ketulusan. Yeremia berkata apa yang dirasakannya dan apa yang sebenarnya tidak ingin dia alami. Itu tidaklah salah! Tuhan menginginkan sebuah kejujuran dalam berhadapan dengan Dia alias tanpa kepalsuan, ketika saudara berjalan dengan Tuhan melalui kehidupan yang penuh dengan kepura-puraan maka kita akan sama seperti orang Farisi. Pertanyaan kedua tersebut dapat dijawab ketika kita mengerti maunya Tuhan yaitu kejujuran, Yeremia tidaklah salah mengatakan itu karena dia adalah tipe orang yang berbicara apa adanya sekalipun agak konyol. Dia mengatakan bahwa Tuhan menipu dia tetapi dilain sisi dia juga berkata sambil mengaku bahwa dirinya mau aja dibujuk oleh Tuhan, inikan aneh tapi lucu juga bukan? Tetapi intinya kita harus kembali pada sebuah hubungan karib dengan Tuhan melalui kejujuran dan ketulusan.

DENGARKAN DIA
Saya baru menyadari ketika Tuhan tunjukkan kepada saya seluruh garis besar pelayanan selama setahun belakangan, hasilnya buruk. Kadang orang mengatakan saya ini rajin pelayanan dan sebagainya, padahal dimata Tuhan hasilnya nol besar. Mengapa? Tuhan tunjukkan kepada saya bahwa terkadang kita melayani dengan kehendak kita bukan dari Tuhan, contohnya saja, sebelum kita melayani Tuhan apakah kita tahu yang Tuhan mau kerjakan? Waktu saya memimpin pujian, terkadang ketika penyembahan berlangsung kita sebagai pemimpin merasakan jemaat tidak bersuara sedikitpun. Apa yang akan kita lakukan? Ini yang saya lakukan, saya mulai membesarkan suara saya dengan berbahasa Roh dan saya tahu pasti secara otomatis music akan ikut saya semakin keras juga mainnya. Apa yang terjadi? Otomatis juga jemaat ikut menyembah lebih keras. Waktu Tuhan koreksi saya dengan menunjukkan itu Dia berkata : “Banyak kali Tuhan hanya dibuat mainan, kamu piker dengan cara itu Aku melawat umatKu?”. Apa jawab saudara kalau mendapat pertanyaan seperti itu? Pasti tidak bisa jawab! Karena sayapun juga tidak bisa menjawabnya, yang ada hanya nangis dihadapan Tuhan. Kenyataan seperti inilah yang menghambat kita untuk menuju garis akhir, kita bukannya menyenangkan Tuhan tapi menyenangkan arogansi kita dan pelayanan kita semata. Sejak saat itu saya berkata pada Tuhan, kalau aku nggak dipaksa nggak akan selesai. Apakah salah kita minta dipaksa sama Tuhan? Tidak. Karena manusia memiliki kehendak bebas dan Allah nggak mungkin maksa manusia. Tetapi jika manusia itu sendiri yang minta Tuhan untuk memaksakan rencanaNya dalam hidupnya maka Tuhan nggak salah karena manusia tersebutlah yang minta dipaksa demi menyelesaikan garis akhir dalam hidupnya. Ada beberapa contoh orang yang dalam perjalanan kehidupannya bukannya meminta rencana Tuhan digenapi tapi maksa Tuhan menggenapi rencana hidupnya sendiri yaitu Yakub. Anak dari Ishak ini memiliki karakter suka menjegal (arti nama Yakub) alias menang sendiri. Setelah dia menipu kakaknya Esau, kehidupannya dilalui dengan tipu menipu. Mulai dari ketika dia ditipu Laban sampai anak-anaknya juga menipu. Ada satu cerita menarik yang ditulis Alkitab tentang pergumulan Yakub dengan Tuhan dalam Kejadian 32:24-31 : “Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang itu: "Biarkanlah aku pergi, karena fajar telah menyingsing." Sahut Yakub: "Aku tidak akan membiarkan engkau pergi, jika engkau tidak memberkati aku."
Bertanyalah orang itu kepadanya: "Siapakah namamu?" Sahutnya: "Yakub." Lalu kata orang itu: "Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang." Bertanyalah Yakub: "Katakanlah juga namamu." Tetapi sahutnya: "Mengapa engkau menanyakan namaku?" Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah
melewati Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya.”. siapa orang yang berani bergumul melawan Allah seperti Yakub dan dia menang? Yang dikejar hanya berkat Tuhan, tapi karena kemauannya dan hobby ngeyel maka dia mendapatkan apa yang dia minta. Tetapi orang seperti ini memiliki perjalanan hidup yang luar biasa kerasnya kepada Tuhan ini dibuktikan dengan keturunannya yaitu bangsa Israel yang begitu bebal dimata Tuhan, lihat sebentar dalam Keluaran 33:5 “Berfirmanlah TUHAN kepada Musa : "Katakanlah kepada orang Israel: Kamu ini bangsa yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaatpun, tentulah Aku akan membinasakan kamu. Oleh sebab itu, tanggalkanlah perhiasanmu, maka Aku akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepadamu.". Maka dari itu kita belajar untuk mendengarkan Tuhan bukan ngeyel dengan Tuhan.

ROH ALLAH YANG SENSITIF
Lukas 3:2 “pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun.”
Dari firman Tuhan diatas terdapat sesuatu yang aneh, Imam Besar waktu itu ialah Hanas dan Kayafas. Hanas ialah bapak mertua Kayafas dari keturunan Harun. Dan mereka inilah yang berpengaruh di Israel dan memegang jabatan tertinggi di dalam institusi Bait Allah (Gereja: saat ini), mestinya Firman Tuhan tersebut disampaikan kepada Imam besar ini di dalam bait Allah, tetapi mengapa Firman tersebut malah disampaikan kepada Yohanes Pembabtis yang tidak memiliki jabatan apa-apa, jubah yang tidak indah, dan tinggal di gurun bukan Bait Allah? Padahal kalau kita melihat sejarah perjanjian lama, kita menemukan bahwa jabatan Imam Besar merupakan jabatan yang sakral dan berasal dari Tuhan sendiri. Pada waktu Musa memilih Imam Besar untuk melayani Bait Allah (Kemah pertemuan waktu itu), ia memilih Harun saudaranya. Namun, banyak kepala suku Israel yang protes dan mengatakan mengapa mesti Harusn dan bukan yang lain, mendengar hal tersebut Tuhan meminta musa mengumpulkan tongkat dari setiap kepala suku Israel termasuk tongkat Harun dan diletakkan didalam Kemah pertemuan. Tuhan berfirman kepada Musa, bahwa menjelang pagi Tuhan akan memilih siapa yang akan menjadi imam Besar dan tandanya ialah tongkat siapa yang berbunga dan berbuah itulah yang dipilih Tuhan. Keesokan harinya Musa masuk kedalam Kemah pertemuan dan melihat bahwa tongkat Harunlah yang muncul bungan dan buah badam, maka ditetapkanlah harun sebagai Imam Besar secara turun temurun. Dan taukah saudara, bahwa seluruh kejadian, tokoh dan peristiwa yang terjadi di perjanjian lama, merupakan penggenapan dari Kristus sendiri. Sebagai ilustrasi, jika kita melihat bayangan si A maka jika kita telusuri maka kita akan sampai kepada si A sendiri, artinya bayangan seseorang menunjuk kepada pemilik bayangan itu sendiri. Termasuk dalam hal ini ialah Imam Besar pada perjanjian lama merupakan perwujudan penggenapan Kristus yang lahir kedunia. Dalam kitab Ibrani dikatakan bahwa Yesus Kristus Anak Allah ialah Imam Besar yang Agung, dengan kata lain sebenarnya Imam Besar Kayafas yang menjadi klimaks penggenapan keimam-an di Israel yang berkata bahwa Imam Besar yang Agung telah ada yaitu Yesus Kristus, tapi saying dia tidak tahu dan tidak melakukannya. Mengapa? Karena Roh Allah telah undur dari Kayafas. Coba kita lihat perbedaan antara Kayafas dan Yohanes pembabtis :
1. Kayafas lebih menyenangkan hati manusia daripada Tuhan, sedangkan Yohanes pembabtis lebih menyenangkan hati Tuhan daripada manusia. Ini dibuktikan dari banyak peristiwa diantaranya ketika Yesus bergerak dalam pelayanan yang dahsyat, imam besar Kayafas merasa ketakutan jika banyak rakyat yang memihak kepada Yesus daripada memihak dia. Sedangkan Yohanes pembabtis tidak segan-segan menyampaikan firman Tuhan, ketika ada ahli Taurat dan Saduki datang kepadanya ia malah membentak mereka dengan mengatakan : Hai kamu ular-ular beludak!. Ini membuktikan bahwa Yohanes pembabtis lebih menyenangkan Tuhan dan tidak takut melukai hati siapapun demi Menyampaikan Firman Allah yang hidup. Dalam pelayanan kitapun, kebanyakan kita lebih ingin mendapatkan perkenanan manusia daripada Allah sendiri. Kita lebih mementingkan liturgi ibadah dibandingkan dengan bergerak menurut suara Roh Kudus. Dengan tidak mendengarkan suara Roh Kudus maka kita mendukakan Roh Kudus itu sendiri.
2. Kayafas lebih mementingkan jabatan dibanding pelayanan, sedangkan Yohanes pembabtis lebih mementingkan pelayanan. Kayafas ialah orang yang penuh pertimbangan dalam bertindak, bukan karena dia pertimbangkan dengan Roh Allah tetapi pertimbangannya berisi tentang dukungan jemaat Israel kepadanya. Dalam melayanipun dia hanya secara liturgi dan bukan karena Roh Tuhan yang menyuruhnya. Sedang Yohanes pembabtis dia tidak memiliki jabatan apapun tetapi dia menyenangkan hati Tuhan dengan pelayanannya. Bayangkan dia tidak tinggal di Bait Allah tapi dipadang gurun, dan dia hanya mengenakan pakaian dari kulit binatang dan bukan kain para imam dari lenan dan sutra beserta permata yang menghiasinya.
3. Kayafas hanya menerima anugerah yang umum dan bukan khusus sedang Yohanes menerima anugerah dalam pelayanannya. Firman Tuhan mengatakan bahwa matahari untuk semua orang, baik yang jahat maupun yang baik. Imam besar Kayafas dalam pelayanannya dia akan melewati Pelataran bait Allah dan disitu orang juga merasakan sinar matahari (sinar yang umum), ketika ia masuk dalam ruang kudus ia juga mengalami sinar yang umum yaitu dari nyala kaki dian (lilinpun juga sama), tapi waktu dia masuk ruang maha kudus ia tudak menikmati satu sinar yang harusnya ia nikmati yaitu sinar yang berada diatas tabut Allah tepat ditengah-tengah kedua kerub yaitu Shekinah Glory. Dan hidupnya tidak berubah! Sedangkan Yohanes pembabtis berada dipadang gurun dan dalam kesendiriannya ia menikmati hadirat Allah lebih dari yang ia peroleh di Bait Allah. Orang seperti inilah yang dicari Tuhan yaitu orang-orang yang mencari Tuhan secara pribadi dan mendengarkan perkataanNya. Dalam pelayanan kitapun mestinya kita punya hubungan pribadi dengan Tuhan, tanpa Roh Allah maka pelayanan kitapun merasa ‘garing’, mungkin secara fisik kita terlihat giat, rajin, sungguh-sungguh padahal didalam kita tidak merasakan apa-apa. Inilah yang banyak terjadi!
4. Kayafas melayani bukan karena pengorbanan tapi karena kemegahan sedang Yohanes pembabtis melayani karena pengorbanan. Imam besar Kayafas sangat bangga mengenakan kain lenan yang halus, sutra terbaik, dan permata yang indah bahkan dirumah peninggalan Kayafas terdapat ruangan yang sangat besar yaitu tempat menampung persembahan dari bangsa Israel yang beribadah kepada Tuhan, artinya hidupnya sangat mewah. Sedang Yohanes pembabtis hanya makan belalang dan madu hutan dan pakaiannya ialah kulit binatang, apa artinya? Jika kulit binatang dipakai baju maka binatang tersebut pasti berkorban agar kulitnya bisa
dipakai, ini sama dengan yang dialami oleh Adam dan Hawa ketika mereka jatuh dalam dosa, maka Tuhan mengambil (mengorbankan) kulit binatang dan menyematkannya kepada mereka. Dalam pelayanan kitapun, tanpa pengorbanan maka kita tidak akan berkenan dihadapan Tuhan. Pengorbanan pertama ialah melalui Darah Anak Domba dan yang kedua adalah hidup kita (melalui gesekan dalam pelayanan, dicaci, dimaki, dikritik, disalahkan, dll)
Keempat hal itulah yang menjadi perbedaan mengapa Roh Allah undur dari Kayafas dan berbicara kepada Yohanes pembabtis. Belajarlah untuk peka kepada suara Roh Kudus dalam kehidupan kita yaitu dengan bergaul karib dengan Tuhan sehingga kita dapat mencapai garis akhir.


CARA DIA BERBICARA
Banyak orang binggung bagaimana Tuhan Roh Kudus berbicara kepada saya? Bahkan ada beberapa orang yang meng-sakral-kan orang yang bisa mendengar suara Tuhan, padahal kita menyebut diri kita anak-anak Allah tapi masak kita tidak bisa mendengar Bapa kita bicara? Aneh kan? Sebetulnya Tuhan sering berbicara kepada kita hanya saja kita belum peka mengapa? Karena Dosa kita, kita tidak mau baca Firman Tuhan, dan kita mengikuti keinginan kita dibanding mengikuti maunya Tuhan. Ada beberapa cara Tuhan berbicara dengan kita diantaranya :
Mendengar melalui telinga/ secara fisik
Orang yang bisa mendengar suara Tuhan seperti ini biasanya orang yang memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan seperti Musa dan Abraham. Saking sudah terbiasanya mendengar suara Tuhan maka waktu Tuhan berbicara mereka mampu mendengarkannya dengan jelas ditelinga.
Melalui hati nurani/ lewat hati
Kita banyak gagal disini, mengapa? Karena suara Tuhan dan hati nurani snagat tipis bedanya. Suara Tuhan yang tidak di backing dengan firman maka itu hanya menjadi suara kedagingan kita. Makanya banyaklah membaca firman Tuhan agar kita bisa membedakan mana suara Tuhan dan mana suara hati kita sendiri.
Melalui Firman yang kita baca
Firman Tuhan dalam alkitab merupakan sebuah sarana efektif untuk kita bertemu dengan Tuhan, kita mendapatkan teguran, nasehat, dikuatkan dan dipersiapkan untuk mengahdapi hal-hal yang akan datang. Seringkali waktu saya membaca kisah atau cerita disebuah pasal, mungkin untuk saat itu tidak berguna tapi untuk kemudian hari pasti berguna, mengapa? Karena saya ngalami seperti yang ditulis dialkitab tersebut.
Melalui kotbah hamba Tuhan
Banyak anak Tuhan malas ke gereja dengan alasan monoton dan sebagainya, tapi sebenarnya dalam Tuhan tidak ada yang monoton tetapi respon yang lahir dari perasaan manusiawi kitalah yang menjadikan kita merasa monoton. Termasuk firman Tuhan, berkali-kali saya diteguhkan bahkan diberikan peneguhan dari yang Tuhan telah katakana kepada saya sebelumnya tentang suatu hal melalui hamba Tuhan dan kotbah-kotbah. Mungkin waktu kita melihat hamba Tuhan yang kotbah itu-tiu saja maka kedagingan kita akan berkata: Biasa. Padahal kalau kita punya Roh yang peka maka pasti ada pesan yang disampaikan untuk kita baik masalalu, sekarang atau yang akan kita alami.
Melalui Penyembahan
Mengapa orang menangis dalam penyembahan? Ada yang mengatakan karena tidak tahan akan kebaikan Tuhan, merasa tersentuh oleh lagunya, merasakan hadirat Tuhan, merasa tertegur oleh pujian yang dinaikkan, dll. Itulah semua cara Tuhan berbicara kepada kita melalui penyembahan dan masuk dalam hadiratNya.
Melalui orang lain
Hari-hari ini ketika saya bertemu dengan orang lain, saya benar-benar hati-hati apalagi juka saya sedang berada dalam persoalan, mengapa? Karena Tuhan mengajar bahwa Roh Kudus juga bisa berbicara melalui orang yang kita temui, mungkin orang yang berbicara dengan kita biasa saja tapi ketika kita mendengar, roh kita mulai merasakan sesuatu yang merupakan pesan Tuhan. Ketika saya bertemu dengan orang saya selalu berdoa dalam hati : Tuhan, apa ada pesan untuk saya lewat orang ini?
Melalui peristiwa/ kejadian
Kalau boleh dibilang, ini level akhir Tuhan berbicara dengan kita. Jika lewat kita sendiri kita tidak mendengar, maka ia akan pakai orang lain, jika dengan cara ini kita masih kurang peka maka Ia akan berbicara lewat kejadian atau
peristiwa. Sama seperti Yunus, ketika Tuhan menyuruh dia untuk menyampaikan pesan untuk Niniwe, dia menolak dan malah pergi ke Tarsis melalui perahu. Akhirnya Tuhan berbicara lewat orang didalam perahu yaitu mereka melakukan undian (mencari penyebab mengapa kapal mereka diterjang badai), dan Yunus ketahuan. Tetapi karena masih nekat maka Tuhan memberikan sebuah peristiwa yang tidak pernah ia lupakan yaitu dimakan ikan besar. Cara Tuhan bicara selalu seperti itu, jika pakai peristiwa kita tidak mendengar maka ‘tuhan’ yang lain yang akan berbicara kepada kita.

HATI HAMBA
Keluaran 33:2 “Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu dan akan menghalau orang Kanaan, orang Amori, orang Het, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus. Keluaran 33:12-16 “Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Memang Engkau berfirman kepadaku: Suruhlah bangsa ini berangkat, tetapi Engkau tidak memberitahukan kepadaku, siapa yang akan Kauutus bersama-sama dengan aku. Namun demikian Engkau berfirman: Aku mengenal namamu dan juga engkau mendapat kasih karunia di hadapan-Ku. Maka sekarang, jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku, sehingga aku mengenal Engkau, supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah, bahwa bangsa ini umat-Mu." Lalu Ia berfirman: "Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu." Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Dari manakah gerangan akan diketahui, bahwa aku telah mendapat kasih karunia di hadapan-Mu, yakni aku dengan umat-Mu ini? Bukankah karena Engkau berjalan bersama-sama dengan kami, sehingga kami, aku dengan umat-Mu ini, dibedakan dari segala bangsa yang ada di muka bumi ini?"
Aneh sekali yang dilakukan oleh Musa, mengapa? Waktu itu Tuhan berkata bahwa malaikatNya akan diutus untuk menyertai Musa dan Israel menuju tanah perjanjian namun ternyata Musa menolaknya dengan berkata : Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Sebuah jawaban yang mengejutkan, bukankah dengan penyertaan malaikat yang maha indah dan keren pasti bangsa tersebut tampak lebih hebat dibanding bangsa lain? Apalagi jika dibandingkan dengan tiang awan dan api saja tanpa bentuk. Tapi inilah hati Musa yaitu hati sebagai hamba. Apakah hati hamba itu? Hati hamba berarti ia selalu ingin berada didekat tuannya, dia hanya ingin menyenangkan hati tuannya, dan dia ingin selalu melakukan tugas yang tuannya kerjakan. Inilah karakter Musa.
Biarlah kita juga memiliki hati yang lebih menginginkan DIA.