Rabu, 16 April 2008

PERMULAAN BARU


Yes 42: 9 ‘…Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan. Hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal itu. Muncul, Aku mengabarkannya kepadamu…’Tuhan sedang melakukan hal-hal yang baru dalam hati umatnya yang mengenal dan mengasihi Dia. Tuhan ingin memakai gerejaNya dengan cara yang berbeda dibanding waktu-waktu yang lalu. Allah melakukan hal yang fresh di bumi ini sesuatu yang belum pernah terbayangkan sebelumnya, pertanyaannya adalah begaimana gereja Tuhan bisa masuk kedalam hal-hal baru yang Bapa siapkan. PERTAMAGereja Tuhan harus bertobat dari kesalahan masa lalu secara pribadi atau gereja secara korporat. Memang benar Tuhan mengampuni dosa kita tapi bukan berarti kita bisa terus tinggal dalam kesalahan itu. Bertobat mempunyai pemahaman berbalik, berubah hati, dan pikiran yang membawa perubahan arah dan gaya hidup. Sudah waktunya untuk jujur melihat dosa sebagai dosa dan tidak menyebutnya hanya sebagai kelemahan serta merasionalisasinya dengan memaklumi diri sendiri serta menyalahkan keadaan. Dosa adalah dosa janganlah permainkan kasih karunia Tuhan sebagai kesempatan untuk hidup dalam dosa. Jika saudara berdosa bertobatlah, berubahlah sebelum terang Tuhan menelanjangi kegelapan tersembunyi dalam hidupmu. Apa yang dibisikan ditelinga tiba waktunya akan diteriakan dari atas atap rumah sehingga semua orang dapat mendengarnya.KEDUAJangan tinggal pada kesuksesan masa lalu. Rasa mapan karena sukses yang dicapai telah menjadi penghambat terbesar bagi gereja untuk maju lebih dari pada kesukaran dan penderitaan. Sejarah gereja membuktikan bahwa aniaya dan kesukaran telah membuat gereja Tuhan semakin kuat, Bahkan aniaya telah jadi pemicu utama yang membawa percepatan bagi Injil diberitakan diseluruh dunia. Sindrom Laodikia telah menyerang umat Tuhan dan gereja yang menyebabkan kesuaman dan apatisme rohani. Kemapanan adalah sama dengan kesombongan, yang merupakan penyebab gereja Laodikia jatuh dalam kesuaman karena mereka berkata kami kaya, terus memperkaya diri, kami cukup, tidak kekurangan suatu apapun.Ingat Tuhan bukan Allah yang statis dan apatis tetapi Dia Tuhan yang agresif, active dan terus bergerak maju untuk membawa umat Tuhan masuk kedalam tujuan yang ada dihatiNya. Dalam Matius 17 murid Yesus ingin mendirikan tiga
tenda untuk mewadahi kemuliaan dan pengalaman yang dasyat diatas gunung. Kemuliaan Tuhan tidak bisa diwadahi oleh manusia sebab Dia terus bergerak dan menyatakan kemuliaan yang lebih besar. Don’t dwell in the past sin and mistake, do not dwell in the past glory and anointing, Because there’s greater Glory waiting for you (Hag 2:5-10). “Janganlah biarkan dosa dan kesalahan masa lalu menghalangimu masuk kedalam masa depanmu,
janganlah biarkan kemuliaan masa lalu menghalangimu mengalami kemuliaan yang lebih besar yang menunggumu.” from : samuelsaputra.blogspot.com

CIPTAKAN KOMUNITAS


Kenyetaan pahit terjadi hari2 ini kalau kita menyaksikan surat kabar maupun televise, beberapa diantaranya maraknya PSK anak remaja usia SMP dan SMA, sabu2 bukan hanya dikonsumsi oleh anak muda elit kota tetapi juga petani dipelosok mengkonsumsi sabu2, bahkan tingkat penyimpangan seksual pada anak remaja meningkat tajam tahun2 ini, dan masih banyak kenyataan lainnya yang harusnya membuat hati kita tercincang2 ketika mendengarkannya. Tambah hari bukannya tambah baik, malahan dosa menjalar begitu cepat dari kota sampai kepelosok daerah. Kenyataan seperti itu mau tidak mau, gereja harus mengambil peran untuk memulihkan kota dan bangsa ini.
Ibadah2 gereja hari2 ini hanya terfokus pada ibadah raya yang tidak saling mengenal satu dengan yang lain, sehingga ketika ada seseorang yang memiliki masalah dan butuh seseorang untuk mendengarkannya, gereja tidak siap menampung. Komunitas dalam gereja mestinya diciptakan untuk ‘saling’, baik saling memperhatikan, saling mengasihi, saling meng-cover, saling membantu, saling peduli, saling berbuah, saling memberkati, saling menolong, saling mendoakan dan saling2 yang lainnya. Gereja mulai kehilangan hal tersebut.Ketika kita diberkati dengan jumlah jemaat yang banyak, kita mulai bangga karena penuaian terjadi, padahal kalau kita sadar, semakin banyak jemaatmu maka semakin besar tanggung jawab yang harus ditanggung. Taukah kita, kalau gereja tidak siap menerima jiwa baru maka tidak akan lama jemaat baru tersebut akan menghilang entah kemana. Mestinya, ketika gereja masih berada diusia muda harusnyadiciptakan komunitas2 kecil untuk dijadikan tempat saling berbagi hidup, bertumbuh, dan melahirkan generasi unggul. Sehingga kita tidak ghanya berdiri sebagai gereja ‘pengunjung’ dimana setiap orang yang datang ketempat kita, besoknya pergi begitu saja tanpa jejak dan kitapun tidak tahu kemana perginya.
Solusinya, ciptakan komunitas digereja kita, dan belajarlah berbagi hidup dengan mereka!

MENARIK 'JANGGUT SINGA'


Apa yang membuat Daud berani melawan Goliat? Dan apa yang membuat dia berani menghajar dan melawan beruang? Atau apa yang membuat dia berani menarik janggut singa? Anak usia 17 tahun yang seharusnya sedang menikmati masa pacaran, hang out, dan bermain2 layaknya anak muda diusianya, eh malahan berani melakukan sesuatu yang disebut making history ( daud adalah History maker). Ketika bangsa Israel melawan filistin dengan Goliat dibarisan depan, mereka mengalami ketakutan ketika melihat Goliat setinggi 2,4 meter. Bangsa yang harusnya diurapi Tuhan dalam segala hal ternyata tidak menggunakan pengurapan dengan benar. Tetapi anak muda bernama Daud tahu bahwa pengurapan tidak hanya sekedar dirasakan didalam gedung gereja, tetapi lebih dari itu, pengurapan membuat dia kuat, berani, dan tidak mudah menyerah menghadapi tantangan hidup.
Gereja, bagaimana dengan kita? Apakah kita masih bersibuk2 ria menerima, mencari dan menikmati pengurapan yang membuat kita merinding, nyaman, damai dan sejahtera ketika berada didalam gedung gereja? Kalau Ya, berarti kita bukanlah berada pada tujuan yang benar. Karena, pengurapan membuat kita berani untuk menghadapi kehidupan diluar gedung gereja. Banyak diantara gereja hari2 ini salah menafsirkan pengurapan, Sehingga mereka berbondong2 memburu hamba Tuhan yang diurapi untuk menerima urapan yang sama, tetapi ketika ditanya untuk apa mereka juga kebingungan. Buktinya, ketika dalam gedung gereja menikmati hadirat Tuhan sampai nangis2 dan meler2 kita merasa kuat dan berani berdiri dalam firmanNya. Tetapi ketika keluar untukmenjalani kehidupan nyata, kita ikut2an korupsi, kita ikut2an tidak disiplin, kita ikut2an kerja dengan tanpa kualitas dan hasil.
Pengurapan membuat kita kuat dan berani menghadapi ‘singa’, masalahnya apakah kita berani menarik ‘janggut snga’ dalam kehidupan kita? Wong kita disuruh narik janggut kucing saja nggak berani apalagi singa?

Minggu, 13 April 2008

PELAYANAN 5 JAWATAN


Untuk pergerakan mendatang perlu diidentifisir rasul-rasul, nabi-nabi, guru-guru, gembala- gembala dan penginjil-penginjil di market place. Melepaskan 5 jawatan di market place adalah kebutuhan utama pergerakan apostolik di dunia luas. Perlunya kesadaran bahwa keberadaan rasul-rasul dan nabi-nabi tidak hanya berkutat di dalam pelayanan kegerejaan saja. Ada rasul- rasul di dalam komunitas gereja tetapi juga ada rasul-rasul di market place. Ini bagian dari pemahaman ôKingdom orientedö bukan lagi sekedar konsep ôchurch oriented.öAllah tidak ingin kerajaan-Nya dilimitasi oleh keberadaan institusi gereja tetapi menjadikan kehendak-Nya jadi di bumi seperti di surga.Transformasi masyarakat memang harus menjadi goal kita tetapi nampaknya hal tersebut tidak dapat dikerjakan dengan menahan beberapa hal yang gereja miliki (dalam hal ini pelayanan 5 jawatan) dan melepaskan beberapa hal yang lain yang mestinya dipersembahkan sebagai kasih karunia bagi dunia. Dunia bertanya-tanya kapan ôYohanes Pembaptis-Yohanes Pembaptisö keluar dari “pertapaan”nya dan muncul dengan ôsuara yang berseru-seru di padang gurunö? Dimana rasul-rasul kita dengan bisnis apostoliknya di market place?
Kita memiliki pertemuan Kristen 2-3x seminggu tetapi selebihnya waktu kita ada di market place untuk menjadi garam dan terang di sekeliling kita. Kebanyakan dari kita mengalami rasa frustasi yang menjadi gejala umum dalam kekristenan yg dikarenakan kita tidak melihat perubahan- perubahan iklim rohani seperti yang kita harapkan di lingkungan kita, sekalipun kita sudah melakukan seluruh ritual dan aktifitas rohani kita. Umat Tuhan berada di market place dengan seluruh kekuatannya tetapi masyarakat yang mengharapkan perubahan tetap tidak dijangkau. Penyebabnya adalah spiritual government/pemerintahan rohani belum ada disana. Usaha-usaha terbaik dari orang-orang Kristen tidak untuk membuat dampak di sekeliling mereka tetapi hanya difokuskan pada usaha-usaha untuk membangun kepentingan-kepentingan organisasi gereja dan bukan kerajaan Allah. Orang-orang percaya yang jumlahnya mencapai 98% di market place belum diberdayakan sebagai ujung tombak pekerjaan apostolik. Pelayan 5 jawatan yang berfungsi melengkapi orang percaya hanya membatasi pekerjaan dan pelayanannya pada bidang-bidang yang melatih orang percaya mahir beraktifitas di dalam gedung gereja.
Rasul-rasul market place tidak akan efektif dalam pelayanan mereka sebab PERTAMA, mereka tidak tahu untuk apa mereka ada bahwa mereka dipanggil dalam tugas kerasulan di market place. KEDUA, rasul-rasul market place belum diberitahu, ditegaskan posisinya sebagai seseorang yang bergerak dalam pelayanan kerasulan di market place oleh orang-orang percaya lainnya (sekalipun rasul-rasul tersebut sudah siap ada disana dari hari ke hari). Mestinya kita percaya bahwa ada rasul-rasul keuangan, teknologi, industri, edukasi,pertanian, militer, hukum, pemerintahan, bisnis, transportasi, pengetahuan nuklir, dan ratusan segmen masyarakat yang lain dan kemudian mengöordainö mereka. KETIGA, ketiadaan proses pemberdayaan terhadap mereka setelah pengenalan tersebut.
Fungsi gereja pun seharusnya menjadi semacam pusdiklat bagi pelayan-pelayan 5 jawatan yang sudah dikenali dan kemudian me-release-nya di market place untuk kemudian melakukan fungsi melengkapi juga di market place bukannya hanya mengajarkan orang percaya tentang bagaimana cara berkotbah yang baik saja. Ketika rasul-rasul market place bergerak di dalam urapan Allah yang penuh kuasa maka revival akan ada di setiap penjuru kota.
Kira-kira 50% nabi-nabi dan rasul-rasul yang dipulihkan dan dilepaskan akan datang dari dunia bisnis dan selebihnya lagi dari mereka dipanggil dalam pelayanan melengkapi komunitas orang percaya. Beberapa yang lain menjadi pemimpin-pemimpin organisasi non profit. Tetapi mayoritas akan memenuhkan karunia mereka dan berfungsi dalam profesi mereka sendiri. Ada nabi-nabi dan rasul-rasul yang Allah tetapkan dalam bisnis, keuangan, dan pemerintahan. Hal tersebut akan membawa penyesuaian kepada cara berpikir kita mengenai siapa, dimana dan bagaimana gereja akan diperlakukan. Dengan konsep tersebut maka gereja akan menjadi ôinclusive churchö yang ada dimana saja dan kapan saja. Tanpa harus terlihat tetapi sungguh terasa à konsep garam! (bukannya sangat terlihat tapi tak terasa).Mungkin tanpa nama, tanpa wajah dan tanpa bentuk tetapi berkekuatan dan berdampak. Gereja adalah dimana saja orang percaya ada à dimana saja orang percaya dan pelayan-pelayan lima jawatan bertemu. Dari pandangan tersebut kita akan menetapkan sebuah komunitas gereja di sebuah wilayah bisnis sekalipun.

15 PANDANGAN TENTANG GEREJA


1.Gereja adalah gaya hidup,bukan seri pertemuan agamawi.Kita harus memperlihatkan suatu kehidupan sehari-hari sebagai perpanjangan keluarga rohani yang sekaligus merupakan jawaban yang nyata terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dihadapi lingkungan sekitarnya. Mereka disebut “Jalan” (Kis 9:2).2.Waktu Untuk Merubah SistemPada abad ke 4 gereja ortodoks mengadopsi sistem keagamaan yang mirip Perjanjian Lama dan mjuga sistem pola penyembahan di dalam sinagoge, lengkap dengan imam(pendeta), altar (mimbar), kuil Kristen(Katedral/gedung gereja) , asap kemenyan dan suatu pola penyembahan ala sinagoga orang Yahudi.Sampai saat ini belum ada suatu denominasi pun yang benar-benar merubah struktur tersebut.3.Reformasi Ke TigaMarthin Luther memulai reformasi teologia(Keselamatan melalui iman dan kasih karunia); gerakan Moravians pada abad 18 membawa pemulihan keintiman dengan Tuhan yang merupakan reformasi ke dua. Saat ini Tuhan sedang mencetuskan reformasi ke tiga, yaitu reformasi struktur.4.Dari Bangunan Bait Allah Ke Gereja Di Lingkungan KeluargaKisah 7:48-50. Gereja adalah kumpulan umat Allah. Jadi baik dulu maupun sekarang gereja selalu ada di rumah-rumah sebagaimana orang-orang juga berada di rumah biasa, ada kebersamaan untuk saling melayani dengan penuh kasih,penerimaan dan pengampunan.5.Gereja Harus Menjadi Kecil Untuk Bertumbuh Menjadi Besar-Gereja Perjanjian Baru merupakan kumpulan dari gereja-gereja di rumah dan tidak bertumbuh ke atas menjadi jemaat bergedung besar, tetapi bertumbuh atau bermultiplikasi ke “samaping”, jemaat gereja rumah tersebut bereproduksi atau memecah setelah anggotanya berjumlah 15-20 orang agar bisa tetap terbina komunikasi secara ideal. Jika memungkinkan mereka berkumpul melakukan ibadah raya.6.Tidak Ada Gereja Yang Hanya Dipimpin Oleh Seorang Gembala SajaSebuah gereja lokal atau rumah dibapai oleh seorang penatua, orang lokal yang penuh hikmat dan dibantu oleh anggota-anggota yang memiliki jawatan(Ef 2:20,4:11,12). Peran gembala itu penting namun harus diperansertakan ke 4 jawatan lainnya.7.Potongan yang benar – dipersatukan dengan cara yang salahMengapa kita mengalami kesulitan di dalam menempatkan orang yang tepat di tempat yang tepat? Karena rasa takut, tradisi, kecemburuan agamawi dan mental. Hingga terutama jawatan rasul dan nabi dikebiri.8.Allah Tidak Meletakkan Gereja Pada Tangan Pemimpin Profesional Yang BirokrasiDidalam gereja Perjanjian Baru, gereja tidak pernah dipimpin oleh “Seorang” suci profesional. Profesionalisme dalam gereja dimulai sejak masa Konstantin, yang membagi gereja menjadi golongan awam dan profesional atau klerus. Tanpa sadar bahwa gereja menjadi tawanan birokrasi dan roh kontrol Babel,. Saat ini Tuhan memulihkan gerejaNya untuk dipimpin oleh orang biasa.9.Dari Kekristenan Yang Terorganisir Menjadi Kekristenan Yang OrganismeTubuh Kristus adalah bentuk suatu organisme dan bukan organisasi. Gereja Rumah dalam tingkat lokal terdiri dari banyak keluarga rohani(organik) berhubungan satu dengan yang lain sebagai suatu jaringan dan berfungsi sesuai bagiannya. Kita harus merubah sistem menjadi minimum organisasi dan maksimum organisme.10. Dari “Menyembah Penyembahan” Menjadi “Menyembah Allah”Bentuk Penyembahan pada Allah saat ini telah diformalkan dan menjadi tradisi yang kalau melibatkan profesionalisme dalam bidang tarik suara dan musik gerejawi. Tuhan sendiri menekankan menyembah dalam roh dan kebenaran(Yoh 4:21-24,Ibr 10:19-20).11.Beralih Dari Membawa Orang Ke Gereja Dan Mulai Membawa Gereja Pada Orang-OrangKita harus menjadi terang dan garam (Mat 28:19-20,Mrk 16:15-18)12.Menemukan Kembali Arti “ Perjamuan Tuhan”Tidak hanya sekedar perjamuan kudus, tetapi ada persekutuan dengan acara makan yang sesungguhnya.13.Dari Berbagai Denominasi Pada Perayaan SekotaYesus tidak pernah membagi-bagi gerejanya dalam kelompok denominasi.Kita harus kembali ke Alkitab pada model gereja sekota.14.Mengembangkan Roh Tahan Uji Terhadap AniayaMat 5:10-12, penganiayaan ini bisa dalam beragam bentuk, baik aniaya dari agama lain, dosa, penyembahan berhala, materialisme, kecemburuan, roh-roh jahat, etika, seks,uang dan kuasa. Terutama ajaran penyembahan terhadap diri sendiri. Hati-hati bahaya teologia kemakmuran.15.Gereja Perlu kembali Pulang Ke RumahOrang serumah adalah saksi dalam kehidupan kita.Dimana segala yang dia lakukan dan katakan secara langsung diperhadapkan dengan ujian rohani kenyataan, di mana kemunafikan akan secara efektif dihilangkan dan kemurnian akan bertumbuh. Tuhan menghendaki pemulihan dalam setiap “rumah”(KK).* Disadur dari buku HOUSES THAT CHANGES THE WORLD karya Wolfgang Simson

HOME CHURCH


TUJUAN GEREJA RUMAH, Saling MemperhatikanDalam ibadah berskala besar sangatlah sulit untuk bisa saling mengenal ataupun memperdulikan secara pribadi. Dalam gereja rumah yang sehat, Allah bekerja sehingga kesatuan sejati, kesehatian yang tulus(Kis 4:32) terwujud tanpa kemunafikan. Hal ini menunjang pertumbuhan rohani setiap anggota, saling menguatkan dan membawa kasih itu pada orang lain.2.Penjangkauan Keluar (Pkh 4:9-12; Mat 28:18-20)Kasih Kristus yang ada dalam gereja rumah adalah dorongan kuat dalam menjangkau jiwa-jiwa bagi Tuhan. Pertumbuhan rohani yang sehat tidak dapat dipisahkan dengan menjangkau yang terhilang.Kasih Kristus di dalam diri mereka mendorong tiap individu untuk terlibat dalam pelebaran Kerajaan Bapa surgawi.3.Mengembangkan Karunia Rohani(Ef 1:13-14, Kis2:38,1 Kor 12:4-11)Dalam gereja rumah, kita dapat saling memperhatikan, mendoakan dan mendorong dalam pertumbuhan hingga seorang jemaat yang dimuridkan dalam gereja rumah dapat mengembangkan karunia rohani yang ada dalamnya. Tiap jemaat didorong untuk menemukan rencana ilahi/visi pribadi, talenta, jawatan, karunia rohani dan motivasinya untuk terlibat di dalam diri mereka pribadi lepas pribadi agar dapat melaksanakan visi global di dalam memperlebar Kerajaan Allah.4. Mempersiapkan gereja di masa sulit(di dalam tiap kondisi)Gereja rumah bukan hanya menyiapkan seorang Kristen kuat dan bertumbuh namun mempersiapkan jemaat bertahan di masa sulit sebab ibadah tidak bergantung pada sebuah gedung atau bahkan rumah, sebab dapat bertemu di mana saja, “dua atau tiga orang berkumpul di situ Aku hadir”. Kekristenan merupakan gaya hidup dan ibadah dapat dilaksanakan dimana saja sebab Allah Maha Hadir dan Ia sangat mendambakan hubungan yang intim bukannya ritual agamawi yang membosankan (Kis 7:47-50, Mat 18:20).
KONSEP DASAR PELAYANAN GEREJA RUMAH YANG ALKITABIAHHal ini tercatat di dalam Alkitab baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, gereja harus dimulai di rumah atau tepatnya dimulai di dalam keluarga.Perjanjian Lama:Kisah penciptaan (Kej 1:26). Allah bekerja dalam kelompok (oikos), Allah menciptakan manusia seturut gambarNya oleh sebab itu kita perlu bekerja sebagaimana Dia.Atau di dalam ayat ke 28, dinyatakan beranakcuculah dan kuasai bumi. Allah menghendaki tiap keluarga bermultiplikasi sebagai keluarga-keluarga yang takut akan Tuhan dan menguasai bumi ini. Allah bekerja sebagai sebuah tim oleh sebab itu Ia menghendaki bekerja sebagai tim dalam wadah keluarga.Bangsa Israel (Kej 35:22b-26). Bangsa ini bermultiplikasi dari keluarga Yakub, hingga menjadi bangsa yang sangat besar.Teladan Musa (kel 18:23-27). Pola pendelegasian tugas ke dalam kelompok yang lebih kecil yang terdiri dari pemimpin dalam kelompoknya/keluarganya tepatnya.Perjanjian BaruTeladan Yesus (Mat 10:1-4, 17:1-13,26:36-46). Ia membina 12 orang murid dan memilih 3 orang sebagai “anak-anak” , dimana Ia mengungkapkan rahasia-rahasia kemuliaanNya.Teladan gereja mula-mula (Kis 2:46, 3:1-10,12:1-19). Ibadah sekota merupakan komunikasi searah untuk mengarahkan dan mengutuhkan setiap gereja rumah tetap melangkah dalam rencana Tuhan, sedang gereja rumah merupakan keluarga rohani yang menjamin komunikas yang lengkap dan interaksi yang sehat sehingga setiap anggota menikmati hidup dan bertanggungjawab terhadap “keluarganya”.Teladan para rasul (Kis 13:1-3)Pola gereja rumah adalah ciptaan Allah sendiri sejak awalnya demi perluasan kerajaanNya.
Perbedaan Gereja Rumah Dan Gereja TradisionalGereja Tradisional : - Strategi yang digunakan hanya satu arah, yaitu khotbah mimbar, di mana satu orang aktif memimpin, berbicara dan anggota lain terlibat pasif (hanya datang dan mendengar).Bila ada kelompok kecil, maka itu hanya merupakan bagian dari suatu program; contoh ibadah anak, remaja, pemuda, wanita, pria, persekutuan doa,dll.Kolose 1:28, melalui strategi satu arah, tujuan dalam ayat tersebut tidak akan tercapai secara maksimal. Tanpa memberdayakan “kelompok kecil” tidak mungkin terjadi berlangsungnya proses interaksi seperti tanya jawab, berbagi rasa, saling melayani, saling menolong, saling mendoakan,dll. Gereja tradisional menekankan ibadah raya sebagai pusat ibadah.Gereja Rumah : Kisah Para Rasul 2:41-47, Pola gereja rumah menjadikan rumah dimana kita tinggal sebagai pusat ibadah. Didalam gereja rumah ini kita dapat memantau dan menolong setiap jemaat bertumbuh imannya di dalam Kristus. Di dalam gereja rumah lebih dikenal ibadah sekota namun tidak menolak adanya ibadah raya atau pertemuan besar.Beberapa perbedaan khusus antara kedua jenis “gereja” ini :Dalam gereja rumah, kegiatan ibadah di “rumah” adalah yang utama, dan semua kegiatan lain merupakan penunjang keberhasilan pertumbuhan gereja rumah tersebut. Sedang dalam gereja tradisional, ibadah kelompok kecil/sel hanya merupakan salah satu kegiatan; atau variasi metode.Ibadah raya dalam pola gereja rumah, adalah efek samping/ akibat, itu pun bisa dilakukan atau tidak, sebab gereja rumah merupakan gereja yang interdependen (otonom namun saling berhubungan sebagai keluarga). Mengapa? Sebab di dalam gereja rumah, setiap anggota telah dibimbing menerima Kristus dan dimuridkan untuk bertumbuh di dalamNya. Ibadah raya/ ibadah sekota untuk memperkaya kehidupan anggota, untuk mempersatukan tujuan jemaat dalam visi global dan mempererat persaudaraan dalam kesatuan jemaat. Ibadah raya dalam gereja tradisi merupakan kegiatan utama, dengan tidak adanya pendekatan pribadi, sulit gereja tradisional bertumbuh dalam Tuhan dan dilahirkan kembali. Sebab hanya datang sebagai “kewajiban” agamawi.Pola kepemimpinan dalam gereja rumah adalah jamak, di mana setiap jemaat berpeluang memimpin, hingga dapat diadakan pemberdayaan pemimpin melalui pelatihan pemuridan yang berkesinambungan dan pengawasan mutu karakter. Dalam gereja rumah pemimpin tidak dipilih tetapi dilahirkan melalui pemuridan yang menitik beratkan pada karakter dan integritas seseorang. Pola tradisi, kepemimpinan tunggal, satu orang menentukan segalanya.Dalam gereja rumah, rumah menjadi tempat penjangkauan keluar. Setiap jemaat gereja rumah belajar bagaimana menjangkau orang lain di luar kelompoknya dengan berita Injil. Ini program utama gereja rumah, gereja rumah sebagai sarana pemuridan dan penginjilan yang efektif bagi pertumbuhan dan pelebaran kerajaan Allah, bukan bagi denominasi ataupun organisasi buatan tangan manusia.Sedang dalam gereja tradisi, tidak ada pola penjangkauan sistematis, biasanya dibentuk suatu tim khusus penginjilan atau bahkan tidak ada sama sekali karena “toleransi kehidupan beragama” yang membuat gereja tidak bergerak kemana-mana.Dalam gereja rumah, gereja Tuhan dapat bertumbuh meski tidak memiliki gedung sekretariat ataupun ibadah sebab seluruh kegiatan utama berlangsung di rumah. Meski ada penganiyaan gereja rumah akan dapat berlangsung. Dalam pola tradisi, gedung gereja menjadi pusat, sering menjadi kebanggaan dan identitas sebuah “gereja”.

PENGINJILAN ADALAH GAYA HIDUP


Mat 28:19-20, “ Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajrlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”Amanat agung bukanlah sekedar perintah untuk mendapatkan jiwa sebanyak-banyaknya dan menjadikan mereka anggota gereja atau orang “Kristen”. Melalui acara-acara penginjilan kontemporer contohnya seperti KKR (tidak salah kita menggunakan metode tsb, tetapi itu bukan satu-satunya cara), dan lalu membuat "petobat baru” itu nyaman di dalam gereja/komunitas. Seseorang yang telah percaya adalah seorang murid,ia harus belajar untuk terus bertumbuh baik secara pribadi maupun kolektif/bersama dengan bagian komunitas yang lain . Seorang yang telah lahir baru harus tertanam dalam komunitas yang sehat dan kuat di dalam pengajaran yang alkitabiah. Mereka dimuridkan oleh para penatua untuk mengerjakan apa yang Yesus kerjakan.TELADAN HIDUPPemimpin memberi teladan di dalam menginjili/menjadi saksi melalui gaya hidupPola penginjilan Yesus adalah menjadi terang dan garam (Mat 5:13-16, “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di surga” ), Ia melakukan sesuatu yang dapat dilihat orang (terang) dan apa yang Ia kerjakan membuat orang disekitarnya dapat merasakan kebaikan Tuhan (garam). Yesus memiliki lifestyle “penginjilan”, begitu juga jemaat mula-mula (Kis 11:26b, “ Di Anthiokialah murid-murid itu untuk pertama kalinya disebut Kristen”) disebut Kristen karena gaya hidup mereka yang berbeda.Menurut catatan sejarah jemaat di Antiokhia menyokong/membantu 10.000 orang miskin yang hidup di dalam kota tsb. Bila kita mau menjangkau jiwa maka kita harus memperhatikan orang yang hendak kita jangkau secara holistik.Hal-hal yang praktis yang perlu diperhatikan seperti : makanan,keluarga, pakaian (Kis 9:36,39),keuangan, pekerjaan,rumah,hubungan,moralitas,keadaan sosial,dst. TIGA hal yang dijaga benar-benar di dalam gereja mula-mula adalah ETIKA KRISTEN (HIDUP SESUAI STANDAR KRISTUS), HARTA MILIK(MILIK DAN PINJAMAN TUHAN) dan REKONSILIASI DALAM PERSAUDARAAN (TIDAK ADA LAGI PERBEDAAN BUDAK,ORANG YAHUDI ATAU YUNANI).PEMURIDAN DAN IMPARTASISangat penting para penatua memperlengkapi setiap murid Kristus dalam pelatihan/pengajaran dan mengutus mereka kembali. Bawa setiap anggota komunitas bertumbuh menuju kedewasaan dan pengertian yang lebih dalam perihal kepemimpinan, fungsi dari tiap karunia, jawatan, talenta, harta, dll. Dan proses pendewasaan ini akan menjadi lebih mudah bila kita melakukan “ibadah saling”, hingga tiap karunia dan talenta dari tiap bagian dari komunitas dapat diasah. Allah mengharapkan kita semua untuk berperan serta secara efektif dan sungguh-sungguh melakukan Amanat AgungNya di tempat mereka tinggal/bekerja/di manapun kita berada atau bahkan pergi kepada bangsa-bangsa lain untuk menanam gereja baru(mungkin sambil bisnis/bekerja di sana….ingat gereja PB,tidak mengandalkan uang gaji dari komunitas yang mengutus). Bilamana ada dari komunitas kita yang memiliki kecenderungan jawatan sebagai rasul/penanam gereja, kita dapat mengutusnya, entah untuk pergi ke tengah suku terabaikan atau kota lain atau negara lain, ia dapat mencari/membuka kesempatan kerja di sana, merintis gereja PB dan memuridkan bangsa-bangsa secara holistik. Di dalam gereja yang sehat(menunjukkan kualitas) akan ada senantiasa murid-murid baru yang akan menjadi dewasa dan menjadi bagian dari pergerakan Allah, yang siap dipanggil dan diutus untuk menanam gereja berikutnya.3. KESADARAN UNTUK TERUS BERTUMBUHPara Murid perlu :1.Mengenal jati diri mereka di dalam Kristus.2.Mengerti isi hati Allah bagi tiap jiwa terhilang.3.Training, mentoring dan fathering4.Kesadaran bahwa komunitas yang sehat melahirkan orang-orang yang militan dan berjuang dalam pergerakan.5. Para murid melahirkan komunitas-komunitas baru.

OTORITAS DAN INTEGRITAS


Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntunmereka dengan kecakapan tangannya (Mazmur 78:72).So he shephered them according to the integrity of his heart, and guidedthem by the skillfulness of his hands (New King James Version).Salah satu isu utama kepemimpinan adalah memimpin dengan integritas.Kepemimpinan rohani berjalan karena pemimpin menerima ketundukkan sukareladari yang dipimpin. Dan ketundukan sukarela datang karena kepercayaan. Namunsudah pasti kepercayaan akan datang karena integritas. Kejujuran...kemurnian daribagian hati paling dalam. Otoritas tanpa integritas adalah kepemimpinan palsu.Sebesar apapun otoritas struktural tanpa integritas hanya akan menghasilkankepemimpinan yang tersunat pengaruhnya. Kemudian lahirlah ketundukkan palsu,bukannya ketundukkan yang lahir karena respek. Kepemimpinan rohani adalah satu-satunya jenis kepemimpinan di dunia yang tidak dapat memaksakan otoritasnya.Otoritas rohani hanya bisa berjalan dengan bersanding bersama integritas. Bos diperusahaan memakai uang sebagai salah satu alasan otoritasnya dijalankan terhadapkaryawan. Hakim di pengadilan memastikan otoritas jabatan yuridisnya denganketokan palu di meja ruang pengadilan. Polisi lalu lintas menjadi pemimpin di jalanraya dengan menyandang seragam dan pistol atas nama negara untuk memastikansemua pemakai jalan raya mematuhi semua peraturan lalu lintas. Tetapi dapatkahpemimpin rohani memaksakan otoritasnya?Beberapa kepemimpinan gaya dunia yang mungkin sekarang sedang mengincartengkuk kita -gereja- atau malah kita sudah terjerembab ke dalamnya:* Menggunakan intimidasi . Hanya menunggu waktu saja sampai orang yangdipimpin kehabisan energi untuk hidup dalam ketakutan dan luka kemudianmemberontak untuk keluar dari praktek sihir tersebut.* Memimpin dengan pengetahuan akan segera berakhir tatkala sang pemimpintidak menghidupi lagi apa yang dia ketahui.* Memimpin dengan manipulasi yang tak disadari "pengikut". Dengan mudahmengeksploitasi orang di sekitarnya untuk memenuhi agenda dan ambisipribadinya. Proses manipulasi tersebut mungkin akan segera berakhir saatorang menyadari tipu muslihat dan motif terselubung si pemimpin.* Memimpin dengan kharisma tanpa karakter yang kuat. Setelah tontonan kharisma usai dan pemimpin tidak mampu menunjukkan karakter dan integritasnya dalam keseharian mereka maka sebentar kemudianakan ditinggalkan banyak orang. Sudah sering kita mendengar contoh pemimpinkharismatis yang ditinggal orang karena integritasnya soal keuangan ataumoralitas.Kita belajar dari Perjanjian Baru bahwa Petrus telah terjatuh ke dalamketiadaan integritas. Petrus telah meluangkan waktu 3 tahun bersama Yesus. Iatelah berjalan di samping Yesus dan menyaksikan mujizat-mujizat-Nya. Ia telahmenerima tugas dari Allah untuk menyampaikan Injil kepada orang-orang kafir. Iatelah menerima kunci Kerajaan Allah. Namun Petrus masuk ke dalam suatu situasidimana ia tidak memiliki cukup integritas. Tidak peduli apakah kita seorangpengajar, pengkotbah dan pelayan Tuhan selama bertahun-tahun, adalah mudahbagi kita untuk merusak prinsip integritas. Namun kita tidak perlu jatuh ke dalampelanggaran kemunafikan ini.“Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya,sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, iamakan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelahmereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akansaudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlakumunafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikanmereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengankebenaran Injil, aku berkata Kepada Kefas dihadapan mereka semua: Jika engkau,seorang Yahudi, hidup secara kafir, dan bukan secara Yahudi, bagaimanakahengkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secaraYahudi?” (Galatia 2:11-14).Petrus telah bertindak secara munafik. Ia lebih peduli untuk terlihat benar di depanorang percaya Yahudi dari Yerusalem daripada memelihara kesaksian Kristennya didepan orang-orang kafir yang ia layani. Ia mengikuti trasdisi dan aturan-aturanmanusia - dan dengan melakukannya ia memperlihatkan dirinya sebagai orangmunafik. Ketakutan terhadap orang-orang agamawi itulah yang menyebabkan diajatuh ke dalam perangkap ini. Ia tampaknya mengubah perilaku menurut jeniskumpulan orang yang ada di sekitarnya. Dalam kasus Petrus tersebut, Paulusmenghadapi Petrus secara terbuka dalam masalah yang berhubungan denganperilaku munafiknya dan menunjuk kepadanya kebodohan dari tindakan-tindakannya. Paulus, anggota terbaru dalam kalangan rasul-rasul, memutuskanuntuk menantang Petrus karena kepura-puraannya Petrus telah memilih kembalikepada legalisme Yahudi.Kepemimpinan rohani hanya bisa berjalan dalam hubungan kepercayaan yangkuat-antara pemimpin dengan yang dipimpin- yang disebabkan sang pemimpin hidup dalam integritas dan kemurnian. Keteladanan yang muncul karena telahmenghidupi "kebenaran dalam batin" (Mazmur 51:8) akan menjadi kekuatankepemimpinan yang tak tergantikan oleh cara apapun. Hanya mereka yang murnidan jujur saja yang dapat berkata di depan orang banyak seperti Paulus yangberkata: "Ikuti teladanku!" (Filipi 3:17). Kepercayaan yang muncul karena integritasdan kejujuran dalam kepemimpinan akan mengoptimalkan kekuatan hubungan yangpada gilirannya akan menuntaskan semua visi dan misi bersama.Lebih lanjut soal IntegritasTelah menjadi suatu kebiasaan normal bagi beberapa orang untuk mengenakantopeng dan membuat orang lain mengira mereka hidup lebih baik dibanding yangsesungguhnya tetapi sebenarnya itu merupakan gejala kurangnya integritas untuktampil beda dari yang sesungguhnya... berpura-pura dengan kerohanian palsu! Perluadanya pengajuan pertanyaan kepada kita terus menerus yang dapatmengembangkan semacam "kewaspadaan" mengenai hal tersebut: Apakah Anda,entah sadar atau tidak sadar, menciptakan kesan bahwa Anda adalah seorang yanglebih baik dari diri Anda yang sesungguhnya? Apakah Anda telah berusaha untuktampil lebih baik dari diri Anda yang sesungguhnya? Anda munafik? Seharusnyaada kesadaran untuk menjadi utuh secara moral tanpa kepalsuan. Konsekuensinyajelas, bahwa orang yang tidak memiliki integritas akan kehilangan kepercayaan dariorang-orang di sekitarnya, tidak peduli hal-hal lain yang telah ia kerjakan dalamhidupnya. Bagi beberapa orang, kelihatan baik lebih penting daripada berbuat baik!Mereka terperosok pada sikap menyenangkan orang lain sehingga mereka relamembuat keputusan "yg kelihatan baik" dengan melakukan hal-hal yangmenunjukkan tidak adanya integritas.Rasul Paulus berkata: "Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya adakebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus." (Galatia 2:21).Apa yang sedang dikatakan Paulus adalah bahwa jika seseorang kembali kelegalisme,ia kembali terikat pada hal-hal tertentu yang harus ia katakan ataulakukan supaya kelihatan baik. Itu sama dengan menyia-nyiakan kasih karuniaAllah! Orang yang berusaha terlihat rohani tetapi sebenarnya tidak terbukti sedangmenolak kasih karunia Allah. Dia membangun kebenaran "kosmetik", bukannya"kebenaran dalam batin" (Mazmur 51:8). Orang-orang yang berintegritas tetap samadalam situasi kecil ataupun besar. Mereka ada disana ketika hari panas ataupunhujan. Ia tidak berubah-ubah ketika terjadi badai, aniaya dan halangan apapun. Kitaperlu hidup dalam integritas dan kejujuran setiap waktu, khususnya dalam rumahtangga kita. Mengakui kesalahan kita dan meminta pengampunan dari merekaketika kita melakukan kesalahan merupakan tanda integritas yang berbicara lebihkeras dan jelas. Beberapa hal yang akan menguatkan dan menumbuhkan integritas:* Temukan orang yang berani menantang kita jika kita keluar jalur, berikan ijinuntuk memasuki lingkungan pribadi dan berbicara tentang kehidupan kita jikadiperlukan (Galatia 2:11). Temukan penantang ... seperti Paulus menantangPetrus dan nabi Natan menantang Daud!* Jadilah orang yang punya rasa aman.Orang yang hanya berusaha menyenangkan org lain adalah pemimpin yangburuk, rasa ketidak-amanan selalu memimpinnya untuk berperilaku munafik.(Galatia 2:12)* Jadilah konsisten.Kenalilah bidang-bidang ketidakkonsistenan kita dan memohon kasih karuniauntuk mengubahnya. (Galatia 2:14)* Kotbahkan prinsip-prinsip, bukan hanya aturan-aturan.Jauhilah legalisme yang terfokus kepada kebenaran diri bukan pada iman. (Galatia 2:15)Selanjutnya? Jika sebagai seorang pemimpin kita merasa teguh berdiri maka kitaperlu berhati-hati agar tidak jatuh. Sebaliknya menjadi semakin rendah hati, tetapmenjaga hati dan gentar di hadapan Tuhan.PERTAHANKAN INTEGRITASMU!!

ORANG YANG TEPAT DIWAKTU YANG TEPAT DITEMPAT YANG TEPAT


Topik ini adalah sebuah topik yang sangat menantang karena inilah kunci untuk menjadi relevan dalam segala hal baik itu dalam kehidupan sosial, pekerjaan, ataupun dalam upaya membangun jembatan hubungan dengan apapun dalam dunia kerja kita. Menjadi RelevanIni adalah suatu tantangan bagi kehidupan kekristenan. Menjadi garam dan terang adalah suatu kehidupan yang relevan dengan keadaan. Terang dan garam di manapun berada selalu menjadi jawaban. Sesuatu yang dinantikan sesuatu yang diharapkan sesuatu yang mempengaruhi bukan dipengaruhi.Mat. 3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."Kata debu jerami dalam bahasa aslinya adalah gabah atau dalam bahasa Inggrisnya Chaff, defenisi dari chaff adalah everything beside the seed (apa saja selain bulir/bijinya). Artinya sebenarnya gabah atau jerami itu penting hanya sebatas jerami atau gabah itu melayani sampai munculnya benih. Ketika benih sudah muncul maka gabah atau jerami sudah tidak relevan lagi sehingga harus dibakar. Tidak relevan adalah dosa. Kita harus menjadi relevan dalam kehidupan kita. Bahkan lebih jauh lagi Tuhan mau kita menjadi proporsional dalam segala aspek kehidupan. Menjadi orang Yang TepatDari sinilah kita mulai segala sesuatu yang berhubungan relevansi dan menjadi proporsional.Apa artinya menjadi orang yang tepat? Mari kita mulai dengan sebuah pernyataan ini: Saudara bukanlah kebetulan dan tempat di mana saudara berada bukanlah kebetulan pula. Saudara ada dalam dunia ini karena kehendak Tuhan dan Tuhan punya tujuan tertentu dalam menjadikan saudara. Artinya untuk menjadi orang yang tepat saudara harus menemukan kehendak tujuan Tuhan dalam kehidupan saudara serta berjalan dalam tujuan-tujuan Tuhan. Itulah sebabnya orang yang tepat akan membangun kehidupannya diatas batukarang hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Dan bertumbuh dalam sikap mental yang sama seperti Yesus. Menjadi orang yang tepat adalah memiliki sikap hati, pikiran dan perasaan seperti yang terdapat di dalam Kristus. (Lihat pelajaran sikap yang benar) berarti menjadi orang yang tepat berhubungan dengan karakter kepribadian orang tersebut. Sebagai contoh taruhalah posisi saudara adalah posisi yang penting dalam sebuah perusahan, posisi saudara tidaklah akan bertahan seandainya saudara tidak menjadi orang yang tepat untuk posisi itu. Misalnya saudara bersikap salah, malas dan tidak bertanggung jawab dalam pekerjaan saudara. Hasilnya jelas saudara akan kehilangan posisi, respek dari orang lain bahkan mungkin saudara akan kehilangan pekerjaan saudara dan hidup tanpa penghasilan. Dalam posisi seperti itu kita sebaiknya menjadi orang yang tepat seperti posisi yang kita miliki. Pada Tempat yang tepatTampat kita beradapun bukalah suatu kebetulan. Karena Tuhan punya maksud tertentu menempatkan kita pada ligkungan kita dengan tujuan supaya kita memberkati lingkungan kita serta kita dibentuk begiitu rupa oleh lingkungan kita sehingga kita menjadi begitu spesial dengan identitas yang unik. Jadi Tuhan menaruh kita pada lingkungan kita untuk memberkati serta membentuk kita dan sebaliknya.Lihatlah bagaimana Yohanes Pembaptis melayani di padang gurun. Padang gurun menjadi tempat yang tepat buat Yohanes karena Tuhan menempatkannya di situ. Markus 1:1-5 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan. Berada pada tempat yang tepat akan menentukan apakah kita akan berbuah pada apa yang kita kerjakan. Artinya tempat yang tepat mempengaruhi produktifitas kehidupan kita. Tempat yang tepat yang dimaksudkan di sini bukan hanya sebuah tempat (lokasi) tapi juga posisi kita di hadapan Tuhan. Kalau kita keluar dari kehendak Tuhan maka di manapun kita berada akan tetap berada pada tempat yang salah. (1 Samuel 27:1-12) Pada Waktu yang tepatBerada pada waktu yang tepat, kita secara terus menerus menangkap moment-moment yang tepat yang di bawa Tuhan dalam kehidupan kita sehingga dapat bertindak tepat. Dalam 1 Tawarikh 12:32 Dari bani Isakhar orang-orang yang mempunyai pengertian tentang saat-saat yang baik, sehingga mereka mengetahui apa yang harus diperbuat orang Israel: dua ratus orang kepala dengan segala saudara sesukunya yang di bawah perintah mereka. Mengetahui waktu sangat menentukan bagaimana reaksi kita pada apapun disekitar kita. Jika saudara dapat mengambil suatu moment, menangkapnya, dan memeras keluar semua kehidupan yang tersedia di dalamnya maka sudah pasti moment tersebut adalah sesuatu yang ada di masa depan saudara dan bukan yang ada di masa lalu saudara. Apakah yang bakal terjadi kalau saudara mengetahui bahwa moment yang ada di depan saudara adalah moment yang mengubahkan kehidupanmu selamanya, moment yang penuh dengan potensi, moment yang penuh dengan segala kemungkinan baru? Bagaimana kalau saudara mengetahui bahwa ada sebuah moment ilahi, saat di mana Tuhan mau berjumpa dengan saudara dengan cara yang berbeda dan saudara akan berubah sama sekali? Di mana dalam moment itu keputusan yang saudara ambil menentukan momentum masa depan saudara? Bagaimana saudara akan memperlakukan moment tersebut? Bagaimana saudara mempersiapkan diri saudara untuk hal itu? Dapatkah saudara mengenalinya? Moment tersedia sebanyak bintang dilangit dan pasir dilaut, moment apapun dalam banyaknya moment itu dapat menjadi moment ilahi saudara. Sekalipun sangat membosankan, tapi bisa jadi ada mujizat yang terbungkus dalam moment-moment tersebut For everything there is a season, and a time for very purpose under heaven: He hath made everything beautiful in its time: also he hath set eternity in their heart, yet so that man cannot find out the work that God hath done from the beginning even to the end. King Salomon Kehidupan tidak dapat dipisahkan dari musim kehidupan. Musim kehidupan inilah yang terbanyak membentuk kita. Mengetahui musim-musim yang terjadi dalam kehidupan kita memberikan kepada antisipasi, pengharapan, dan persiapan dalam memberikan respon.Kegagalan banyak orang adalah mereka bereaksi salah dalam musim-musim perubahan yang terjadi dalam kehidupan mereka.Mengetahui waktu yang tepat memberikan kepada kita pengertian untuk apa sedang kita hadapi, bagaimana harus bersikap, dan cara yang tepat untuk bagaimana harus bereaksi, dan cara yang tepat untuk bertindak.Mengapa kita perlu ada dalam musim-musim yang tepat? 1.Menangkap musim yang tepat adalah suatu fase pertumbuhan kedewasaan yang sangat penting bagi kita. Dalam musim-musim inilah kita mengalami apa yang disebut perubahan untuk menerima kekekalan dalam hati kita. Kita harus tahu bahwa Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktu atau musimnya. Arttinya musim perubahan apapun yang kita alami itu adalah untuk pendewasaan kita dan selalu indah bagi kita. 2.Menangkap waktu yang tepat akan memberikan kepada kita suatu kekuatan tersendiri untuk menghadapi keadaan sukar yang sedang kita hadapi. 3.Menangkap musim yang tepat adalah saat berbuah yang sangat tepat. Di sinilah kita mengerti bahwa ada dalam musim yang tepat adalah saat yang paling produktif dalam kehidupan kita. Kalau memang menjadi proposional dan relevan itu sangat mempengaruhi porduktifitas kerja kita maka marilah menjadi orang yang tepat pada tempat yang tepat dan dalam waktu yang tepat pula.

TRANSFORMASI, RIWAYATMU KINI...


Apa yang kita baca saat ini merupakan sebuah kenyataan pahit yang mau tidak mau harus kita telan dan rasakan bersama. Kita masih ingat suatu gerakan doa di seluruh Indonesia bernama NPC National Prayer Conference, banyak gereja dari berbagai denominasi berkumpul dan bersatu di sebuah stadion untuk mempertontonkan peluk2an antar pendeta tanda kesatuan. Bahkan acara yang digagas sejak tahun 2003 tersebut menyedot perhatian seluruh umat Tuhan di Indonesia, bayangkan event yang sama digelar di beberapa kota di Indonesia dan menyedot dana hampir puluhan milyar rupiah, dengan menyewa stadion umum, sewa sound system, dekorasi panggung, dan undangan melalui media cetak atau elektronik, belum lagi akomodasi para hamba Tuhan bule dan pembicara yang diundang, rasanya komplit sudah milyaran uang tersebut menguap begitu saja. Event tersebut tidak salah! Tetapi yang perlu kita ketahui, Transformasi bukan hanya dilakukan dengan acara, event, dan perayaan2 yang menghabiskan dana milyaran rupiah. Pertanyaan sekarang yang muncul ialah, bagaimana setelah event2 tersebut berakhir? Apa hasilnya? Kita mencoba menyelidiki fakta atau kenyataan yang dihasilkan dari event tersebut, beberapa diantaranya ialah setelah event tersebut berakhir 2005 ( yang dikatakan para pendeta sebagai puncak Transformasi ) banyak gereja-gereja besar terjadi perpecahan, situasi semakin tidak karuan malah beberapa kota muncul mega church yang menyedot ribuan jemaat dari ratusan gereja yang ada disekitarnya. Bahkan 3 tahun setelah tahun 2005 tersebut banyak gereja yang ‘blang’ karena tidak ada arahan, rasanya mereka tidak melihat tuntunan Tuhan lagi setelah mega event tersebut sehingga sekarang muncul fenomena aneh dikalangan gereja Tuhan, ketika ada acara2, apalagi yang datang seorang yang disebut nabi, maka mereka tidak segan2 datang untuk berbondong2. Ngeri sekali melihat kenyataan seperti ini. Bahkan sekarang dibeberapa gereja mengalamikekeringan rohani karena tidak tahu harus dibawa kemana.Nah, melihat kenyataan seperti itu mestinya kita prihatin bahkan menangis lebih keras untuk gereja Tuhan, betapa tidak, yang dihakimi untuk pertama kali oleh Tuhan ialah gerejanya ( pembersihan pertama kali dimulai dari gerejaNya ). Sebenarnya kalau kita mau jujur, rusaknya bangsa ini merupakan akibat dari gagalnya gereja Tuhan. Rasanya gereja sekarang kehilangan taring dan kurang tajam dalam bertindak, akibatnya banyak hal buruk terjadi dalam gereja malah dibiarkan, tetapi hal baik malah ditentang habis2an. Coba lihat perumpamaan ini, ikan dapat menjadi awet apabila di beri garam. Jika ikan tersebut busuk, maka siapa yang harus disalahkan? Garamnya bukan?! Sama, kalau situasi negeri ini buruk maka yang disalahkan untuk pertama kalinya bukan pemerintah atau orang yang ada didalamnya tetapi gereja yang harusnya dihakimi untuk pertama kali. Saya masih ingat, era tahun 1993 sampai 1998, banyak gereja Tuhan menyanyikan lagu-lagu tentang Indonesia tetapi setelah itu sampai sekarang tidak ada lagi lagu2 yang menyatakan bahwa kita mengasihi bangsa ini, yang ada hanya lagu yang berbicara tentang kasih Tuhan, berkat Tuhan, perlindungan Tuhan dan semua hal yang berhubungan dengan pribadi kita sendiri. Apakah kita akan tinggal diam begitu saja? Saatnya gereja bangkit kembali, mengumpulkan kekuatan untuk berjalan dalam kehendak Tuhan, lakukan yang benar, jangan hanya mengharapkan sesuatu yang spektakuler tetapi tidak melakukan yang esensi dan penting. Kita harus ambil peran atas bangsa ini sekarang!

RUMAH ALLAH ATAU GUNUNG KAWI?


Kalau kita tanya beberapa orang yang beribadah kegereja pada hari sabtu atau minggu, mengapa mereka beribadah? Biasanya jawabannya beragam, misalnya untuk mencari jodoh, biar toko laris, usaha lancar, studi kelar, dapet pekerjaan, dan sebagainya. Jarang kita temukan orang yang menjawab karena cinta Tuhannya. Rasanya sangat jarang jawaban tersebut. Bahkan doktrin perpuluhan juga disalahgunakan dibeberapa gereja sehingga jemaat juga punya konsep dan hati yang salah kaprah. Missal tanya saja, mengapa ngasih perpuluhan? Beberapa menjawab, biar dikembalikan berlipatkali ganda, kalau nggak ngasih nanti kena sial, masuk neraka, dan sebagainya.
Yang menjadi perenungan, model seperti itu apakah masih membuat gereja sebagai Rumah Tuhan atau malah kayak Gunung Kawi? Kalau kita tanya orang2 yang pergi ke gunung Kawi, mesti jawaban mereka sama dengan jawaban jemaat kita hari2 ini, lha apakah wajak orang Kristen seperti dukun? Tapi memang kayaknya gereja harus mengalami redirection atau pengarahan ulang tentang pengajaran dan kekristenan mereka, bayangkan hari-hari ini banyak orang Kristen suka dengan hal2 yang berbau mistik seperti kesembuhan melalui sapu tangan, tissue, dan sebagainya. Rasanya hal supranatural tersebut menjadi pelarian utama ditengah-tengah jenuh nya kekristenan hari2 ini.
Bangsa Indonesia memang dikenal sebagai bangsa yang suka ‘klenikan’ atau percaya hal2 mistis, tetapi apakah gereja juga menjadi sama dengan dunia yang didiami? Rasanya hari2 ini orang Kristen mencari Tuhan selalu saja ada kepentingan dan bukan ketulusan dan kerinduan akan Tuhan. Mari belajar dari Daud, dalam kesesakan yang dia alami, dalam kebutuhan yang harus sipenuhi, dia selalu mencari Tuhan atas dasar kerinduan bahwa Tuhan mengasihi dia. Bahkan dalam Maz 23 menyatakan diakhir doanya, Daud menyatakan dari kesemua hal yang Tuhan lakukan dalam kehidupannya, final purpose (tujuan akhirnya0 ialah diam dirumah Tuhan sepanjang masa ( bukannya diam dirumah Tuhan untuk minta2 sepanjang masa). Maukah kita mulai memperbaiki mentalitas yang rusak dan kembali pada firmna Tuhan? Ingat, kalau gereja masih punya mentalitas pengemis maka tidak ubahnya gereja menjadi Gunung Kawi ke 2 yang ada dimana-mana!

GEREJA, DIMANAKAH HATI NURANIMU?


Apa yang saya alami dan saksikan merupakan sebuah catatan kecil tentang kedewasaan rohani kita selama ini. Suatu ketika saya mendengar sebuah kisah yang unik tapi ‘ngilani’ banget, seseorang bercerita kepada saya bahwa murid sekolah minggunya disebuah gereja berani berkelahi dengan gurunya sendiri. Dan itu tidak terjadi pada satu atau dua orang tapi banyak yang melakukan dan ngalami itu. Memang menurut cerita si guru suka melakukan kontak fisik jika muridnya salah, tetapi sebagai murid mestinya melaporkan kepada orang tua atau kepala sekolah bukan mengajak berkelahi.
Sontak, ketika mendengar kenyataan tersebut terjadi diadalam gereja (bukan diluar gereja lho), saya merenung dan mendapai bahwa saya ini sama aja dengan anak yang berani dengan gurunya, alias tidak punya hati nurani. Atau mungkin jangan-jangan saudara yang membaca ini juga sudah kehilangan hati nurani? Untuk mengetahui hal tersebut gampang, coba saudara tanya atau ditanya orang lain : kemarin ada pembunuhan 5 orang di kotaku lho?/ jawaban yang kita berikan kadang2 menunjukkan tidak adanya hati nurani,” Wah, sedikit itu. Di Ambon saja ribuan kok”. Tuh kan?, yang kita lihat bukan seberapa berharganya nyawa manusia tetapi jumlahnya. Lagi, kalau orang berkata: kemarin ada anggota DPR korupsi 5 milyar ditangkap merupakan tempat Allah berbicara dengan kita dan menyatakan kasihnya melalui gerbang pertama dalam kehidupan kita yaitu Hati.
Mengapa banyak orang tersinggung dalam gereja? Mengapa banyak perpecahan dalam gereja? Mengapa banyak kebencian yang muncul dalam gerejaNya? Karena banyaknya pula orang-orang yang tidak punya hati nurani. Ketika seseorang punya masalah, kita sebagai sesamanya dalam Kristus terkesan cuek, hambar, dingin, dan tidak peduli. Itulah yang membuat gereja kehilangan hati nurani sehingga jangan berharap bahwa gereja menjadi jawaban atas semua persoalan bangsa dan negeri ini.
Milikilah hati nurani dan belajarkan menilai segala sesuatu dengan hati.
Masihkah kita ingat apa yang diajarkan Yesus tentang mengampuni? Jika kamu ditampar pipi kirimu berikan juga pipi kananmu, tetapi gereja sekarang aneh karena kurang punya hati sehingga ketika kita ditampar orang lain dengan perkataan yang menyakitkan kita malah marah, berusaha membela diri sendiri, dan kalau bisa melawan sampai menjatuhkan. Jangan marah kalau Yesus tidak marah, dan marahlah jika Yesus marah. Yesus tidak marak jika dilukai, dibenci, ditampar, dipukul, dan dicaci maki, tetapi Yesus marah ketika kita tidak punya nurani dan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri.

EDEN ATAU EDAN


Firman Tuhan mengatakan bahwa manusia pertama yang sempurna yaitu Adam, diciptakan Allah dan ditaruh di taman Eden. Kata Eden dalam bahasa aslinya disebutkan sebagai Spot Of God’s Presence ( tempat hadirat Tuhan), jadi dengan kata lain Adam atau manusia pertama dan kita tentunya akan menjadi normal jika kita hidup dalam hadirat Tuhan. Namun demikian, sering kali kita tidak tinggal dalam harirat Tuhan jika dirumah, dikantor, disekolah, dikampus, dan tempat lain yang kesannya tidak rohani (menurut beberapa orang saja), sehingga ketika anak Tuhan berkarya ditengah2 dunia, mereka tidak menghasilkan apa-apa karena kerjanya setengah2. Mengapa kok bisa seperti itu?
Banyak paradigma yang salah yang masih saja digunakan gereja untuk menjelaskan hal ini, beberapa gereja mengatakan mengapa kita setiap hari minggu kegereja? Jawabnya agar kita diperbaharui oleh Tuhan karena senin sampai sabtu kita kerja sehingga minggu kita diperbaharui oleh Tuhan. Dengan cara apa? Dengan merasakan hadirat Tuhan. Itu semua yang sering dikatakan para pemimpin gereja termasuk saya dulu tentunya. Jadi hari minggu merupakan focus dan tujuan akhir dari semua kegiatan kita selama seminggu, dan hari minggu menurut kita merupakan hari dimana hadirat Allah kita rasakan dan yang lebih parah, hari minggu dan tempatnya gedung gereja merupakan tempat Allah menyatakanhadiratNya. Wah2, kalau gereja nggak berubah maka umat Tuhan hanya menjadi produktif dihari minggu dan menjadikan hari minggu sebagai candu dalam kehidupan ini. Ini bahaya!
Ingat, Adam sebelum jatuh
dalam dosa, dia tinggal di tempat Allah hadir/ hadirat Tuhan. Ketika Adam berada dihadirat Tuhan maka dia memiliki kemampuan yang luarbiasa yaitu berkuasa dan mengatus seluruh bumi, tetapi ketika dia keluar dari hadirat Tuhan atau jatuh dalam dosa, maka dia hanya menjadi petani dan peternak kecil2an bahkan alkitab tidak mencatat seberapa besar peranan Adam dimuka bumi dibandingkan dengan apa yang dia lakukan ketika masih didalam eden.
Artinya apa? Artinya ketika kita keluar dari hadirat Tuhan, baik karena jatuh dalam dosa maupun tidak membangun hubungan dengan Tuhan maka kita tidak bisa memunculkan potensi maksimal dari apa yang kita kerjakan. Makanya didunia kerja banyak anak Tuhan menjadi sandungan bagi orang lain. Caranya ialah, setiap hari, setiap saat kita harus berada didalam hadirat Tuhan baik pagi hari, siang hari waktu kita kerja, belajar, melakukan apapun kita harus melibatkan Tuhan dan mengijinkan hidu kita dikuasai oleh kehadiran Tuhan. Itulah yang membuat kita bisa melakukan hal yang kecil sampai yang besar. Ingat, jika kita tidak berada di Eden maka kita jadi Edan, dengan kata lain, kita akan edan jika tidak berada didalam Eden setiap hari dan setiap saat.

FROM WORSHIP TO QUALITY


Pengejaran kita hari2 ini hanya sebatas hadirat Tuhan, kalau kita perhatikan ketika song leader dibeberapa gereja akan memulai ibadah mereka, maka satu tujuan sebelum mereka menyanyikan lagu2 rohani ialah mengejar hadirat Tuhan. Tetapi cuman sebatas itu saja, pertanyaanya ialah apakah itu sudah include satu erjalanan rohani yang harus kita tempuh? Dalam Keluaran 33 : 15 Berkatalah Musa kepada-Nya: "Jika Engkau sendiri tidak membimbing kami, janganlah suruh kami berangkat dari sini. Disitu dengan jelas Musa meminta penyertaan Tuhan dalam kehidupannya, atau dengan kata lain Musa meminta hadirat Tuhan ada ditengah2 bangsa tersebut. Dan ayat sesudahnya mengatakan bahwa Tuhan menjawab permintaan Musa tersebut dalam Keluaran 33 : 17 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Juga hal yang telah kaukatakan ini akan Kulakukan, karena engkau telah mendapat kasih karunia di hadapan-Ku dan Aku mengenal engkau." Tetapi Musa tidak berhenti sampai disitu, dia sadar bahwa itu hanya permintaan separo dari yang Tuhan mau. Maka dari itu dia meminta kepada Tuhan permintaan kedua yatu Kemuliaan Tuhan Keluaran 33 : 18 Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku.". kata ‘tetapi’ merupakan kontra dari permintaan pertamanya. Dalam bahasa sehari2 bisa diiterjemahkan seperti ini: terimakasih Tuhan atas pemberianmu itu tapi bukan itu yang aku mau, aku pengen kemuliaanMu”. Kalau Tuhan menjawab bahwa hadiratNya akan dinyatakan, Musa meng-OK-kannya tetapi Musa tahu itu baru separo dari yang Tuhan mau. Dia ingin permintaan kedua yang jauh lebih penting dari yang pertama yaitu kemuliaan Tuhan.
Mengapa Musa meminta tersebut? Kalau kita belajar bahasa aslinya, kata kemuliaan diterjemahkan dengan dua kata :
· KABOT : Bobot
· DOKSA : Kualitas
Artinya bahwa hadirat Tuhan akan menghasilkan kemuliaan Tuhan, kita
mengejar hadiratNya OK, tetapi jangan berhenti sampai disitu, hadirat Tuhan merupakan step pertama untuk mendapatkan hal kedua yaitu Kemuliaan Tuhan, kualitas Tuhan. Firman Tuhan berkata bahwa Yesus ialah pokok anggur yang benar dan kitalah carang2nya, artinya kita harus menempel pada pokok anggur tersebut barulah kita berkualitas, berkualitas terjadi jika kita ada dalam hadirat Tuhan dan penilaian kualitas tersebut terjadi ketika kita berbuah dan buah kita tetap. Jadi sebagai anak Tuhan, kita harus berkualitas dalam segala hal barulah kita mempermuliakan Bapa di
Surga. Tetapi, kebanyakan yang terjadi ialah bahwa banyak anak Tuhan berkualitas jika berada digereja saja, itupun cumin hari sabtu atau minggu. Sedangkan dihari2 biasa, mereka tidak menunjukkan apa yang terjadi pada hari minggu dan sabtu. Aneh kan? Rasanya gereja punya PR untuk masa mendatang, untuk mencetak generasi yang bukan hanya merasakan hadirat Tuhan digereja, dengan perasaan ‘greng’, merinding, dan ‘semriwing’ saja, tetapi juga mengeluarkan kualitas. Ingat ketika Adam ditempatkan di taman Eden, apa perintah Tuhan? Mengelola dan memelihara bukan? Kata asli yang dipakai sebenarnya ialah memunculkan potensi dari tanah, artinya sebelum Tuhan menempatkan Adam di eden, maka bumi belum memunculkan kualitas yang sebenarnya. Barulah setelah Adam diciptakan maka Tuhan member tugas kepadanya untuk memunculkan setiap potensi dari tanah. Itu hanya dilakukan jika kita tinggal di hadirat Tuhan dan memiliki kualitas dengan memancarkan kemuliaan Tuhan

Rabu, 09 April 2008

NEXT GENERATION

Ada 3 poin penting tentang perjalanan sebuah generasi yang diawali oleh kebangunan rohani anak muda. Dan kalau kita perhatikan tentang sebuah stasiun TV Amerika yang berbasis anak muda MTV, mereka pernah membuat suatu pernyataan “ Kami tidak mempengaruhi anak muda tetapi kami memiliki anak muda”, dan memang MTV telah menciptakan sebuah generasi bernama Generasi MTV. Apa ciri2nya: salah satu cirri utamanya ialah mereka tidak berpikir panjang dalam bertindak. Bagaimana dengan gereja? Bagaimana cara melawan generasi macam ini? Setidaknya kita memiliki 3 poin penting yang bersasal dari perjalanan 3 anak muda yang dipakai Tuhan :

Yusuf ( Proses dan Impian)
Apa yang membuat Yusuf kuat menghadapi proses Tuhan dalam kehidupannya? Impian! Karena impiannya bahwa semua manusia akan sujud menyembah dialah maka dia menghadapi setiap proses dengan ketaatan. Mulai dari dibenci saudaranya, dimasukkan sumur, menjadi budak, dan dipenjara. Semuanya Yusuf melaluinya dengan ketaatan. Generasi MTV tidak menyukai proses, mereka lebih menyukai jalan pintas yang membuat mereka nyaman dan tidak usah berpikir berat. Anak Tuhan saatnya menciptakan sebuah generasi baru yaitu generasi tahan banting, menyukai proses, dan taat dalam melangkah.

Daud ( Keberanian)
Memiliki impian tanpa keberanian untuk mencapainya akan membuat kita menjadi orang yang hanya mimpi di siang bolong. Daud adalah salah satu anak muda yang dipakai Tuhan pada usia 17 tahun sama seperti Yusuf, merupakan contoh anak muda yang berani mengambil resiko, bahkan Tuhan berkata bahwa Daud adalah anak muda yang melakukan kehendakNya pada generasinya. Bayangkan, mengapa Salomo menjadi raja dengan kedamaian? Karena semua musuh Israel telah dikalahkan oleh Daud pada jamannya.

Daniel ( Kualitas)
Hal ketiga yang harus dimiliki yaitu kualitas. Kalau kita digereja dalam menyembah Tuhan, kita selalu diajak untuk menikmati hadirat Tuhan dan sedikit ‘greng’ alias merinding dalam hadirat tuhan. Kalau belum merinding kita nyanyi lebih keras dengan music yang ‘sangar’. Tetapi itu nggak membawa dampak apapun dalam hidup kita. Tau nggak, apa artinya Glory atau kemuliaan? Dalam bahasa aslinya kata glory diterjemahkan dengan dua kata : Kabot ( Bobot) dan Doksa (Kualitas), kedua-duanya memiliki pengertian yang sama yaitu berkualitas. Artinya, ketika kita berada di dalam gedung gereja, kita harus bisa menikmati hadirat Tuhan dan memancarkan kemuliaan Tuhan yaitu kualitas kidup sama seperti Daniel yang dipakai dalam 4 pemerintahan karena memang dia berkualitas.

HEBOH ! MAYAT KORBAN HILANG


JERUSALEM. Jumat sore lalu, seluruh kota Jerusalem digemparkan oleh sebuah peristiwa besar dimana ada seorang yang di cap sebagai penjahat oleh para imam di Bait Suci tergantung di kayu salib. Menurut keterangan para saksi dan Polisi yang sedang melakukan olah TKP menyebutkan bahwa para imam besar tersebut menuduh korban sebagai penghujat Tuhan dalam setiap pengajarannya. Namun, dari pihak-pihak yang mendukung mengatakan bahwa korban hanya menyatakan Jalan Keselamatan dan memberitakan kabar Baik yang telah ribuan tahun dijanjikan oleh Tuhan sendiri melalui para nabiNya. Namun, dipihak lain dalam konferensi persnya, para imam besar menyatakan bahwa korman ialah penyesat dengan gaya baru dan mencoba merobohkan Bangunan Bait Allah dengan bom dan peralatan sebagainya yang bisa dikategorikan sebagai tindakan terrorisme yang sedang merebak akhir-akhir ini.
Beberapa hari setelah berita tersebut diturunkan, pada Minggu pagi terdengar kabar yang tak kalah hebohnya. Dimana, kuburan tempat jenasah korban disemayamkan ternyata kosong atau tidak terdapat jenasah korban penyaliban. Beberapa penjaga makan ketika dikonfirmasi menyatakan bahwa mereka tertidur sehingga tidak tahu siapa pelaku pencurian mayat yang meninggal karena disalib. Namun, beredar kabar bahwa para penjaga makam telah disuap oleh para imam besar, disinyalir mereka mengetahui peristiwa sebenarnya yaitu bahwa jenasah yang berada didalam makam tersebut telah bangkit. Polisi yang mendengar berita tersebut langsung menerjunkan anggotanya untuk melakukan pengecekan dan menutup sementara kompleks makam yang digunakan untuk menyimpan jenasah korban penyaliban tersebut. Sejak berita ini diturunkan, polisi telah memeriksa dua orang saksi yaitu Yusuf Arimatea yang meminjamkan makam tersebut kepada keluarga korban dan juga Maria Magdalena yang dipercaya sebagai orang yang tahu persis keberadaan gurunya itu. Dari keterangan Yusuf, polisi mengetahui bahwa dia hanyalah seorang yang meminjamkan makam saja sedang dari kesaksian Maria Magdalena diketahui bahwa dialah orang yang pertama kali datang ke makam tersebut untuk meminyaki jenasah korban penyaliban. Namun, sesampainya disana diapun kaget karena pintu makam yang terbuat dari batu besar telah beralih dari tempatnya bahkan dia lebih terkejut lagi karena jenasah korban tidak ada pada tempatnya. Karena sangat shock dengan apa yang dilihatnya maka dia berlari dan memberik kabar kepada para murid yang lain, yang juga sebagai pengikut korban penyaliban selama masih melakukan pelayanan.
Tetapi, polisi telah menemukan suatu bukti kuat beberapa hari setelah kejadian tersebut dan menyatakan kasus ini ditutup demi hokum. Para imam besar yang mendengar hal tersebut melakukan protes dan membuat somasi terhadap pihak kepolisian, pasalnya mayat korban penyaliban tersebut belum ditemukan. Namun, menurut kabar yang beredar, para imam tersebut marah karena pihak kepolisian
setempat merekomendasikan hasil penyelidikannya sebagai berikut :
· Korban penyaliban merupakan salah seorang korban ketidak adilan yang dilakukan oleh orang-orang yang hanya hidup dari peraturan dan agama.
· Korban penyaliban dinyatakan tidak bersalah karena dia mengatakan apa yang ada didalam kitab suci tentang dirinya sendiri
· Korban penyaliban merupakan seseorang yang mau mengorbankan diri untuk keselamatan manusia, tidak lain dan tidak bukan bahwa dia adalah Allah sendiri.
· Menurut keterangan para saksi termasuk para muridnya, beberapa hari setelah kematiannya, mereka menyaksikan sendiri bahwa korban penyaliban bangkit dan menemui mereka, bahkan ada seorang murid yang mencoba menyentuh luka yang ada dilambung korban untuk memastikan bahwa korban tersebut memang hidup.
Mendengar kesimpulan dari pihak kepolisian tersebut maka
semakin marah para iman besar,namun reaksi tersebut lama kelamaan semakin hilang karena beberapa tahun kemudian memang Bait Suci dirobohkan oleh pemimpin berikutnya dan tidak ada satu batupun yang tergeletak diatas batu yang lain. Berita terakhir menyebutkan bahwa identitas korban penyaliban tersebut ialan Yesus Kristus Juruselamat umat manusia. (Red.GNext)

GEREJA GUNUNG KAWI INDONESIA


Kenapa kamu kegereja? Pertanyaan seperti itu jika ditanyakan kepada orang-orang yang ada di gereja saat ini, mungkin akan banyak jawaban yang berbeda, diantaranya : biar dapat jodoh, sejak kegereja usaha jadi lancar, biar ujian berhasil, pelayanan bertambah berhasil, dan sebagainya. Saya merenung, apa bedanya gereja sekarang dengan gunung kawi? Bukankah setiap orang yang pergi ke gunung kawi juga mengharapkan hal yang sama? Lalu apakah yang membedakannya, antara gereja dengan gunung kawi?
Terkadang kita sebagai pemimpin perlu mengkoreksi diri, apakah kita sudah menyampaikan hal yang benar tentang Kristus, kita mengajar orang dampak kita bertemu Tuhan tetapi kita lupa konsekuwensinya kita bertemu dengan Tuhan. Ketaatan yang harus dikedepankan, salib yang harus dipikul, penderitaan yang harus ditanggung, rasanya mulai dilupakan orang jaman sekarang dan digantikan dengan pengajaran berkat, berkat, berkat, dan berkat. Setiap kesaksian berbicara tentang berkat, pengajaran juga tentang berkat, bahkan pertemuan-pertemuan juga membahas bagaimana diberkati.
Sadarkah saudara, dengan cara seperti itu, surga muak dengan kita. Setiap hari gereja kita tidak match dengan yang sekarang ini surga sedang kerjakan. Tahukah saudara, ketika kita hanya mengajarkan orang tentang berkat dan berkat maka kita sedang menciptakan generasi pengemis masuk surga, mengapa? Karena disurga saja memiliki jalan dari emas dan batu permata. Bayangkan bagaimana orang Kristen gila berkat masuk surga, yang mereka cari ialah batu-batu dijalanan surga. Tetapi jika kita beritakan tengan salib, penderitaan, proses, dan jiwa-jiwa maka ketika mereka nanti masuk surga, mereka akan menjadi putra mahkota dan bukan pengemis. Siapkah saudara?