Selasa, 16 Juni 2009

BLUE FILM: PERMEN BAGI PASANGAN??

Polling YADA Institute: ”Untuk menjaga gairah seksual, suami-istri sekali-kali perlu nonton BF (Blue Film)” direspon oleh 104 respondent dengan hasil 66.3% Tidak Setuju, 26% Setuju, 7.7% Tidak Tahu.
Polling ini saya buat untuk mengetahui bagaimana pandangan orang percaya terhadap Blue Film dalam pernikahan, sebab hampir dalam setiap acara talkshow di radio, konsultasi lewat media maupun dalam seminar-seminar yang saya pimpin pertanyaan tersebut selalu muncul. Sekarang saya mengetahui prosentasi jumlah orang kristen yang menyetujui penggunaan materi blue film untuk menjaga gairah seksual suami-istri.
Semenjak Hugh Hefner menerbitkan majalah playboy pada tahun 1953, industri pornografi dan film erotik berkembang luar biasa, bahkan telah menjadi ‘business’ empire’ dengan keuntungan milyaran dollar amerika setiap tahun. Sebagai contoh, dari internet saya industri pornografi meraup keuntungan sekitar 11 Milyar dollar amerika setiap tahun. Dengan kekuatan finansial seperti ini, industri pornografi bisa melakukan apa saja untuk mempertahankan eksistensi bisnisnya, bahkan membesarkannya dari waktu ke waktu.
Orang dewasa, atau suami-istri adalah target market yang lebih strategis dibandingkan dengan anak-anak atau remaja, ditinjau dari sisi daya beli. Karena itu industri pornografi melakukan ”edukasi” secara intensif dan sistematik untuk potensial market mereka ini. Proses edukasi ini rupanya ’berhasil’ menanamkan berbagai alasan ’logic’ untuk menggunakan materi pornografi bagi kalangan dewasa atau suami-istri.
Karena itu tidak heran jika 26 % orang kristen di Indonesia setuju penggunaan blue film untuk menjaga gairah seksual mereka. Mereka yang setuju, sangat besar kemungkinannya untuk menggunakan materi-materi seperti itu. Jika jumlah orang kristen di Indonesia 20 juta (10% dari 200 juta) maka secara kasar 5.200.000 orang kristen adalah konsumen aktif blue film. Andai kata setiap tahun masing-masing belanja 1 keping saja VCD blue film seharga Rp.10.000, maka orang kristen di indonesia menyumbangkan dana sebesar Rp. 52 Milyar untuk Industri pornografi setiap tahunnya.
Masih ada 66,3 % orang kristen yang tidak setuju penggunaan blue film untuk menjaga gairah seksual mereka. Jumlah yang cukup melegakan. Saya percaya mereka ini menyadari hal-hal berikut ini:
Blue film membangkitkan gairah seksual yang semu. Blue film dibuat untuk menggelorakan lust driven. Pemilihan aktor, artis, visual effect, setting cerita semua bermuara untuk membangkitkan gairah seksual penontonya. Gairah seksual yang muncul saat seseorang atau suami-istri sedang menonton blue film akan tertuju pada aktor/ artis yang ada didalam film. Bukankah hal ini masuk dalam kategori perzinahan; Sebab Tuhan Yesus berkata:Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya. (Matius 5:28) Disamping itu, kebiasaan mengkonsumsi blue film ini akan menimbulkan ribbon effect, yaitu tanpa blue film gairah seksual mereka semakin menurun dan dalam tahap tertentu seorang pria bisa mengalami impotency situational , yaitu tidak bisa ereksi dan melakukan persetubuhan dengan istri, tetapi bisa ereksi bila ada rangsangan dari wanita lain. Demikian sebaliknya dengan wanita, semakin tidak bergairah pada suami tetapi pada pria-pria dalam fantasinya. Dari sini kita lihat, satu kali suami-istri nonton blue film mereka akan mudah terikat dalam kebiasaan ini, kualitas hubungan seksual mereka akan semakin menurun, dan merupakan langkah menuju perselingkuhan serta kehancuran pernikahan.
Blue film mendorong orang untuk berpetualang dalam prilaku seks tanpa batas. Semenjak 10 tahun lalu, pertanyaan seputar oral seks sangat marak dalam seminar-seminar yang saya pimpin, hal ini mendoronga saya untuk melakukan penelitian, ”Darimana munculnya gagasan untuk melakukan oral seks ini”. Hasil penelitian saya menyatakan bahwa semua (100%) pelaku oral seks yang saya teliti, ternyata mendapatkan gagasan untuk melakukan oral seks dari VCD blue film yang mereka tonton. Ketika mengetahui hasil penelitian tentang oral seks tersebut, saya menduga bahwa tidak lama setelah itu ’kualitas’ pertanyaan dalam seminar seks akan meningkat. Dugaan saya terbukti, sejak tiga tahun terakhir ’kualitas’ pertanyaan dalam seminar-seminar seks yang saya pimpin terbukti ’meningkat’. Sejak tiga tahun lalu mulai marak pertanyaan tentang anal seks, bahkan dalam acara-acara yang lebih ’private’ yaitu talkshow di radio, pertanyaan dan pengakuan tentang ’burger’, suatu istilah tentang hubungan seksual antara satu pria dan dua atau lebih wanita sekaligus mulai marak juga.
Mengapa hal-hal semacam ini bisa terjadi. Saya akan coba jelaskan fenomena ini. Manusia pada dasarnya adalah ’the great imitator’. Hampir semua yang ada pada diri kita adalah hasil dari proses meniru. Sewaktu kita kecil, kita meniru semua hal yang dilakukan orang tua kita; Ketika kita sekolah kita meniru guru-guru kita, saat kita remaja kita meniru tokoh-tokoh yang kita idolakan, dan sampai kapanpun proses meniru ini akan terus berlangsung. Proses meniru ini didefinisikan dan dijelaskan dalam konsep ’social learning theori’ ; Firman Tuhan sendiri jelas mengatakan: “Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya”. (Amsal 27:17). Nah proses meniru ini akan berjalan dengan sangat cepat melalui komunikasi visual. Bukankah dikatakan ‘one picture told thousands words”. Dunia advertising sangat mengetahui fakta ini, itu sebab nya iklan melalui televisi maupun film sangat efektif dalam proses ’edukasi’ konsumen. Dengan dasar pemahaman ini, tidak heran kalau pelaku oral seks melakukan aktifitas oral seks nya setelah nonton Blue film, dan tidak terlalu mengejutkan setelah meniru prilaku oral seks mereka akan sangat mudah meniru prilaku anal seks, dan prilaku-prilaku lain yang ditampilkan dalam blue film. Pada akhirnya, mereka yang punya kebiasaan nonton blue film akan cenderung terlibat dalam petualangan prilaku seks yang tanpa batas.
Blue film memicu terjadinya ’porn addict’. Hal-hal yang memberikan efek ‘recreational’ berpotensi menimbulkan kecanduan. Untuk proses pertahanan hidup, manusia diperlengkapi dengan kapasitas untuk menghindarkan ’pain’. Kemampuan untuk merasakan nyeri adalah ’alert system’ yang secara natural akan menghindarkan kita dari bahaya. Bahkan ’alert system’ kita diperlengkapi dengan ’auto move system’ yang secara otomatis akan membuat kita melakukan gerakan diluar kesadaran untuk menghindar bahaya. Sebagai contoh, kalau tiba-tiba tangan kita menyentuh sesuatu yang panas, tangan kita akan bergerak untuk menjauhi benda panas yang tersentuh, gerakan ini disebut gerak refleks. Sebaliknya ’survival system’ cenderung mendorong kita untuk mencari hal-hal yang nyaman. Contoh, dahulu sebelum manusia memiliki pengetahuan tentang bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi, ’taste’ adalah ’natural guidance’ nya. Buah-buahan yang manis cenderung aman dikonsumsi, sementara yang terasa pahit sangat mungkin mengandung racun yang berbahaya. Namun menyerahkan semua proses hidup pada upaya menghindar ‘pain’ dan mencari ‘satisfaction’ seringkali justru berbahaya. Terbukti tumbuhan tertentu yang pahit seperti kina justru merupakan obat yang luar biasa, rasa manis pada candy justru membahayakan kesehatan gigi bahkan berpotensi menimbulkan penyakit yang lebih serius, Diabetes Mellitus.
Secara natural tubuh kita akan mencari hal-hal yang enak, nyaman, menyenangkan. Dan ketika ada suatu kenikmatan yang kita rasakan, otak kita akan memproduksi neurotransmitter sebagai respon atas input kesenangan tersebut. Proses ini sebenarnya membentuk suatu ’template’ di dalam otak yang cenderung mempertahankan kondisi nyaman tersebut. Upaya otak untuk mempertahankan kondisi nyaman inilah yang kemudian menimbulkan ‘craving effect’. Kalau kadar gula dalam otak saudara turun, saudara akan merasa lapar, dan saudara akan terdorong untuk mencari makanan. ’Rasa lapar’ seperti ini bisa terjadi pada mereka yang mengkonsumsi materi-materi pornografi, inilah yang kita sebut ’craving effect’. Saat seseorang menonton blue film, otak mereka mengenali sesuatu yang menyenangkan, dan terbentuklah ‘template’ nya. ’Template’ ini adalah suatu sistem yang bekerja untuk mempertahankan kesenangan tersebut. Ketika sumber kesenangan tersebut tidak ada, otak akan mendorong untuk mencari sumber kesenangan tersebut. Inilah ‘craving effect’, inilah ’porn addict’.
Karena itu, transformasi prilaku seksual akan terjadi ketika Firman Tuhan dihidupi secara penuh seperti yang dinyatakan dalam: Roma 12 : 2 ”Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”Saudara perhatikan, perubahan radikal seperti yang terjadi pada kupu-kupu yang mengalami metamorfosis bisa saudara alami bila saudara mengalami pembaharuan didalam akal budi. Akal budi yang memiliki tiga elemen (Touch, feeling, and will) bekerja dalam organ tubuh saudara yang disebut otak. Saya yakin ’porn addict’ bisa diatasi dengan ’Bible addict’. Mereka yang ‘Bible addict’ akan membaca dan merenungkan Firman Tuhan, siang dan malam. (Yada Institute)

HOMOSEX BISA DIUBAHKAN

Pendahuluan:
Pada tahun 1948, Alfred C. Kinsey menerbitkan bukunya berjudul Sexual Behavior and Human Male. Pada akhirnya Kinsey disebut sebagai The Father of Homosexual Revolution atau kadang hanya disebut The Father of Sexual Revolution.
Meskipun akurasi ilmiah tulisan Kinsey yang adalah seorang zoologist (ahli prilaku binatang) diragukan banyak kalangan ilmiah, namun gerakan revolusi seksual terlanjur mengubahkan budaya dunia menjadi budaya yang erotis.
Salah satu dampak dari revolusi seksual adalah anggapan bahwa Homoseks adalah suatu orientasi seksual yang normal, dan upaya untuk berubah dari orientasi homo menjadi hetero dianggap tidak mungkin, tidak manusiawi dan berbahaya bagi kondisi kejiwaan orang yang bersangkutan.
Anggapan-anggapan semacam ini telah menghalangi berbagai upaya scientific untuk menolong mereka yang ingin berubah, bahkan menghalangi pribadi-pribadi yang ingin berubah tersebut.
Otoritas Ilmiah Yang Sembrono:
Pada tahun 70-an, APA (American Psycological Association) menghapuskan kriteria Deviasi Sexual terhadap Homosexual dari semua terbitan ilmiahnya, maka semenjak saat itu semua calon dokter, psikolog, psikiater dididik dengan pemahaman bahwa prilaku homoseks adalah normal. Dampak dari hal ini ada dua, pertama para peneliti tidak lagi terdorong untuk meneliti upaya-upaya yang efektif untuk menolong mereka yang ingin berubah. Kedua, anggapan ini mematikan harapan mereka yang ingin berubah, sebab setiap kali mereka datang kepada dokter/ psikolog/ psikiater mereka akan mendapatkan advice bahwa kondisi mereka normal dan tidak ada yang bisa dilakukan kecuali menerima kondisi mereka dengan lapang dada.
Hypotesis Yang Tertutup:
Dengan sikap otoritas ilmiah seperti diatas maka riset-riset yang dilakukan sesudah itu cenderung diawali dengan suatu hypotesis yang mengatakan bahwa homoseks adalah normal, atau homoseks tidak mungkin diubah, maka tidak heran kalau kebanyakan “tulisan ilmiah” tentang homoseks cenderung “mendukung” sikap dari APA tersebut.
Kenyataan Klinis:
Dalam kenyataan klinis, ada cukup banyak orang dengan orientasi homoseks yang tidak nyaman dengan kondisinya karena alasan nilai-nilai moral atau religius yang dianutnya, dan berjuang untuk berubah.
Jumlah orang-orang yang BERHASIL mengalami perubahan dari orientasi homoseks menjadi heteroseks dari waktu ke waktu semakin banyak. Hal ini mengelitik dua Peneliti Senior dari Wheaton Collage , Illinois, USA yakni Stanton L. Jones, Proff. PhD and Mark A. Yarhouse, PhD untuk menelitinya.
Methodology Research:
Melakukan suatu research yang berlawanan dengan mainstream tidaklah mudah. Setelah meneliti berbagai metodologi riset yang mendapat hantaman dari APA (American Psychological Association) dan kelompok manstream yang lain, dua peneliti ini menentukan Methodology yang sangat kuat akurasinya dan tidak terbantahkan, yakni Prospective Longitudinal Study. Prospective artinya respondent yang akan diteliti sudah didata sebelum perubahan terjadi, lalu semua proses perubahan yang terjadi sesudah itu diikuti dari waktu ke waktu. Longitudinal berarti mencatat dalam waktu yang cukup lama apakah perubahan yang terjadi stabil. Dalam penelitian yang dibukukan dalam buku yang berjudul Ex-Gays? A Longitudinal Study of Religiously Mediated Change in Sexual Orientation yang diterbitkan oleh InterVarsity Press, dan di luncurkan pada tanggal 13 September 2007 ini, peneliti melakukan Interview terhadap para orang homoseks yang ingin berubah berdasarkan keyakinan moral atau religius mereka. Interview dan pencatatan dilakukan sebelum perubahan terjadi, lalu satu tahun serta setengah tahun kemudian, ditambah satu tahun serta setengah tahun kemudian. Jadi total waktu untuk setiap respondent adalah 3 tahun.
Hasil Yang Menjanjikan:
15 % dari respondent menunjukkan perubahan yang sangat bermakna, dimana mereka mengalami perubahan dari orientasi homoseks menjadi heteroseks, dan menyatakan bahwa mereka benar-benar mengalami pengalaman menjadi ”ciptaan baru”. Mereka ini menyatakan sangat berbahagia dengan pernikahan heteroseksual mereka dan menyatakan dapat berperan secara efektif sebagai pribadi dengan orientasi seks yang baru, yakni heteroseksual.
Temuan ini menyatakan bahwa postulat psikologi yang mengatakan Homoseks tidak mungkin berubah adalah SALAH BESAR. Bahwa ”hanya 15%” respondent yang mengalami berubahan secara dramatik ini, sangat mungkin diakibatkan oleh adanya informasi yang tidak akurat tapi terlanjur dipercaya oleh banyak orang, yang menyatakan bahwa homoseks tidak mungkin bisa berubah.
Disamping itu, masih ada 23 % dari mereka ini yang meskipun belum secara total terlepas dari ketertarikan homoseksual, namun mereka berhasil meninggalkan hubungan seks sejenis, dan membangun relasi yang penuh keintiman tanpa seks baik antar manusia, maupun relasi dengan Pencipta mereka. Jadi kalau di total jumlahnya mencapai 38 %, suatu angka yang sangat bermakna yang menunjukkan anggapan bahwa homoseks tidak mungkin berubah adalah SALAH BESAR.
Anggapan lain yang beredar dibanyak kalangan, bahwa upaya untuk mengalami berubahan dari homoseks menjadi heteroseks adalah berbahaya bagi kesehatan mental, terbukti TIDAK SEPENUHNYA BENAR. Peneliti mengatakan mungkin ada orang tertentu yang mengalami distress karena upaya perubahan yang ingin dilakukan, namun para respondent mereka ini menunjukkan kondisi kesehatan mental yang stabil meskipun mereka telah berhasil mengalami perubahan orientasi seksual dari homoseks menjadi heteroseks.
Implikasi Riset:
Saat nya institusi ilmiah yang punya otoritas seperti APA, dan organisasi ilmiah yang sejenis, atau organisasi kaum homoseks, membuka diri pada cakrawala baru, HOMOSEKS BISA DIUBAHKAN.
Sebab... ”...siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang” (2 Korintus 5:17) From: Yada Institute

Brooklyn Bridge

Pada tahun 1855, seorang insinyur kreatif bernama John Roebling terinspirasi dengan sebuah ide untuk membangun sebuah jembatan spektakuler yang menghubungkan Manhattan (New York) dan Brooklyn (Long Island). Para ahli jembatan di seluruh dunia berpikir bahwa itu suatu tindakan yang tidak mungkin dan mereka memberitahunya untuk melupakan ide gila tersebut. “Itu tidak mungkin bisa dilakukan dan dipraktekkan. Tidak ada yang melakukan hal seperti itu sebelumnya”
John tidak bisa mengabaikan visi yang ada dalam pikirannya tentang jembatan ini. Dia selalu memikirkannya dan dia tahu dalam hatinya bahwa itu mungkin untuk dikerjakan! Dia perlu untuk berbagi ide itu dengan orang lain. Setelah banyak diskusi dan pendekatan persuasive dia berhasil meyakinkan anaknya Washington, seorang insinyur yang berbakat, bahwa jembatan itu sesungguhnya dapat dibangun. Tidak berhenti di situ, John juga harus bisa meyakinkan pemerintah setempat akan proyeknya. Sesudah melalui berbagai rintangan, menjelang akhir tahun 1869, proyek pembangunan jembatan itu akhirnya disetujui. Dengan penuh antusias John dan anaknya membentuk tim untuk mengerjakan proyek tersebut. Pada Januari 1870, proyek tersebut resmi dimulai. Namun, hanya beberapa bulan setelah proyek itu dimulai, terjadi kecelakaan tragis. Saat mengunjungi lokasi, kaki John terluka dan tidak lama kemudian dia meninggal akibat Tetanus yg ditimbulkan dari luka itu. Sepeninggal ayahnya, Washington langsung mengambil alih tanggung jawab sebagai pemimpin proyek tersebut. Namun hal itu juga tidak berjalan lama, karena akibat suatu penyakit, Washington menjadi lumpuh total. Dia tidak bisa berjalan atau berbicara, bahkan bergerak pun tidak bisa.
“Kami sudah memberitahu mereka.”
“Orang2 sinting dan impian sinting mereka.”
“Mengejar visi yg tidak jelas adalah sebuah kebodohan”
Setiap orang berkomentar negative tentang mereka dan merasa bahwa proyek itu seharusnya dihentikan saja sebab hanya keluarga Roeblings yang tahu bagaimana cara membangun jembatan itu. Tanpa mempedulikan keadaannya, Washington tidak pernah putus asa dan dia masih memiliki hasrat yang membara untuk menyelesaikan jembatan itu dan pikirannya masih setajam dulu.
Dia mencoba untuk menyampaikan antusiasmenya kepada teman2nya, tapi mereka terlalu takut untuk menerima tugas itu. Suatu ketika, saat dia sedang berbaring di ranjang di RS, dengan seberkas sinar matahari yang menerobos masuk melalui jendelanya, angin berhembus dengan lembut menyibak tirai dan dia bisa melihat langit dan puncak2 pohon yg ada di luar. Seperti ada suatu pesan yang ingin mengingatkan dia agar tidak menyerah. Tiba2 sebuah ide muncul di benaknya. Yang dia bisa lakukan sejauh ini hanyalah menggerakkan satu jarinya, dan dia memutuskan untuk menggunakan jari itu sebaik2nya. Dengan menggerakkan jari itu, dia mengembangkan suatu cara berkomunikasi dengan istrinya, Emily. Dengan cara luar biasa, yaitu dengan hanya mengetuk2kan jari tangannya Washington mengajari Emily berbagai macam ilmu untuk membangun jembatan. Dan pesan itulah yang disampaikan kepada tim insinyurnya yang dulu untuk melanjutkan proyek tersebut. Kelihatan bodoh, tapi proyek jembatan berjalan lagi. Selama 11 tahun , dengan setia Emily menemani Washington dan menerjemahkan kode2 ketukan jari di tangannya hingga proyek jembatan sejauh 1825 m itu akhirnya tuntas pada tahun 1883.
Hari ini Jembatan Brooklyn berdiri dengan segala kemegahannya sebagai monumen tanda kemenangan dari semangat yang tidak pernah pudar, kejayaan dari sebuah tekad yang tidak bisa dikalahkan oleh keadaan. Juga sebagai penghormatan bagi para insinyur dan timnya dan kepada keyakinan mereka pada seseorang yang dianggap gila oleh separuh dunia. Yang tidak kalah penting jembatan ini juga menjadi monument cinta dan kesetiaan seorang istri yang dengan sabar menerjemahkan kode2 dan menyampaikan pesan tsb pada para insinyur.
Mungkin ini adalah salah satu kisah terbaik tentang sikap “never-say-die” yang sanggup mengatasi segala kelemahan fisik dan mencapai tujuan yang kelihatannya tidak mungkin. Jembatan Brooklyn telah menunjukkan kepada kita bahwa mimpi yang nampak mustahil, bisa diwujudkan melalui tekad dan keuletan, tidak peduli berapa besar tantangan yang harus dihadapi.-dari berbagai sumber-

JANGAN MUNDUR

Ay 37-38: “Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus, tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka”Siapa sebenarnya Yohanes Markus ini, sehingga Barnabas dan Paulus berselisih paham dengan tajamnya. Dari KPR 12:25, diketahui bahwa Yohanes Markus ini adalah anak Tuhan yang ikut dalam pelayanan Barnabas dan Paulus. Boleh dibilang dia sedang berapi-api, semangat dalam pelayanan. Dari beberapa ayat diketahui, bahwa sebenarnya Yohanes Markus ini dari keluarga yang cukup berada, terbukti dengan gambaran tentang model bangunan rumah, dan seringnya tempat dia dipakai untuk pertemuan para murid Yesus. Bahkan jamuan malam terakhir juga diadakan di rumahnya. Selanjutnya, disebutkan dalam KPR pasal 13:5-13 bahwa dalam pelayanannya, Paulus dan Barnabas menghadapi tantangan2. Yohanes Markus demi mengetahui hal ini, nyalinya menjadi ciut. Dia memutuskan untuk pulang kembali ke rumahnya, Yerusalem. Yohanes Markus merasa bahwa di rumahnya dia merasakan aman tentram tidak susah seperti di pelayanan. Namun tidak lama berselang, Yohanes Markus berubah pikiran. Dia menyadari bahwa keputusannya keliru dan memutuskan untuk kembali mengikuti pelayanan Paulus dan Barnabas.(Sekilas tentang Barnabas, dia sebetulnya adalah pemimpin misi. Waktu Paulus baru bertobat dan memulai pelayanan, banyak rasul yang takut dengan dia. Maklum, dulunya dia sering menganiaya orang Kristen. Barnabas-lah yang berani percaya pada pertobatan Paulus dan memperkenalkan Paulus kepada rasul2 lain. Di kemudian hari, justru pelayanan Paulus lebih menonjol dari Barnabas. Dari sini, bisa diketahui bahwa Barnabas adalah tipe hamba Tuhan yang sabar, rendah hati, dan tidak sombong. Dia tidak masalah, walaupun pelayanan Paulus lebih menonjol dari dia. Di sisi yang lain kita bisa mengetahui bahwa Paulus tergolong sebagai hamba Tuhan yang tegas, kadang2 sinis.) Di sinilah Barnabas yang sabar berpendapat untuk memberi kesempatan yang kedua buat Yohanes Markus, sedangkan Paulus dengan tegas mengatakan bahwa akibat kesalahannya itu Yohanes harus menanggung konsekuensinya, Paulus kurang berkenan mengajak Yohanes Markus kembali. Yohanes Markus kali ini benar2 bertekad untuk melayani, apapun konsekuesinya. Tidak mudah bagi seseorang yang telah mundur untuk kembali lagi. Seperti menarik ucapan yang telah dikeluarkan. Tapi Yohanes Markus sudah bertekad. Meskipun dia melihat sendiri bagaimana Paulus ‘menolak’ nya, dia tetap komitmen dengan pelayanan dan dia tidak dendam atau sakit hati terhadap Paulus. Dengan segala kerendahan hati, dia justru terpacu untuk membuktikan bahwa dia sudah berubah, tidak sama seperti yang sebelumnya. Pada II Tim 4:9-11, “Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku.” Akhirnya Paulus mengakui pelayanan Yohanes Markus. Yohanes Markus berhasil membuktikan komitmen dan kesungguhan hatinya. Sama sekali tidak ada tulisan yang menyatakan bahwa Yohanes Markus sakit hati dan mengabaikan pesan Paulus, walaupun saat itu Paulus sudah dalam keadaan tua dan hampir dihukum mati. Buah karya Markus dapat kita nikmati sekarang yaitu: injil Markus, yang ditulis olehnya.Seringkali kita sama denganYohanes Markus. Pada mulanya kita bersemangat, berapi2 dalam pelayanan. Begitu kita menghadapi tantangan dalam pelayanan, entah itu dari dalam atau dari luar, kita merasa tidak siap. Kita jadi kecewa dan bertanya ,” Loh, koq gitu sich ?”. Keadaan menjadi tidak seindah yang kita bayangkan sebelumnya. Di saat yang sama godaan untuk kembali ke kehidupan lama, godaan untuk kecewa dan mutung begitu menguat. Kita berpikir untuk kembali ke zona nyaman. Akhirnya kita mengambil keputusan yg sama dengan Yohanes Markus, mundur dari pelayanan. Saat ini kita belajar dari sikap Yohanes Markus untuk kembali kepada komitmen pelayanannya. Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan yang selalu enak tanpa tantangan. Malah ada tertulis bahwa kemalangan orang benar itu banyak. Namun satu hal kita juga percaya, jika Tuhan yang telah mengutus kita, Dia pasti bertanggung jawab untuk menyertai dan memperlengkapi kita. Yang kita perlu lakukan hanya bersandar pada Tuhan. Kita juga perlu mengetahui bahwa ada tipe hamba Tuhan penyabar seperti Barnabas, tapi ada juga yang tegas seperti Paulus. Kedua2nya saling melengkapi dan menutupi. Yang penting adalah respon kita, apakah kita jadi sakit hati, kepahitan atau kita dengan rendah hati dan besar hati mau introspeksi diri, menyadarinya sebagai konsekuensi yang harus diterima bila kita telah melakukan kesalahan. Teguran harus diterima secara positif sebagai “cambuk” yang dapat melecut semangat kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama bahkan untuk berbuat yang lebih baik lagi. Seberapa kuatnya tantangan tidak mampu menghalangi komitmen Yohanes Markus untuk kembali melayani Tuhan. APabila Yohanes Markus memilih untuk bersantai2 di rumahnya di Yerusalem, mungkin hari ini cuma ada 3 Injil! Amen n GBU

Rabu, 10 Juni 2009

DREAM BIG

Seorang pengajar pernah mengatakan pada saya bahwa kita ini dibatasi oleh Impian kita. Dengan kata lain, jika kita hanya memiliki mimpi kecil, maka kalaupun mimpi tersebut tercapai, itu masih jauh dari apa yang Tuhan harapkan dalam diri kita. Dia lantas memberi contoh, anak seorang tukang becak (maaf), mengapa dia akhirnya juga berpfrofesi sama dengan ayahnya? Sebab dia melihat figure sang ayah dan menerapkannya dalam mimpinya. Saya setuju dengan seorang hamba Tuhan yang mengajarkan kepada saya: Bermimpilah setinggi langit, sebab kalaupun engkau jatuh atau tidak bisa mencapainya, engkau masih berada diatas awan-awan. Memang benar, kalau kita bermimpi hendaklah kita bermimpi yang besar, sebab mimpi itu Gratis! Jika untuk mendapatkan sesuatu yang Gratis saja kita susah bagaimana jika bayar? Jadi, selagi bermimpi itu Gratis maka bermimpilah besar dan capailah hal besar bersama Tuhan melalui kesetiaan dan ketekunan melakukan hal yang terkecil terlebih dahulu. *Hendri

SIMPLE TRUTH OF SERVICE

Beberapa tahun silam saya bekerja di sebuah jaringan supermarket dan fokus utama pekerjaan saya adalah memimpin program customer service – bagaimana membangun sebuah customer loyalty. Dalam suatu kesempatan saya mengungkapkan “ Setiap orang dari anda dapat membuat perbedaan dan meninggalkan kenangan tersendiri bagi para pelanggan yang
dapat memotivasi mereka untuk berbelanja kembali ke tempat ini.” Bagaimana caranya? Berikan sentuhan pribadi pada pekerjaan tersebut. “Pikirkan tentang sesuatu yang dapat anda lakukan kepada pelanggan anda yang dapat membuat mereka merasa special – sebuah kenangan yang dapat membuat mereka kembali.”
Sebulan kemudian, saya mendapat telepon dari seseorang yang bernama Johny. Dia masih berusia 19 tahun dan tanpa malu2 dia berkata pada saya bahwa dia adalah penderita Down Syndrome (Keterbelakangan mental). Dia bekerja sebagai bagger (orang yang bertugas memasukkan barang belanjaan ke dalam tas /kantung belanja ) di supermarket kami. Dia mulai bercerita kepada saya ,” Saya suka dengan apa yang anda katakana. Pada mulanya saya tidak yakin saya bisa melakukan sesuatu yang special terhadap para pelanggan. Lagian saya hanyalah seorang bagger. Setiap malam sepulang saya dari bekerja, saya berusaha memikirkan sebuah ide, kata2, atau pemikiran. Jika saya belum bisa menemukan kata2 yang saya suka, saya akan terus memikirkannya. “ Jika Johny berhasil mendapatkan kutipan yang ia rasa bagus, dia akan meminta tolong ayahnya untuk mencetak beberapa copy dengan komputer. Dia lalu menggunting kutipan2 singkat tersebut, lalu membubuhkan namanya di balik kutipan tersebut. Lantas dia membawa kutipan2 itu ke tempat kerja pada keesokan harinya. Setelah dia selesai memasukkan barang2 belanjaan mereka ke dalam tas, dia akan memasukkan kutipan untuk hari itu ke dalamnya dan berkata “Terima kasih telah berbelanja di tempat kami.”
Begitu mengesankan dan menyentuh saya bahwa anak muda ini, dengan pekerjaan yang kebanyakan orang akan bilang tidak penting, telah menjadikannya penting dengan membuat kenangan2 yang berharga buat pelanggan2nya.
Sulit dipercaya, suatu hari ketika saya berkeliling saya mendapati bahwa antrian di bagian Johny 3 kali lebih panjang daripada teman yang lain. Saya bergegas mengumumkan “Kami membutuhkan lebih banyak kasir, buka antrian baru.” Saya berusaha agar mereka pindah dari antrian panjang itu, tapi tak seorangpun mau pindah. “Oh tidak apa2, kami akan tetap antri di sini, sebab kami ingin mendapatkan kutipan Johny untuk hari ini.” Saya terhenyak, tenggorokan saya terasa tersumbat ketika seorang wanita mengatakan kepada saya: “Saya biasa berbelanja di toko ini seminggu sekali. Namun sekarang, saya selalu mampir di tempat ini setiap kali saya lewat sebab saya ingin mendapat kutipan Johny.
Johny telah mengubah toko kami. Setiap individu - departemen seakan2 berlomba untuk memberikan kenangan yang kreatif terhadap para pelanggan. Para pelanggan membicarakan tentang kami. Mereka terus datang kembali. Bukan hanya itu, mereka juga membawa teman2! Spirit ini melanda semua jaringan toko kami dan semua karena Johny yang memilih untuk membuat perbedaan. Ide Johny mungkin sederhana tapi datang dari hatinya dan tulus. Itulah yang telah menyentuh para pelanggan, rekan sejawat, dan mereka yang membacah kisah ini.(Great service comes from heart! -Ken Blanchard-)

BAHAYA MASTURBASI

Kata MASTURBASI pasti tidak lah asing ditelinga kita, dikalangan anak muda kata tersebut sering lah terdengar, baik di kalangan teman,keluarga atau mungkin kita sendiri pernah melakukannya.Mengutip dari sebuah buku renungan berjudul YOUTH edisi Oktober 2006menulis, bahwa masturbasi paling sering dilakukan oleh anak-anak muda,khususnya yang lagi mengalami masa pubertas.
Masturbasi biasanya terjadi kalo pikiran kita terserang oleh pikiran negatif.Pikiran negatif itu bisa saja timbul dari apa yang kita lihat, terus kita bayangin,khayalin dan akhirnya menjadi sebuah fantasi seks di dalam pikiran kita.Masuk akal, karena di jaman yang serba "bisa" sekarang ini, apa pun bisa kita peroleh,termasuk sesuatu berita,tayangan bahkan gambar dan audio yang berbau negatif sangatlah gampang diperoleh, bahkan banyak diantara nya menawarkan melalui berbagai media tanpa rasa curiga kita berkata.."..Oooooh ini to".
"Kalo orang duniawi berkata"Masturbasi"itu sepanjang tidak berlebihan yah..oke-oke saja atau mungkin kita sempat beranggapan demikian,wajar atau sebuah"Kebiasaan hidup sehat" yang mutlak dilakukan dalam satu hari.Menurut sumber dari buku tersebut,jika masturbasi dilakukan "BERLEBIHAN" maka akan timbul resiko, tetapi menurut penulis kata BERLEBIHAN tidak lah tepat, karena merupakan celah dan tidak sesuai dengan firman Tuhan.Resiko yang akan timbul jika kita melakukan masturbasi adalah :
1. Fatal bagi kerohanian kita.Melakukan masturbasi adalah celah bagi iblis untuk menggerogoti roh kita sehingga akhir nya kita benar benar jauh akan Tuhan,.masturbasi sudah pasti DOSA.Matius 5:28 mengatakan bahwa jika kita melihat seseorang lalu menginginkan nya didalam pikiran kita, itu sudah zinah dimata Tuhan.Ditambahkan di dalam 1Korintus 6:13b bahwa tubuh kita bukan lah untuk percabulan.
2. Fatal bagi kesehatan kita.Tidak baik bagi kesehatan kita karena dapat berdampak negatif pada keseimbangan psikis dan fisik. Fakta telah membuktikan bahwa seseorang yang tergantung akan hal ini memiliki pola pemikiran yang salah akan seks, sehingga mereka akan cendrung melakukan tindakan yang menyalahi hukum.Para pakar meneliti bahwa prilaku ini berpengaruh pada keluarga dan memicu kita untuk menggunakan alkohol dan narkoba bahkan pelanggaran hukum atas seks.Secara fisik, menurut beberapa pakar kesehatan, masturbasi tersebut merangsang saraf parasimpatik/acetylcholine. Rangsangan berlebihan ini dapat memicu dihasilkannya hormon seks lebih banyak dan neurotransmiters seperti acetylcholine, dopamine dan serotonin yang menyebabkan perubahan kimia tubuh.Efek samping dari perubahan kimia tubuh membuat tubuh menjadi sangat kelelahan, rambut rontok, kehilangan ingatan, penglihatan kabur, serta sakit pada testikel. (khusu pada laki-laki).Selain dari itu bisa menekan fungsi sistem saraf dan hati dan akan menimbulkan kelelahan secara seksual terutama pada para laki-laki muda.Hal ini termasuk terjadinya disfungsi ereksi atau impotensi pada peria sebelum usia matang.Gawat kan???Masalah lain yang timbul akibat masturbasi adalah terjadinya kebocoran air mani atau keluarnya sperma tanpa ereksi , ini disebabkan karena saraf yang mengontrol katup ejakulasi menjadi lemah akibat masturbasi. Kita tau bahwa Masturbasi tidak ada manfaatnya, baik bagi roh kita maupun bagi tubuh kita dalam jangka panjang. Tip untuk bebas dari Masturbasi:1. Minta pengampunan sama Tuhan,dan minta kekuatan dari Tuhan untuk lepas dari Masturbasi2. Membuang "Cadangan" VCD,DVD atau film dan buku yang mengandung porno.3. Hindari situs/media/film yang berbau porno
4. Blok semua alamat email yang mengandung pesan porno agar tidak masuk ke inbox mu5. Kalo pikiran mu sedang ngeres soal seks,cari kegiatan lain (alihkan pikiranmu)6. Hapus memori porno di pikiran mu dengan baca firman Tuhan7. Punya lah sikap "Malu dan takut " sama Tuhan, karena Tuhan ada di sisi mu

LIMIT IS NOTHING

Keterbatasan itu tidak ada! Saya mulai merenungkan perkataan tersebut, apakah benar-benar keterbatasan itu tidak ada??? Pertanyaan tersebut mulai terjawab ketika saya mengganti ‘kacamata’ hidup saya, dari kacamata negative menjadi kaca mata positif. Memang kalau kita mengganti kacamata kita dengan benar, maka ketika kita diperhadapkan pada sebuah persoalan yang beratpun maka kita akan dengan mudah melaluinya.
Saya ingin membagikan beberapa prinsip untuk Anda yang kebetulan membaca artikel ini, yang intinya bagaimana sebenarnya kita dapat menembus keterbatasan dalam kehidupan ini.
Prinsip 1
Saatnya mengganti ‘kacamata’ anda.
Sangat berbeda ketika kita masih memiliki cara pandang dari sisi negative dengan cara
pandang positif. Orang yang memandang sesuatu secara negatef akan selalu berkata bahwa segala sesuatu itu tidak mungkin, tidak bisa, tidak dapat dipelajari, tidak bisa diperjuangkan, jalan buntu, dan sebagainya.
Tetapi jika kita memakai ‘kacamata’ positif maka kita hanya memiliki satu kata dalam hidup ini yaitu segala sesuatu mungkin terjadi dan segala sesuatu dapat dipelajari.
Prinsip 2
All Things Under Control of God
Segala sesuatu berada dibawah control Tuhan sang Pencipta kehidupan. Mengapa kehidupan manusia banyak mengalami ketidak puasan? Baik ketidak puasan dengan bentuk tubuh yang dimiliki, keadaan keluarga, status social, dan sebagainya. Terkadang kita menghukum diri kita melalui keadaan kita dan secara tidak langsung kita telah mengecilkan mental kita sendiri. Padahal Tuhan menciptakan kita sempurna dan berharga di mataNya. Saatnya kita menghargai apa yang telah kita terima dan selalu mensyukuri apapun yang ada pada kita sebab itulah potensi yang Tuhan berikan untuk kita kembangkan.
Prinsip 3
Ambil Resiko
Seorang guru pernah berkata: Segala sesuatu yang Powerfull selalu memiliki Resiko yang besar pula. Misalkan saja kita mengenal listrik. Listrik memiliki daya yang sangat besar namun juga memiliki resiko yang besar pula. Demikian juga dalam kehidupan ini kita diperhadapkan pada resiko2, misalkan saja kita harus memilih untuk bertindak sesuatu yang baik namun tidak popular, maka resiko yang kita terima ialah kritikan dari sana dan sini. Tetapi kesemuanya itu kembali pada kita, terobosan selalu mengandung resiko. Bagaimana menurut anda?
*Hendri