Kamis, 12 Agustus 2010

SEMUA DIPERKAYA

AKU menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan engkau dalam naungan tangan-Ku, supaya AKU kembali membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, dan berkata kepada Sion: Engkau adalah umat-Ku! Yesaya 51:16
Saudara, saya sangat percaya bahwa firman Tuhan diatas merupakan rhema untuk saya dan jemaat Youth Allah adalah Kasih Creative Church, ini saya dapatkan ketika saya suatu pagi berangkat kantor tiba-tiba Tuhan memberi satu perkataan yang kuat dalam hati: FirmanKu ada dimulutmu!. Karena saya tidak tahu ayatnya, maka saya mengirimkan sms kepada Fransisca untuk mencarikan dimana ayatnya yang berbunyi seperti pesan Tuhan diatas. Dan akhirnya dia menemukannya dalam yesaya 51:16.
Banyak orang mungkin tidak percaya apa yang akan saya bagikan kepada saudara kali ini, namun ini sungguh terjadi. Diawal-awal saya bertobat, ada 2 orang hamba Tuhan yang saya paling suka dan saya dengarkan firman yang mereka sampaikan, yang pertama ialah Ev Yusak Tjipto tentang keintiman, ketaatan dan mendengar suara Tuhan. Sedangkan hamba Tuhan kedua yang saya paling suka dan banyak belajar darinya ialah Pdt Abraham Alex Tanuseputra tentang iman dan kekuatan imajinasi terhadap iman itu sendiri. Kali ini saya ingin membagikan dari apa yang saya pelajari dari hamba Tuhan kedua (Pdt Alex)
Hamba Tuhan ini terkenal dengan tindakan imannya, dan beberapa stetment iman yang dia sering ucapkan diantaranya “Orang yang menghargai Roh Kudus, maka dalam 3 bulan akan diberkati luar biasa sama seperti Obed Edom” dan “kelilingi tanah yang Tuhan janjikan dalam hidup kita” juga “Jika kita mendengar Rhema maka berjalan dan lakukan dengan iman”. Beberapa statement itu begitu membekas dalam hati saya sampai sekarang bahkan saya praktekkan dan benar terjadi.
Suatu ketika saya pulang dari sebuah panti asuhan dengan mengendarai motor, ditengah perjalanan keluar dari panti asuhan tersebut ada suara Roh Kudus yang mendorong saya berkata: Desember nanti saya kembali dengan naik mobil! Saya yakin itu dari Tuhan karena saya merasakan sangat kuat sekali suara itu berbicara dan pada waktu itu masih bulan Oktober. Dan sepulang dari rumah, saya baru berpikir, lha uangnya dari mana? Tapi dasar saya ini nekat ya saya imani saja.
Beberapa hari kemudian, ada kabar dari kakak saya bahwa bos nya memperoleh keuntungan dari penjualan sebuah produk dan setiap orang dikantornya akan diberi sesuatu dan beberapa menejer akan mendapat uang (belum jelas). Mendengar itu ada gerakan dalam hati berkata: sama seperti bujang Elia yang melihat awan sebesar telapak tangan, ini dia uangnya! Setelah saya mengatakan itu, saya digerakkan untuk berlatih mobil dan membuat SIM A, dalam waktu satu bulan saya sudah bisa mengendarainya.
Masuk bulan November, berita yang pernah saya dengar itu terjadi dan tidak tanggung-tanggung bos kakak saya memberikan uang sebesar 100 juta lebih. Dan tanpa tanya lagi kami berdua setuju untuk membeli sebuah mobil Yaris baru, dan itupun kita tidak melakukan test drive atau melihat barangnya, kami hanya menunjuk gambarnya saja (wong dasar nekat). Tapi puji Tuhan, enak tenan!
Tepat ketika gereja saya melakukan acara bakti sosial ke panti asuhan yang dimaksud pada bulan Desember, saya sudah mengendarai mobil baru tepat seperti apa yang saya perkatakan 3 bulan yang lalu (Oktober).
Sejak Tuhan memberi rhema waktu saya berangkat ke kantor tersebut, saya belajar memperkatakan perkataan iman secara pribadi: Tuhan terimakasih, saya sudah memiliki rumah minimalis dengan dua lantai dengan taman didepannya dan nomor rumahnya 29 (tanggal lahir saya 8 dan Siska 21), dan kepada jemaat yang dipercayakan kepada saya, saya selalu perkatakan perkataan iman: semua jemaat saya kaya, pandai, cerdas, diberkati, jadi kepala bukan ekor, naik terus tidak turun, jadi berkat, tidak pelit, bebas kutuk, bebas hutang, bebas sakit penyakit, dan pertumbuhannya tercepat. Bahkan jika saya masuk ruangan ibadah, saya selalu membayangkan tidak ada kursi lagi dalam gedung karena semua jemaat duduk dilantai dan balkon dipenuhi orang anak muda yang diselamatkan. Itu semua merupakan perkataan iman yang saya terus katakan.
Mengapa saya berani mengatakan itu, karena saya menerima rhema Tuhan dalam Yesaya 51:16 bahwa Tuhan menaruh perkataanNya kedalam mulut saya, jadi apa saja yang saya katakan pasti terjadi dalam nama Yesus. Dan bersyukurlah saudara jika berjemaat di Youth Allah adalah Kasih Creative Church, sebab saya yakin dan beriman bahwa 3 bulan dari sekarang maka kita semua menjadi orang yang sangat diberkati oleh Tuhan.
Lalu muncul pertanyaan, bagaimana dengan gereja lain? Saya hanya menjawab: tergantung gembala masing-masing dan tergantung iman mereka, apakah mereka melakukan firman atau tidak. Yang saya katakan ini ialah khusus untuk jemaat saya. Jadi kita semua masih punya kesempatan yang sama untuk mempercayainya. Tuhan Yesus berkati! *Hendri S

Rabu, 11 Agustus 2010

SAMPAI TIDAK ADA HARAPAN UNTUK MENJADI MISKIN

Sebagai seorang gembala youth atau leader, saya merasakan sama seperti gembala sidang atau pemimpin rohani lainnya. Jika kita melihat domba kita miskin, kita merasa sangat susah. Ketika kita melihat ada jemaat yang tidak naik kelas, saya juga mengalami kesedihan yang sama. Bahkan kalau ada yang mengalami persoalan dan sakit penyakit atau tidak dapet kerja, saya juga merasakan yang sama. Saya tidak tahu, apakah jika seseorang mendapat jabatan sebagai leader/ gembala maka otomatis Tuhan memberikan kepada kita hati seorang gembala yang juga bisa merasakan apa yang dirasakan oleh domba-domba kita. Yang lebih membuat yakin bahwa saya menerima karunia tersebut ialah sebenarnya saya ini orang dengan karakter sanguin dengan sifat dasar cuek abis. Bagaimana mungkin orang seperti saya kok bisa-bisanya mengasihi sesama dengan cara berlebihan, dengan cara memperhatikan dengan cara berlebihan bahkan saya ini lebih suka mencari tahu tentang jemaat yang mungkin mengalami persoalan dan sebagainya.
Dan suatu sore ada satu perkataan iman dalam hati saya tentang jemaat yang sedang saya pimpin (Youth ALLAH ADALAH KASIH Creative Church) ini:
” Aku percaya jemaat yang ada dibawah penggembalaan saya akan kaya raya, diberkati Tuhan, tidak akan miskin, akan jadi kepala bukan ekor, akan terus naik tidak turun, jadi pandai, jadi cerdas, jadi berhikmat, jadi berkat bagi semua orang, jadi inspirasi bagi semua orang dunia dan menjadi berkat bagi banyak bangsa”
Saya tidak terlalu peduli apakah itu doa yang benar atau salah, tapi yang saya yakin setiap domba Tuhan yang dipercayakan kepada saya akan mengalami itu semua termasuk saya. Bahkan saya berani membayangkan setiap ibadah, dua lantai dipenuhi oleh anak muda yang bertobat dan persembahan jemaat naik berkali-kali lipat tiap minggunya, dan saya juga membayangkan semua jemaat saya punya mobil tapi tidak pelit untuk Tuhan. Mungkin anda yang membaca ini berpikir saya matre atau mata duitan, tapi terserah...karena menurut saya jika iman terlalu dipikir dan terlalu idealis maka kita tidak pernah jadi apa-apa. Jadi apa susahnya jika kita berani beriman dan membayangkan. Lagipula saya pikir, jika saya menggembalakan domba yang dipercayakan oleh Tuhan kepada saya tidak ada perubahan yang nampak, maka saya merasa ‘kecut’ dan merasa menyia-nyiakan kepercayaan yang Tuhan berikan.
Tetapi intinya, saya tetap percaya bahwa jemaat yang saya gembalakan akan kaya raya, diberkati, pandai, cerdas, cinta Tuhan, menjadi berkat bagi semua orang dan tidak pelit tentunya, bahkan semua akan punya mobil dan rumah masing-masing satu bahkan saya berani beriman bahwa jemaat yang saya gembalakan tidak akan punya lagi kesempatan untuk miskin!
Selamat bergabung! GBU
*Hendri S

BIG SALE!

Suatu ketika saya berjalan-jalan disebuah mall besar di Surabaya timur, ditengah-tengah perjalanan, mata saya tertuju pada sebuah gerai toko yang menjual baju-baju kelas dunia dengan harga yang snagat mahal. Tetapi hari itu terpampang jelas sebuah tulisan besar dengan kata-kata,” BIG SALE!”, karena tertarik, maka saya mendatanginya dan tentunya saya membaca tulusan Big Sale tadi, dan ternyata di bawahnya ada sebuah tanda (*) dengan tulisan di sebelahnya: syarat dan ketentuan berlaku...bla..bla..bla.. dan ternyata kalau dihitung-hitung harga barang yang sudah terkena ‘big sale’ tadi, masih berkisar antara IDR 500 ribu sampai 1 jutaan. Dan otomatis, saya hanya bisa pasang gaya sambil geleng-geleng kepala dan berkata: Kok bisa...!!
Sering kali iblis juga menawarkan hal duniawi yang bisa menarik perhatian kita dengan tulisan yang besar-besar, namun percayalah dari tawaran yang
mencolok tersebut, akan ada sebuah tanda yang sama dengan Big Sale diatas dengan bunyi (* Resiko tanggung sendiri), jadi jangan pernah pertaruhkan masa depan kita dengan hal-hal yang sia-sia, yang merugikan tubuh dan kesehatan apalagi merugikan pikiran kita. Isilah kehidupan kita dengan firman Tuhan dan isilah dengan hal yang berkualitas untuk menambah nilai dalam kehidupan kita.

TRUE WORSHIPPER VS TRUE GOSSIPER

Perkembangan zaman dan dunia informasi dan teknologi semakin tak terkendali. Banyak hal bahkan banyak sejarah terukir karena adanya teknologi dan orang-orang yang memanfaatkannya, beberapa contoh hal positif dari pemanfaatan teknologi diantaranya Justin Bieber yang menjadi tenar diusia muda karena mengupload video nya melalui situs Youtube, bahkan di Indonesia juga ada dua gadis dari Bandung bernama Jojo dan Shinta yang mendadak terkenal karena gaya mereka yang genit di sebuah situs serupa dengan menirukan gaya nyanyi Keong Racun. Namun ada pula pemanfaatan yang buruk seperti video porno Ariel vs Luna vs Cut Tari, dan sebenarnya bukan hanya mereka saja, sebab sebelumnya juga banyak artis yang terlibat hal demikian.
Teknologi memegang peranan penting termasuk saat ini yang menjadi sorotan ialah para pekerja infotainment yang dipertanyakan status mereka sebagai wartawan atau masuk dalam pencari berita dan pengejar orang (paparazi) bahkan sebuah agama di Indonesia menyatakan bahwa infotainment itu haram dan sebagainya karena lebih banyak menampilkan rahasia dan persoalan rumah tangga orang lain/ artis. Hal tersebut juga masuk dalam wilayah gosip.
Berbicara tentang gosip, ternyata dalam sebuah gerejapun juga tidak lepas dari gosip. Banyak pemimpin yang dijatuhkan melalui gosip, banyak gereja terpecah belah karena gosip, banyak pelayan Tuhan tidak akur karena gosip, bahkan antara pemimpin juga bisa mengalami keretakan hubungan karena gosip.
Asal muasal gosip yang sedang terjadi di gereja biasanya terjadi pada saat ada satu pihak yang tidak senang dengan pihak lain, menyebarkan berita yang terkadang tidak benar sehingga korban gosip tersebut tidak menyadari bahwa berita yang berkembang dari mulut ke mulut sudah sedemikian santer. Itu merupakan cara komunikasi yang buruk dan sering terjadi di masa lalu. Bahkan sekarang ini gosip sudah berkembang melalui sms, dan ini yang paling sering terjadi. Persoalan dari satu orang disebarkan demikian rupa sehingga menjadi berita gratis tanpa bayar dan daftar seperti layanan yang ada di TV. Ternyata gereja juga tidak ketinggalan yah.....
Namun di Alkitab juga ada satu contoh yang sangat positif dan seharusnya gereja kita juga meniru apa yang dilakukan oleh orang ini. Suatu ketika Yesus mendatangi sebuah sumur dalam keadaan siang hari dimana ada seorang wanita yang sedang menimba air. Wanita tersebut berasal dari Samaria, dia punya banyak lelaki yang pernah berhubungan intim layaknya suami istri, singkat cerita ketika dia bertemu dengan Yesus (Yohanes 4: 23) hidupnya diubahkan karena perkataan Yesus tentang penyembahan, air hidup dan banyak hal lainnya. Dan yang terjadi kemudian dia bertobat dan pergi ke kampungnya dan memberitakan apa yang telah diterimanya dari Yesus. Wanita Samaria tersebut merupakan penyambung dan penyampai berita yang baik yang membawa keselamatan bagi semua orang di kampungnya.
Sekarang pertanyaannya untuk kita, apakah kita sudah menjadi TRUE WORSHIPPER (Yohanes 4: 23) ataukah kita malah menjadi TRUE GOSSIPER yang selalu menggunjingkan orang lain, mengexpose keburukan orang lain melalui media atau mulut ke mulut? Alkitab mengajar kepada kita untuk menjauhi orang yang bocor mulut agar kita tidak terpengaruh oleh kehidupannya. Bagaimana dengan kita?

MAKAN SAJA FIRMANNYA

Merupakan sebuah dilema yang panjang dan tidak berkesudahan rasanya untuk menggembalakan sebuah jemaat dengan berbagai macam usia yang berbeda (dari anak-anak sampai orang tua bahkan kakek nenek), dan juga dengan berbagai kebutuhan seperti orang Kristen lama dengan orang Kristen baru, ini semua berdampak bagi ‘makanan’ rohani apa yang cocok diberikan untuk jemaat seperti ini. Kita tahu bahwa kita ini ialah ibadah anak muda, namun demikian banyak orang yang tertarik untuk mengikutinya bahkan ada seorang anak kecil yang meyakinkan orang tuanya bahwa dia adalah jemaat kaum muda. Ini terjadi pada jemaat Youth Allah adalah Kasih Creative Church.
Beberapa hamba Tuhan yang kami undang juga mengatakan ‘kekagumannya’ karena menghadapi jemaat dengan range usia yang begitu tajam dan berbagai profesi yang sangat berbeda satu dengan lainnya. Namun beberapa mereka menikmati suasana ibadah yang ada pada kita, dan ini merupakan tantangan tersendiri bagi semua pelayan Tuhan yang melayani ditempat kami.
Sebagai pemimpin saya harus memastikan bahwa makanan rohani yang diberikan kepada jemaat haruslah cocok dan memenuhi semua kebutuhan mereka, dan ini tidak mudah dan mungkin akan sangat sulit untuk dilakukan oleh gembala sekalipun. Beberapa bertanya: mengapa firmannya terlalu dalam dan detail, tanya jemaat baru. Mengapa firmannya terlalu dangkal, tanya jemaat lama yang sudah dewasa. Mengapa firmannya hanya tentang hal teknis? Bukankah ini untuk jemaat yang sudah melayani? Bagaimana nanti dengan mereka yang Kristen baru, tanya jemaat yang netral. Itu semua pertanyaan yang sering muncul dan diungkapkan oleh berbagai macam orang, usia, dan tingkat kerohanian yang berbeda.
Sebagai pemimpin saya menyajikan ‘koki’ / hamba Tuhan yang terbaik untuk mereka, masalah ‘menunya' seperti apa, itu terserah hamba Tuhan tersebut sebab mereka sendiri berurusan dengan Tuhan dan hanya Tuhan yang tahu menu apa yang cocok diberikan kepada jemaat saya. Dan yang saya percayai ialah jika kita mendengarkan firman Tuhan, jangan menilai siapa yang menyampaikannya, jangan menilai bagaimana dia menyampaikannya, dan jangan pernah sekalipun menilai pengajarannya ika itu hanya karena tidak cocok dengan selera kita. Saya member gambaran buat kita: waktu kecil saya tidak suka makan sayur, tetapi mama saya memaksa saya untuk makan sayur tiap hari. Saya belajar untuk memakan makanan yang tidak saya sukai namun saya percaya bahwa mama saya lebih tahu kebutuhan gizi untuk tubuh saya. Sama juga dengan pengajaran di gereja, jangan gampang protes, jangan pula mudah mengatakan saya tidak dapet sesuatu, saya tidak nagkap, saya tidak suka dan sebagainya! Belajar untuk tetap memakannya, sebab saya tahu bahwa setiap firman yang disampaikan tidak akan pernah sia-sia kalau kita mau menerimanya.
Jadi, sebagai jemaat belajarlah untuk menerima setiap firman dan bukan menolaknya hanya atas dasar kita suka atau tidak. Firman yang keras membuat kita dewasa, firman yang teknis membuat kita belajar bagaimana melayani, firman yang lunak membuat kita nyaman dalam pertumbuhan, dan semuanya itu berguna dan pertumbuhan hanya Tuhanlah yang mengetahuinya! GBU

YOUR NAME IS YOUR TICKET

Ada satu kesalahan fatal yang sering kali dibuat oleh anak Tuhan yang berkaitan dengan reputasinya, dulu saya ini orang yang sangat cuek dengan orang lain, bahkan saya tidak mementingkan diri sendiri ketika saya mengerjakan suatu hal yang menyinggung orang lain. Dan akibatnya saya terkenal dengan kemokongan, brandal, brutal, pemberontak, dan masih banyak stempel yang diberikan oleh orang-orang tersebut.
Ketika saya menyadari hal tersebut saya mulai belajar bagaimana membangun reputasi dan nama baik, dan itu sangat diperlukan dalam kehidupan kita baik membangun mitra bisnis, pelayanan, study dan masih banyak lagi. Ada seorang pemimpin yang mengatakan bahwa Nama baik itu tidak penting dan tidak berharga! What? Saya berpikir ini perkataan dari mana? Alkitab sendiri mengatakan kepada kita secara jelas dan gamblang bahwa nama baik itu sangat berharga, dalam Amsal 22:1 dikatakan di sana : Nama baik lebih berharga dari kekayaan....
Jadi bayangkan saja, apa jadinya jika kita tidak memiliki nama baik di masyarakat? Dampak apa yang kita terima? Pertama kita akan dikucilkan (saya pernah mengalaminya), kita tidak punya akses untuk melakukan sesuatu, kita kehilangan kepercayaan,bahkan kita tidak bisa melangkah dan mendapat
dukungan dalam mengerjakan sesuatu. Dan boleh saya katakan bahwa Nama Baik merupakan Tiket/ paspor untuk menerima apapun.
Contoh: suatu ketika bu Iin Tjipto mengadakan acara untuk anak jalanan dan anak gereja, bu Iin memiliki seorang anak yang kreatif bernama Joshua. Suatu ketika dia mengajak teman-temannya untuk datang ke acara tersebut, dan karena tidak punya tiket masuk pasti mereka tidak diperbolehkan. Tapi apa yang terjadi? Dia bersama teman-temannya tetap masuk dan ketika penjaga pintu bertanya kepada mereka tiketnya, dia hanya berkata “saya Joshua anaknya bu Iin”, mendengar itu mereka semua diperbolehkan masuk tanpa tiket. Dan ketika didalam, Joshua berkata kepada teman-temannya,”lihat, wajahku ini merupakan Tiket terbaik” Dari kisah tersebut kita bisa belajar bahwa kita dikenal orang melalui nama kita, dari mana kita berasal dan apa yang kita kerjakan. Jadi, mari berlomba untuk membangun reputasi diri kita melalui hal terbaik yang bisa kita lakukan dan ketika dunia melihat apa yang kita buat, maka kemuliaan Tuhan terpancar melalui hidup kita.
Bagaimana dengan kita?

SUPPORTER VS PLAYER

Dalam sebuah pertandingan, ada 3 golongan orang yang terlibat didalamnya. Pihak pertama ialah pemain pertama, kedua ialah pemain lawan, dan ketiga ialah penonton. Para pemain baik permain pertama atau lawan, mereka merupakan pihak yang terjun langsung di lapangan dalam sebuah pertandingan. Tidak diragukan lagi, mereka memiliki beberapa sifat diantaranya totalitas, komitment penuh, dan kesungguhan dalam memberi hasil yang terbaik.
Tetapi bagaimana dengan penonton? Penonton merupakan pihak yang merasa diri mereka paling pintar, jika pemain gagal dalam pertandingan, maka mereka akan mengolok-olok dan memaki. Tetapi kalau pemain bertanding dengan baik, maka pujian dan sorakan akan terus terdengar dari mulut mereka. Namun mereka tidak mempunyai sifat yang dimiliki oleh para pemain yaitu totalitas, komitmen dan kesungguhan. Demikian pula dalam pertandingan iman kita, pada saat kita jatuh maka ada saja orang-orang yang menambah beban kita dengan mengolok-olok, menghina, menjatuhkan, dan hal buruk lainnya (ini juga banyak terjadi di gereja) namun ketika kita mengalami kemenangan dalam bertanding maka penonton yang sama akan bersorak, memuji, dan menceritakan apa yang kita perbuat. Tetapi jangan salah, dua macam sikap supporter tersebut dapat berdampak buruk bagi para pemain, mengapa?
Ketika kita kalah maka kita akan mendengar olokan dari penonton, dan itu akan membuat semangat kita down dan semakin emosional dalam bertanding. Jika kita pada posisi menang, maka pujian mereka juga akan membuat kita kehilangan konsentrasi sehingga kita bermain sembarangan. Solusinya, jangan dengarkan supporter dan tetaplah fokus pada pertandingan yang Tuhan sediakan dan selesaikan segera!

Senin, 09 Agustus 2010

SUPPORTER VS PLAYER

Dalam sebuah pertandingan, ada 3 golongan orang yang terlibat didalamnya. Pihak pertama ialah pemain pertama, kedua ialah pemain lawan, dan ketiga ialah penonton. Para pemain baik permain pertama atau lawan, mereka merupaka pihak yang terjun langsung di lapangan dalam sebuah pertandingan. Tidak diragukan lagi, mereka memiliki beberapa sifat diantaranya Totalitas, komitment penuh, dan kesungguhan dalam memberi hasil yang terbaik. Tetapi bagaimana dengan penonton? Penonton merupakan pihak yang merasa diri mereka paling pintar, jika pemain gagal dalam pertandingan, maka mereka akan mengolok-olok dan memaki. Tetapi kalau pemain bertanding dengan baik, maka pujian dan sorakan akan terus terdengar dari mulut mereka. Namun mereka tidak mempunyai sifat yang dimiliki oleh para pemain yaitu Totalitas, komitment dan kesungguhan. Demikian pula dalam pertandingan iman kita, pada saat kita jatuh maka ada saja orang-orang yang menambah beban kita dengan mengolok-olok, menghina, menjatuhkan, dan hal buruk lainnya (ini juga banyak terjadi di gereja) namun ketika kita mengalami kemenangan dalam bertanding maka penonton yang sama akan bersorak, memuji, dan menceritakan apa yang kita perbuat. Tetapi jangan salah, dua macam sikap supporter tersebut sama buruknya bagi para pemain, mengapa? Ketika kita kalah maka kita akan mendengar olokan dari penonton, dan itu akan membuat semangat kita down dan semakin emosional dalam bertanding. Jika kita pada posisi menang, maka pujian mereka juga akan membuat kita kehilangan kosentrasi sehingga kita bermain sembarangan. Solusinya, jangan dengarkan supporter dan tetaplah focus pada pertandingan yang Tuhan sediakan dan selesaikan segera!

YOUR NAME IS YOUR TICKET

Ada satu kesalahan fatal yang sering kali dibuat oleh anak Tuhan yang berkaitan dengan reputasinya, dulu saya ini orang yang sangat cuek dengan orang lain, bahkan saya tidak mementingkan diri sendiri ketika saya mengerjakan suatu hal yang menyinggung orang lain. Dan akibatnya saya terkenal dengan kemokongan, brandal, brutal, pembrontak, dan masih banyak stempel yang diberikan oleh orang-orang tersebut. Ketika saya menyadari hal tersebut saya mulai belajar bagaimana membangun reputasi dan nama baik, dan itu sangat diperlukan dalam kehidupan kita baik membangun mitra bisnis, pelayanan, study dan masih banyak lagi. Ada seorang pemimpin yang mengatakan bahwa Nama baik itu tidak penting dan tidak berharga! What? Saya berpikir ini perkataan dari mana? Alkitab sendiri mengatakan kepada kita secara jelas dan gamblang bahwa nama baik itu sangat berharga, dalam Amsal 22:1 dikatakan disana : Nama baik lebih berharga dari kekayaan.... Jadi bayangkan saja, apa jadinya jika kita tidak memilikinama baik di masyarakat? Dampak apa yang kita terima? Pertama kita akan dikucilkan (saya pernah mengalaminya), kita tidak punya akses untuk melakukan sesuatu, kita kehilangan kepercayaan, bahkan kita tidak bisa melangkah dan mendapat dukungan dalam mengerjakan sesuatu. Dan boleh saya katakan bahwa Nama Baik merupakan Tiket/ paspor untuk menerima apapun. Contoh: suatu ketika bu Iin Tjipto mengadakan acara untuk anak jalanan dan anak gereja, bu Iin memiliki seorang anak yang kreatif bernama Joshua. Suatu ketika dia mengajak teman-temannya untuk datang ke acara tersebut, dan karena tidak punya tiket masuk pasti mereka tidak diperbolehkan. Tapi apa yang terjadi? Dia bersama teman-temannya tetap masuk dan ketika penjaga pintu bertanya kepada mereka tiketnya, dia hanya berkata “saya Joshua anaknya bu Iin”, mendengar itu mereka semua diperbolehkan masuk tanpa tiket. Dan ketika didalam, Joshua berkata kepada teman-temannya,”lihat, wajahku ini merupakan Tiket terbaik” Dari kisah tersebut kita bisa belajar bahwa kita dikenal orang melalui nama kita, dari mana kita berasal dan apa yang kita kerjakan. Jadi, mari berlomba untuk membangun reputasi diri kita melalui hal terbaik yang bisa kita lakukan dan ketika dunia melihat apa yang kita buat, maka kemuiaan Tuhan terpancar melalui hidup kita. Bagaimana dengan kita?

TRUE WORSHIPPER VS TRUE GOSSIPER

Perkembangan zaman dan dunia informasi dan teknologi semakin tak terkendali. Banyak hal bahkan banyak sejarah terukir karena adanya teknologi dan orang-orang yang memanfaatkannya, beberapa contoh hal positif dari pemanfaatan teknologi diantaranya Justine Bieber yang menjadi tenar diusia muda karena mengupload video nya melalui situs Youtube, bahkan di Indonesia juga ada dua gadis dari Bandung bernama Jojo dan Shinta yang mendadak terkenal karena gaya mereka yang genit di sebuah situs serupa dengan menirukan gaya nyanyi Keong Racun. Namun ada pula pemanfaatan yang buruk seperti video porno Ariel vs Luna vs Cut Tari, dan sebenarnya bukan hanya mereka saja, sebab sebelumnya juga banyak artis yang terlibat hal demikian. Teknologi memegang peranan penting termasuk saat ini yang menjadi sorotan ialah para pekerja infotainment yang dipertanyakan status mereka sebagai wartawan atau masuk dalam pencari berita dan pengejar orang (paparazi) bahkan sebuah agama di indonesia menyatakan bahwa infotainment itu haram dan sebagainya karena lebih banyak menampilkan rahasia dan persoalan rumah tangga orang lain/ artis. Hal tersebut juga masuk dalam wilayah gosip. Berbicara tentang gosip, ternyata dalam sebuah gerejapun juga tidak lepas dari gosip. Banyak pemimpin yang dijatuhkan melalui gosip, banyak gereja terpecah belah karena gosip, banyak pelayan Tuhan tidak akur karena gosip, bahkan antara pemimpin juga bisa mengalami keretakan hubungan karena gosip. Asal muasal gosip yang sedang terjadi di gereja biasanya terjadi pada saat ada satu pihak yang tidak senang dengan pihak lain, menyebarkan berita yang terkadang tidak benar sehingga korban gosip tersebut tidak menyadari bahwa berita yang berkembang dari mulut kemulut sudah sedemikian santer. Itu merupakan cara komunikasi yang buruk dan sering terjadi di masa lalu. Bahkan sekarang ini gosip sudah berkembang melalui sms, dan ini yang paling sering terjadi. Persoalan dari satu orang disebarkan demikian rupa sehingga menjadi berita gratis tanpa bayar dan daftar seperti layanan yang ada di TV. Ternyata gereja juga tidak ketinggalan yah..... Namun di alkitab juga ada satu contoh yang sangat positif dan seharusnya gereja kita juga meniru apa yang dilakukan oleh orang ini. Suatu ketika Yesus mendatangi sebuah sumur dalam keadaan siang hari dimana ada seorang wanita yang sedang menimba air. Wanita tersebut berasal dari Samaria, dia punya banyak lelaki yang pernah berhubungan intim layaknya suami istri, singkat cerita ketika dia bertemu dengan Yesus (Yohanes 4: 23) hidupnya diubahkan karena perkataan Yesus tentang penyembahan, air hidup dan banyak hal lainnya. Dan yang terjadi kemudian dia bertobat dan pergi ke kampungnya dan memberitakan apa yang telah diterimanya dari Yesus. Wanita Samaria tersebut merupakan penyambung dan penyampai berita yang baik yang membawa keselamatan bagi semua orang di kampungnya. Sekarang pertanyaannya untuk kita, apakah kita sudah menjadi TRUE WORSHIPPER (Yohanes 4: 23) ataukah kita malah menjadi TRUE GOSSIPER yang selalu menggunjungkan orang lain, mengexpose keburukan orang lain melalui media atau mulut ke mulut? Alkitab mengajar kepada kita untuk menjauhi orang yang bocor mulut agar kita tidak terpengaruh oleh kehidupannya. Bagaimana dengan kita?