Senin, 18 Oktober 2010

MOTIVASI & KUALITAS

Banyak agama di dunia ini yang mengajarkan tentang banyak hal dan nilai dalam kehidupan manusia untuk dikerjakan, namun hanya kekristenan yang mengajarkan sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar merepresentasikan kehidupan Allah yang sebenarnya. Namun kenyataannya, banyak orang kristen sendiri yang mengabaikan beberapa hal penting dalam kehidupan yang seharusnya kita perhatikan dengan seksama dan serius. Maka dari itu sangat wajar apabila rasul Paulus pernah mengatakan dalam salah satu suratnya: “karena itu perhatikanlah bagaimana kamu hidup...”, ini mengandung makna yang sangat dalam di kehidupan kita. Dan memang sebenarnya, ketika kita hidup pada dunia saat ini, kita cenderung terpacu untuk mengikuti gaya hidup dunia yang serba cepat, instan, dan terpacu oleh waktu, namun secara tidak sadar kita lupa untuk memperhatikan bagaimana cara kita hidup atau dengan apa kita mengisi kehidupan kita. Rutinitas yang terlalu padat, kesibukan yang berjam-jam yang membuat kita melupakan segalanya termasuk rumah, keluarga, apalagi Tuhan. Saya mengajak kita untuk memperhatikan beberapa hal penting berikut dan saya merindukan ini menjadi sebuah koreksi yang mendalam agar kita benar-benar memperhatikan bagaimana cara kita hidup dan dengan apa kita mengisi kehidupan kita.

MOTIVASI
Dalam dunia pelayanan sering kali kita mempermasalahkan satu kata ini yaitu MOTIVASI. Ketika ada calon-calon pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang akan melayani Tuhan atau menyerahkan kehidupan mereka secara full untuk Tuhan, pertanyaan pertama dan selalu diulang-ulang yang diajukan oleh penguji kepada mereka ialah: “Apakah Motivasi anda mengambil keputusan ini?”. Motivasi sangatlah penting, sebab jika kita melakukan segala sesuatu tanpa adanya sebuah motivasi, maka tidak ubahnya kita menjadi sebuah robot yang dipekerjakan sedemikian rutin tanpa mengerti tujuan dan panggilan hidup.

Saya sangat tersentuh dengan sebuah pernyataan seseorang tentang motivasi, dia mengatakan bahwa apa saya yang dikerjakan baik itu hal besar atau hal kecil, selalu ada dua pertanyaan yang muncul dalam benaknya yaitu: WHAT dan WHO? Apa yang akan dilakukan dan untuk siapa itu dilakukan. Ketika hal kecil sekalipun yang akan dikerjakannya, jika itu tidak memberi impact/ dampak dan menjadi berkat bagi orang lain, maka dia tidak segan-segan untuk membatalkannya. Sebab segala sesuatu yang dikerjakannya hanya untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan Tuhan. Pertanyaan yang sama untuk kita, setiap kita mengerjakan sesuatu dalam kehidupan, pernahkah kita bertanya pada diri kita, apa yang akan kita lakukan? Dan untuk siapa kita lakukan? Atau lebih sempit lagi saya memberi pertanyaan kepada anda, pernahkah kita berpikir sebelum mengucapkan sebuah perkataan? Mungkin kita sering lolos dalam hal yang satu ini yaitu perkataan yang sia-sia.

KUALITAS
Yesus merupakan teladan yang luar biasa bagi kita untuk sebuah kehidupan yang berkualitas, hanya dalam usiaNya sekitar 33,5 tahun di bumi, Dia berhasil mengubah wajah dunia dengan apa yang dilakukanNya dalam kehidupanNya. Ketika saya mengenal Dia dan membaca kisah dan setiap perkataanNya, tidak sedikitpun saya menemukan sebuah perkataan yang sia-sia yang itu keluar dari mulutNya, semuanya memiliki makna, berdampak dan berkualitas bagi umat manusia.

Semakin dunia berputar secara cepat dari waktu ke waktu, kita melupakan satu hal terpenting dalam kehidupan kita yaitu kualitas hidup. Kualitas hidup dihasilkan bukan dari apa yang kita kerjakan sebab itu hanyalah sebuah hasil atau pencapaian, tetapi kualitas kehidupan akan muncul melalui apa yang kita masukkan dalam kehidupan kita. Kalau kita memasukkan perkataan sia-sia dalam kehidupan kita, maka output nya ialah perkataan yang LEBIH sia-sia. Jika kita memasukkan pikiran kotor dan sampah dalam kehidupan kita, maka outputnya adalah pikiran yang LEBIH kotor dan sampah dalam kehidupan kita. Pernahkah kita diam sejenak dan mulai menata kehidupan yang berkualitas, sehingga ketika orang bertemu, berbicara dan mengenal kita lebih dalam lagi, mereka mulai lupa dengan pribadi kita sebab mereka melihat Kristus dalam kehidupan kita.

Miliki dua hal diatas, dan jadilah sebuah pribadi yang memiliki arti dan makna dalam kehidupan kita serta memancarkan kehidupan Kristus yang penuh dnegan kualitas. Selamat menghidupi.

OLEH:
HENDRI SETIAWAN
Seorang pelayan Tuhan di Youth Allah adalah Kasih Creative Church

BERJALAN MENUJU SALIB (18 Oktober 2010, 08.10 pm)

Suatu sore aku melihat banyak keramaian disepanjang jalan menuju Bukit Golgota, ada satu hal yang membuatku tertarik ketika melihat orang-orang tersebut, golongan pertama berteriak untuk menyalibkan seseorang dan golongan kedua adalah orang yang berteriak dan menangis untuk melepaskannya. Aku bertanya dalam hati, siapa orang yang dimaksud?
Perlahan aku mendekati kerumunan orang yang ada dipinggir jalan tersebut....ya Tuhan....apa yang aku lihat? Orang yang pernah membebaskanku dari belenggu dosa, sakit penyakit, dan kemalangan, apa yang terjadi padaNya?

Aku mencoba terus untuk bisa mendekatinya dan bertanya kepadaNya, apa yang sedang terjadi? Aku melihat sendiri, ada seorang ibu yang menangisiNya karena merasa sayang kepadaNya, namun Dia menjawab tangisan ibu tersebut dengan berkata,”tangisi dirimu sendiri”, semakin penasaran aku mencoba terus mendekatiNya.

“Tuan, apa yang terjadi? Bukankah Tuan yang menyembuhkan dan melepaskan aku? Bahkan Tuan yang mengampuni dosaku? Lepaskan diri Tuan dari semuanya ini, kirimkan malaikatMu untuk menolong Engkau...”, kataku kepadaNya. Namun, Dia hanya tersenyum kepadaku sambil berkata,”suatu hari kamu akan mengetahuinya”. Sambil berpikir aku mencoba terus untuk mendekatinya.

Terasa sesak dalam hatiku ketika melihat Dia jatuh untuk ketiga kalinya dalam memikul kayu salib yang besar dan kasar....aku terus bertanya dalam hati apa maksudnya?
Hari semakin siang, perjalanan mulai sampai di bukit yang ditentukan...hatiku tak tahan karena penasaran dan berteriak kepadaNya,” mengapa Engkau mau melangkah menuju bukit itu? Apakah Engkau tidak sayang kepada kami? Mengapa engkau meninggalkan kami?”...Dan Dia menoleh kepadaku sambil tersenyum dan berkata,”karena Aku sangat mengasihimu Hendri, maka Aku harus berjalan menuju tempatKu yang sudah tersedia yaitu salib”.

“tetapi.....mengapa Tuan? Mengapa harus Tuan? Apakah Tuan tidak ingin tinggal bersama aku?”, pintaku sambil menangis dan berlutut....”Aku akan selamanya tinggal bersamamu setelah semuanya ini selesai, sebab apa yang Aku lakukan ialah membersihkan tempat tinggal dalam hatimu untuk Aku bisa tinggal lebih lama”, jawabNya sambil merintih kesakitan.
Dia membaringkan tubuhNya yang penuh luka dan cabikan diatas balok kayu yang kasar...darahNya terus mengalir tanpa henti....sambil menatapku Dia berkata satu hal,” Hendri, ingatlah bahwa ini merupakan bukti cintaKu kepadamu, Engkau akan mengingatnya seumur hidupmu, dan Aku akan menyambut engkau kalau suatu hari engkau pulang”. Aku terus menangis sambil bertanya dalam hati,”Dimana Tuhan penyelamat? Mengapa tidak mengirimkan malaikatNya untuk menyelamatkan Tuanku?”

Disekitar bukit tersebut terdapat setangkai bunga putih yang bersih, aku memetiknya seiring dengan diberdirikannya salibNya...aku membawanya mendekat kepadaNya sambil berkata,”Tuan, aku tidak punya apapun untuk berterimakasih kepadaMu, kecuali bunga ini”...sambil aku tunjukkan kepadaNya...tiba-tiba setetes demi setetes darahNya membasahi bunga yang tadinya putih sekarang menjadi merah menyala karena darahNya...untuk terakhir kalinya Dia berkata kepadaku,” bunga yang engkau bawa merupakan bukti cintamu kepadaKu, tetapi darahKu yang menetes merupakan bukti cintaKu terbesar untukmu...Aku melakukan semuanya ini karena sangat mengasihimu Hendri...jangan menangis sebab Aku harus melakukannya...”. “Tuan....jangan pergi....”,pintaku sebab aku melihat Dia mulai kesulitan untuk bernapas.

Dan untuk terakhir kalinya aku bertanya kepadaNya,”seberapa besar cintaMu untuk ku?”....dengan menarik napas yang sudah tak tertahankan, Dia berkata,”seluas Aku merentangkan tanganKu di salib ini, demikianlah besarnya cintaKu kepadamu....semua sudah selesai”. Dan aku melihat Dia sudah tak bernyawa....itulah kata terakhirnya untukku...memang Dia harus berjalan menuju salib untuk membuktikan cintaNya kepadaku...bagaimana dengan kita? *HENDRI

IKUTI DOA INI UNTUK MENERIMA YESUS SEBAGAI JURU SELAMATMU:
“TUHAN YESUS, AMPUNI AKU SELAMA INI AKU SERING MENGELUH AKAN KEADAANKU, BAHKAN AKU MALU MENGAKUI ENGKAU SEBAGAI TUHAN DAN JURU SELAMATKU, AKU TAHU AKU TIDAK LAYAK BAGI-MU, BAHKAN AKU MERASA SANGAT KOTOR DIHADAPAN-MU, TETAPI KASIHMU TELAH MEMBUKTIKAN KEPADAKU BAHWA ENGKAU YANG LEBIH DAHULU MENGASIHI AKU BAHKAN SEBELUM AKU MENGENAL ENGKAU, SEKARANG AKU MAU ENGKAU MASUK KEDALAM HATIKU DAN BERTAHTALAH DALAM HIDUPKU, SEBAB SALIB-MU TELAH MEMBUKTIKAN CINTA-MU KEPADAKU, TERIMAKASIH UNTUK SEMUA YANG TELAH ENGKAU LAKUKAN KEPADAKU....AKU MENGASIHIMU TUHAN YESUS”

Rabu, 13 Oktober 2010

MY DAD LIKE GOD

Kadang saya merenung dan memikirkan perjalan kehidupan saya dari titik nol sampai sekarang, rasanya mustahil saya bisa memperoleh kehidupan pada level ini. Saya tahu ini semua hanyalah anugerah yang Tuhan beri buat saya. Dan orang-orang terbaik yang menjadi batu bangunan bagi rumah kehidupan saya.
Dalam kesempatan ini saya rindu membagikan sesuatu yang telah Tuhan ajarkan melalui papa saya:

1. Dulu saya adalah orang yang minder karena keluarga saya pas-pasan, saya juga minder karena papa saya hanya bekerja sebagai seorang tukang mas dan keliling telu asin. Ketika saya berangkat sekolah saya sangat malu apabila papa saya membawa sekeranjang telu asin, yang saya lakukan ialah meminta kepada papa saya untuk menurunkan saya jauh drai gerbang sekolah karena malu. Tapi sekarang papa sudah dibabtis dan terima Yesus bahkan dia telah membuktikan bahwa dia adalah seorang pria yang bertanggung jawab dan cinta keluarga sampai pada hari meninggalnya. Ketika saya melihat beberapa papa dari teman saya yang kaya raya, sekarang keluarganya hancur hanya karena papa mereka punya istri lebih dari satu dan tidak bertanggung jawab kepada keluarganya.

2. Papa saya juga pernah mengajarkan kepada saya bagaimana hidup yang kreatif, ketika saya masih kecil, saya menggunakan pensil kayu. Sedangkan teman-teman saya yang lain menggunakan pensil kinetic, yang saya lakukan ialah membawa pensil kayu saya yang sudak pendek kepada papa saya dan memintanya untuk membelikan pensil kinetic sama seperti teman saya yang kaya lainnya, tapi apa yang terjadi? Papa mengambi pensil yang pendek tersebut, dan mengambil sebuah spidol yang telah habis. Spidol yang habis tersebut dipotong ujungnya dan pensil yang pendek tersebut dimasukkan spidol yang telah dipotong. Dan jadi panjang kembali.

3. Waktu saya luka karena sakit, saya mencoba untuk menyembunyikan dari papa saya dengan harapan agar tidak diobati. Namun suatu ketika saya lupa untuk menutupinya, yang terjadi adalah papa saya sengaja memeluk saya dan menyentuhkan tangannya kepada luka saya dan….aaarrggghhh saya kesakitan. Dan dia berkata,”kamu pikir bisa nutupi lukamu dari papa? Ayo papa obtain sekarang”. Saya belajar demikian pula dengan Tuhan, ketika kita mengalami kepahitan hati dan tidak kita bereskan dihadapanNya, Dia akan dengan ‘sengaja’ mempertemukan dengan orang yang kita benci sampai kita benar-benar sembuh dari kepahitan.

4. Setelah dibabtis, papa lepas dari okultisme dan kebiasaan merokoknya. Namun suatu ketika pada saat saya di Madiun, saya memergokinya merokok kembali. Pada waktu itu dia membelikan saya cap cai untuk makan malam. Waktu melihat dia merokok hati saya hancur dan kecewa, saya langsung pulang kerumah dan menangis dikamar. Ketika papa datang, dia masuk ke kamar dan memeluk saya dan berkata,” Sori ya papa merokok…jangan bilang mama…nanti susah”. Saya tambah nangis, karena papa saya mengatakan maaf kepada saya. Itu moment yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya yaitu kerendahan hatinya.

5. Suatu ketika saya ada di Madiun, saya ditelpon teman saya untuk diajak keluar malam. Hari itu memang saya keluar rumah seharian dan tanpa istirahat, mendengar percakapan itu papa saya berkata agar saya tidak keluar untuk istirahat saja. Tapi saya membantah bahkan didepan telpon dengan teman saya. Akhirnya dia marah dan menghampiri saya mau memukul sambil nangis dan berkata,”kowe gak ngerti nek papa kuwi sayang karo kowe” (kamu nggak tau kalau papa itu sayang sama kamu). Saya masuk kamar dan nangis kembali, betapa saya tidak sopan kepada papa didepan teman saya. Saya ini pemberontak.

Kesimpulan dari 5 cerita utama saya tentang papa ialah, Tuhan sama seperti dia dan Tuhan menunjukkan pribadiNya melalui dia. Saya bersyukur kalau papa saya tidak kaya, saya bersyukur kalau papa saya punya jabatan tinggi, namun saya bersyukur punya papa yang bertanggung jawab, dna mengajarkan kreatifitas, dan pribadi yang penuh perhatian sekalipun kelihatannya kaku. But that’s like God. Sayangi orang tua kita, sebab kita akan sangat merasa kehilangan ketika dia telah tiada. I love you pa, I will go there and meet you. *hendri