Ada sepasang participant setia yang anak-anaknya mulai bertumbuh besar; selain mereka sendiri berusaha berjalan dalam kebenaran dengan belajar banyak menyerap Firman Tuhan, mereka mengusahakan agar selain anak-anak bertumbuh secara rohani seperti mereka. Karena mereka nggak nyangka bahwa anak yang sudah “dipingit” bertahun-tahun dalam lingkungan keluarga rohani, sehat dan harmonis, dalam sekejap hitungan jam saja keluar bersama dengan temannya, ia jadi “manusia lain” yang membuat heran orang tuanya.
Jadi, orang tuanya beli VCD-VCD khotbah Maqdalene supaya anaknya pada nonton dan belajar cinta Tuhan dan tahu tujuan hidup. Tapi rupanya anak-anak lebih suka nonton yang lain atau ngantuk daripada nonton Firman, jadi mereka harus diberi pemicu untuk bisa bertahan sampai selesai. Maka orang tuanya ngasih pemicu, jika selesai nonton satu VCD diberi 10.000, tapi harus diringkas dengan baik. Entah karena ada pemicunya atau enggak, tapi buktinya sang anak menyelesaikan semua VCD yang harus diselesaikan, disertai dengan ringkasan yang apik.
Beberapa anak lain harus diberi pemicu untuk melakukan kehendak baik orang tuanya. Bahkan di tempat pekerjaan, uang komisi menjadi pemicu kerja keras seseorang. Di dunia persepakbolaan, suatu negara memberi pemicu mobil termahal bagi setiap pemain jika liga negaranya memenangkan kejuaraan dunia. Di Indonesia, kemarinnya waktu liga Indonesia melawan Korea, presiden SBY menjanjikan uang sebesar Rp. 100 juta rupiah kepada masing-masing pemain jika mereka memenangkan pertandingan. Pemicu memberikan semangat main.
Saya mengamati bahwa orang Kristen sukar berdoa dengan sungguh-sungguh juga jika tidak disertai “alat pemicu”. Rupanya, amat punya amat, pemicu doa tidak seindah pemicu-pemicu lain, pemicunya yaitu persoalan. Naseb, naseb! Kok begitu yah? Abis, setelah diamati, ternyata kebanyakan anak Tuhan berdoa dengan sungguh-sungguh, meraung raung, ditambah berpuasa, datang ke gereja 21 kali seminggu, konseling pendeta mana-mana, cari-cari KKR, cari konselor – hanya jika ada persoalan! Selebihnya itu, jika ia diberkati, dagangan lancar, hubungan suami isteri harmonis, tidak terlilit hutang, tidak ada teman yang mengkhianati, anak-anak tidak masuk penjara, nenek tidak tergelincir di kakus, uang ratusan juta nggak dilariin karyawan – jadinya doanya hambar, biasa-biasa sajah, malas-malasan, nggak pernah puasa, males ke komsel.
Itu sebabnya mengapa kita diberi kesempatan untuk menikmati persoalan? Karena Tuhan udah kangennnnn banget ama kita. Kalau nggak ada persoalan kok anak-Ku ini nggak inget-inget Aku, nggak membasahi kaki-Ku dengan airmata, nggak dateng cari wajah-Ku. Kok banyak banget alasan yang dipake, yang sibuk lah, nggak ada waktu lah, yang lagi banyak telepon lah, ….herannya kalau ada persoalan semua kesibukan sepertinya menguap, yang pertama harus dilakukan hanya cari Tuhan, karena Dia adalah jawaban semua permasalahanku. Heran khan? Kita jadi yakin betapa hebatnya pemicu satu ini!
Menjawab persoalan itu buat Tuhan semudah meniup angin, tapi buat kita kayak menahan angin. Jadi, kalau kita lamaaaa nggak ketemuan en kangen-kangenan ama Tuhan, mudah saja Dia meniup angin, lalu kita bingung-bingung nahan angin. Kalau kita udah dateng-dateng lagi nangis ama Tuhan minta anginnya dilalukan, ya udah,…gampang, tinggal tiup aza. Kok sampai meronta-ronta minta Tuhan melalukan semua persoalan, cari pertolongan sana sini, sebenernya mudah saja kok, Dia ingin kita deket selalu kepada-Nya.
Dalam persoalan, Tuhan juga ngecek hati kita.
1 Kita cari pertolongan manusia atau percaya total kepada-Nya
2 Kita menyalahkan-Nya atau mengoreksi diri
3 Kita semakin jauh dari Dia atau mendekat
4 Kita tetap percaya bahwa semua dalam pengawasan-Nya atau menyalahkan orang itu
Selain itu, Tuhan mau agar kita berbuah, dan jangan lupa, Ia mau agar buah kita TETAP. Artinya tidak rontok dalam segala keadaan. Bagaimana Ia tahu bahwa kita menghasilkan buah yang seperti itu? Pada saat kita diperhadapkan dengan persoalan. Persoalan akan menunjukkan kepada kita apakah buah kita tetap.
Saya diberkati dengan orang-orang yang berdatangan kepada saya jika dilanda persoalan; dan persoalannya emang nggak ringan punya: ada yang kanker stadium 3, tumor ganas udah menyebar ke ¼ bagian tubuh, kehilangan uang hasil kerja bertahun-tahun, darah merah dimakan darah putih dan masih banyak macamnya. Dari kesemua persoalan itu, saya melihat ada hikmah masing-masing bagi setiap penyandangnya. Tapi yang pasti Tuhan minta diandalkan dalam setiap perkara. Betul juga, mereka jadi lari ke Tuhan, jadi suka doa, jadi suka muji Tuhan, perkataan mulutnya jadi berubah menjadi kebaikan dan kemanisan serta pengampunan.
Mengamati tiap perkara, saya yang dipercaya jadi dokter rohani, menyelidiki bahwa sebenarnya satu-satunya jalan kepada kebebasan yaitu percaya total, hidup benar sesuai kehendak Tuhan, dan menyadari kebutuhan satu-satunya dalam hidupnya yaitu Tuhan, bukan uang, sebab buktinya uang tidak bisa membebaskan persoalannya.
Ini mungkin yang disebut sebagai alat pemicu. Tapi all in all, Tuhan selalu baik, Dia memperhatikan kita dan mengasihi kita dengan kasih yang belum kita pahami hanya kita yang sering lupa akan kasih-Nya, sehingga dengan beberapa alat pemicu seperti contoh di atas tadi, Dia cuman mau ambil perhatian dengan kasus-kasus yang buat kita shocking, tapi buat Dia mudah sekali diatasi, hanya kembali kepada kasih mula-mula.
Ada ayat-ayat penting yang merupakan penghiburan benar yang patut dibaca bagi mereka-mereka yang sedang menikmati pemicu doanya, mari….
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah;sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat;Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dandalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka.Pada masa kelaparan engkau dibebaskan-Nya dari maut,dan pada masa perang dari kuasa pedang.Dari cemeti lidah engkau terlindung, dan engkau tidak usah takut,bila kemusnahan datang.Kemusnahan dan kelaparan akan kautertawakan danbinatang liar tidak akan kautakuti.Karena antara engkau dan batu-batu di padang akan ada perjanjian,dan binatang liar akan berdamai dengan engkau.Engkau akan mengalami, bahwa kemahmu aman dan apabila engkaumemeriksa tempat kediamanmu, engkau tidak akan kehilangan apa-apa.Engkau akan mengalami, bahwa keturunanmu menjadi banyak dan bahwaanak cucumu seperti rumput di tanah.Dalam usia tinggi engkau akan turun ke dalam kubur,seperti berkas gandum dibawa masuk pada waktunya.Sesungguhnya, semuanya itu telah kami selidiki,memang demikianlah adanya; dengarkanlah dan camkanlah itu!"Ayub 5:17-27 (Magdalene Kawotjo)
Jadi, orang tuanya beli VCD-VCD khotbah Maqdalene supaya anaknya pada nonton dan belajar cinta Tuhan dan tahu tujuan hidup. Tapi rupanya anak-anak lebih suka nonton yang lain atau ngantuk daripada nonton Firman, jadi mereka harus diberi pemicu untuk bisa bertahan sampai selesai. Maka orang tuanya ngasih pemicu, jika selesai nonton satu VCD diberi 10.000, tapi harus diringkas dengan baik. Entah karena ada pemicunya atau enggak, tapi buktinya sang anak menyelesaikan semua VCD yang harus diselesaikan, disertai dengan ringkasan yang apik.
Beberapa anak lain harus diberi pemicu untuk melakukan kehendak baik orang tuanya. Bahkan di tempat pekerjaan, uang komisi menjadi pemicu kerja keras seseorang. Di dunia persepakbolaan, suatu negara memberi pemicu mobil termahal bagi setiap pemain jika liga negaranya memenangkan kejuaraan dunia. Di Indonesia, kemarinnya waktu liga Indonesia melawan Korea, presiden SBY menjanjikan uang sebesar Rp. 100 juta rupiah kepada masing-masing pemain jika mereka memenangkan pertandingan. Pemicu memberikan semangat main.
Saya mengamati bahwa orang Kristen sukar berdoa dengan sungguh-sungguh juga jika tidak disertai “alat pemicu”. Rupanya, amat punya amat, pemicu doa tidak seindah pemicu-pemicu lain, pemicunya yaitu persoalan. Naseb, naseb! Kok begitu yah? Abis, setelah diamati, ternyata kebanyakan anak Tuhan berdoa dengan sungguh-sungguh, meraung raung, ditambah berpuasa, datang ke gereja 21 kali seminggu, konseling pendeta mana-mana, cari-cari KKR, cari konselor – hanya jika ada persoalan! Selebihnya itu, jika ia diberkati, dagangan lancar, hubungan suami isteri harmonis, tidak terlilit hutang, tidak ada teman yang mengkhianati, anak-anak tidak masuk penjara, nenek tidak tergelincir di kakus, uang ratusan juta nggak dilariin karyawan – jadinya doanya hambar, biasa-biasa sajah, malas-malasan, nggak pernah puasa, males ke komsel.
Itu sebabnya mengapa kita diberi kesempatan untuk menikmati persoalan? Karena Tuhan udah kangennnnn banget ama kita. Kalau nggak ada persoalan kok anak-Ku ini nggak inget-inget Aku, nggak membasahi kaki-Ku dengan airmata, nggak dateng cari wajah-Ku. Kok banyak banget alasan yang dipake, yang sibuk lah, nggak ada waktu lah, yang lagi banyak telepon lah, ….herannya kalau ada persoalan semua kesibukan sepertinya menguap, yang pertama harus dilakukan hanya cari Tuhan, karena Dia adalah jawaban semua permasalahanku. Heran khan? Kita jadi yakin betapa hebatnya pemicu satu ini!
Menjawab persoalan itu buat Tuhan semudah meniup angin, tapi buat kita kayak menahan angin. Jadi, kalau kita lamaaaa nggak ketemuan en kangen-kangenan ama Tuhan, mudah saja Dia meniup angin, lalu kita bingung-bingung nahan angin. Kalau kita udah dateng-dateng lagi nangis ama Tuhan minta anginnya dilalukan, ya udah,…gampang, tinggal tiup aza. Kok sampai meronta-ronta minta Tuhan melalukan semua persoalan, cari pertolongan sana sini, sebenernya mudah saja kok, Dia ingin kita deket selalu kepada-Nya.
Dalam persoalan, Tuhan juga ngecek hati kita.
1 Kita cari pertolongan manusia atau percaya total kepada-Nya
2 Kita menyalahkan-Nya atau mengoreksi diri
3 Kita semakin jauh dari Dia atau mendekat
4 Kita tetap percaya bahwa semua dalam pengawasan-Nya atau menyalahkan orang itu
Selain itu, Tuhan mau agar kita berbuah, dan jangan lupa, Ia mau agar buah kita TETAP. Artinya tidak rontok dalam segala keadaan. Bagaimana Ia tahu bahwa kita menghasilkan buah yang seperti itu? Pada saat kita diperhadapkan dengan persoalan. Persoalan akan menunjukkan kepada kita apakah buah kita tetap.
Saya diberkati dengan orang-orang yang berdatangan kepada saya jika dilanda persoalan; dan persoalannya emang nggak ringan punya: ada yang kanker stadium 3, tumor ganas udah menyebar ke ¼ bagian tubuh, kehilangan uang hasil kerja bertahun-tahun, darah merah dimakan darah putih dan masih banyak macamnya. Dari kesemua persoalan itu, saya melihat ada hikmah masing-masing bagi setiap penyandangnya. Tapi yang pasti Tuhan minta diandalkan dalam setiap perkara. Betul juga, mereka jadi lari ke Tuhan, jadi suka doa, jadi suka muji Tuhan, perkataan mulutnya jadi berubah menjadi kebaikan dan kemanisan serta pengampunan.
Mengamati tiap perkara, saya yang dipercaya jadi dokter rohani, menyelidiki bahwa sebenarnya satu-satunya jalan kepada kebebasan yaitu percaya total, hidup benar sesuai kehendak Tuhan, dan menyadari kebutuhan satu-satunya dalam hidupnya yaitu Tuhan, bukan uang, sebab buktinya uang tidak bisa membebaskan persoalannya.
Ini mungkin yang disebut sebagai alat pemicu. Tapi all in all, Tuhan selalu baik, Dia memperhatikan kita dan mengasihi kita dengan kasih yang belum kita pahami hanya kita yang sering lupa akan kasih-Nya, sehingga dengan beberapa alat pemicu seperti contoh di atas tadi, Dia cuman mau ambil perhatian dengan kasus-kasus yang buat kita shocking, tapi buat Dia mudah sekali diatasi, hanya kembali kepada kasih mula-mula.
Ada ayat-ayat penting yang merupakan penghiburan benar yang patut dibaca bagi mereka-mereka yang sedang menikmati pemicu doanya, mari….
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah;sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat;Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula.Dari enam macam kesesakan engkau diluputkan-Nya dandalam tujuh macam engkau tidak kena malapetaka.Pada masa kelaparan engkau dibebaskan-Nya dari maut,dan pada masa perang dari kuasa pedang.Dari cemeti lidah engkau terlindung, dan engkau tidak usah takut,bila kemusnahan datang.Kemusnahan dan kelaparan akan kautertawakan danbinatang liar tidak akan kautakuti.Karena antara engkau dan batu-batu di padang akan ada perjanjian,dan binatang liar akan berdamai dengan engkau.Engkau akan mengalami, bahwa kemahmu aman dan apabila engkaumemeriksa tempat kediamanmu, engkau tidak akan kehilangan apa-apa.Engkau akan mengalami, bahwa keturunanmu menjadi banyak dan bahwaanak cucumu seperti rumput di tanah.Dalam usia tinggi engkau akan turun ke dalam kubur,seperti berkas gandum dibawa masuk pada waktunya.Sesungguhnya, semuanya itu telah kami selidiki,memang demikianlah adanya; dengarkanlah dan camkanlah itu!"Ayub 5:17-27 (Magdalene Kawotjo)