Rabu, 10 November 2010

DIMANA KAKEK SAYA?

Saya lahir di keluarga yang sederhana, selama 20 tahun lebih. Dan saat ini saya ingin membagikan kesaksian hidup saya.
Konon cerita dari orang tua saya, kakek (akong) saya adalah anak orang kaya raya yang pada saat itu bertempat tinggal di daerah Praban (daerah yang sampai saat ini daerah mayoritas penduduknya WNI keturunan) walaupun hanya sekedar anak angkat tetapi ia tetap menjadi orang yang terpandang pada jaman itu, semua penduduk disana memanggilnya laupan(tuan).
Sampai pada suatu hari akong saya dijodohkan oleh nenek saya dan mempunyai 3 orang anak yang salah satunya adalah orang tua saya. Kembali lagi menurut cerita, kakek saya adalah seorang penjudi, harta kekayaannya ia pakai untuk berjudi, hingga usia pernikahan kakek dan nenek saya tidak bertahan lama karena harta mereka habis hingga anak-anak mereka terlantar dan di asuh oleh saudara-saudara lain. Dari situ hidup orang tua saya dan kedua saudaranya sangat tidak menyenangkan karena bergantung hidup pada kerabat.
Singkat cerita sampai disini saya mendengarkan cerita masa lalu orang tua saya. Pada saat itu saya sungguh ingin menangis.
Kakek dan nenek saya mulai berpisah rumah, entah sejak orang tua saya umur baru berapa tahun. Yang saya tahu semenjak saya lahir adalah nenek saya yang sering mengunjungi rumah orang tua saya setiap hari minggu sepulangnya dari gereja.
Suatu hari disaat saya masih duduk di bangku SD ada seorang kakek tua yang mengunjungi rumah orang tua saya dengan naik sepeda ‘kebo’nya. Ia datang dengan pakaian yang rapi dengan bau aroma tubuhnya yang seperti cengkeh (ya kerena kakek saya berprofesi seorang tukang pijit dengan minyak cengkeh). Sekitar 3-4 bulan sekali ia datang menjenguk saya dan kakak saya, ia datang selalu ingin memijit cucu-cucunya. Katanya “apa ada pilek?, ato batuk?” ia adalah tukang pijit titik-titik saraf ia hafal betul dimana titik-titik organ tubuh yang menyebabkan orang sakit.
Saat ini saya berhenti mengetik sejenak, meghela nafas dan menghapus air di sudut mata.
Semakin lama tahun demi tahun kakek saya semakin jarang menjenguk kami (saya dan kakak, adik saya), pada saat itu kami belum terpikir mengapa tidak kami saja yang datang menjenguk akong, ternyata lambat laun kami tahu bahwa kakek saya tidak memiliki tempat tinggal sejak ia jatuh miskin. Dan ia adalah seorang tuna wisma dengan pekerjaan yang serabutan, entah satu hari makan berapa kali, ia dapat mandi dimana. Jujur saja tidak ada sedikitpun rasa benci di hati kami atas perbuatannya di masa lalu.
Pernah suatu kali setelah 1 tahun ia tidak datang menjenguk kami, ia datang dan menceritakan bahwa ia ‘kesasar’(tersesat) dan di beritahu orang dimana rumah orang tua saya, saat itu saya menjelaskan bahwa akong tidak kesasar tapi memang kami sudah pindah rumah. Letak rumah baru kami tidak jauh dari tempat tinggal lama kami maklum rumah keluarga kami masih kontrak. 3x kami pindah rumah ia masih ada barang sesekali menjenguk kami.
Kondisinya semakin hari semakin memburuk sepeda ‘kebo’ yang dulu yang dulu miliknya sendiri sudah di jual, dan ia menjenguk kami dengan sepeda pinjaman, tiap menjenguk pakaiannya makin lama makin kotor dan bau kali ini bau tidak sedap, tangannya yang biasa memijat kami tampak menebal menghitam, rambutnya beruban semua, jambang yang tidak pernah dicukur dan yang mengkhawatirkan adalah ia mulai pikun.
Sering kali orang tua saya memberi ia pakaian pria yang bisa ia pakai. Tapi tetap saja tiap ia datang dengan kondisi yang memprihatinkan. Ia sudah semakin mirip dengan gelandangan.sungguh sangat kasihan saya melihatnya. Ia tidak terlalu lama menjenguk kami karena sebelum sore tiba ia harus segera pamit dengan alasan kalau sore ia tidak dapat melihat jalan dengan jelas. Orang tua saya selalu memberi uang jajan untuk kakek saya.
Kedua orang tua saya yang paling tidak 2 bulan sekali menjenguk kakek saya. Tahu dimana? Di pinggir sungai daerah praban. Mungkin tampaknya orang tua saya mgabaikan orang tuanya sendiri, mengapa tidak di ajak untuk tinggal bersama di rumah?. Tapi ternyata semakin dewasa saya makin tahu. Sejak kakek saya jatuh miskin ia tidak pernah tinggal jauh dari lokasi rumah tempat ia tinggal dahulu mungkin banyak tersisa kenangan bagi dia di daerah praban, bahkan dengan kondisinya yang sangat memprihatinkan warga daerah praban tetap memanggil ia laupan(tuan).
Setiap orang tua saya meliwati sungai di dekat praban, mereka selalu menjenguk, memberi uang dan melihat kondisi kakek saya. Karena kondisinya semakin hari semakin memburuk terkadang ia sakit-sakitan, orang tua saya menitipkan no telepon dan alamat rumah orang tua saya kepada penduduk sekitar yang masih peduli dengan kakek saya, dengan harapan jika sesuatu terjadi pada kakek saya warga dapat menghubungi orang tua saya.
Saya tidak ingat kapan terakhir kakek saya menjenguk saya. Hingga suatu hari orang tua saya memberikan kabar bahwa RT praban datang kerumah dan memberi tahu bahwa mereka sudah tidak melihat kakek saya berkliaran di daerah praban sekitar 6 bulan terakhir. Di sisi lain keluarga saya sangat bersyukur masih ada orang yang perduli dengan orang yang sebenarnya sudah terbuang dan tidak layak lagi. Tapi disisi lain keluarga saya shock dan binggung harus mencari kemana. Karena info terakhir yang diterima oleh RT dan warga setempat adalah ada seseorang yang mengajak kakek saya pergi ke Cilacap. Dengan siapa? Itu yang ada di benak keluarga saya.
Keesokan harinya masalah ini menjadi topik keluarga saya. Orang tua saya langsung bertindak cepat dengan memperbesar foto kakek saya dan di berikan kepada RT praban agar dapat membantu kelancaran pencarian. Action kedua adalah mengunjungi tempat penampungan gelandangan dan orang gila yang terjaring razia polisi letaknya di daerah keputih. Kedua orang tua saya datang dan berniat untuk bertanya pada penjaga setempat, tapi sayangnya pada saat itu penjaga lembaga penampungan tersebut sedang menjalankan sholat jumat, akhirnya orang tua saya masuk sendiri dan di sana didapati banyak sel-sel seperti di penjara. Ada puluhan orang disana dengan sorot mata yang liar dan mengerikan. Orang tua saya memanggil-mangil nama “akiiiing....akiiiing...” tapi tidak didapati jawaban disana. Tampaknya memang benar-benar tidak ada disana.
Action ketiga adalah mendatangi rumah sakit di surabaya dan menanyakan apa ada pasien meninggal yang bernama aking. Tentu saja sulit di dapati karena terlalu lama jarak kakek saya hilang dengan proses pencarian. Disaat orang tua saya tengah sibuk berusaha saya hanya bisa berdoa dan menangis apalagi membayangkan orang tua saya yang menangis kehilangan orang tuanya.
Keluarga kami mulai menelusuri saudara-saudara tiri kakek saya, disaat kami menemukan titik terang, justru kami di beri harapan oleh seseorang yang menelpon kami yang mengaku kakak dari kakek saya. Puji Tuhan keluarga saya berseru. Ia berjanji akan membantu mencari informasi keberadaan kakek saya. Karena ia mengatakan “memang ada saudara yang tinggal di cilacap”. Tapi siapa yang mengajak kakek saya pergi kesana?ia pergi sendiri?atau ditemani seseorang? Tidak ada jawaban sama sekali untuk pertanyaan kami ini.
Soso(panggilan tante/kakak kakek saya) kami menjelaskan pula bahwa keluarga saya harus terima kabar terburuk sekalipun. Beberapa hari kemudian soso berngkat ke cilacap yang kebetulan ada urusan lain disana.
Minggu demi minggu tidak ada kabar dari soso, namun sesekali saat kami menghubunginya ia mngutarakan bahwa kami lebih baik tanya pada saudara lain dari kakak saya. Ia memberikan alamat rumah yang lokasinya di pinggir jalan menuju perak. Tampaknya memang rumah orang kaya. Walaupun bangunannya sedikit kuno ala orang tionghoa.
Kami sekeluarga naik 2 sepeda motor, kedua orang tua saya, kakak dan adik saya tepat jam 12 siang saat matahari berada di atas kepala kami tiba di rumah saudara kakek saya yang notabene tidak mengenal keluarga saya, orang tua saya hanya menyebutkan “saya anaknya aking”. Keluarga yang saat itu sedang kami temui tampak sedang terburu-buru masuk kedalam mobil dan sama sekali tidak menghiraukan keberadaan keluarga saya. Mereka hanya menjawab sambil berlalu begitu saja tanpa melihat wajah kami. “datang aja kerumah soso yeti”. Kami di imbal-imbal seperti bola. Menurut pemikiran orang tua saya keluarga tersebut mengetahui namun mereka tidak mau mengatakan apa-apa. Keluarga saya pun langsung tancap gas dan pergi kerumah soso yeti, rumahnya daerah kenjeran, setibanya disana tidak ada yang membukakan pintu entah kosong tapi keluarga saya merasa ada orang di dalam sana. Dengan usaha yang sia-sia kami pun melanjutkan perjalanan ke RT praban.
Kepala RT yang sudah lebih dari setengah abad menerima keluarga saya dengan sukacita, kami seperti dianggap keluarga sendiri kebetulan hari itu sedang perayaan imlek. Orang tua saya mulai menanyakan apa ada kabar terbaru dari aking atau tidak. Disana saya, kakak dan adik saya hanya diam mendengarkan orang tua saya dengan ketua RT tersebut menceritakan banyak hal yang tidak pernah saya dengar dari orang tua saya.
Kakek saya adalah seorang juara pelari, pelukis jalanan, pemain alat musik (gitar dan harmonika) yang pandai dan seorang yang dapat menguasai ilmu bela diri. Dan darah itu semua mengalir pada ketiga cucu-cucunya, saya dan adik saya berkali-kali menjuarai lomba lari, dan gambar kami selalu mendapat pujian, dan saat SMA kakak saya menyukai ekstrakulikuler beladiri.
Orang tua saya juga bercerita, suatu waktu pernah ada orang yang menghubungi orang tua saya dengan tergopoh-gopoh dan menyuruh orang tua saya untuk segera datang menjenguk kakek saya yang dalam kondisi tidur dan di hinggapai banyak lalat, dalam perjalanan orang tua saya mengira kakek saya meninggal. Setibanya disana orang tua saya mendapati kakek saya tidur dengan maaf kotoran manusia disekelilingnya, mungkin saat itu kakek saya sedang sakit dan diare sehingga ia dalam kondisi tidak dapat bangun dan BAB di tempat ia tidur. Orang tua saya dengan segera membersihkannya.
Mendengar cerita itu hati saya seperti di iris-iris menahan air mata dan luapan emosi, orang tua saya hanya menangis menceritakan keadaan orang tuanya.
Suami istri yang menjabat sebagai ketua RT tersebut menceritakan dan menunjukan dimana biasanya kakek saya duduk dan berkliaran di jalan.
Kejadian tersebut sekitar tahun 2008, saya hampir lupa dengan runtutan ceritanya. Tapi inti dari semua itu adalah keluarga saya merasa menyesal yang begitu dalam telah membiarkan kejadian seperti ini terjadi, sekalipun kami tahu segala sesautu yang terjadi dalm hidup kami itu semua atas campur tangan Tuhan Yesus.
Sampai saat ini tiap kali mama saya bercerita tentang kakek saya beliau selalu menangis, tiap kali menyaksikan sinetron yang kisahnya sosok seorang ayah yang hilang ia selalu menangis. Saya ingat sekali kata-kata mama sewaktu ia menangis “kalau memang akong meninggal tolong beri tahu ya Tuhan dimana jasadnya” . tak henti-hentinya saya berdoa agar Tuhan mempertemukan kakek saya yang hilang. Pernah juga terlintas di pikiran saya untuk melapor pada stasiun televisi tentang orang hilang, tapi saya rasa kakek sudah terlalu lama menghilang, kecil kemungkinannya untuk di temukan. Hanya Tuhan yang tahu dimana kakek berada.
Bahkan tiap kali saya bepergian dan melihat seorang kakek di pinggir jalan, terlintas di pikiran saya “apa ada akong di antara mereka????”
Sampai detik ini saya baru berani menceritakan kesaksian saya, agar pergumulan saya dapat saya ungkapkan dengan tulisan dan dapat menjadi pelajaran bagi kita semua. *VIENCHE

Jumat, 05 November 2010

MASUKI 2011

Ada satu perasaan yang sangat menggelisahkan ketika saya menuliskan pesan yang saya dapatkan untuk memasuki tahun 2011, beberapa hal yang saya peroleh untuk kita memasuki tahun 2011 sebagai berikut:

MASUKI TANAH PERALIHAN
Sama seperti bangsa Israel yang barus saja keluar dari Mesir dan menuju tanah Perjanjian, mereka harus melalui tanah peralihan yaitu padang gurun. Dipadang gurun terdapat banyak hal yang akan terjadi, diantaranya: Mujizat akan dinyatakan luar biasa, manna dari surge turun, burung puyuh berdatangan, air keluar dari batu karang, laut terbelah, dan sebagainya. Tetapi ditengah-tengah semua peristiwa tersebut ada omelan, keluhan, protes kepada Tuhan akan keadaan yang mereka sedang lalui. Bahkan ketakukan demi ketakutan terus dilalui walaupun akhirnya kemenangan diperoleh. Tetapi ketika kita memasuki tanah peralihan ini, berjaga-jagalah sebab banyak orang yang mati ditengah2nya, karena mereka tidak siap akan proses yang Tuhan sedang kerjakan.

URAPAN PEMIMPIN
Sama seperti Musa membawa keluar bangsanya dari Mesir, demikian pula bagi para pemimpin akan mengalami pengurapan yang luar biasa. Musa hanya memiliki tongat ditangannya, dn itulah yang dipakai oleh Tuhan untuk mengadakan tanda ajaib. Untuk para pemimpin yang sudah dipilih Tuhan, tahun depan merupakan tahun kita, yang Tuhan mau ialah menyerahkan apa yang kita punya agar Tuhan memakainya luar biasa, tetapi ingat, di tanah peralihan ini, Musa gagal untuk masuk tanah perjanjian karena kesombongannya dihadapan bangsa Israel. Musa melanggar kekudusan Tuhan, itulah yang membuatnya gagal untuk masuk ke garis akhir dalam hidupnya. Urapan memang luar biasa, namun resiko atas kegagalan kita untuk mengendalikan urapan tersebut juga besar.

KESUAMAN & KEBUTAAN AKAN VISI
Keadaan kedepan bukan bertambah baik, namun kita sedang memasuki area berbahaya, tanpa tembok, tanpa perlindungan, kita bertenda di area terbuka yang sewaktu-waktu dapat mengalami serangan dari segala penjuru arah mata angin. Tetapi Tuhan berjanji akan menjadi tembok berapi bagi kita. Pada tahun 2011, akan terjadi banyak kesuaman akan Tuhan, kekecewaan hebat akan janji Tuhan yang masih saja belum terjadi, doa-doa yang belum terjawab akan membuat beberapa anak Tuhan mulai hambar. Semakin mereka hamba, semakin visi dari Tuhan tidak dinyatakan. Sama seperti imam Eli yang sudah mengalami kesulitan penglihatan, demikian pula yang akan terjadi pada diri umat Tuhan ditengah padang gurun.

BERSIAP UNTUK MEMASUKINYA
Dari kesemua hal diatas, yang Tuhan mau ialah ikuti kemana Tabut Tuhan/ hadirat Tuhan itu bergerak, jangan bergerak jika Dia diam, dan berjalanlah ketika Dia mulai bergerak. Keintiman akan menjadi hal paling penting dalam kehidupan kita, da itu yang akan membuat kita mencapai garis akhir, jangan kecewa, jangan putus asa, dan jangan membenci Tuhan karena apa yang kita inginkan belum tercapai, sebab waktunya sudah sangat singkat. *Hendri

Senin, 18 Oktober 2010

MOTIVASI & KUALITAS

Banyak agama di dunia ini yang mengajarkan tentang banyak hal dan nilai dalam kehidupan manusia untuk dikerjakan, namun hanya kekristenan yang mengajarkan sebuah kualitas kehidupan yang benar-benar merepresentasikan kehidupan Allah yang sebenarnya. Namun kenyataannya, banyak orang kristen sendiri yang mengabaikan beberapa hal penting dalam kehidupan yang seharusnya kita perhatikan dengan seksama dan serius. Maka dari itu sangat wajar apabila rasul Paulus pernah mengatakan dalam salah satu suratnya: “karena itu perhatikanlah bagaimana kamu hidup...”, ini mengandung makna yang sangat dalam di kehidupan kita. Dan memang sebenarnya, ketika kita hidup pada dunia saat ini, kita cenderung terpacu untuk mengikuti gaya hidup dunia yang serba cepat, instan, dan terpacu oleh waktu, namun secara tidak sadar kita lupa untuk memperhatikan bagaimana cara kita hidup atau dengan apa kita mengisi kehidupan kita. Rutinitas yang terlalu padat, kesibukan yang berjam-jam yang membuat kita melupakan segalanya termasuk rumah, keluarga, apalagi Tuhan. Saya mengajak kita untuk memperhatikan beberapa hal penting berikut dan saya merindukan ini menjadi sebuah koreksi yang mendalam agar kita benar-benar memperhatikan bagaimana cara kita hidup dan dengan apa kita mengisi kehidupan kita.

MOTIVASI
Dalam dunia pelayanan sering kali kita mempermasalahkan satu kata ini yaitu MOTIVASI. Ketika ada calon-calon pelayan Tuhan atau hamba Tuhan yang akan melayani Tuhan atau menyerahkan kehidupan mereka secara full untuk Tuhan, pertanyaan pertama dan selalu diulang-ulang yang diajukan oleh penguji kepada mereka ialah: “Apakah Motivasi anda mengambil keputusan ini?”. Motivasi sangatlah penting, sebab jika kita melakukan segala sesuatu tanpa adanya sebuah motivasi, maka tidak ubahnya kita menjadi sebuah robot yang dipekerjakan sedemikian rutin tanpa mengerti tujuan dan panggilan hidup.

Saya sangat tersentuh dengan sebuah pernyataan seseorang tentang motivasi, dia mengatakan bahwa apa saya yang dikerjakan baik itu hal besar atau hal kecil, selalu ada dua pertanyaan yang muncul dalam benaknya yaitu: WHAT dan WHO? Apa yang akan dilakukan dan untuk siapa itu dilakukan. Ketika hal kecil sekalipun yang akan dikerjakannya, jika itu tidak memberi impact/ dampak dan menjadi berkat bagi orang lain, maka dia tidak segan-segan untuk membatalkannya. Sebab segala sesuatu yang dikerjakannya hanya untuk menghasilkan buah bagi kemuliaan Tuhan. Pertanyaan yang sama untuk kita, setiap kita mengerjakan sesuatu dalam kehidupan, pernahkah kita bertanya pada diri kita, apa yang akan kita lakukan? Dan untuk siapa kita lakukan? Atau lebih sempit lagi saya memberi pertanyaan kepada anda, pernahkah kita berpikir sebelum mengucapkan sebuah perkataan? Mungkin kita sering lolos dalam hal yang satu ini yaitu perkataan yang sia-sia.

KUALITAS
Yesus merupakan teladan yang luar biasa bagi kita untuk sebuah kehidupan yang berkualitas, hanya dalam usiaNya sekitar 33,5 tahun di bumi, Dia berhasil mengubah wajah dunia dengan apa yang dilakukanNya dalam kehidupanNya. Ketika saya mengenal Dia dan membaca kisah dan setiap perkataanNya, tidak sedikitpun saya menemukan sebuah perkataan yang sia-sia yang itu keluar dari mulutNya, semuanya memiliki makna, berdampak dan berkualitas bagi umat manusia.

Semakin dunia berputar secara cepat dari waktu ke waktu, kita melupakan satu hal terpenting dalam kehidupan kita yaitu kualitas hidup. Kualitas hidup dihasilkan bukan dari apa yang kita kerjakan sebab itu hanyalah sebuah hasil atau pencapaian, tetapi kualitas kehidupan akan muncul melalui apa yang kita masukkan dalam kehidupan kita. Kalau kita memasukkan perkataan sia-sia dalam kehidupan kita, maka output nya ialah perkataan yang LEBIH sia-sia. Jika kita memasukkan pikiran kotor dan sampah dalam kehidupan kita, maka outputnya adalah pikiran yang LEBIH kotor dan sampah dalam kehidupan kita. Pernahkah kita diam sejenak dan mulai menata kehidupan yang berkualitas, sehingga ketika orang bertemu, berbicara dan mengenal kita lebih dalam lagi, mereka mulai lupa dengan pribadi kita sebab mereka melihat Kristus dalam kehidupan kita.

Miliki dua hal diatas, dan jadilah sebuah pribadi yang memiliki arti dan makna dalam kehidupan kita serta memancarkan kehidupan Kristus yang penuh dnegan kualitas. Selamat menghidupi.

OLEH:
HENDRI SETIAWAN
Seorang pelayan Tuhan di Youth Allah adalah Kasih Creative Church

BERJALAN MENUJU SALIB (18 Oktober 2010, 08.10 pm)

Suatu sore aku melihat banyak keramaian disepanjang jalan menuju Bukit Golgota, ada satu hal yang membuatku tertarik ketika melihat orang-orang tersebut, golongan pertama berteriak untuk menyalibkan seseorang dan golongan kedua adalah orang yang berteriak dan menangis untuk melepaskannya. Aku bertanya dalam hati, siapa orang yang dimaksud?
Perlahan aku mendekati kerumunan orang yang ada dipinggir jalan tersebut....ya Tuhan....apa yang aku lihat? Orang yang pernah membebaskanku dari belenggu dosa, sakit penyakit, dan kemalangan, apa yang terjadi padaNya?

Aku mencoba terus untuk bisa mendekatinya dan bertanya kepadaNya, apa yang sedang terjadi? Aku melihat sendiri, ada seorang ibu yang menangisiNya karena merasa sayang kepadaNya, namun Dia menjawab tangisan ibu tersebut dengan berkata,”tangisi dirimu sendiri”, semakin penasaran aku mencoba terus mendekatiNya.

“Tuan, apa yang terjadi? Bukankah Tuan yang menyembuhkan dan melepaskan aku? Bahkan Tuan yang mengampuni dosaku? Lepaskan diri Tuan dari semuanya ini, kirimkan malaikatMu untuk menolong Engkau...”, kataku kepadaNya. Namun, Dia hanya tersenyum kepadaku sambil berkata,”suatu hari kamu akan mengetahuinya”. Sambil berpikir aku mencoba terus untuk mendekatinya.

Terasa sesak dalam hatiku ketika melihat Dia jatuh untuk ketiga kalinya dalam memikul kayu salib yang besar dan kasar....aku terus bertanya dalam hati apa maksudnya?
Hari semakin siang, perjalanan mulai sampai di bukit yang ditentukan...hatiku tak tahan karena penasaran dan berteriak kepadaNya,” mengapa Engkau mau melangkah menuju bukit itu? Apakah Engkau tidak sayang kepada kami? Mengapa engkau meninggalkan kami?”...Dan Dia menoleh kepadaku sambil tersenyum dan berkata,”karena Aku sangat mengasihimu Hendri, maka Aku harus berjalan menuju tempatKu yang sudah tersedia yaitu salib”.

“tetapi.....mengapa Tuan? Mengapa harus Tuan? Apakah Tuan tidak ingin tinggal bersama aku?”, pintaku sambil menangis dan berlutut....”Aku akan selamanya tinggal bersamamu setelah semuanya ini selesai, sebab apa yang Aku lakukan ialah membersihkan tempat tinggal dalam hatimu untuk Aku bisa tinggal lebih lama”, jawabNya sambil merintih kesakitan.
Dia membaringkan tubuhNya yang penuh luka dan cabikan diatas balok kayu yang kasar...darahNya terus mengalir tanpa henti....sambil menatapku Dia berkata satu hal,” Hendri, ingatlah bahwa ini merupakan bukti cintaKu kepadamu, Engkau akan mengingatnya seumur hidupmu, dan Aku akan menyambut engkau kalau suatu hari engkau pulang”. Aku terus menangis sambil bertanya dalam hati,”Dimana Tuhan penyelamat? Mengapa tidak mengirimkan malaikatNya untuk menyelamatkan Tuanku?”

Disekitar bukit tersebut terdapat setangkai bunga putih yang bersih, aku memetiknya seiring dengan diberdirikannya salibNya...aku membawanya mendekat kepadaNya sambil berkata,”Tuan, aku tidak punya apapun untuk berterimakasih kepadaMu, kecuali bunga ini”...sambil aku tunjukkan kepadaNya...tiba-tiba setetes demi setetes darahNya membasahi bunga yang tadinya putih sekarang menjadi merah menyala karena darahNya...untuk terakhir kalinya Dia berkata kepadaku,” bunga yang engkau bawa merupakan bukti cintamu kepadaKu, tetapi darahKu yang menetes merupakan bukti cintaKu terbesar untukmu...Aku melakukan semuanya ini karena sangat mengasihimu Hendri...jangan menangis sebab Aku harus melakukannya...”. “Tuan....jangan pergi....”,pintaku sebab aku melihat Dia mulai kesulitan untuk bernapas.

Dan untuk terakhir kalinya aku bertanya kepadaNya,”seberapa besar cintaMu untuk ku?”....dengan menarik napas yang sudah tak tertahankan, Dia berkata,”seluas Aku merentangkan tanganKu di salib ini, demikianlah besarnya cintaKu kepadamu....semua sudah selesai”. Dan aku melihat Dia sudah tak bernyawa....itulah kata terakhirnya untukku...memang Dia harus berjalan menuju salib untuk membuktikan cintaNya kepadaku...bagaimana dengan kita? *HENDRI

IKUTI DOA INI UNTUK MENERIMA YESUS SEBAGAI JURU SELAMATMU:
“TUHAN YESUS, AMPUNI AKU SELAMA INI AKU SERING MENGELUH AKAN KEADAANKU, BAHKAN AKU MALU MENGAKUI ENGKAU SEBAGAI TUHAN DAN JURU SELAMATKU, AKU TAHU AKU TIDAK LAYAK BAGI-MU, BAHKAN AKU MERASA SANGAT KOTOR DIHADAPAN-MU, TETAPI KASIHMU TELAH MEMBUKTIKAN KEPADAKU BAHWA ENGKAU YANG LEBIH DAHULU MENGASIHI AKU BAHKAN SEBELUM AKU MENGENAL ENGKAU, SEKARANG AKU MAU ENGKAU MASUK KEDALAM HATIKU DAN BERTAHTALAH DALAM HIDUPKU, SEBAB SALIB-MU TELAH MEMBUKTIKAN CINTA-MU KEPADAKU, TERIMAKASIH UNTUK SEMUA YANG TELAH ENGKAU LAKUKAN KEPADAKU....AKU MENGASIHIMU TUHAN YESUS”

Rabu, 13 Oktober 2010

MY DAD LIKE GOD

Kadang saya merenung dan memikirkan perjalan kehidupan saya dari titik nol sampai sekarang, rasanya mustahil saya bisa memperoleh kehidupan pada level ini. Saya tahu ini semua hanyalah anugerah yang Tuhan beri buat saya. Dan orang-orang terbaik yang menjadi batu bangunan bagi rumah kehidupan saya.
Dalam kesempatan ini saya rindu membagikan sesuatu yang telah Tuhan ajarkan melalui papa saya:

1. Dulu saya adalah orang yang minder karena keluarga saya pas-pasan, saya juga minder karena papa saya hanya bekerja sebagai seorang tukang mas dan keliling telu asin. Ketika saya berangkat sekolah saya sangat malu apabila papa saya membawa sekeranjang telu asin, yang saya lakukan ialah meminta kepada papa saya untuk menurunkan saya jauh drai gerbang sekolah karena malu. Tapi sekarang papa sudah dibabtis dan terima Yesus bahkan dia telah membuktikan bahwa dia adalah seorang pria yang bertanggung jawab dan cinta keluarga sampai pada hari meninggalnya. Ketika saya melihat beberapa papa dari teman saya yang kaya raya, sekarang keluarganya hancur hanya karena papa mereka punya istri lebih dari satu dan tidak bertanggung jawab kepada keluarganya.

2. Papa saya juga pernah mengajarkan kepada saya bagaimana hidup yang kreatif, ketika saya masih kecil, saya menggunakan pensil kayu. Sedangkan teman-teman saya yang lain menggunakan pensil kinetic, yang saya lakukan ialah membawa pensil kayu saya yang sudak pendek kepada papa saya dan memintanya untuk membelikan pensil kinetic sama seperti teman saya yang kaya lainnya, tapi apa yang terjadi? Papa mengambi pensil yang pendek tersebut, dan mengambil sebuah spidol yang telah habis. Spidol yang habis tersebut dipotong ujungnya dan pensil yang pendek tersebut dimasukkan spidol yang telah dipotong. Dan jadi panjang kembali.

3. Waktu saya luka karena sakit, saya mencoba untuk menyembunyikan dari papa saya dengan harapan agar tidak diobati. Namun suatu ketika saya lupa untuk menutupinya, yang terjadi adalah papa saya sengaja memeluk saya dan menyentuhkan tangannya kepada luka saya dan….aaarrggghhh saya kesakitan. Dan dia berkata,”kamu pikir bisa nutupi lukamu dari papa? Ayo papa obtain sekarang”. Saya belajar demikian pula dengan Tuhan, ketika kita mengalami kepahitan hati dan tidak kita bereskan dihadapanNya, Dia akan dengan ‘sengaja’ mempertemukan dengan orang yang kita benci sampai kita benar-benar sembuh dari kepahitan.

4. Setelah dibabtis, papa lepas dari okultisme dan kebiasaan merokoknya. Namun suatu ketika pada saat saya di Madiun, saya memergokinya merokok kembali. Pada waktu itu dia membelikan saya cap cai untuk makan malam. Waktu melihat dia merokok hati saya hancur dan kecewa, saya langsung pulang kerumah dan menangis dikamar. Ketika papa datang, dia masuk ke kamar dan memeluk saya dan berkata,” Sori ya papa merokok…jangan bilang mama…nanti susah”. Saya tambah nangis, karena papa saya mengatakan maaf kepada saya. Itu moment yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya yaitu kerendahan hatinya.

5. Suatu ketika saya ada di Madiun, saya ditelpon teman saya untuk diajak keluar malam. Hari itu memang saya keluar rumah seharian dan tanpa istirahat, mendengar percakapan itu papa saya berkata agar saya tidak keluar untuk istirahat saja. Tapi saya membantah bahkan didepan telpon dengan teman saya. Akhirnya dia marah dan menghampiri saya mau memukul sambil nangis dan berkata,”kowe gak ngerti nek papa kuwi sayang karo kowe” (kamu nggak tau kalau papa itu sayang sama kamu). Saya masuk kamar dan nangis kembali, betapa saya tidak sopan kepada papa didepan teman saya. Saya ini pemberontak.

Kesimpulan dari 5 cerita utama saya tentang papa ialah, Tuhan sama seperti dia dan Tuhan menunjukkan pribadiNya melalui dia. Saya bersyukur kalau papa saya tidak kaya, saya bersyukur kalau papa saya punya jabatan tinggi, namun saya bersyukur punya papa yang bertanggung jawab, dna mengajarkan kreatifitas, dan pribadi yang penuh perhatian sekalipun kelihatannya kaku. But that’s like God. Sayangi orang tua kita, sebab kita akan sangat merasa kehilangan ketika dia telah tiada. I love you pa, I will go there and meet you. *hendri

Senin, 13 September 2010

FATHERHOOD


Browse Notes
Friends' Notes (0)
Pages' Notes (0)
My Notes (0)
My Drafts (0)
Notes About Me (0)
Subscribe
My Notes
Edit import settings
Edit
FATHERHOOD
by Hendri Setiawan on Tuesday, September 14, 2010 at 1:41pm
Ini adalah zaman Bapa dan Anak, dimana Tuhan sedang mengerjakan sebuah penggenapan dalam kitab Maleakhi dimana bapa-bapa akan berbalik kepada anak-anaknya dan anak-anak akan berbalik kepada bapanya. Tuhan akan emmbangkitkan bapa-bapa rohani ditengah-tengah kita, bukan melalui metode atau program gereja namun melalui hati yang rindu membapa’i generasi. Ada sebuah ungkapan mengatakan: kita bisa memilih teman, sahabat atau pacar, tetapi kita tidak bisa memilih siapa bapa kita sebab itu merupakan sebuah anugerah dan bukan pilihan.
Ada beberapa hal yang dimiliki oleh bapa:

IDENTITAS
Ada pepatah mengatakan : buah tidak jatuh jauh dari pohon nya dan like father like son, ungkapan tersebut ada benarnya sebab seorang anak akan membawa/ meneruskan gen dari sang ayah, bahkan di china sangat kental dengan marga. Marga merupakan nama dari ayah yang merupakan sebuah kebanggaan. Pertanyaannya sekarang, siapa bapamu? Dan siapa Bapamu? Bapamu di bumi secara genetik, bapamu secara rohani dan siapa Bapamu di Sorga? Jangan pernah minder sebab kita punya bapa yang luar biasa, bapa kita di dunia merupakan bapa terbaik, bapa-bapa rohani yang ada di gereja kita juga orang yang terbaik dan dipilih Tuhan, tetapi Bapa di Sorga tiada duanya, Dia melebihi bapa di dunia.

VISION & PURPOSE
Berapa banyak kita sering menerima nasehat dari bapa kita di dunia? Salah satu fungsi bapa ialah memberi direction, pengarahan, nasehat atau dengan bahasa lainnya memberikan visi dan tujuan hidup (purpose). Tujuan itu bisa ditunjukkan oleh bapa kita karena mereka pernah mengalami dan menjalani kehidupan dan bapa kita juga bisa menunjukkan mana yang benar dan mana yang salah.
Demikian pula bapa kita di Sorga, Dia memberikan visi tahun demi tahun, bulan demi bulan, hari demi hari, melalui firmanNya. Asal kita melekat erat kepadaNya, maka Dia akan mudah berbicara kepada kita untuk memberikan visi dan tujuan hidup.

WARISAN
Ikatan perjanjian paling kuat ialah bapa kepada anaknya. Dalam Lukas 15 menceritakan bagaimana seorang bapa yang baik tetap memberikan warisan kepada anak bungsunya sekalipun kurang ajar, ini
merupakan sebuah pembuktian bahwa bapa punya kuasa untuk mewariskan sesuatu kepada anaknya.
Dalam kerohanianpun, saya sebagai Youth leader rindu banyak orang yang meneruskan apa yang saya peroleh dari Tuhan, namun mereka juga mengembangkannya. Banyak bapa rohani yang ingin mewariskan sesuatu namun banyak kali anak-anak rohani tidak siap karena tidak berani bayar harganya. Ini waktunya kita berani habis-habisan untuk membawa tongkat estafet kebangunan rohani di Indonesia.

BERKAT
Salah satu fungsi bapa ialah provider (penyedia, pemenuh kebutuhan), bapa yang baik adalah bapa yang memberi dan memelihara. Istilah Tuhan sebagai Bapa lahir ketika Dia mencipta segala sesuatu termasuk manusia. Bapa kita di Sorga ialah Bapa yang baik dan menyediakan segala sesuatunya bagi kita, demikian pula seharuskan kita sebagai pemimpin juga menyediakan kebuthan anak rohani kita dan menjadi jawaban bagi mereka. Amin (YOUTODAY)

SPARKLING, MELALUI BERBUAH BANYAK

Saya sangat percaya sampai hari ini Tuhan berbicara kepada umatNya dengan berbagai cara. Seminggu lalu saat saya menuliskan pesan ini, Tuhan berbicara dengan sangat jelas tentang apa yang akan terjadi dan apa yang harus kita lakukan untuk beberapa bulan dan tahun mendatang. Ada beberapa point penting yang Tuhan sampaikan kepada saya tentang kaum muda hari-hari ini khususnya bagi jemaat youth Allah adalah Kasih Creative Church.

MEMPELAI PRIA SEGERA DATANG!
Satu pesan yang tiba-tiba spontan tanpa saya persiapkan saya lontarkan ketika saya melayani ibadah remaja Allah adalah Kasih pada hari Jumat, 27 Agustus 2010 yang lalu,” Ini saatnya mempelai wanita pergi ke salon”. Seperti kita telah ketahui bersama, Tuhan Yesus akan dan pasti datang segera, dan kita sebagai gerejaNya dan emmpelai perempuanNya, kita dituntut untuk segera melakukan dua hal utama: Menyelesaikan kehendak Tuhan dan bertobat setiap hari dari segala dosa dan pelanggaran kita. Saya percaya ini pesan yang kuat dari Tuhan ketika saya terus memikirkannya. Ini bukan saatnya kita bersantai-santai dengan kehidupan kita, atau kita terus menerus bermain-main dengan dosa, ini waktunya kita menyiapkan diri masing-masing untuk menyambut Dia datang kembali.

KUMPULKAN GANDUM SEBANYAK-BANYAKNYA
Pada hari sabtu pagi, 28 Agustus 2010, pada saat saya sedang mengendarai mobil menuju ke kantor, tiba-tiba Tuhan memberikan rhema dan sebuah gambaran tentang apa yang dilakukan oleh Yusuf ketika dia menjadi orang kedua/ tangan kanan Firaun di Mesir. Sebelum 7 tahun masa kekeringan yang akan datang, Yusuf mempersiapkan seluruh bangsa Mesir untuk bekerja keras, menabur, menanam, menuai dan menyimpan gandum, dan bahan makanan lainnya dilumbung-lumbung yang telah dibangun disetiap daerah di seluruh Mesir.
Dalam roh, saya langsung tahu apa maksud Tuhan, Dia menginginkan kita semua berlomba dan segera mengumpulkan gandum pada lumbung Tuhan. Gandum berbicara tentang jiwa-jiwa dan lumbung berbicara kerajaan Sorga. Ini waktunya kita berani memberitakan Injil kepada segala bangsa sebelum kesudahan segala sesuatu itu datang, saya mengajak kita semua untuk selalu menceritakan Kristus dan mengajak setiap orang yang kita temui untuk datang beribadah dan dimuridkan menjadi warga kerajaan Sorga.

KESEMPATAN UNTUK BERBUAH
Pesan Tuhan yang kedua diatas (Kumpulkan Gandum...) tersebut, berbicara kuat sekali dalam roh saya sepanjang hari sabtu itu, sampai tiba waktunya di sore hari kita dilayani oleh team pujian penyembahan Sound
of Praise, karena hari itu merupakan Leadership Conference 2010 untuk hari terakhir/ penutupan. Ketika SoP menaikkan pujian penyembahan, tiba-tiba Tuhan berkata kepada saya tentang seorang pengurus kebun anggur dimana ditengah-tengah kebun anggur tersebut terdapat pohon ara. Dan ketika pemilik kebun anggur itu datang dan melihat pohon ara tersebut tidak berbuah, maka dia berkata kepada pengurus kebun anggur untuk menebangnya saja. Tetapi yang dikatakan oleh pengurus itu ialah meminta kepada tuan pemilik kebun anggur agar memberi kesempatan selama setahun kedepan agar pohon ara tersebut berbuah.
Ketika Tuhan berbicara kuat, saya mencoba untuk mencari ayat tersebut dalam firman Tuhan, namun tidak saya temukan. Lalu saya minta bantuan kepada ko Heru untuk mencarikannya, dan akhirnya ketemu di Lukas 13: 6-9. Ini berbicara tentang kita semua anak muda yang tidak berbuah, baik itu buah roh atau buah jiwa-jiwa, maka jangan heran jika suatu saat kita akan ditebang. Namun saya langsung berkata kepada Tuhan, “beri kesempatan jemaat ini (youth AaK) berbuah sampai tahun depan (2011)”. Ketika saya mengatakan itu, Roh Kudus mengingatkan saya tentang tema tahun depan yang sudah diberikan yaitu SPARKLING TIME dengan cara BERBUAH BANYAK. Saya tahu ini merupakan jalan dari Roh Kudus untuk kita bisa dipacu untuk menghasilkan buah yang lebat. Apakah saudara siap? Itu bergantung dari pribadi kita masing-masing, sebab waktunya sudah sangat, sangat, sangat singkat! *Hendri- Youth Leader (YOUTODAY)