Rabu, 13 Oktober 2010

MY DAD LIKE GOD

Kadang saya merenung dan memikirkan perjalan kehidupan saya dari titik nol sampai sekarang, rasanya mustahil saya bisa memperoleh kehidupan pada level ini. Saya tahu ini semua hanyalah anugerah yang Tuhan beri buat saya. Dan orang-orang terbaik yang menjadi batu bangunan bagi rumah kehidupan saya.
Dalam kesempatan ini saya rindu membagikan sesuatu yang telah Tuhan ajarkan melalui papa saya:

1. Dulu saya adalah orang yang minder karena keluarga saya pas-pasan, saya juga minder karena papa saya hanya bekerja sebagai seorang tukang mas dan keliling telu asin. Ketika saya berangkat sekolah saya sangat malu apabila papa saya membawa sekeranjang telu asin, yang saya lakukan ialah meminta kepada papa saya untuk menurunkan saya jauh drai gerbang sekolah karena malu. Tapi sekarang papa sudah dibabtis dan terima Yesus bahkan dia telah membuktikan bahwa dia adalah seorang pria yang bertanggung jawab dan cinta keluarga sampai pada hari meninggalnya. Ketika saya melihat beberapa papa dari teman saya yang kaya raya, sekarang keluarganya hancur hanya karena papa mereka punya istri lebih dari satu dan tidak bertanggung jawab kepada keluarganya.

2. Papa saya juga pernah mengajarkan kepada saya bagaimana hidup yang kreatif, ketika saya masih kecil, saya menggunakan pensil kayu. Sedangkan teman-teman saya yang lain menggunakan pensil kinetic, yang saya lakukan ialah membawa pensil kayu saya yang sudak pendek kepada papa saya dan memintanya untuk membelikan pensil kinetic sama seperti teman saya yang kaya lainnya, tapi apa yang terjadi? Papa mengambi pensil yang pendek tersebut, dan mengambil sebuah spidol yang telah habis. Spidol yang habis tersebut dipotong ujungnya dan pensil yang pendek tersebut dimasukkan spidol yang telah dipotong. Dan jadi panjang kembali.

3. Waktu saya luka karena sakit, saya mencoba untuk menyembunyikan dari papa saya dengan harapan agar tidak diobati. Namun suatu ketika saya lupa untuk menutupinya, yang terjadi adalah papa saya sengaja memeluk saya dan menyentuhkan tangannya kepada luka saya dan….aaarrggghhh saya kesakitan. Dan dia berkata,”kamu pikir bisa nutupi lukamu dari papa? Ayo papa obtain sekarang”. Saya belajar demikian pula dengan Tuhan, ketika kita mengalami kepahitan hati dan tidak kita bereskan dihadapanNya, Dia akan dengan ‘sengaja’ mempertemukan dengan orang yang kita benci sampai kita benar-benar sembuh dari kepahitan.

4. Setelah dibabtis, papa lepas dari okultisme dan kebiasaan merokoknya. Namun suatu ketika pada saat saya di Madiun, saya memergokinya merokok kembali. Pada waktu itu dia membelikan saya cap cai untuk makan malam. Waktu melihat dia merokok hati saya hancur dan kecewa, saya langsung pulang kerumah dan menangis dikamar. Ketika papa datang, dia masuk ke kamar dan memeluk saya dan berkata,” Sori ya papa merokok…jangan bilang mama…nanti susah”. Saya tambah nangis, karena papa saya mengatakan maaf kepada saya. Itu moment yang tidak pernah saya lupakan seumur hidup saya yaitu kerendahan hatinya.

5. Suatu ketika saya ada di Madiun, saya ditelpon teman saya untuk diajak keluar malam. Hari itu memang saya keluar rumah seharian dan tanpa istirahat, mendengar percakapan itu papa saya berkata agar saya tidak keluar untuk istirahat saja. Tapi saya membantah bahkan didepan telpon dengan teman saya. Akhirnya dia marah dan menghampiri saya mau memukul sambil nangis dan berkata,”kowe gak ngerti nek papa kuwi sayang karo kowe” (kamu nggak tau kalau papa itu sayang sama kamu). Saya masuk kamar dan nangis kembali, betapa saya tidak sopan kepada papa didepan teman saya. Saya ini pemberontak.

Kesimpulan dari 5 cerita utama saya tentang papa ialah, Tuhan sama seperti dia dan Tuhan menunjukkan pribadiNya melalui dia. Saya bersyukur kalau papa saya tidak kaya, saya bersyukur kalau papa saya punya jabatan tinggi, namun saya bersyukur punya papa yang bertanggung jawab, dna mengajarkan kreatifitas, dan pribadi yang penuh perhatian sekalipun kelihatannya kaku. But that’s like God. Sayangi orang tua kita, sebab kita akan sangat merasa kehilangan ketika dia telah tiada. I love you pa, I will go there and meet you. *hendri

Tidak ada komentar: