Didaerah eropa pernah terjadi pergantian dari perusahaan yang tadinya memproduksi kertas, beralih menjadi penghasil handphone. Belakangan banyak perusahaan yang meniru apa yang dilakukan oleh perusahaan ini, seperti Yamaha yang memproduksi alat musik dan kendaraan bermotor, LG yang memproduksi peralatan elektrokik rumah tangga juga memproduksi handphone, dan masih banyak lagi. Nama perusahaan yang beralih dari pabrik kertas menjadi handphone tersebut ialah Nokia. Kalau Nokia memiliki slogan sendiri “Connecting People”, maka beberapa teman saya menggantinya sebagai “ Handphone sejuta umat”, karena terlalu banyaknya pengguna handphone yang satu ini.
Pasti kita semua tahu bahwa handphone atau pager pertama kali diproduksi bukan oleh Nokia tetapi oleh Motorola. Tetapi mengapa Motorola kalah dengan Nokia saat ini? Karena Nokia berinovasi dan berkreatifitas.
Kalau kita masuk keperusahaan handphone selain Nokia, maka kita akan menemukan fakta tentang alur pembuatan dan pemroduksian handphone sebagai berikut : step pertama ialah para pencipta dan peng creat teknologi menciptakan teknologi handphone tersebut, step kedua ialah bagian desain yang menyesuaikan dengan ukuran, bentuk dan fasilitas yang telah ditetapkan oleh bagian teknologi creator. Tetapi kalau kita masuk ke Nokia, kita akan menemukan fakta yang berbeda, mengapa? Karena proses produksi yang dilakukan di Nokia berkebalikan dengan apa yang dilakukan oleh perusahaan handphone yang lain. Step pertama ialah bagian desai menciptakan produknya, baik itu dimensinya, beratnya, tebalnya, bentuknya, dan sebagainya. Step kedua ialah bagian teknologi yang menciptakan alat didalamnya dan harus disesuaikan dengan bentuk desainya. Artinya, Nokia benar2 memperhatikan kreatifitas daripada sekedar teknologi.
Hal senada juga diungkapkan oleh presiden SBY tentang kebangkitan Indonesia, beliau mengatakan bahwa untuk bisa
bangkit dijaman sekarang, maka Indonesia harus melakukan 3 hal yaitu : ide baru + teknologi + kreatifitas. 2 hal berhubungan dengan kreatifitas dan 1 hal berhubungan dengan teknologi. Teknologi tanpa kreatifitas akan membuat kita hidup tanpa seni dan keindahan, tetapi kreatifitas tanpa kemajuan teknologi maka sama artinya kemunduran dalam pemikiran.
Bagaimana dengan gereja? Gereja yang hanya mengandalkan kasih karunia tanpa mengembangkan kreatifitas dan perubahan akan dilindas oleh perubahan itu sendiri. Mengapa banyak anak muda yang meninggalkan gereja? Karena gereja nggak kreatif, kalau kreatif aja enggak bagaimana produktif? Kalau kit abaca kisah perjanjian lama terutama kisah manusia pertama diciptakan, maka kita akan menemukan fakta bahwa kita diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah, artinya sifat Allah ada didalam kita. Dan setelah manusia jatuh dalam dosa, ada 2 hal yang hilang yaitu hubungan dengan Tuhan dan otoritas dan kemuliaan Tuhan. Tetapi ada satu hal yang tidak hilang dalam diri manusia yaitu sifat untuk mencipta (kreatifitas dari sang Kreator). Makanya, banyak orang yang nggak kenal Tuhan tetapi bisa kreatif, tetapi bedanya dengan kita yang kenal Tuhan ialah, apapun yang kita kerjakan untuk Tuhan sedang mereka untuk diri mereka sendiri. Pertanyaannya sekarang, seberapa kreatifkah kita? Ingat untuk menjangkau sesuatu kita harus menggunakan sesuatu yang sama, seperti Yesus menjangkau manusia, Dia rela menjadi manusia untuk menjangkau manusia. Gereja, jika ingin menjangkau dunia, haruslah menggunakan sesuatu yang sama yaitu kreatifitas, karena itulah yang bisa meng connect kan kita dengan dunia. Seperti sebuah ilustrasi tentang kedua kabel yang disambungkan, aliran listrik hanya bisa mengalir dengan mudah bila kabel bertemu kabel. Kabel ialah perumpamaan kreatifitas yang kita miliki sedangkan aliran listrik ialah Hadirat Tuhan. Jika kreatifitas + Hadirat Tuhan maka hasilnya ialah Jiwa – jiwa yang dimenangkan. Seberapa kreatifkah gereja anda? Berubahlah sebelum dunia merubah anda!!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar