Kamis, 18 Desember 2008

GKJJ

Masih ingat dengan singkatan ini? Just to refresh your memory guys: GKJJ adalah Gereja Kristen Jalan-Jalan, bisa juga disebut Gereja Kristen Keliling2 (GKKK). Tidak sedikit orang Kristen yang bermental ‘pengembara’ , nomaden, pindah-pindah gereja, tidak pernah menetap. Minggu ini ke gereja A, minggu depan ke gereja B, dst. So pasti ada banyak alasan mereka melakukan hal ini. Yuk, kita kupas tuntas beberapa di antaranya….
1. “Kepahitan” dengan gereja asal. Boleh percaya boleh tidak, di dalam tubuh gereja (dalam pengertian organisasi) tidak luput dengan yang namanya konflik dan masalah. Yang namanya diaken, pendeta, penatua, pengerja, pelayan, jemaat sami mawon, alias masih hidup di muka bumi, masih bisa ‘terpeleset’, dalam perkataan, sikap, dll. Makin lama kita berdiam di suatu gereja ataupun bergaul dg seseorang, itu membuat kita makin tahu ‘jerohan’. Banyak hal tak terduga, terutama yg jelek2 akan kita ketahui, yg berpotensi bikin kita shock….”Lho kok gitu ya????”, terus kepahitan, terus pindah gereja. (masih mending, ada yg sampai mogok total) Buat yg mengalami hal ini, saya mau katakan,” Percayalah di manapun, gereja pasti ada masalah, hanya bentuknya yg bervariasi cepat-lambat kita pasti mengalaminya”. Lari menghindar bukan solusi yg tepat. Apalagi sampai menyebarkan berita2 miring yg kita sendiri mungkin belum tahu pasti…hanya denger dari kata orang..Kata si A pendetaku itu..bla.. bla.. bla…Herannya orang Kristen kalau ada berita miring, cepet sekali nyebarnya…Bandingkan dengan. kabar.”Hari ini Gembalaku membagikan 5000 paket sembako gratis”..pasti nyebarnya lambat. Hey, Grow up man! Hadapi setiap masalah, miliki jiwa yang besar. Don’t be a chicken. Oh ya…introspeksi dulu lah… jangan2 kita sendiri yg bermasalah!
2. Mengejar manifestasi. Seperti yg pernah ditulis Youtoday sebelumnya tentang sensasi “Brrrr” Cxxx-Cxxx. Harus diakui beberapa kita termasuk yg gemar memburu “manifestasi”. Yang dicari dan dikejar malah bukan Tuhannya. Kita sangat tertarik datang ke ibadah kalau ditengah2 ibadah itu tiba2 banyak orang kepenuhan Roh Kudus, kalau pendetanya punya karunia nubuatan, kalau pendetanya punya karunia kesembuhan. Itu semua tidak salah, itu tanda”kasat mata” akan kebesaran Tuhan kita. Saya sangat tidak anti dg hal2 tsb, tapi yg harus diingat itu bukan esensi ibadah yg sejati. Yg pertama dan yang utama adalah: pribadi TUHAN YESUS sendiri, bukan mujizatnya. Bahkan ada yg ekstrem, sampai2 dia mengikuti kemanapun pendeta ybs berkotbah…. Selalu minta didoakan pada pendeta2 yg punya karunia nubuatan. Bagi yg demikian, siap2 aja kecewa…karena tanpa disadari dia mulai menaruh harapannya di luar Tuhan. Kalau Tuhan berkehendak, dia bisa lakukan apa saja, di mana saja, lewat siapa saja.
3. Event hunter. Suka tidak suka, diakui atau tidak, saat2 ini banyak diadakan event2 tertentu di luar jadwal ibadah raya. Pasti, tujuannya adalah untuk memuliakan Tuhan, menambah ‘vitamin’ iman, dan tentu untuk penjangkauan jiwa. Sampai di titik ini saya sangat setuju. Ada yang mengundang artis rohani local dan bahkan mancanegara, menggunakan tata lighting, panggung dan sound yang spektakuler. Ini tidak salah. Untuk menarik jiwa2 baru, cara ini cukup efektif. Tapi akan menjadi fatal kalau tiap saat kita menghadiri event rohani hanya karena event tersebut dimeriahkan artis X, dilayani oleh grup band Y. Lama2 kita pasti cape sendiri dan bosan. Kita datang untuk mencari Tuhan bukan untuk cari hiburan semata. Kalo hiburan adalah tujuan kita apa bedanya dengan menghadiri konser DEWA 19 atau Indonesia Idol?
4. FASILITAS. Ini unik tapi nyata.. Ada lho orang2 yg pindah2 gereja hanya karena pingin tahu gedung dan fasilitasnya. Fasilitas memang diadakan untuk menunjang kegiatan ibadah kita, tapi fasilitas dan kenyamanan tidak menjamin hadirat Tuhan. Kalo cuman cari fasilitas dan kenyamanan, lebih baik kita ke hotel saja…
5. “GARING”. Pernah ndak kita ngalamin ini pas ibadah? Jawabannya pasti pernah. Ada orang dengan alasan ‘kering’ – tidak terasa hadirat Tuhan, terus pindah ke gereja lain. Sangat tidak bijaksana apabila kita langsung menghakimi pendeta, WL, pengerja, pelayan2nya. Cek terlebih dulu, jangan2 kita sendiri yg sebenarnya mengalami kekeringan rohani.
Kelima sebab di atas bisa menjadi pemicu orang untuk pindah2. Tentunya kita harus berhikmat, apabila kita mengalami ketidak puasan, atau kita merasa tidak nyaman, daripada nggrundel ndak jelas, nggosipin orang, atau malah pindah2 gereja, akan lebih baik bila kita tekun mendoakannya terlebih dulu. Percayalah, dengan menetap di suatu gereja, di situ kita akan digembalakan dan dipantau perkembangan rohaninya. Di kandang di mana kita berkembang di situlah juga kita seharusnya melakukan peran aktif dan nyata untuk perbaikan tempat di mana kita beribadah. Silakan untuk beribadah di even2 khusus di luar jam ibadah raya dengan konteks untuk menambah “vitamin” atau bahkan studi banding, yg pada akhirnya kita aplikasikan untuk hidup kita pribadi atau gereja dimana kita berada. Untuk pelayan2 Tuhan, perlu melakukan pengembangan diri dan pelayanan. Tapi ingat, kalau kita mulai keseringan “studi banding”, aktif di kegiatan di luar gereja asal, jangan2 itu pertanda kita mulai bosan dengan gereja kita sendiri. Bagaimana kita mengharapkan jemaat untuk setia kalau kita sendiri tidak mempunyai komitmen yang kuat sebagai tanggung jawab kita terhadap gereja kita bernaung?
Tema Natal kita tahun kemaren adalah BEST PLACE. Tempat yg terbaik yang Tuhan mau adalah di hidup kita. Fasilitas, manifestasi, pengerja, hanya alat yang Tuhan pakai. Selama kita menempatkan Tuhan di tempat yang terbaik dalam segenap hidup kita, dimanapun kita beribadah, dengan iman kita percaya bahwa Dia hadir dan dekat.. Tempat di mana kita beribadah sekarang juga bukanlah suatu kebetulan. Sangat mungkin tempat itu adalah tempat terbaik untuk kita bertumbuh, tempat yang telah Tuhan tentukan untuk pembentukan karakter, kawah “candradimuka” kita. Come on guys, don’t quit. Keep praying for your church! Amen.

Tidak ada komentar: