Selasa, 01 September 2009

AKHIR YANG MENENTUKAN


Beberapa tahun yang lalu aku bersama anakku mengikuti lomba lari estafet di sekolahnya. Lomba dalam rangka Hari Kemerdekaan itu sangat seru sebab melibatkan orangtua dan anak dalam perlombaannya. Singkat cerita aku bersama anakku Joseph mengikuti lomba estafet dengan menggunakan berbagai asesoris seperti topi, kacamata hitam, dan kalung sebagai penambah semarak estafetnya. Babak penyisihan kami lewati dengan lancar. Masalah muncul ketika kamiu memasuki babak final dan menjelang finish. Saat itu anakku berlari kencang menuju ke garis finish, aku bersorak memberikan semangat padanya. Pikirku,”Tidak sia-sialah usaha kami yang akhirnya membawa kemenangan..” tetapi tiba-tiba anakku berbelok meninggalkan arena. Ia tidak masuk garis finish yang padahal hanya tinggal beberapa langkah saja. Kemenangan bukan lagi milik kami. Kesempatan telah pergi. Gagal dan kalah. Sebenarnya, apa yang membuat anakku berbelok meninggalkan arena perlombaan? Ternyata hanya karena ia “melihat” donat. Ada seseorang yang menawarkan donat kepada anak-anak, dan anakku melihatnya. Ia segerha berlari menuju kepadanya dan meminta donat itu. Alamak! Hanya karena donat! Di saat-saat kemenangan akhir yang tinggal beberapa langkah, semuanya sia-sia.
Dalam Bilangan 13, dikisahkan tentang 12 pengintai Israel yang memasuki tanah Kanaan. Bagaimana perjalanan akhir telah ada di depan mata, tinggal beberapa saat saja namun mereka gagal untuk memasuki tanah Kanaan dan harus berputar-putar selama 40 tahun lamanya hanya karena 10 pengintai yang “melihat” sesuatu berbeda dibandingkan 2 pengintai lain, Yosua dan Kaleb. Sebenarnya dimana letak kesalahannya? Apa yang 12 pengintai lihat semuanya sama, termasuk Yosua dan Kaleb, lantas apa masalahnya? Perspektif! Cara Pandang!
Menjelang kedatangan Tuhan Yesus kedua kali, menjelang akhir dan kesudahan kita harus hati-hati. Cara pandang kita terhadap apa yang terjadi dan ada di sekitar kita akan menentukan bagaimana kita bersikap dan berperilaku. Bagaimana kita melayani Tuhan, bagaimana kita eksis di market place, bagaimana kita hidup menjadi alat Tuhan untuk jangkau jiwa-jiwa. Seperti 10 pengintai Israel itu, anak saya juga “melihat” dengan cara pandangnya sehingga saat-saat akhir kemenangan yang menentukan jadi lewat begitu saja.
Bagaimana kita akan mengakhiri pertandingan terakhir ini? Gunakan cara pandang Allah dalam hidup ini, yang terkadang di luar batas logika kita tetapi sendiri namun yakinlah bahwa cara pandangNya tidak pernah salah. Ikutlah bersama Dia yang memiliki rancangan yang luar biasa dalam hidupmu. Amin.

Tidak ada komentar: