Beberapa waktu yang lalu, kaum muda mengundang seorang hamba Tuhan bernama mas Kokok. Beliau sekarang melayani di madiun di sebuah gereja yang cukup besar, pada saat kita mengundangnya, dia sedang melayani disebuah gereja local di Surabaya. Ketika siang tersebut saya sedang berkeliling kota bersama seseorang dengan mengendarai mobil, HP saya berbunyi. Ketika saya melihatnya, ternyata itu telpon dari Mas Kokok yang memberitahukan sudah sampai di terminal Bungurasih. Karena dia nyampek jam 4 sore (ibadah Youth GiL masih jam 6 sore), maka saya memberi saran untuk mampir dulu saja ke rumahnya Mas Joko yang pada waktu itu ada di Surabaya. Diapun mengiyakannya.
Dengan enteng saya melanjutkan perjalanan untuk keliling2 bersama seseorang, namun ditengah perjalanan tiba2 seperti biasa (Tuhan suka nya mendadak) Tuhan bertanya: “Masak hambaKu kamu biarkan cari kendaraan sendiri, cari tempat sendiri? Bukankah kalau kamu menyambut hambaKu, kamu menyambut Aku?”. Mendengar tersebut, saya memutuskan untuk belok arah dan menuju terminal Bungurasih sambil nelpon Mas Kokok biar nggak terlanjur naik taxi. Dalam perjalanan tersebut saya merasa sangat bersalah karena tidak menghargai hamba Tuhan. Tapi anehnya banyak jemaat yang berkata buruk tentang hamba Tuhan yang terkadang belum jelas beritanya (makanya jangan menghakimi).
Dari peristiwa kecil tersebut, saya belajar bagaimana kita mesti taat kepada Tuhan terutama mendengar suaraNya. Karena saya tahu bahwa Tuhan hanya berbicara paling banyak 2x, setelahnya pasti kesempatan tersebut lewat. Hari2 ini sangat penting kita melakukan ketaatan kepada Tuhan, sebab tanpa ketaatan maka kita pasti akan terhilang oleh pengaruh dunia. Bagaimana dengan kita? (Hendri)
Dengan enteng saya melanjutkan perjalanan untuk keliling2 bersama seseorang, namun ditengah perjalanan tiba2 seperti biasa (Tuhan suka nya mendadak) Tuhan bertanya: “Masak hambaKu kamu biarkan cari kendaraan sendiri, cari tempat sendiri? Bukankah kalau kamu menyambut hambaKu, kamu menyambut Aku?”. Mendengar tersebut, saya memutuskan untuk belok arah dan menuju terminal Bungurasih sambil nelpon Mas Kokok biar nggak terlanjur naik taxi. Dalam perjalanan tersebut saya merasa sangat bersalah karena tidak menghargai hamba Tuhan. Tapi anehnya banyak jemaat yang berkata buruk tentang hamba Tuhan yang terkadang belum jelas beritanya (makanya jangan menghakimi).
Dari peristiwa kecil tersebut, saya belajar bagaimana kita mesti taat kepada Tuhan terutama mendengar suaraNya. Karena saya tahu bahwa Tuhan hanya berbicara paling banyak 2x, setelahnya pasti kesempatan tersebut lewat. Hari2 ini sangat penting kita melakukan ketaatan kepada Tuhan, sebab tanpa ketaatan maka kita pasti akan terhilang oleh pengaruh dunia. Bagaimana dengan kita? (Hendri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar