Jumat, 02 Juli 2010

KALAU BISA MENANG DI KESEMPATAN PERTAMA, KENAPA TUNGGU KESEMPATAN KEDUA?

Suatu ketika saya mendengar seorang pengkitbah yang berbicara tentang kesempatan kedua, dengan berapi-api dia mengatakan,”Kita menyembah Tuhan yang memberi kesempatan kedua....Dia adalah Tuhan kesempatan kedua...” sontak pernyataan tersebut membuat seluruh jemaat satu gedung bertepuk tangan dengan riuh. Ketika saya mendengar itu, saya merasa senang karena memang Tuhan menyediakan banyak kesempatan termasuk kesempatan kedua.Hamba Tuhan yang sama menjelaskan bagaimana kehidupan Simson yang bermain-main dnegan kesempatan, akhirnya dia mengalami kegagalan dan kekalahan. Ditengah-tengah ratapannya, dia meminta untuk diberi kesempatan kedua kepada Tuhan, akhirnya Tuhan mengembalikan kekuatannya untuk kedua kalinya. Tapi, kisah tersebut berakhir dengan kematiannya bersama dengan orang-orang Filistin dan di alkitab juga mengatakan orang Filistin yang terbunuh oleh Simson pada saat mendapat kesempatan kedua dari Tuhan, jauh lebih banyak dibandingkan pada saat dia hidup normal.Tapi saya merenungkan, mengapa hal demikian begitu kita banggakan? Bwt, sekalipun Simson membunuh lebih banyak orang Filistin, dia tidak pernah bisa menikmati anugerah Tuhan lebih lama karena saat itu akhirnya dia mati bersama orang Filistin, buat apa?Satu statement yang membuat saya bertobat dari mengandalkan kesempatan Kedua ialah: KALAU KITA BISA MENANG DI KESEMPATAN PERTAMA, MENGAPA HARUS MEMILIH UNTUK KESEMPATAN KEDUA? Mendengar itu saya sontak tersadar, ternyata betul juga! Kita nggak perlu jatuh untuk bisa tahu bagaimana rasanya jatuh, kita nggak perlu tahu bagaimana hancurnya perceraian dengan mengalaminya sendiri. Mengapa banyak kita terkadang berkata: pak, saya merasa belajar banyak dari perceraian saya. Thats going crazy! Kita nggak perlu ngalami hari buruk kalau kita bisa mengalami kemenangan di kesempatan pertama. Ok, sekarang what the solution about this case? Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar kita nggak ngalami crash/ kehancuran:BELAJAR DARI ORANG LAINIni cara yang efektif juga, namun butuh orang lain yang dikorbankan. Biasanya cara ini otomatis muncul dari kesaksian orang-orang yang mengalaminya. But, thats not effective for the victim(korban) tapi mungkin efektif buat kita yang belum mengalami, agar tahu betapa ngerinya kegagalan.PERSIAPANHal kedua yang bisa kita buat ialah persiapan/ antisipatif. Saya percaya menjadi seorang pemimpin bukanlah menjadi dokter yang mengobati, menjadi pemimpin berarti menolong jemaat Tuhan untuk melakukan persiapan menghadapi persoalan yang mungkin akan menghancurkankita. Saya sering mengajak beberapa orang untuk datang ibadah ini dan itu, doa ini dan itu, tujuannya cuman satu agar mereka dipersiapkan menghadapi hal buruk, tapi...apa respon mereka? Males! Banyak diantara mereka yang malas sehingga saya harus buat statement ini untuk para pemalas: SAYA BERPIKIR SAYA BISA TOLONG KALIAN, TAPI NYATANYA SAYA TIDAK BISA, MENGAPA? KARENA KALIAN YANG MENOLAKNYA DENGAN BERBAGAI ALASAN!MAU UNTUK DIPERLENGKAPIMalas yang sama membuat kita untuk enggan diperlengkapi. Hari-hari kedepan God is Love Youth akan mengundang berbagai macam hamba Tuhan di berbagai profesi dan mereka merupakan orang-orang yang inspiratif danbukan sembarangan. Why? Karena saya rindu setiap jemaat yang hadir menerima berkat yang ‘berbeda’ dan lebih berkualitas dari hamba-hamba Tuhan yang bukan sembarang mengajar. Acara-acara dan seminar bahkan konferensi-konferensi yang kita adakan, tujuannya ialah untuk memperlengkapi kita sebagai Tubuh Kristus, tapi masalahnya apakah kita mau datang dan hadir disana? Waktu kita memutuskan untuk tidak hadir, otomatis kita menolak untuk diperlengkapi, akibatnya jika kehancuran itu datang, tidak ada seorangpun yang bisa tolong, termasuk saya! So, sebelum kita mengalami kegagalan di kesempatan pertama dan MUNGKIN tidak bisa mengejar di kesempatan kedua, ikutlah mulai sekarang untuk diperlengkapi! Hendri

Tidak ada komentar: