“aku telah mengakhiri pertandingan yang baik dan aku telah memelihara iman...”, itulah yang dikatakan oleh Rasul Paulus. Biasanya tulisan dari petikan surat yang di tulis oleh Paulus sebelum meninggal tersebut tertulis pada batu-batu nisan orang Kristen akhir-akhir ini. Memang kata-kata tersebut sangat bagus sekali untuk kita renungkan, namun sebenarnya kata-kata tersebut tidak selalu identik dengan kematian, sebab Paulus sendiri ketika mengatakannya, dia masih dalam keadaan hidup.
Tapi bagaimana dengan kita anak-anak muda? Beberapa kenyataan pahit yang harus saya tuliskan pada kesempatan ini tentang perjalanan kehidupan anak muda yang dipakai Tuhan luar biasa, yang akhirnya mengakhirinya dengan cara yang tidak Ilahi. Kita sering mendengar kejatuhan beberapa hamba Tuhan muda dalam dosa pelecehan seksual, perjinahan, perselingkuhan, dan sebagainya termasuk penyimpangan-penyimpangan dalam hal seksual. Setidaknya saya mendapatkan kisah nyata tersebut dari 5 hamba Tuhan muda yang sedang dipakai oleh Tuhan, semuanya mengakhiri pelayanan mereka dengan kejatuhan.
Ternyata di alkitab pun juga menuliskan beberapa contoh yang menunjukkan beberapa kejatuhan orang-orang kepercayaan Tuhan sendiri, diantaranya Simson. Dia merupakan gambaran dari anak muda Kristen saat ini yang sedang menyala-nyala dipakai oleh Tuhan. Namun pelanggaran demi pelanggaran terus dilakukannya tanpa rasa bersalah dan takut akan Tuhan, akibatnya dia jatuh karena rayuan Delailah yang membuatnya kehilangan kekuatan Tuhan dan hidup sebagai tawanan. Ini dalam hal seksualitas.
Dalam hal keuangan, alkitab menunjukkan kisah bujang Elisa yang menerima uang dan beberapa persembagan dari Naaman yang baru saja sembuh dari kustanya. Padahal Elisa menolak pemberian tersebut, dan dengan kebohongannya, bujang tersebut mengaku tidak menerima pemberian dari Naaman. Singkat cerita penyakit kusta yang tadinya ada pada Naaman, nempel pada tubuh bujang tersebut.
Yudas Iskariot, yang merupakan murid Yesus sendiri juga mengalami kejatuhan. Dia rela menyerahkan Yesus hanya demi uang yang di berikan oleh para imam. Pengkhianatan terbesar yang pernah dilakukan dengan menyerahkan Yesus kepada para imam dengan cara menciumNya. Akhir kisah tersebut kita ketahui bersama, Yudas memutuskan untuk bunuh diri.
Paulus juga pernah mengirimkan suratnya kepada sebuah jemaat, dia menegur keras jemaat tersebut karena mereka memulai kehidupan kerohanian mereka melalui kehidupan roh, namun mereka mengakhirinya dengan kedagingan. Ini yang harus menjadi koresi kita bersama, apakah kita telah memulai kehidupan kekristenan kita melalui kehidupan yang mengenal Tuhan? Dan apakah kita sedang berjalan dan berusaha mengakhirinya dengan kedagingan?
Ada beberapa hal penting, bagi kita sebagai anak muda. Beberapa hal berikut merupakan alat penolong bagi kita untuk dapat mengakhiri pertandingan iman kita dengan baik.
KOMUNITAS
Seberapa penting arti atau makna komunitas dalam kehidupan kita? Ada sebuah kisah yang mengetuk hati saya ketika membahas tentang hal ini. Pada era tahun 60 an, Komunis berhasil ‘memerahkan’ ¾ dunia dengan paham mereka. Seorang wartawan Kristen memberanikan diri untuk mewawancarai seorang pemimpin komunis. Wartawan tersebut bertanya,”manakah menurut anda yang lebih kuat, komunisme yang anda bangun atau kekristenan?”. Ketika memperhatikan pertanyaan wartawan tersebut, pemimpin komunis tersebut menjawab dengan tegas,”kita yang lebih kuat”. Wartawan tersebut penasaran sambil bertanya,”kenapa?”. Lalu pemimpin komunis tersebut menjawab dengan enteng,” kalian orang kristen tidak pernah melakukan firman, sedangkan kita orang komunis melakukan firman Tuhan kalian”. Ternyata kata komunisme berasal dari akar kata komuni (berbagi) ini diambil oleh tokoh-tokoh komunis dari kehidupan orang kristen mula-mula yang terdapat dalam kitab kisah para rasul. Firman Tuhan berkata, “mereka (jemaat Tuhan) menjual segala miliknya dan meletakkannya di bawah kaki rasul dan membagikannya sesuai dengan kebutuhan mereka”. Kalau komunis saja bisa menguasai ¾ negara-negara didunia dengan pahamnya, bagaimana dengan gereja? Apakah kita masih mempertahankan denominasi sendiri tanpa peduli dengan orang lain?
Mengapa komunitas sangat penting untuk membantu kita menyelesaikan pertandingan dengan baik?
Pertama, komunitas memiliki kuasa untuk mengubahkan kebiasaan kita.
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan demikian,” tunjukkan kepada saya teman-teman anda, maka saya bisa memastikan masa depan anda”, artinya dengan siapa kita bergaul, maka sifat dan kebiasaan kita juga akan menyerupai habitat atau kebiasaan yang dibangun dan dihidupi oleh lingkungan pergaulan kita. Firman Tuhan telah menjelaskan kepada kita tentang hal ini,” Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.
Ada sebuah kisah anekdot tentang kehidupan seekor rajawali yang hidup sebagai ayam. Diceritakan, ada sebua telur rajawali yang di erami oleh seekor induk ayam bersama belasan telor lainnya. Ketika telur-telur tersebut menetas, maka muncullah beberapa anak ayam termasuk satu ekor rajawali. Karena rajawali kecil hidup ditengah-tengah kawanan ayam, maka dia hidup seperti cara ayam, mencari makan seperti ayam, dan melakukan segalanya seperti ayam.
Ketika beranjak dewasa, rajawali muda tersebut melihat ke langit dan melihat seekor burung rajawali yang melintasi langit, dengan sayap yang besar dan keperkasaan tubuhnya, membuat rajawali muda tersebut terkagum-kagum dambil berkata,” andai aku bisa menjadi seperti burung tersebut”. Tanpa sadar kita seperti rajawali muda ini, kita memiliki gaya hidup seperti ayam, padahal kita diciptakan Tuhan seperti rajawali. Jika kita tidak ingin terjadi, temukan komunitas yang baik dan membangun, maka kita akan menemukan letak kekuatan kita dan bersiaplah untuk terbang tinggi.
Kedua, komunitas menjaga gairah kita untuk hidup dengan semangat.
Sama seperti prinsip nyala arang, demikian pula kehidupan kita sebagai orang kristen. Tanpa orang lain yang selalu terus menerus menanamkan nilai yang benar dalam kehidupan kita, maka kita akan susah untuk mengalami pertumbuhan. Kerohanian kita akan mendapat dukungan yang baik saat kita berada dalam komunitas yang tepat. Ketika kita melangkah dan melakukan apapun, maka orang pertama yang bisa mengcover dan mendukung kita ialah orang-orang yang ada dalam komunitas kita. Jadi temukan itu dan menyalalah bersama-sama.
FOKUS
Sinar matahari yang begitu kuat belum tentu sanggup membakar selembar kertas, namun sinar laser yang kecil dan lemah, dapat memebelah baja yang tebal. Mengapa? Karena adanya kekuatan fokus. Ketika kita sebagai anak muda memiliki panggilan tertentu dan kita berusaha mengerjakannya, tiba-tiba ada saja beberapa masalah yang akan mengecok kita untuk tidak melakukan panggilan kita. Ini sering terjadi pada kita semua sebagai anak muda.
Sama seperti seorang pelari yang harus menyelesaikan pertandingannya, tidaklah mungkin dia berhenti dan melihat kekanan dan kekiri, siapa tahu ada yang mengajak ngobrol dan memberi minuman. Mengapa dia tidak melakukannya? Karena dia tahu bahwa fokusnya hanya satu yaitu mencapai garis akhir.
Masalahnya, apakah kita telah mengeri panggilan hidup kita? Jika kita belum mengetahuinya, maka kita akan kesulitan untuk ber fokus pada pencapaian Ilahi. Seorang pelari akan mudah lelah karena tidak tahu kemana tujuan pelariannya, akan sangat berbeda jika dia mengerti tujuaan yang harus dicapai, ketika dia mengetahuinya, maka dia akan menyiapkan strategi untuk mencapainya, memperhitungkan waktu pencapaiannya, dan mencari jalan yang cepat untuk menyelesaikannya. Demikian pula dengan kehidupan kita, mengapa kita cenderung tidak fokus dalam kehidupan ini? Karena kita tidak menemukan tujuan! So, temukan tujuan dan fokuslah untuk menyelesaikannya
Tapi bagaimana dengan kita anak-anak muda? Beberapa kenyataan pahit yang harus saya tuliskan pada kesempatan ini tentang perjalanan kehidupan anak muda yang dipakai Tuhan luar biasa, yang akhirnya mengakhirinya dengan cara yang tidak Ilahi. Kita sering mendengar kejatuhan beberapa hamba Tuhan muda dalam dosa pelecehan seksual, perjinahan, perselingkuhan, dan sebagainya termasuk penyimpangan-penyimpangan dalam hal seksual. Setidaknya saya mendapatkan kisah nyata tersebut dari 5 hamba Tuhan muda yang sedang dipakai oleh Tuhan, semuanya mengakhiri pelayanan mereka dengan kejatuhan.
Ternyata di alkitab pun juga menuliskan beberapa contoh yang menunjukkan beberapa kejatuhan orang-orang kepercayaan Tuhan sendiri, diantaranya Simson. Dia merupakan gambaran dari anak muda Kristen saat ini yang sedang menyala-nyala dipakai oleh Tuhan. Namun pelanggaran demi pelanggaran terus dilakukannya tanpa rasa bersalah dan takut akan Tuhan, akibatnya dia jatuh karena rayuan Delailah yang membuatnya kehilangan kekuatan Tuhan dan hidup sebagai tawanan. Ini dalam hal seksualitas.
Dalam hal keuangan, alkitab menunjukkan kisah bujang Elisa yang menerima uang dan beberapa persembagan dari Naaman yang baru saja sembuh dari kustanya. Padahal Elisa menolak pemberian tersebut, dan dengan kebohongannya, bujang tersebut mengaku tidak menerima pemberian dari Naaman. Singkat cerita penyakit kusta yang tadinya ada pada Naaman, nempel pada tubuh bujang tersebut.
Yudas Iskariot, yang merupakan murid Yesus sendiri juga mengalami kejatuhan. Dia rela menyerahkan Yesus hanya demi uang yang di berikan oleh para imam. Pengkhianatan terbesar yang pernah dilakukan dengan menyerahkan Yesus kepada para imam dengan cara menciumNya. Akhir kisah tersebut kita ketahui bersama, Yudas memutuskan untuk bunuh diri.
Paulus juga pernah mengirimkan suratnya kepada sebuah jemaat, dia menegur keras jemaat tersebut karena mereka memulai kehidupan kerohanian mereka melalui kehidupan roh, namun mereka mengakhirinya dengan kedagingan. Ini yang harus menjadi koresi kita bersama, apakah kita telah memulai kehidupan kekristenan kita melalui kehidupan yang mengenal Tuhan? Dan apakah kita sedang berjalan dan berusaha mengakhirinya dengan kedagingan?
Ada beberapa hal penting, bagi kita sebagai anak muda. Beberapa hal berikut merupakan alat penolong bagi kita untuk dapat mengakhiri pertandingan iman kita dengan baik.
KOMUNITAS
Seberapa penting arti atau makna komunitas dalam kehidupan kita? Ada sebuah kisah yang mengetuk hati saya ketika membahas tentang hal ini. Pada era tahun 60 an, Komunis berhasil ‘memerahkan’ ¾ dunia dengan paham mereka. Seorang wartawan Kristen memberanikan diri untuk mewawancarai seorang pemimpin komunis. Wartawan tersebut bertanya,”manakah menurut anda yang lebih kuat, komunisme yang anda bangun atau kekristenan?”. Ketika memperhatikan pertanyaan wartawan tersebut, pemimpin komunis tersebut menjawab dengan tegas,”kita yang lebih kuat”. Wartawan tersebut penasaran sambil bertanya,”kenapa?”. Lalu pemimpin komunis tersebut menjawab dengan enteng,” kalian orang kristen tidak pernah melakukan firman, sedangkan kita orang komunis melakukan firman Tuhan kalian”. Ternyata kata komunisme berasal dari akar kata komuni (berbagi) ini diambil oleh tokoh-tokoh komunis dari kehidupan orang kristen mula-mula yang terdapat dalam kitab kisah para rasul. Firman Tuhan berkata, “mereka (jemaat Tuhan) menjual segala miliknya dan meletakkannya di bawah kaki rasul dan membagikannya sesuai dengan kebutuhan mereka”. Kalau komunis saja bisa menguasai ¾ negara-negara didunia dengan pahamnya, bagaimana dengan gereja? Apakah kita masih mempertahankan denominasi sendiri tanpa peduli dengan orang lain?
Mengapa komunitas sangat penting untuk membantu kita menyelesaikan pertandingan dengan baik?
Pertama, komunitas memiliki kuasa untuk mengubahkan kebiasaan kita.
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan demikian,” tunjukkan kepada saya teman-teman anda, maka saya bisa memastikan masa depan anda”, artinya dengan siapa kita bergaul, maka sifat dan kebiasaan kita juga akan menyerupai habitat atau kebiasaan yang dibangun dan dihidupi oleh lingkungan pergaulan kita. Firman Tuhan telah menjelaskan kepada kita tentang hal ini,” Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”.
Ada sebuah kisah anekdot tentang kehidupan seekor rajawali yang hidup sebagai ayam. Diceritakan, ada sebua telur rajawali yang di erami oleh seekor induk ayam bersama belasan telor lainnya. Ketika telur-telur tersebut menetas, maka muncullah beberapa anak ayam termasuk satu ekor rajawali. Karena rajawali kecil hidup ditengah-tengah kawanan ayam, maka dia hidup seperti cara ayam, mencari makan seperti ayam, dan melakukan segalanya seperti ayam.
Ketika beranjak dewasa, rajawali muda tersebut melihat ke langit dan melihat seekor burung rajawali yang melintasi langit, dengan sayap yang besar dan keperkasaan tubuhnya, membuat rajawali muda tersebut terkagum-kagum dambil berkata,” andai aku bisa menjadi seperti burung tersebut”. Tanpa sadar kita seperti rajawali muda ini, kita memiliki gaya hidup seperti ayam, padahal kita diciptakan Tuhan seperti rajawali. Jika kita tidak ingin terjadi, temukan komunitas yang baik dan membangun, maka kita akan menemukan letak kekuatan kita dan bersiaplah untuk terbang tinggi.
Kedua, komunitas menjaga gairah kita untuk hidup dengan semangat.
Sama seperti prinsip nyala arang, demikian pula kehidupan kita sebagai orang kristen. Tanpa orang lain yang selalu terus menerus menanamkan nilai yang benar dalam kehidupan kita, maka kita akan susah untuk mengalami pertumbuhan. Kerohanian kita akan mendapat dukungan yang baik saat kita berada dalam komunitas yang tepat. Ketika kita melangkah dan melakukan apapun, maka orang pertama yang bisa mengcover dan mendukung kita ialah orang-orang yang ada dalam komunitas kita. Jadi temukan itu dan menyalalah bersama-sama.
FOKUS
Sinar matahari yang begitu kuat belum tentu sanggup membakar selembar kertas, namun sinar laser yang kecil dan lemah, dapat memebelah baja yang tebal. Mengapa? Karena adanya kekuatan fokus. Ketika kita sebagai anak muda memiliki panggilan tertentu dan kita berusaha mengerjakannya, tiba-tiba ada saja beberapa masalah yang akan mengecok kita untuk tidak melakukan panggilan kita. Ini sering terjadi pada kita semua sebagai anak muda.
Sama seperti seorang pelari yang harus menyelesaikan pertandingannya, tidaklah mungkin dia berhenti dan melihat kekanan dan kekiri, siapa tahu ada yang mengajak ngobrol dan memberi minuman. Mengapa dia tidak melakukannya? Karena dia tahu bahwa fokusnya hanya satu yaitu mencapai garis akhir.
Masalahnya, apakah kita telah mengeri panggilan hidup kita? Jika kita belum mengetahuinya, maka kita akan kesulitan untuk ber fokus pada pencapaian Ilahi. Seorang pelari akan mudah lelah karena tidak tahu kemana tujuan pelariannya, akan sangat berbeda jika dia mengerti tujuaan yang harus dicapai, ketika dia mengetahuinya, maka dia akan menyiapkan strategi untuk mencapainya, memperhitungkan waktu pencapaiannya, dan mencari jalan yang cepat untuk menyelesaikannya. Demikian pula dengan kehidupan kita, mengapa kita cenderung tidak fokus dalam kehidupan ini? Karena kita tidak menemukan tujuan! So, temukan tujuan dan fokuslah untuk menyelesaikannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar