Apa hubungannya coba antara kepepet dengan berserah? Firman Tuhan berkata bahwa segala sesuatu dijadikanNya indah pada waktunya, jika waktunya belum genap maka belum indah lah apa yang kita harapkan. Ketika kita sedang mengharapkan sesuatu, pasti kita akan terus berdoa kepada Tuhan, namun ada kalanya dimana Tuhan akan membuat kita kepepet, hanya agar kita hidup berserah kepadaNya.
Misal, kalau kita diberi penyakit kanker. Bagi kita orang miskin dan tidak punya uang, sangat mudah untuk berserah karena tidak ada pegangan lain selain berserah, pasrah dan tinggal pilihan terakhir yaitu mujizat Tuhan atau mati sajalah. Tapi bagaimana jika kita kaya? Ketika penyakit itu datang, kita pasti habiskan uang untuk konsultasi ke dokter, lakukan operasi, jika kurang mateb, kita bawa ke singapura. Mengapa tahapan2 ini bisa terjadi? Karena kita masih punya pegangan yaitu uang kita, tapi apa yang terjadi jika uang kita telah habis untuk biaya berobat dan tidak kunjung sembuh bahkan cenderung parah? Ujung2nya kita akan rajin berdoa, rajin beribadah, rajin melayani, dengan berpikir siapa tahu Tuhan tergerak hatiNya dan menyembuhkan kita. Atau cara konvensional yaitu minta bantuan doa hamba Tuhan spesialis kesembuhan seperti Benny Hinn, Reinhard Bonke, TB Joshua, Philip mantofa, kalau gak mempan juga, paling2 kita mati. Itulah akhir hidup dari orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri sebelum dipepet sama Tuhan.
Mengapa kisah tersebut sama2 sering kita dengar? Karena memang itulah kenyataan yang sering terjadi, untuk melatih kita bisa mempercayai Tuhan 100% nggak cuman cukup dilatih dalam gedung gereja tapi perlu praktek di kehidupan sehari2 dan salah satu cara yang dipakai Tuhan ialah jurus kepepet.
Beberapa hari yang lalu saya mendadak sakit demam berat dan sampai mau mati rasanya, gimana enggak, wong kepala senut2 sape mau copot. Yang saya lakukan ialah ketika saya masuk WC kantor, saya membaca Mazmur 91 (diberi oleh ko Heru) sebanyak 7 kali, dengan pikiran bahwa seperti Naaman yang mencelubkan tubuhnya di sungai Yordan sebanyak 7 kali maka ia sembuh dari kusta. Saat itu saya bilang sama Tuhan, kalau saya berendam di kamar mandi kantor kan nggak mungkin apalagi saya tidak bawa handuk, jadi secara teologisnya air merupakan gambaran firman Tuhan jadi waktu saya baca Mazmur 91, berarti saya mencelubkan tubuh saya kedalam air. Tapi toh nyatanya nggak sembuh juga.
Saking stressnya, saya sms ke kak Lidia MDC, saya mengetik sms yang bunyinya: “kak Lid, aku demam berat neh...ada ayatnya nggak yah? Hehehehehe”. Beberapa saat kemudian saya saya mendapat jawaban,” Tuhan Yesus kalau Engkau sanggup menyembuhkan mertua Petrus yang sakit demam, pasti Engkau sanggup menyembuhkan aku”. Dan saya perkatakan bunyi sms tersebut, dan malamnya tambah menggigil dan parah sampai pusing muter-muter.
Akhirnya saya memakai jurus terakhir keesokan harinya yang masih panas jidat saya, setelah baca firman 10 pasal seperti biasanya, saya berkata kepada Tuhan: WIS MATE YO NDANG MATEK... NEK URIP YO URIPO (Ya udah kalau saatnya mati ya cepetan matiin aja...kalau hidup yang buat sembuh...) eh siang harinya malah sembuh. Aneh kan? Tapi memang itulah gambaran hidup kita, sampai pada titik tertentu kita menyerah total kepada Tuhan barulah Dia bekerja dan menjawab pergumulan kita. Setelah itu barulah Dia bicara banyak hal yang intinya mengapa saya sampai kena sakit demam padahal seminggu sebelumnya Dia berkata saya tidak akan ketularan sakit karena teman seruangan dengan saya udah ‘hajing-hajing/ flu”, itu semua karena ketidak taatan kepada firmanNya.
Jadi, belajarkan untuk mau mengalami pengalaman Kepepet bersama dengan Tuhan, maka kita akan melihat jawaban dari Tuhan yaitu KALAU WAKTUNYA MATEK YA MATEK (Ketemu Tuhan lebih cepet ya untung)...KALAU HIDUP YANG HIDUP (Hidup untuk Kristus)...GITU AJA KOK PUSING...” Selamat mencoba bersama Tuhan!
Misal, kalau kita diberi penyakit kanker. Bagi kita orang miskin dan tidak punya uang, sangat mudah untuk berserah karena tidak ada pegangan lain selain berserah, pasrah dan tinggal pilihan terakhir yaitu mujizat Tuhan atau mati sajalah. Tapi bagaimana jika kita kaya? Ketika penyakit itu datang, kita pasti habiskan uang untuk konsultasi ke dokter, lakukan operasi, jika kurang mateb, kita bawa ke singapura. Mengapa tahapan2 ini bisa terjadi? Karena kita masih punya pegangan yaitu uang kita, tapi apa yang terjadi jika uang kita telah habis untuk biaya berobat dan tidak kunjung sembuh bahkan cenderung parah? Ujung2nya kita akan rajin berdoa, rajin beribadah, rajin melayani, dengan berpikir siapa tahu Tuhan tergerak hatiNya dan menyembuhkan kita. Atau cara konvensional yaitu minta bantuan doa hamba Tuhan spesialis kesembuhan seperti Benny Hinn, Reinhard Bonke, TB Joshua, Philip mantofa, kalau gak mempan juga, paling2 kita mati. Itulah akhir hidup dari orang yang mengandalkan kekuatannya sendiri sebelum dipepet sama Tuhan.
Mengapa kisah tersebut sama2 sering kita dengar? Karena memang itulah kenyataan yang sering terjadi, untuk melatih kita bisa mempercayai Tuhan 100% nggak cuman cukup dilatih dalam gedung gereja tapi perlu praktek di kehidupan sehari2 dan salah satu cara yang dipakai Tuhan ialah jurus kepepet.
Beberapa hari yang lalu saya mendadak sakit demam berat dan sampai mau mati rasanya, gimana enggak, wong kepala senut2 sape mau copot. Yang saya lakukan ialah ketika saya masuk WC kantor, saya membaca Mazmur 91 (diberi oleh ko Heru) sebanyak 7 kali, dengan pikiran bahwa seperti Naaman yang mencelubkan tubuhnya di sungai Yordan sebanyak 7 kali maka ia sembuh dari kusta. Saat itu saya bilang sama Tuhan, kalau saya berendam di kamar mandi kantor kan nggak mungkin apalagi saya tidak bawa handuk, jadi secara teologisnya air merupakan gambaran firman Tuhan jadi waktu saya baca Mazmur 91, berarti saya mencelubkan tubuh saya kedalam air. Tapi toh nyatanya nggak sembuh juga.
Saking stressnya, saya sms ke kak Lidia MDC, saya mengetik sms yang bunyinya: “kak Lid, aku demam berat neh...ada ayatnya nggak yah? Hehehehehe”. Beberapa saat kemudian saya saya mendapat jawaban,” Tuhan Yesus kalau Engkau sanggup menyembuhkan mertua Petrus yang sakit demam, pasti Engkau sanggup menyembuhkan aku”. Dan saya perkatakan bunyi sms tersebut, dan malamnya tambah menggigil dan parah sampai pusing muter-muter.
Akhirnya saya memakai jurus terakhir keesokan harinya yang masih panas jidat saya, setelah baca firman 10 pasal seperti biasanya, saya berkata kepada Tuhan: WIS MATE YO NDANG MATEK... NEK URIP YO URIPO (Ya udah kalau saatnya mati ya cepetan matiin aja...kalau hidup yang buat sembuh...) eh siang harinya malah sembuh. Aneh kan? Tapi memang itulah gambaran hidup kita, sampai pada titik tertentu kita menyerah total kepada Tuhan barulah Dia bekerja dan menjawab pergumulan kita. Setelah itu barulah Dia bicara banyak hal yang intinya mengapa saya sampai kena sakit demam padahal seminggu sebelumnya Dia berkata saya tidak akan ketularan sakit karena teman seruangan dengan saya udah ‘hajing-hajing/ flu”, itu semua karena ketidak taatan kepada firmanNya.
Jadi, belajarkan untuk mau mengalami pengalaman Kepepet bersama dengan Tuhan, maka kita akan melihat jawaban dari Tuhan yaitu KALAU WAKTUNYA MATEK YA MATEK (Ketemu Tuhan lebih cepet ya untung)...KALAU HIDUP YANG HIDUP (Hidup untuk Kristus)...GITU AJA KOK PUSING...” Selamat mencoba bersama Tuhan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar