Selasa, 09 Februari 2010

MENJADI SUPER YOUTH

Sering mendengar berita di beberapa gereja dimana banyak kaum muda di gereja tersebut di second class kan? Atau pernahkah kita mendengar banyak kaum muda tidak pernah dipercaya untuk melakukan suatu hal? Atau pernah kah kita mendengar anak muda disebut sebagai trouble maker oleh orang-orang dilingkungannya? Mungkin kita sering mendengar berita-berita buruk tersebut berkaitan dengan kehidupan kita anak muda. Tapi saya kira, itu mungkin jaman dulu, sekarang saya melihat termasuk di media-media cetak dan di berita-berita di TV dan radio, banyak anak muda mulai bangkit dan menjadi Super Youth, mereka menjadi sumber inspirasi bagi orang-orang disekitar mereka, lingkungan mereka, keluarga mereka, bahkan menjadi inspirasi bagi orang-orang yang tidak pernah mereka kenal sebelumnya. Saya katakan, kita memerlukan anak muda semacam ini lebih banyak lagi! Saya rindu saya menjadi bagian mereka yaitu Super Youth bagi kemuliaan Tuhan. Pertanyaannya sekarang, apa yang mereka lakukan sehingga mereka bisa menjadi sedemikian Super nya sehingga menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang? Setidak-tidaknya ada 5 hal penting yang harus kita lalui dalam kehidupan ini untuk dapat menjadi Super Youth:

PEMULIHAN GAMBAR DIRI
Anak-anak muda seperti kita yang hidup didunia Metropolis atau yang tinggal di kota besar, cenderung mengalami masalah dengan gambar diri. Biasanya hal tersebut disebabkan oleh kurangnya waktu berkumpul dengan orang tua kita yang super sibuk dalam mencari nafkah. Memang mereka mencari uang untuk keluarga namun mereka meninggalkan hal yang esensi dalam sebuah keluarga yaitu hubungan dan waktu efektif dengan anak-anak mereka. Akibatnya, banyak anak muda yang mengalami kurang kasih sayang orang tua, sehingga mereka lari pada hal-hal yang kurang baik seperti pergaulan buruk yang cenderung bisa menerima mereka dan memberikan kasih sayang yang tidak pernah bisa diberikan oleh orang tua mereka dirumah, obat-obatan terlarang, dunia malam, dan masih banyak lagi yang menjadi pelarian kita. Akibatnya, kita mengalami kerusakan gambar diri. Kita terhilang dalam dunia kita sendiri, kita kehilangan gambar diri dan jati diri kita, kita menjadi orang lain didalam kita dan kita kehilangan kesadaran akan siapa diri kita sebenarnya dihadapan Tuhan. Itu semua diakibatkan oleh lingkungan yang tidak benar dan pergaulan yang buruk. Lalu, bagaimana solusinya? Pertama, sadarilah bahwa apa yang telah kita lakukan merupakan sebuah kesalahan yang kita perbuat. Kedua, bertobat dan berbalik kepada Tuhan. Ketiga, sadarilah bahwa Tuhan sanggup mengubahkan kehidupan kita. Keempat, jalani kehidupanmu dan rebut kembali waktu-waktu dalam kehidupan kita yang telah hilang dengan sia-sia. Keempat hal itulah yang harus kita lakukan agar kita bisa mengalami pemulihan gambar diri.

MEMBERI LEBIH BANYAK
Setelah kita mengalami pemulihan gambar diri, saatnya kita menjadi anak muda yang bertumbuh. Apa yang kita punya dan kita tanam, akan mudah sekali untuk mati apabila kita tidak merawatnya. Sama seperti sebuah tanaman, demikian pula kehidupan kerohanian kita. Tanpa pupuk, air, dan tanah yang digemburkan, maka tanaman itu tidak akan pernah bisa bertumbuh dengan baik dan sehat, bahkan cenderung untuk mati.
Apa yang kita alami dan apa yang telah kita dapatkan dari Tuhan, saatnya kita bagikan kepada orang lain dengan cara memberi lebih banyak. Jika orang menyuruh kita berjalan 1 mil, maka berjalanlah dengannya 2 mil, artinya ketika kita membagikan pengalaman kehidupan kita kepada orang lain, bagikan lebih banyak lagi. Ketika kita berjalan dengan orang lain sejauh 2 mil, maka dipastikan ditengah-tengah perjalan tersebut kita pasti melakukan satu proses yaitu komunikasi yang membuat perjalanan kita tidak terasa sekalipun jauh. Demikian pula kerohanian kita, jika kita tidak memberikan dan membagikannya kepada orang lain lebih banyak maka perjalanan rohani kita menjadi lebih melelahkan.
Ketika saya mengalami sebuah pengalaman dengan Tuhan, maka saya cenderung untuk membagikannya kepada orang lain. Ini disebabkan ada sesuatu dalam perasaan saya, jika saya tidak membagikannya, maka saya akan merasakan kekeringan dan kehilangan gairah untuk melanjutkan perjalanan. Ingat, Passion kita kepada Tuhan tidaklah berhenti pada level Passion namun harus berlanjut dengan Compassion yaitu dibagikan untuk orang lain.

LAKUKAN YANG TERBAIK
Kita bisa menjadi rohani dengan apa yang kita kerjakan, namun ada satu hal yang terpenting dalam melakukan semuanya itu yaitu melakukannya dengan yang Terbaik. Ada sebuah kisah dalam sebuah pelatihan menulis, sang pembicara menantang para peserta: Sekarang tuliskan apa yang akan menjadi pesan terakhir anda jika 5 menit kedepan anda akan meninggal?. Yang terjadi kemudian, para peserta bisa menulis beberapa halaman pesan-pesan terakhir mereka, padahal hanya dalam waktu 5 menit. Dan apa yang mereka tulis merupakan sesuatu yang luar biasa, itulah karya tulis kepepet dimana segala potensi penulis tertuang didalamnya.
Dalam pelayanan, saya selalu menaruh dalam pikiran saya: Saya harus berkotbah dengan cara Terbaik, sebab siapa tahu setelah kotbah saya mati. Itu selalu saya tanamkan dalam pikiran saya, mengapa? Karena saya ingin merangsang diri saya sendiri untuk memberi yang terbaik kepada Tuhan sama seperti saat terakhir saya melayani Tuhan. Itu sangat baik agar kita bisa terpacu untuk Give the Best kepada Tuhan.
Didalam firman Tuhan, diceritakan bahwa Tuhan sangat berkenan kepada korban persembahan yang Terbaik, tidak cacat, dan bercela. Ini merupakan sebuah tanda bagi kehidupan kita, bahwa Tuhan rindu kita melakukan segala sesuatu dalam kehidupan kita dengan sesuatu yang Terbaik. Roma 12 ayat 1-2 mengatakan bahwa kita harus mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup, kudus, dan berkenan kepada Allah karena itulah ibadah kita yang sejati dihadapan Tuhan. Ini artinya kehidupan kita sendirilah yang menjadi korban dihadapan Tuhan, jadi lakukan segala sesuatu yang terbaik bagi Tuhan sebab kita mempersembahkan bukan asal-asalan namun benar-benar lahir dari hati kita. Ini juga berlaku dalam pekerjaan kita, jika orang lain nitip check lock, seharusnya kita juga tidak melakukan hal tersebut. Jika orang lain suka mbolos jam kantor, seharusnya kita tidak melakukannya. Inilah melakukan segala sesuatu yang Terbaik bagi Tuhan, bukankah pekerjaan juga merupakan sebuah pelayanan? Bagaimana kita melayani Tuhan dalam tempat kita bekerja jikalau tidak dengan melakukannya dengan yang Terbaik?

MEMBANGUN ORANG LAIN
Sebuah bara api jika sendirian akan lebih cepat dan mudah padam dibandingkan dengan ketika dia berkumpul dengan bara api yang lainnya. Beberapa waktu yang lalu saya diajak oleh seorang rekan untuk bergabung dalam komsel khusus profesional, disitu saya bertemu dengan berbagai macam orang dan profesi diantaranya ada seorang penterjemah hamba-hamba Tuhan dari luar negeri, beliau juga sebagai pimpinan di sebuah lembaga sosial yang menapung para gadis yang hamil diluar nikah dan pelayanan pemulung, ada juga ibu rumah tangga yang mulai menjalani profesi sebagai motivator dan mendirikan tempat pelatihan baby siter, ada pula yang menjadi pendoa di Menara Doa Surabaya, juga ada pula yang menjadi school pastor yang membawahi beberapa kepala sekolah dari playgroup sampai SMU, juga ada seorang muda yang menjadi marketing di sebuah perusahaan kimia, dan yang membuat saya surprise yaitu seorang gadis muda yang menjadi kepala sekolah di sebuah playgroup. Saya merasa benar-benar menerima anugerah Tuhan yang besar karena ditempatkan ditengah-tengah mereka, kami bisa saling belajar dan berbagi apa yang kami peroleh ketika menjalani kehidupan bersama dengan Tuhan. Tuhan selalu memberikan sesuatu kepada kita dengan satu tujuan yaitu berbuah, dan kalau kita berbuah, berati orang lain bisa menikmati buat tersebut. Firman Tuhan mengajarkan kepada kita agar kita saling membangun satu dengan yang lainnya, ini merupakan sebuah panggilan dalam kehidupan kita. Banyak anak muda cenderung menjadi pembangun tembok dibandingkan dengan pembangun jembatan. Tembok berarti membangun jarak dengan orang lain, merasa bisa sendiri, tidak butuh orang lain, dan merasa dirinya lebih tinggi dibandingkan dengan orang lain. Sedangkan jembatan memiliki makna kerendahan hati, menjalin hubungan dengan orang lain, memberikan hidup kita untuk orang lain, dan rela memberikan apa yang kita punya sebagai jembatan kesuksesan bagi orang di sekitar kita. Manakah diantara keduanya yang kita pilih?

MENJADI TELADAN
Yang terakhir, bagimana agar kita bisa menjadi Super Youth? Yaitu dengan menjadi teladan. Banyak ahli kepemimpinan mengatakan bahwa tindakan kita berbicara lebih kuat dibandingkan dengan perkataan saja. Kita bisa berbicara dengan seribu kata namun yang bisa mengubahkan orang hanya dengan satu tindakan. Tindakan kita selalu berbicara lebih keras dibandingkan dengan perkataan, orang cenderung menilai kita dari tindakan dan sikap kita. Sikap kita untuk mengatasi persoalan, sikap kita untuk menerima segala kritikan, sikap kita menghadapi hal-hal yang buntu secara manusia, itu semua bisa menjadi satu alat untuk menilai seberapa dalam dan dewasanya kehidupan kita. Umur 18 tahun bisa menjadi sangat dewasa ketika dia bisa bertanggung jawab sedangkan usia 50 tahun bisa menjadi sangat kekanak-kanakan jika dia gagal bertanggung jawab. Kedewasaan tidak dilihat dari usia tetapi bagaimana kita menerima tanggung jawab dan melakukannya dengan benar. Firman Tuhan berkata jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda, tapi jadilah teladan bagi orang-orang percaya. Anak muda harus menjadi teladan dalam segala hal, baik dalam perkataannya, perbuatannya, kasihnya, kesetiaannya, bahkan dalam melayani Tuhan sekalipun. Siapkah kita menjadi Super Youth berikutnya?

Tidak ada komentar: