Selasa, 16 Juni 2009
JANGAN MUNDUR
Ay 37-38: “Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus, tetapi Paulus dengan tegas berkata, bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka”Siapa sebenarnya Yohanes Markus ini, sehingga Barnabas dan Paulus berselisih paham dengan tajamnya. Dari KPR 12:25, diketahui bahwa Yohanes Markus ini adalah anak Tuhan yang ikut dalam pelayanan Barnabas dan Paulus. Boleh dibilang dia sedang berapi-api, semangat dalam pelayanan. Dari beberapa ayat diketahui, bahwa sebenarnya Yohanes Markus ini dari keluarga yang cukup berada, terbukti dengan gambaran tentang model bangunan rumah, dan seringnya tempat dia dipakai untuk pertemuan para murid Yesus. Bahkan jamuan malam terakhir juga diadakan di rumahnya. Selanjutnya, disebutkan dalam KPR pasal 13:5-13 bahwa dalam pelayanannya, Paulus dan Barnabas menghadapi tantangan2. Yohanes Markus demi mengetahui hal ini, nyalinya menjadi ciut. Dia memutuskan untuk pulang kembali ke rumahnya, Yerusalem. Yohanes Markus merasa bahwa di rumahnya dia merasakan aman tentram tidak susah seperti di pelayanan. Namun tidak lama berselang, Yohanes Markus berubah pikiran. Dia menyadari bahwa keputusannya keliru dan memutuskan untuk kembali mengikuti pelayanan Paulus dan Barnabas.(Sekilas tentang Barnabas, dia sebetulnya adalah pemimpin misi. Waktu Paulus baru bertobat dan memulai pelayanan, banyak rasul yang takut dengan dia. Maklum, dulunya dia sering menganiaya orang Kristen. Barnabas-lah yang berani percaya pada pertobatan Paulus dan memperkenalkan Paulus kepada rasul2 lain. Di kemudian hari, justru pelayanan Paulus lebih menonjol dari Barnabas. Dari sini, bisa diketahui bahwa Barnabas adalah tipe hamba Tuhan yang sabar, rendah hati, dan tidak sombong. Dia tidak masalah, walaupun pelayanan Paulus lebih menonjol dari dia. Di sisi yang lain kita bisa mengetahui bahwa Paulus tergolong sebagai hamba Tuhan yang tegas, kadang2 sinis.) Di sinilah Barnabas yang sabar berpendapat untuk memberi kesempatan yang kedua buat Yohanes Markus, sedangkan Paulus dengan tegas mengatakan bahwa akibat kesalahannya itu Yohanes harus menanggung konsekuensinya, Paulus kurang berkenan mengajak Yohanes Markus kembali. Yohanes Markus kali ini benar2 bertekad untuk melayani, apapun konsekuesinya. Tidak mudah bagi seseorang yang telah mundur untuk kembali lagi. Seperti menarik ucapan yang telah dikeluarkan. Tapi Yohanes Markus sudah bertekad. Meskipun dia melihat sendiri bagaimana Paulus ‘menolak’ nya, dia tetap komitmen dengan pelayanan dan dia tidak dendam atau sakit hati terhadap Paulus. Dengan segala kerendahan hati, dia justru terpacu untuk membuktikan bahwa dia sudah berubah, tidak sama seperti yang sebelumnya. Pada II Tim 4:9-11, “Berusahalah supaya segera datang kepadaku, karena Demas telah mencintai dunia ini dan meninggalkan aku. Ia telah berangkat ke Tesalonika. Kreskes telah pergi ke Galatia dan Titus ke Dalmatia. Hanya Lukas yang tinggal dengan aku. Jemputlah Markus dan bawalah ia kemari, karena pelayanannya penting bagiku.” Akhirnya Paulus mengakui pelayanan Yohanes Markus. Yohanes Markus berhasil membuktikan komitmen dan kesungguhan hatinya. Sama sekali tidak ada tulisan yang menyatakan bahwa Yohanes Markus sakit hati dan mengabaikan pesan Paulus, walaupun saat itu Paulus sudah dalam keadaan tua dan hampir dihukum mati. Buah karya Markus dapat kita nikmati sekarang yaitu: injil Markus, yang ditulis olehnya.Seringkali kita sama denganYohanes Markus. Pada mulanya kita bersemangat, berapi2 dalam pelayanan. Begitu kita menghadapi tantangan dalam pelayanan, entah itu dari dalam atau dari luar, kita merasa tidak siap. Kita jadi kecewa dan bertanya ,” Loh, koq gitu sich ?”. Keadaan menjadi tidak seindah yang kita bayangkan sebelumnya. Di saat yang sama godaan untuk kembali ke kehidupan lama, godaan untuk kecewa dan mutung begitu menguat. Kita berpikir untuk kembali ke zona nyaman. Akhirnya kita mengambil keputusan yg sama dengan Yohanes Markus, mundur dari pelayanan. Saat ini kita belajar dari sikap Yohanes Markus untuk kembali kepada komitmen pelayanannya. Tuhan tidak pernah menjanjikan kehidupan yang selalu enak tanpa tantangan. Malah ada tertulis bahwa kemalangan orang benar itu banyak. Namun satu hal kita juga percaya, jika Tuhan yang telah mengutus kita, Dia pasti bertanggung jawab untuk menyertai dan memperlengkapi kita. Yang kita perlu lakukan hanya bersandar pada Tuhan. Kita juga perlu mengetahui bahwa ada tipe hamba Tuhan penyabar seperti Barnabas, tapi ada juga yang tegas seperti Paulus. Kedua2nya saling melengkapi dan menutupi. Yang penting adalah respon kita, apakah kita jadi sakit hati, kepahitan atau kita dengan rendah hati dan besar hati mau introspeksi diri, menyadarinya sebagai konsekuensi yang harus diterima bila kita telah melakukan kesalahan. Teguran harus diterima secara positif sebagai “cambuk” yang dapat melecut semangat kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama bahkan untuk berbuat yang lebih baik lagi. Seberapa kuatnya tantangan tidak mampu menghalangi komitmen Yohanes Markus untuk kembali melayani Tuhan. APabila Yohanes Markus memilih untuk bersantai2 di rumahnya di Yerusalem, mungkin hari ini cuma ada 3 Injil! Amen n GBU
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar