Suatu ketika hiduplah seorang raja yang bijaksana yang selalu memperhatikan rakyatnya dengan sangat baik. Dia memiliki seorang pendahulu atau orang yang selalu menyiapkan segala sesuatu ketika sang raja berkunjung kesebuah daerah. Ketika raja ingin pergi ke kota A, maka si pendahulu ini pergi ke kota A terlebih dahulu untuk menyiapkan tempat dan segala kebutuhan yang raja inginkan nanti. Si pendahulu ini bisa dikatakan seorang yang sangat setia dan sangat dipercaya oleh sang raja. Hal tersebut dikerjakan oleh si pendahulu selama bertahun-tahun sejak dia masih muda, tanpa disadari, ternyata waktu telah berjalan dengan cepat.
Suatu ketika sang Raja jatuh sakit dan tidak bisa berbuat apapun, si pendahulu yang snagat setia ini mendampingi raja di kamar pribadinya. Dia menjadi pelayan yang paling lama menunggu raja karena dia tidak pergi kemanapun dan hanya duduk bersimpuh di sebelah ranjang sang raja. Dan tiba waktunya, sang raja berkata kepada si pendahulu,” engkau telah begitu setia berkerja, melayani, bahkan menyiapkan jalan bagi ku ketika aku akan pergi kemanapun. Sekarang, maukah engkau pergi kembali untuk mendahului aku?”. Si pendahulu menjawab,” hamba hanyalah pelayan tuanku raja, kemanapun hamba akan berangkat kalau tuan yang suruh”. Lalu raja menjawab,” aku akan pergi ke negeri maut, aku minta kamu mempersiapkan jalan bagiku”. Si pendahulu diam sejenak dna berpikir panjang, apakah ada negeri maut? Apakah raja tidak salah untuk mengatakannya? Lalu sekejab dia mulai menyadari dan tahu kemana raja akan pergi. Diapun menjawab,” tuanku raja, kalau memang tuan ingin hamba mendahului tuanku raja pergi kesana, hamba siap untuk mendahului tuanku raja”. Setelah mengucapkannya, si pendahulu mengambil pisau yang ada ditangannya dan menancapkannya ke jantungnya dan diapun mati dihadapan sang raja. Setelah itu, sang raja agung juga menyusul si pendahulunya untuk pergi ke alam maut.
Penggalan kisah diatas merupakan sebuah gambaran kesetiaan Yohanes Pembabtis kepada Yesus, dia merupakan seorang yang punya hati untuk menyiapkan jalan bagi kedatangan Raja Kemuliaan yaitu Yesus Pembebas. Yohanes Pembabtis pula merupakan gambaran sebuah generasi terakhir yang Yesus rindukan, kita harus memiliki kesetiaan yang penuh kepada Tuhan. Secara ekstrem saya gambarkan, ketika Yesus akan melawat Surabaya, kita siap sedia dan berdoa mati-matian untuk Surabaya agar lawatan Tuhan terjadi. Kita harus peka terhadap mauNya Raja Kemuliaan.
Pertanyaannya, apakah kita telah bersiap sedia menanti kedatangan Tuhan untuk kedua kalinya? Apa yang sudah kita persiapkan? Berapa jiwa yang telah kita bawa kepada Tuhan? Jika kita merasa masih belum cukup, ini waktunya untuk kita membangun kesetiaan kita kepada Tuhan, sebab Dialah Raja segala raja yang akan memerintah untuk selama-lamanya. Maranatha!
(visit: http://youthgil.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar