Rabu, 11 Agustus 2010

MAKAN SAJA FIRMANNYA

Merupakan sebuah dilema yang panjang dan tidak berkesudahan rasanya untuk menggembalakan sebuah jemaat dengan berbagai macam usia yang berbeda (dari anak-anak sampai orang tua bahkan kakek nenek), dan juga dengan berbagai kebutuhan seperti orang Kristen lama dengan orang Kristen baru, ini semua berdampak bagi ‘makanan’ rohani apa yang cocok diberikan untuk jemaat seperti ini. Kita tahu bahwa kita ini ialah ibadah anak muda, namun demikian banyak orang yang tertarik untuk mengikutinya bahkan ada seorang anak kecil yang meyakinkan orang tuanya bahwa dia adalah jemaat kaum muda. Ini terjadi pada jemaat Youth Allah adalah Kasih Creative Church.
Beberapa hamba Tuhan yang kami undang juga mengatakan ‘kekagumannya’ karena menghadapi jemaat dengan range usia yang begitu tajam dan berbagai profesi yang sangat berbeda satu dengan lainnya. Namun beberapa mereka menikmati suasana ibadah yang ada pada kita, dan ini merupakan tantangan tersendiri bagi semua pelayan Tuhan yang melayani ditempat kami.
Sebagai pemimpin saya harus memastikan bahwa makanan rohani yang diberikan kepada jemaat haruslah cocok dan memenuhi semua kebutuhan mereka, dan ini tidak mudah dan mungkin akan sangat sulit untuk dilakukan oleh gembala sekalipun. Beberapa bertanya: mengapa firmannya terlalu dalam dan detail, tanya jemaat baru. Mengapa firmannya terlalu dangkal, tanya jemaat lama yang sudah dewasa. Mengapa firmannya hanya tentang hal teknis? Bukankah ini untuk jemaat yang sudah melayani? Bagaimana nanti dengan mereka yang Kristen baru, tanya jemaat yang netral. Itu semua pertanyaan yang sering muncul dan diungkapkan oleh berbagai macam orang, usia, dan tingkat kerohanian yang berbeda.
Sebagai pemimpin saya menyajikan ‘koki’ / hamba Tuhan yang terbaik untuk mereka, masalah ‘menunya' seperti apa, itu terserah hamba Tuhan tersebut sebab mereka sendiri berurusan dengan Tuhan dan hanya Tuhan yang tahu menu apa yang cocok diberikan kepada jemaat saya. Dan yang saya percayai ialah jika kita mendengarkan firman Tuhan, jangan menilai siapa yang menyampaikannya, jangan menilai bagaimana dia menyampaikannya, dan jangan pernah sekalipun menilai pengajarannya ika itu hanya karena tidak cocok dengan selera kita. Saya member gambaran buat kita: waktu kecil saya tidak suka makan sayur, tetapi mama saya memaksa saya untuk makan sayur tiap hari. Saya belajar untuk memakan makanan yang tidak saya sukai namun saya percaya bahwa mama saya lebih tahu kebutuhan gizi untuk tubuh saya. Sama juga dengan pengajaran di gereja, jangan gampang protes, jangan pula mudah mengatakan saya tidak dapet sesuatu, saya tidak nagkap, saya tidak suka dan sebagainya! Belajar untuk tetap memakannya, sebab saya tahu bahwa setiap firman yang disampaikan tidak akan pernah sia-sia kalau kita mau menerimanya.
Jadi, sebagai jemaat belajarlah untuk menerima setiap firman dan bukan menolaknya hanya atas dasar kita suka atau tidak. Firman yang keras membuat kita dewasa, firman yang teknis membuat kita belajar bagaimana melayani, firman yang lunak membuat kita nyaman dalam pertumbuhan, dan semuanya itu berguna dan pertumbuhan hanya Tuhanlah yang mengetahuinya! GBU

Tidak ada komentar: