Rabu, 08 Oktober 2008

FOKUS PADA MASALAH ATAU FOKUS PADA IMPIAN


Dari sekian banyak interaksi dari berbagai SMS, telepon, maupun email yang saya terima, dan juga dari pembelajaran saya, ada dua golongan pribadi—jika boleh saya golongkan di sini—antara lain:
1. Pribadi yang fokus pada masalah yang mereka hadapi.
2. Pribadi yang fokus pada apa yang mereka inginkan.
Untuk pribadi yang pertama inilah yang cenderung membutuhkan bantuan. Sedangkan yang kedua yang fokus pada impian, cenderung tidak membutuhkannya. Kenapa? Karena orang pada tahap ini sedang berkembang ke arah yang benar dan mengundang berbagai kebetulan yang menguntungkan dari Alam.
Kebalikan dari yang kedua, pribadi yang pertama berkembang ke arah yang salah. Namanya berkembang, tentu akan mengarah ke yang lebih besar lagi. Bayangkan, jika kita fokus ke masalah atau kekurangan yang kita miliki, maka akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi. Karena akan mengundang berbagai kebetulan yang merugikan dari Alam. Maka, masalah akan semakin kompleks jadinya.
Jadi, apa yang terjadi pada diri kita, kita sendirilah yang mengundangnya.
Lalu, bagaimana menyikapi dengan benar masalah yang ada?
Setiap orang memiliki masalah, entah itu masalah hutang, kartu kredit, biaya hidup, karier yang monoton, perceraian, pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, perasaan yang tidak diinginkan, perlakuan tidak adil dari orang lain, ketidakpedean, cinta dan seks. Wow!!!
Saya juga berada di antara salah satu dari masalah-masalah itu. Beberapa malah. Langkah yang cukup tepat adalah menyimpannya ke tempat yang semestinya. Bukan bermaksud mengabaikan atau melupakannya. Tetapi cukup dengan menyimpannya ke dalam kotak yang tertutup. Ini dilakukan agar kita bisa "bebas". Karena di saat kita "bebas", kita akan leluasa fokus pada apa yang kita inginkan.
Ini tentang saya. Inspirasi pertama kali adalah dari Jennie S. Bev. Saya merasa tertarik untuk memerhatikannya. Tiba-tiba saya menemukan sosok yang fokus pada impiannya. Seakan-akan beliau memesan saja pada Alam apa yang beliau inginkan. Seperti memesan makanan kesukaan di sebuah restoran. Dan, saya kemudian menemukan sosok-sosok seperti ini pada orang-orang sukses, bukan pada selebriti, yang menyukai keglamouran dan ketenaran semata.
Saya belajar dari pribadi-pribadi yang bagi saya sangat wonderfull alias mengagumkan. Sederet nama di Pembelajar.com, tokoh-tokoh sukses lokal maupun dunia, dan sebagainya. Mereka tidak peduli dikenal atau tidak oleh orang lain. Mereka terus memberi kontribusi dan berkarya. Pribadi yang "hidup" dan luar biasa.
Saya tidak begitu percaya mereka tidak pernah punya masalah. Tetapi saya percaya, mereka hanya menyimpannya di dalam kantung yang terikat. Sehingga, mereka bebas untuk fokus pada apa yang mereka inginkan. Dan, masalah terselesaikan dengan sendirinya.
Saya belajar dari mereka dan mempraktikkannya dalam kehidupan saya. Saya serius belajar mengembangkan diri sejak masih menjadi pembantu rumah tangga di Hongkong. Saya merasa berubah dan berbahagia sejak itu. Sungguh luar biasa!!! Saya menyimpan semua masalah yang saya miliki di dalam "kantung ajaib" dan mengikatnya rapat-rapat. Isi kantung tersebut adalah ketidakpercayaan diri, minder, kegagapan, masalah keuangan, perasaan ingin dicintai, perlakuan tidak adil dari orang lain, hingga profesi yang dipandang sebelah mata.
Dulu saya fokus pada masalah-masalah itu. Apa yang terjadi? Saya berkembang ke arah yang salah dan semakin lama semakin membesar. Yang saya dapat adalah perasaan tidak berdaya, tidak berharga, perasaan tidak beruntung dan


menyalahkan keadaan, suka berandai-andai tetapi no action, menyesali diri, tidak bergairah, merasa diri tidak cantik dan pintar, khawatir, cemas, takut, dendam, marah dan lain-lain.
Tetapi, setelah saya mencari tahu the secret alias "rahasia" dengan belajar dan mengamati pribadi-pribadi orang sukses, pikiran saya mulai terbuka. Entahlah, sepertinya ada saja yang menarik saya ke arah apa yang saya pikirkan dan saya inginkan. Dan, saya merasa telah berkembang ke arah yang benar.
Satu kalimat motivasi yang menginspirasi saya yaitu, "Pikiran adalah penguasa". Sejak itu saya mengklaim: Saya harus memiliki pikiran yang benar. Ketika saya menyimpan masalah-masalah saya tersebut di tempat lain, perasaan yang muncul adalah perasaan memaafkan dan rasa syukur yang dalam. Kata-kata yang klise memang. Namun, tidak bagi perasaan saya waktu itu. Lalu, saya berkembang lagi
dengan memiliki "perasaan bebas". Berkembang lagi dengan mempunyai impian dan rasa percaya.
Secara sadar atau tidak, saya memesannya kepada Alam apa yang saya inginkan. Saya belajar dan minta diajari. Satu demi satu yang saya tulis telah terwujud. Menjadi kolumnis tidak tetap Pembelajar.com, menulis buku Anda Luar Biasa!!!, lalu menjadi kolumnis tetap Pembelajar.com, berbagi pengalaman atau sharing kepada orang lain, pernikahan dan menjadi calon ibu. Yang jelas, saya merasa berarti. Dan, inilah ukuran kebahagiaan saya.
Sekarang, ada sederet lagi keinginan saya yang telah saya tulis untuk dipesankan lagi pada Alam. Saya akan berusaha fokus kembali kepada keinginan-keinginan saya tersebut dengan banyak belajar. Sehingga, saya nanti akan berkembang dan semakin berkembang.
Lalu, bagaimana dengan "kantung ajaib" saya yang dulu—yang menyimpan masalah-masalah saya? Ternyata, isinya satu demi satu hilang meski ada beberapa yang masih tersimpan di situ. Dan, saya yakin suatu saat akan hilang dengan sendirinya seiring dengan semakin berkembangnya saya ke arah yang lain, ke arah yang benar.
Saya memilih fokus pada impian daripada fokus pada masalah. Jika fokus pada impian, akan membawa kita kepada kepuasan dan kebahagiaan. Namun, jika fokus pada masalah, capek deh!!!
"Karena kita adalah makhluk yang sangat perhatian terhadap sesuatu, maka jika kita memerhatikan hal yang tidak kita inginkan (masalah yang kita miliki) maka kita tidak bisa fokus mewujudkan apa yang kita inginkan. Namun, jika kita memerhatikan hal yang kita inginkan (impian) maka yang tidak kita inginkan tersebut (masalah yang ada) akan lebur dngan sendirinya. Tetapi, kebanyakan dari kita lebih suka memerhatikan masalah-masalah atau kekurangan-kekurangan yang kita miliki, sehingga akan banyak alasan yang menghambat yang muncul."
Bagaimana menurut Anda?
* Eni Kusuma adalah alumnus sebuah SMA di Banyuwangi, mantan TKW di Hongkong, dan penulis buku motivasi laris “Anda Luar Biasa!!!” (Fivestar, 2007). Ia dapat dihubungi di: ek_virgeus@yahoo.co.id.



Tidak ada komentar: