Jumat, 03 September 2010

GOD OF MEPET

Judul: GOD OF ‘MEPET’

1 Korintus 2: 9
Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."

Saya sangat percaya bahwa Tuhan yang kita sembah ialah Tuhan yang punya keunikan disbanding illah lain, Dia memperkenalkan diriNya kepada setiap pribadi dengan caraNya sendiri. Kalau kita membaca alkitab dengan lebih teliti, kita akan menemukan bahwa pewahyuan tentang Tuhan itu sendiri muncul ketika seseorang mengalami sebuah peristiwa. Misalkan Daud mengatakan Tuhan sebagai Perisai, gunung batu, pertolongan, dan sebagainya, karena Daud mengalami tuhan pada area-area tersebut. Sebutan untuk Tuhan muncul karena pengalaman, inilah uniknya kekristenan dibandingkan dengan yang lain, kita hidup bukan hanya dari teori namun dari pengalaman juga, sehingga hal pertama yang ditentang dalam kekristenan ialah roh agamawi.

Kali ini saya ingin sedikit bercerita tentang Tuhan yang kita sembah sebagai El Shaddai/ Allah maha Kuasa. Saya pernah membaca tentang sebuah kisah dari nabi besar yang disebut sebagai sahabat Tuhan yaitu Abraham. Bagaimana perjalanan hidupnya yang jatuh bangun yang itu juga tertulis dalam alkitab, termasuk ketika dia mengambil Hagar sebagai penerus keturunannya.
Ketika Abraham menerima janji bahwa dia akan menjadi bapa bagi segala bangsa, maka dengan setia Abraham terus menanti-nantikannya dan saya percaya mungkin setiap hari mereka (Abraham & Sarah) bersetubuh dan berharap agar keturunan mereka dilahirkan. Mungkin kalaupun pada jaman mereka ada obat-obat kesehatan sex, maka mereka juga akan mengkonsumsi dengan rutin setiap hari, karena mereka sangat percaya bahwa iman tanpa perbuatan ialah mati, dan Abraham sangat ahli dalam hal demikian.

Setelah ditunggu-tunggu beberapa tahun terus menerus, mereka mengalami kelelahan iman, Sarah dan Abraham sepakat untuk mengambil Hagar sebagai penerus keturunan mereka. Ditengah-tengah keputusasaan mereka dan ditengah-tengah pikiran Abraham mungkin berkata,”kalau tidak sekarang mungkin akan terlambat”. Maka diambillah Hagar sebagai penerus keturunan dan ternyata lahirlah seorang anak bernama Ismael yang menyebabkan konflik dalam kehuarga Abraham sehingga Sarah memaksa Abraham untuk mengusi Hagar dan anaknya.

Setelah peristiwa pengusiran tersebut, sepasang manusia Allah tersebut kembali mencoba untuk bersetubuh dan berharap anak yang dijanjikan Tuhan bisa diterima dan digenapi. Mungkin, dalam imaginasi saya, mereka mencoba berbagai obat dan makanan kesehatan untuk kesehatan sperma mereka agar apa yang mereka kerjakan tidak sia-sia. Namun nyatanya mereka tidak kunjung mendapat keturunan yang dijanjikan, sedangkan Tuhan terus menerus mengulang janjiNya kepada Abraham bahwa keturunannya seperti pasir di laut dna bintang-bintang di langit. Semakin Abraham menantikan janji tersebut, semakin dia bimbang sebab dia membandingkan janji tersebut dengan keadaannya yang sudah semakin sangat tua. Dan tibalah pada satu titik dimana Abraham menyerah dengan keadaannya, disaat itulah Tuhan datang kepada Abraham dan menyatakan diriNya sebagai El-Shaddai / Allah maha kuasa. Pernyataan Tuhan tersebut muncul ketika Abraham mulai menyerah dan mengangkat tangannya kepada Tuhan.

Bukankah kita sering mengalami hal demikian, kita menantikan pertolongan Tuhan namun kita terus mencoba dengan cara kita, dari yang halal sampai yang haram? Bahkan kita akhirnya harus jatuh bangun dalam berbagai hal karena kita terus mencoba menolong diri kita sendiri dengan cara kita? Dan kalau kita terus melakukan dengan cara kita sendiri, sebenarnya kita sedang memperpanjang masa penantian kita untuk memperoleh apa yang Tuhan janjikan.

Firman Tuhan berkata,” Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." Tuhan melakukan segala sesuatu secara unik dan diluar batas pikiran kita.

Suatu ketika saya sedang menunggu pembayaran dari customer, disaat itu dana yang ada di rekening saya sedang menipis dan giro yang sudah saya buka akan minus pada hari itu (Jumat) karena akan banyak supplier yang akan mencairkan giro yang mereka terima. Saya mencoba dengan cara saya sendiri untuk Tanya kurs di bank X,Y,Z dengan harapan akan mendapat kurs yang tinggi. Karena kurs yang saya dapatkan sama rendahnya, saya memutuskan untuk pergi makan siang dan tidak memikirkan masalah tersebut sejenak saja.

Dan sepulang dari makan siang, saya iseng untuk mengecek saldo di bank saya, hasilnya ada beberapa pembayaran dari beberapa customer yang tidak diduga sekitar 300 juta lebih dan itu cukup untuk menutup buka giro saya sampai minggu depannya. Dari situ Tuhan mengingatkan saya tentang kisah Abraham diatas, saya menyebut El-Shaddai bukan hanya Allah maha kuasa tapi GOD OF ‘MEPET’, karena menang Dia sukanya bekerja dengan waktu yang sangat tepat, dan waktu itu atau moment itu muncul ketika kita sudah mengangkat tangan dan menantikan Tuhan untuk turun tangan. Itulah Tuhan yang kita sembah, Dia tidak pernah terlalu cepat tetapi Dia juga tidak terlambat karena memang Dia adalah GOD OF ‘MEPET’.

Oleh:
Hendri Setiawan

Tidak ada komentar: