Seringkali kita lihat di Alkitab Yesus menghindari orang banyak untuk berdoa secara pribadi. Setiap kali orang mau membuat Dia jadi bintang terkenal maka Dia lari untuk berdoa. Ketika mereka ingin menjadikan Dia raja karena Dia bisa "membuat roti" maka Ia pergi berdoa (Yohanes 6:15). Waktu mereka mau menjadikan Dia terkenal sebagai penyembuh, maka dikatakan bahwa Yesus meninggalkan khalayak ramai dan pergi berdoa sehingga Dia bisa punya prioritas utama, berbicara dengan Bapa. Ia pergi kepada Bapa, seakan berkata: “Bapa, orang-orang telah membuat-Ku jadi bintang dan telah menaruh bintang-bintang di pundak-Ku. Mereka telah memberi-Ku gelar. Bapa, ambil itu dari-Ku, biar aku jadi Anak saja. Aku tidak menginginkan apa yang orang-orang bisa berikan. Aku hanya mau apa yang diberikan Bapa”. Ini penting! Banyak orang terima pujian kemudian mulai “naik” dan terus naik sampai menjadi korban dari kesuksesannya sendiri dan akhirnya terkunci di posisinya, tidak bisa turun lagi dari posisi yang diberikan oleh manusia. Itulah sebabnya Yesus menjalani hidup yang disebut Pengunduran diri strategis. Dia mengundurkan diri dari sanjungan dan pusat perhatian orang banyak. Sering sehabis menyembuhkan orang sakit Dia menyuruh orang tersebut tidak memberitahukan hal itu kepada orang banyak. Alangkah berbedanya apa yang Yesus jalani dengan mimpi dan gairah kebanyakan orang-orang Kristen dan pelayan-pelayan Tuhan hari ini … Walaupun bisa, Yesus bahkan tidak pernah membangun denominasi … Dia lebih tertarik membangun pergerakan … membangun hubungan-Nya dengan Bapa … membangun orang-orang. Disanalah Dia investasikan hidup dan energi terbaik-Nya. Itulah gairah utama-Nya. Jauh dari kesan cari nama.Apa yang sedang kita bangun? (from : Cornelius wing)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar