Minggu, 13 April 2008

GEREJA, DIMANAKAH HATI NURANIMU?


Apa yang saya alami dan saksikan merupakan sebuah catatan kecil tentang kedewasaan rohani kita selama ini. Suatu ketika saya mendengar sebuah kisah yang unik tapi ‘ngilani’ banget, seseorang bercerita kepada saya bahwa murid sekolah minggunya disebuah gereja berani berkelahi dengan gurunya sendiri. Dan itu tidak terjadi pada satu atau dua orang tapi banyak yang melakukan dan ngalami itu. Memang menurut cerita si guru suka melakukan kontak fisik jika muridnya salah, tetapi sebagai murid mestinya melaporkan kepada orang tua atau kepala sekolah bukan mengajak berkelahi.
Sontak, ketika mendengar kenyataan tersebut terjadi diadalam gereja (bukan diluar gereja lho), saya merenung dan mendapai bahwa saya ini sama aja dengan anak yang berani dengan gurunya, alias tidak punya hati nurani. Atau mungkin jangan-jangan saudara yang membaca ini juga sudah kehilangan hati nurani? Untuk mengetahui hal tersebut gampang, coba saudara tanya atau ditanya orang lain : kemarin ada pembunuhan 5 orang di kotaku lho?/ jawaban yang kita berikan kadang2 menunjukkan tidak adanya hati nurani,” Wah, sedikit itu. Di Ambon saja ribuan kok”. Tuh kan?, yang kita lihat bukan seberapa berharganya nyawa manusia tetapi jumlahnya. Lagi, kalau orang berkata: kemarin ada anggota DPR korupsi 5 milyar ditangkap merupakan tempat Allah berbicara dengan kita dan menyatakan kasihnya melalui gerbang pertama dalam kehidupan kita yaitu Hati.
Mengapa banyak orang tersinggung dalam gereja? Mengapa banyak perpecahan dalam gereja? Mengapa banyak kebencian yang muncul dalam gerejaNya? Karena banyaknya pula orang-orang yang tidak punya hati nurani. Ketika seseorang punya masalah, kita sebagai sesamanya dalam Kristus terkesan cuek, hambar, dingin, dan tidak peduli. Itulah yang membuat gereja kehilangan hati nurani sehingga jangan berharap bahwa gereja menjadi jawaban atas semua persoalan bangsa dan negeri ini.
Milikilah hati nurani dan belajarkan menilai segala sesuatu dengan hati.
Masihkah kita ingat apa yang diajarkan Yesus tentang mengampuni? Jika kamu ditampar pipi kirimu berikan juga pipi kananmu, tetapi gereja sekarang aneh karena kurang punya hati sehingga ketika kita ditampar orang lain dengan perkataan yang menyakitkan kita malah marah, berusaha membela diri sendiri, dan kalau bisa melawan sampai menjatuhkan. Jangan marah kalau Yesus tidak marah, dan marahlah jika Yesus marah. Yesus tidak marak jika dilukai, dibenci, ditampar, dipukul, dan dicaci maki, tetapi Yesus marah ketika kita tidak punya nurani dan selalu mencari keuntungan untuk diri sendiri.

Tidak ada komentar: