Minggu, 13 April 2008

OTORITAS DAN INTEGRITAS


Ia menggembalakan mereka dengan ketulusan hatinya, dan menuntunmereka dengan kecakapan tangannya (Mazmur 78:72).So he shephered them according to the integrity of his heart, and guidedthem by the skillfulness of his hands (New King James Version).Salah satu isu utama kepemimpinan adalah memimpin dengan integritas.Kepemimpinan rohani berjalan karena pemimpin menerima ketundukkan sukareladari yang dipimpin. Dan ketundukan sukarela datang karena kepercayaan. Namunsudah pasti kepercayaan akan datang karena integritas. Kejujuran...kemurnian daribagian hati paling dalam. Otoritas tanpa integritas adalah kepemimpinan palsu.Sebesar apapun otoritas struktural tanpa integritas hanya akan menghasilkankepemimpinan yang tersunat pengaruhnya. Kemudian lahirlah ketundukkan palsu,bukannya ketundukkan yang lahir karena respek. Kepemimpinan rohani adalah satu-satunya jenis kepemimpinan di dunia yang tidak dapat memaksakan otoritasnya.Otoritas rohani hanya bisa berjalan dengan bersanding bersama integritas. Bos diperusahaan memakai uang sebagai salah satu alasan otoritasnya dijalankan terhadapkaryawan. Hakim di pengadilan memastikan otoritas jabatan yuridisnya denganketokan palu di meja ruang pengadilan. Polisi lalu lintas menjadi pemimpin di jalanraya dengan menyandang seragam dan pistol atas nama negara untuk memastikansemua pemakai jalan raya mematuhi semua peraturan lalu lintas. Tetapi dapatkahpemimpin rohani memaksakan otoritasnya?Beberapa kepemimpinan gaya dunia yang mungkin sekarang sedang mengincartengkuk kita -gereja- atau malah kita sudah terjerembab ke dalamnya:* Menggunakan intimidasi . Hanya menunggu waktu saja sampai orang yangdipimpin kehabisan energi untuk hidup dalam ketakutan dan luka kemudianmemberontak untuk keluar dari praktek sihir tersebut.* Memimpin dengan pengetahuan akan segera berakhir tatkala sang pemimpintidak menghidupi lagi apa yang dia ketahui.* Memimpin dengan manipulasi yang tak disadari "pengikut". Dengan mudahmengeksploitasi orang di sekitarnya untuk memenuhi agenda dan ambisipribadinya. Proses manipulasi tersebut mungkin akan segera berakhir saatorang menyadari tipu muslihat dan motif terselubung si pemimpin.* Memimpin dengan kharisma tanpa karakter yang kuat. Setelah tontonan kharisma usai dan pemimpin tidak mampu menunjukkan karakter dan integritasnya dalam keseharian mereka maka sebentar kemudianakan ditinggalkan banyak orang. Sudah sering kita mendengar contoh pemimpinkharismatis yang ditinggal orang karena integritasnya soal keuangan ataumoralitas.Kita belajar dari Perjanjian Baru bahwa Petrus telah terjatuh ke dalamketiadaan integritas. Petrus telah meluangkan waktu 3 tahun bersama Yesus. Iatelah berjalan di samping Yesus dan menyaksikan mujizat-mujizat-Nya. Ia telahmenerima tugas dari Allah untuk menyampaikan Injil kepada orang-orang kafir. Iatelah menerima kunci Kerajaan Allah. Namun Petrus masuk ke dalam suatu situasidimana ia tidak memiliki cukup integritas. Tidak peduli apakah kita seorangpengajar, pengkotbah dan pelayan Tuhan selama bertahun-tahun, adalah mudahbagi kita untuk merusak prinsip integritas. Namun kita tidak perlu jatuh ke dalampelanggaran kemunafikan ini.“Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya,sebab ia salah. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, iamakan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelahmereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akansaudara-saudara yang bersunat. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlakumunafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikanmereka. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengankebenaran Injil, aku berkata Kepada Kefas dihadapan mereka semua: Jika engkau,seorang Yahudi, hidup secara kafir, dan bukan secara Yahudi, bagaimanakahengkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secaraYahudi?” (Galatia 2:11-14).Petrus telah bertindak secara munafik. Ia lebih peduli untuk terlihat benar di depanorang percaya Yahudi dari Yerusalem daripada memelihara kesaksian Kristennya didepan orang-orang kafir yang ia layani. Ia mengikuti trasdisi dan aturan-aturanmanusia - dan dengan melakukannya ia memperlihatkan dirinya sebagai orangmunafik. Ketakutan terhadap orang-orang agamawi itulah yang menyebabkan diajatuh ke dalam perangkap ini. Ia tampaknya mengubah perilaku menurut jeniskumpulan orang yang ada di sekitarnya. Dalam kasus Petrus tersebut, Paulusmenghadapi Petrus secara terbuka dalam masalah yang berhubungan denganperilaku munafiknya dan menunjuk kepadanya kebodohan dari tindakan-tindakannya. Paulus, anggota terbaru dalam kalangan rasul-rasul, memutuskanuntuk menantang Petrus karena kepura-puraannya Petrus telah memilih kembalikepada legalisme Yahudi.Kepemimpinan rohani hanya bisa berjalan dalam hubungan kepercayaan yangkuat-antara pemimpin dengan yang dipimpin- yang disebabkan sang pemimpin hidup dalam integritas dan kemurnian. Keteladanan yang muncul karena telahmenghidupi "kebenaran dalam batin" (Mazmur 51:8) akan menjadi kekuatankepemimpinan yang tak tergantikan oleh cara apapun. Hanya mereka yang murnidan jujur saja yang dapat berkata di depan orang banyak seperti Paulus yangberkata: "Ikuti teladanku!" (Filipi 3:17). Kepercayaan yang muncul karena integritasdan kejujuran dalam kepemimpinan akan mengoptimalkan kekuatan hubungan yangpada gilirannya akan menuntaskan semua visi dan misi bersama.Lebih lanjut soal IntegritasTelah menjadi suatu kebiasaan normal bagi beberapa orang untuk mengenakantopeng dan membuat orang lain mengira mereka hidup lebih baik dibanding yangsesungguhnya tetapi sebenarnya itu merupakan gejala kurangnya integritas untuktampil beda dari yang sesungguhnya... berpura-pura dengan kerohanian palsu! Perluadanya pengajuan pertanyaan kepada kita terus menerus yang dapatmengembangkan semacam "kewaspadaan" mengenai hal tersebut: Apakah Anda,entah sadar atau tidak sadar, menciptakan kesan bahwa Anda adalah seorang yanglebih baik dari diri Anda yang sesungguhnya? Apakah Anda telah berusaha untuktampil lebih baik dari diri Anda yang sesungguhnya? Anda munafik? Seharusnyaada kesadaran untuk menjadi utuh secara moral tanpa kepalsuan. Konsekuensinyajelas, bahwa orang yang tidak memiliki integritas akan kehilangan kepercayaan dariorang-orang di sekitarnya, tidak peduli hal-hal lain yang telah ia kerjakan dalamhidupnya. Bagi beberapa orang, kelihatan baik lebih penting daripada berbuat baik!Mereka terperosok pada sikap menyenangkan orang lain sehingga mereka relamembuat keputusan "yg kelihatan baik" dengan melakukan hal-hal yangmenunjukkan tidak adanya integritas.Rasul Paulus berkata: "Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya adakebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus." (Galatia 2:21).Apa yang sedang dikatakan Paulus adalah bahwa jika seseorang kembali kelegalisme,ia kembali terikat pada hal-hal tertentu yang harus ia katakan ataulakukan supaya kelihatan baik. Itu sama dengan menyia-nyiakan kasih karuniaAllah! Orang yang berusaha terlihat rohani tetapi sebenarnya tidak terbukti sedangmenolak kasih karunia Allah. Dia membangun kebenaran "kosmetik", bukannya"kebenaran dalam batin" (Mazmur 51:8). Orang-orang yang berintegritas tetap samadalam situasi kecil ataupun besar. Mereka ada disana ketika hari panas ataupunhujan. Ia tidak berubah-ubah ketika terjadi badai, aniaya dan halangan apapun. Kitaperlu hidup dalam integritas dan kejujuran setiap waktu, khususnya dalam rumahtangga kita. Mengakui kesalahan kita dan meminta pengampunan dari merekaketika kita melakukan kesalahan merupakan tanda integritas yang berbicara lebihkeras dan jelas. Beberapa hal yang akan menguatkan dan menumbuhkan integritas:* Temukan orang yang berani menantang kita jika kita keluar jalur, berikan ijinuntuk memasuki lingkungan pribadi dan berbicara tentang kehidupan kita jikadiperlukan (Galatia 2:11). Temukan penantang ... seperti Paulus menantangPetrus dan nabi Natan menantang Daud!* Jadilah orang yang punya rasa aman.Orang yang hanya berusaha menyenangkan org lain adalah pemimpin yangburuk, rasa ketidak-amanan selalu memimpinnya untuk berperilaku munafik.(Galatia 2:12)* Jadilah konsisten.Kenalilah bidang-bidang ketidakkonsistenan kita dan memohon kasih karuniauntuk mengubahnya. (Galatia 2:14)* Kotbahkan prinsip-prinsip, bukan hanya aturan-aturan.Jauhilah legalisme yang terfokus kepada kebenaran diri bukan pada iman. (Galatia 2:15)Selanjutnya? Jika sebagai seorang pemimpin kita merasa teguh berdiri maka kitaperlu berhati-hati agar tidak jatuh. Sebaliknya menjadi semakin rendah hati, tetapmenjaga hati dan gentar di hadapan Tuhan.PERTAHANKAN INTEGRITASMU!!

Tidak ada komentar: