Rabu, 26 Maret 2008

KEJATUHAN VS KASIH KARUNIA


Bila orang-orang mendengar bahwa kita telah diampuni atas semua dosa-dosa kita, mereka bertanya, "Yah, kalau Tuhan sudah mengampuni semua dosa saya, dan kalau dosa yang belum saya lakukan juga sudah diperhatikan, mengapa saya berusaha keras untuk tidak berbuat dosa?"
Sebenarnya, pertanyaan ini mempunyai banyak hal yang baik. Tuhan tidak pernah resah atau khawatir apakah kita akan jatuh lagi ke dalam dosa.
Ketika Paulus menyinggung juga tentang pertanyaan yang serupa, ia menyatakan secara tidak langsung bahwa agaknya kita bodoh jika kita mengira seseorang yang mati terhadap dosa masih tetap hidup di dalam dosa. Ia tidak berkata, "Oh, hati-hati! Itu berbahaya. Kamu lebih baik berusaha keras supaya tidak jatuh lagi ke dalam dosa."
Tidak. Ia berkata begini, "Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?" (Roma 6:2).
Kasih karunia Allah memiliki dua dimensi.
Salah satu dimensi adalah pengampunan seluruh dosa kita.
Dimensi lainnya adalah, "Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Ku berikan diam kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Ku-berikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya" (Yehezkiel 36:26-27).
Kita menerima Roh Kudus dan buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23).
Oleh karena itu, orang yang sudah memiliki hati yang baru tidak memerlukan lagi Hukum Taurat, sebab Roh Kudus membuat hukum itu tidak diperlukan lagi. Itulah sebabnya, Yesus berkata bahwa semua hukum dan nubuat digenapi di dalam satu kata saja, yaitu kasih.
Paulus menjelaskan begini, "karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri! Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat" (Roma 13:9-10).
Buah Roh menyebabkan kita melakukan apa yang dimaksudkan oleh Hukum Taurat, ditambah dengan lebih banyak hal lainnya. Inilah yang membuat hukum itu tidak diperlukan lagi.
Kita menerima hati yang baru untuk hidup di dalam kekudusan, dan untuk menghasilkan semua buah Roh. Kita juga memiliki pengampunan yang tersedia di dalam darah Yesus, supaya kita yakin bahwa kita tidak pernah kehilangan keselamatan yang diberikan Tuhan kepada kita.
Sudahkah Anda menonton sirkus, atau menontonnya di layar televisi?
Salah satu yang paling spektakuler adalah permainan rekstok gantung. Para pemainnya yang berayun-ayun dari satu tiang ke tiang yang lain sangat mendebarkan kita yang melihat, karena mereka berada di tempat yang sangat tinggi di bagian yang tertinggi dari tendanya. Mereka mendorong pemainnya ke arah pemain yang lain satu persatu, dan Anda mungkin bertanya-tanya, "Bagaimana jadinya kalau mereka jatuh?"
Saya pernah bertanya kepada mereka, "Bagaimana Anda dapat melakukan pertunjukan itu dengan begitu sempurna? Tidak pernahkah Anda jatuh?"
"Ya, kami pernah jatuh," pemain itu menjawab. "Kami jatuh di setiap pertunjukan."
"Namun saya tidak pernah menyaksikan Anda jatuh."
"Yah, Anda sebenarnya melihat kami jatuh, tetapi Anda tidak memperhatikannya sebab kami tahu bagaimana jatuh dan bangun lagi. Jika kami jatuh kami segera melompat kembali dan orang-orang mengira itu adalah bagian dari pertunjukan itu."
Tuhan memberi kita hati yang baru dan Roh Kudus, sehingga kita boleh hidup di dalam Roh – seperti pemain rekstok gantung bergelantungan pada alat-alat ayunannya.
Kita seharusnya merupakan suatu pertunjukan bagi seluruh dunia, khususnya bagi tetangga-tetangga kita, sehingga mereka berkata, "Lihat orang-orang Kristen itu. Lihat bagaimana mereka saling mengasihi. Mereka tidak pernah mengkritik orang. Mereka bahkan mengasihi musuh mereka. Mereka adalah tetangga yang terbaik. Tidak seorangpun mengeluh tentang mereka. Mereka pun pekerja-pekerja yang terbaik di pabrik, sekretaris yang paling loyal, dan anak-anak mereka sangat penurut."
Tentu saja, kita tidak sempurna. Namun bila kita hidup di dalam Roh, kita dapat segera memperbaiki keadaan kita, karena hidup Yesus-lah yang dilihat oleh orang- orang itu, bukan kita.
Jika kita terpeleset dan jatuh, ada jala terbentang di bawah pemain rekstok gantung itu. Darah Tuhan Yesus Kristus telah menyediakan pengampunan untuk seluruh kegagalan kita. Kalau kita jatuh beribu kali, maka beribu kali pula Ia akan membangkitkan kita lagi, sejauh kita mempunyai keinginan yang jujur untuk tegak kembali.
Kini jika Anda jatuh, kemudian Anda tiduran saja di jala itu, saya tidak yakin bahwa Anda akan tetap dipertahankan untuk bermain di sirkus itu. Anda bukan pemain yang menguntungkan.
Namun jika Anda benar-benar ingin hidup di dalam kekudusan – seperti hidup (sekalipun harus jatuh bangun) di ayunan rekstok gantung – Anda perlu tahu, bahwa di bawah Anda terbentang jala pengaman.
Pemain rekstok gantung itu dapat bermain dengan santai sebab mereka tahu di bawah mereka ada jala pengaman. Kalau di sana tidak terdapat jala itu, mereka pasti merasa tagang dan takut.
Bila kita merasa tegang dan takut, kita akan mudah jatuh.
Orang-orang yang takut jatuh ternyata terus menerus jatuh.
Orang-orang yang berusaha keras untuk hidup kudus ternyata menemui kesukaran untuk hidup kudus.
Namun orang-orang di antara kita yang tidak bergumul agar hidup kudus merasa santai sehingga justru dapat hidup kudus! Karena kekudusan bukan sesuatu yang terjadi atas usaha kita sendiri, malainkan merupakan anugerah Tuhan – Roh Kudus di dalam kitalah yang melakukan pekerjaan Yesus.
Puji Tuhan atas kasih-Nya yang ajaib! Ia mengampuni seluruh pelanggaran kita; Ia menyediakan jala pengaman sehingga kita dapat merasa santai. Ia pun mengatakan bahwa kita harus mengasihi sesama kita seperti Ia mengasihi kita.
Apakah kita siap untuk mengasihi sesama kita? Atau, apakah kita akan melepaskan jala pengaman itu dari bawah tempat saudara kita berdiri? Kalau ia jatuh, "Selamat tinggal." Kita menolak dia selamanya!
Mengapa seseorang yang benar-benar hidup di dalam Kristus tidak mungkin terus menerus hidup di dalam dosa? Karena Yesus menangani akar masalah kita. Anda dan saya adalah akar dari masalah kita; dan ketika Yesus mati di kayu salib, kita pun mati bersama Dia. Bukan hanya dosa-dosa kita yang dipakukan di kayu salib itu, kita sendiri juga disalibkan!
Nah, karena Ia memperhatikan masalah kita, maka kita dapat melaksanakan hal-hal yang lain.

From :Judul : HIDUP BERSAMA YESUS HARI INIPengarang : Juan Carlos OrtizPenerbit : Yayasan Pekabaran Injil "IMMANUEL"Halaman :199-202
geovisit();

Tidak ada komentar: