Senin, 10 Maret 2008

TANGGUNG JAWAB


“duuugggkk…”, terdengar suara disebelah kanam mobil saya. Ternyata ada seorang pengendara motor yang sembrono ingin mendahului kendaraan saya tanpa memperkirakan jarak. Saya langsung membunyikan klakson untuk membuatnya berhenti, namun karena jalanan ramai diapun langsung melarikan diri ketakutan. Mau dikejar gimana, kalau tidak dikejar juga gimana… tapi saya coba untuk bertanya pada Tuhan, harus diapakan orang tersebut. Namun Tuhan malah memberikan sebuah pengertian dan pengajaran bahwa itu merupakan gambaran sebagian hidup saya dan anda yang membaca artikel ini bahwa kita sangat sering lari dari kenyataan yang harusnya kita hadapi bersama Tuhan. Alias, kita berusaha lari dari tanggung jawab kita! Memang untuk mempertanggungjawabkan sesuatu yang telah kita lakukan tidak mudah, apalagi jika kita melakukannya dengan unsur kegagalan dan kesalahan didalamnya. Tetapi, mau tidak mau Tuhan ingin kita menjadi anak Raja yang ber-responsible atau bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan.
Ada beberapa hal kebenaran yang perlu kita renungi tentang tanggung jawab:
Pertama, tanggung jawab merupakan karakter Bapa di Surga.
Banyak ayat yang menunjukkan kepada kita bahwa Dia adalah Tuhan yang menjadi Bapa atas kehidupan kita. Artinya, Dia bertanggung jawab penuh atas kehidupan kita. Saya masih ingat, waktu papa saya meninggal Dia berkata bahwa Dia akan menjadi Bapa saya. Perkataan Tuhan itulah yang membuat saya tidak menangis ketika papa saya meninggal, bahkan dalam kata sambutanpun saya tidak meneteskan air mata. Bahkan, banyak orang dan tetangga yang mengatakan bahwa saya luar biasa tegar (padahal nggak juga sih…)
Kedua, tanggung jawab merupakan jalan untuk meningkatkan level kehidupan kita.
Semakin seseorang meningkat kehidupannya baik level ekonomi maupun social bahkan dalam hal hubungan dengan Tuhan maka ia akan menanggung tanggung jawab yang lebih besar dari sebelumnya.coba bayangkan sejenak, jika kita masih ada pada posisi Sekolah dasar, maka segala sesuatu masih disiapkan oleh orang tua kita. Kita mungkin hanya bertanggung jawab sebatas belajar saja. Tetapi apa yang terjadi jika kita pada masa kuliah? Apalagi jika kita berada diluar kota terpisah dengan orang tua kita? Kita menyiapkan buku pelajaran, pakaian, sampai servis kendaraanpun kita mengurusi sendiri. Artinya semakin kita dewasa maka kita akan memiliki tanggung jawab yang lebih dibanding hanya berangkat sekolah dan belajar. Mau mengalami peningkatan kerohanian? Bertanggung jawablah!
Ketiga, tanggung jawab membawa kita pada pengelolaan otoritas Allah.
Kalau kita pelajari kisah Yakub dan anak-anaknya, kita akan mengetahui sesuatu yang janggal ketika Yakub memberkati anak-anaknya. Ketika ia memberkati Ruben dan Simeon, mereka berdua hanya menerima berkat yang bisa dikatakan kualitas rendahan. Tetapi Yehuda menerima berkat yang bisa dikatakan berkat tersebut seharusnya menjadi hak anak sulung yaitu Ruben. Salah satu yang yakub katakan kepada Yehuda ialah, bahwa tongkat pemerintahan tidak akan beralih daripadanya sampai ada yang berhak yaitu Kristus datang. Dan luarbiasa, Yesus merupakan keturunan Yehuda bukan Ruben yang merupakan anak sulung. Pertanyaannya, mengapa yehuda menerima berkat ganda tersebut? Karena dia bertanggung jawab. Ini dibuktikan dengan ketika Yusuf akan dibunuh oleh saudara-saudaranya, hanya Yehuda yang mencegah. Ketika Benyamin ditahan oleh Yusuf ketika di Mesir, Yehudalah yang mencegahnya pula. Dia sangat bertanggung jawab kepada keluarganya sekalipun diapun punya banyak kelemahan.
Bagaimana dengan kita? Siapkah kita menerima tanggung jawab Tuhan?

Tidak ada komentar: