Senin, 10 Maret 2008

MENYAMPAIKAN PESAN TUHAN

Saya bertanya kepada si doi waktu hari minggu, kita akan pergi kegereja mana. Setelah berpikir dan menimbang (kayak siding aja), akhirnya kita memutuskan pergi ke sebuah gereja. Saya tidak merasakan apa-apa waktu itu (merasakan Tuhan akan mengajar sesuatu). Ketika ibadah dimulai dan sampai kepada persembahan dijalankan, Tuhan mengajarkan sesuatu. Persembahan pertama (hari itu persembahan ada 2 kali) akan ditujukan kepada orang miskin. Ketika kantong persembahan dijalankan, tiba tiba Tuhan Roh Kudus berkata, lepaskan jam tangan kamu dan masukkan. Saya kaget dan berpikir ulang, tetapi dasarnya saya orang nekat maka saya memasukannya juga. Lucunya kantong persembahan tersebut memiliki lubang yang sangat kecil sehingga agak susah juga untuk masukinnya. Tetapi dari kesemuanya saya belajar taat. Seperti biasa, setelah melakukan sesuatu yang Tuhan suruh, hati saya damai sejahtera dan pasti setelahnya akan ada peneguhan firman Tuhan. Ternyata, ketika firman Tuhan disampaikan saya terkejut karena hamba Tuhan yang menyampaikan firman malam itu meneguhkan apa yang saya alami dan lakukan. Dia berbicara tentang Zakheus yang berani memberi setengah dari hartanya untuk orang miskin (dan ini cocok dengan apa yang saya lakukan yaitu memasukkan persembahan dikantong persembahan diakonia untuk orang miskin) bahkan saya lebih kaget ketika dia menyinggung tentang jam tangan. Hari itu saya sangat senang karena apa yang saya lakukan sesuai dengan yang Tuhan mau.
Ada satu peristiwa lagi yang Tuhan suruh saya lakukan, pada hari Jumat saya bermimpi bertemu dengan teman saya yang sekarang di Jakarta. dia memiliki latar belakang sebagai anak yang minder dan gampang kecewa. Saya pikir, sejak dia kuliah di Jakarta pasti hidupnya sudah berubah, dan Tuhan suruh sampaikan kepada dia kalau dia akan sukses dan berhasil hidupnya. Kalau saudara jadi saya, pasti saudara pikir Tuhan bener dan cocok karena kita punya pola pikir manusiawi yaitu kalau seseorang kaya maka dia sukses. Sayapun juga sama. Lalu saya bilang sama Tuhan, kalau saya tidak punya no HP nya, jadi saya minta tolong agar Tuhan kasih tau no HP anak tersebut lewat temen saya di Bali. (Aneh kan? Mestinya kalau si anak ada di Jakarta maka saya tanya temen yang di Jakarta juga tapi Tuhan pakai temen saya yang di Bali). Setelah mendapatkannya, saya langsung menelpon si anak yang di Jakarta tersebut. Waktu saya telpon ternyata dia sedang berada di bioskop. Pikiran saya mulai jalan, berarti memang dia sekarang sedang diberkati. Tetapi waktu saya sampaikan pesan Tuhan, dia malah tidak mempercayai dan berkata bahwa itu hanya kebetulan saja. Saya kaget dan lagsung tanya Tuhan, ini piye kok dia malah pesimis. Pikiran saya berkata bahwa dia tidak berubah sejak ada di madiun. Selesai mendengar jawaban yang nggak enak, saya langsung bertanya kepada temen saya yang di Bali tentang anak ini. Ternyata sekarang keadaan anak tersebut sungguh menyedihkan. Dia tidak tinggal di rumah saudaranya, kost atau rumah sendiri tetapi dilantai paling atas kantor tempat kakaknya menjadi pegawai, itupun dengan alas tikar seadanya. Saya shock, ditambah dengan uang jajan nya hanya 5000 rupiah tiap 3 hari. Padahal hidup di Jakarta butuh biaya yang tinggi. Langsung saya tanya lagi sama Tuhan, kok ternyata kayak begini? Katanya dia sukses tapi kok malah ‘ngenes’? lalu Tuhan berkata, SMS lagi ke Jakarta dan bilang kalau Yusuf aja lebih parah dari dia bisa diberkati luar biasa masak dia tidak bisa. Dan diakhir SMS saya tambahkan perkataan menantang : DIMANA IMANMU?. Saya berpikir dia tidak lagi membalas SMS saya, ternyata jawabannya luar biasa dia berjanji akan meresponi dan mulai bangkit lagi. Haleluya…
Saya belajar, bahwa Tuhan suka mengubah yang buruk menjadi baik, yang miskin menjadi kaya dan diberkati. Lalu saya kembali mengirimkan SMS kepadanya : Saya tunggu 5 tahun lagi!. Bagaimana dengan saudara?

Tidak ada komentar: