Kamis, 07 Mei 2009

ARAH PENDIDIKAN INDONESIA

Pendidikan sedang dipersimpangan jalan: antara pendidikan untuk individu (ambisi orang tua dan keluarga mengidolakan seorang anak akan jadi juara – jadi ranking satu) dan pendidikan yang lebih mengutamakan kematangan dan kemandirian anak sebagai hasil dari proses belajar berkelanjutan yang harus dan akan menjadi kekuatan kompetensi anak.Pada sisi lain keinginan dan harapan komunitas adalah terbentuknya pendidikan sebagai kebutuhan yang mengutamakan keselarasan, kemampuan bergaul, kemampuan kerjasama, kemampuan bertoleransi, kemampuan bertahan hidup dan berkarya bagi peradaban.Kenyataan yang ada saat ini menjadikan pendidikan tidak jelas, makin banyak masyarakat kelas menengah atas mendambakan pendidikan untuk individu menjadi utama dan pertama, karena itu mereka memilih sekolah yang bagus dan layak untuk menjamin kemajuan individu dan keunggulan.Masyarakat pada umumnya beranggapan bahwa sekolah negeri adalah segalanya. Passport untuk bisa melanjutkan kejenjang sekolah yang lebih tinggi, yang pada akhirnya akan membawa mereka ke komunitas yang sangat kaya jaringan kerja, bahkan ada yang sudah memperkirakan paling sedikit satu diantara temannya akan menjadi jenderal, presdir, bupati atau pimpinan partai politik yang akan mampu memberi manfaat pada jaringan kerja masa depan.Sehingga ada diantara mereka yang sengaja masuk ke sekolah swasta favorit dengan pertimbangan jaringan bisnis akan jadi kuat sehingga akan mudah menemukan simpul pekerjaan dan simpul kemitraan kerja di masa depan. Bahkan ada yang mengutamakan dapat jodoh dari jaringan sekolah yang baik dan memberi arti lingkungan sosial.Di alam demokrasi dan reformasi yang sangat kuat dalam menemukan identitas diri dan kemauan untuk mendapat penghargaan ini, maka pilihan pekerjaan masa depan makin terdeferensiasi. Saat ini makin bertumbuh masyarakat yang sadar bahwa kehidupan tidak hanya ditentukan oleh keyakinan dan etnis saja, sekolah berdasar agama makin menjamur, sekolah berbasis global makin utama dan sekolah berbasis multikultur akan jadi pilihan. (KRESNAYANA YAHYA)

Tidak ada komentar: