“Tuhan menciptakan kita di bumi untuk sebuah mandate yaitu mandate kebudayaan yang didalamnya terdapat ribuan macam seni mengelola alam, memanfaatkan sumber daya, dan kebudayaan untuk mencipta sesuatu”
Hendri Setiawan
Saya mencoba untuk mengajak kita semua yang membaca artikel ini untuk me review kembali untuk apa kita diciptakan. Sebuah mandate yang besar Tuhan berikan kepada manusia untuk mengelola bumi dan segala isinya, yang didalamnya termasuk mandate sebuah penciptaan akan kebudayaan yang ilahi. Ketika Tuhan memberikan perintah kepada manusia, maka Tuhan tahu bahwa dalam diri manusia terdapat potensi yang besar untuk berkuasa atas segala ciptaan Tuhan yang lainnya.
Namun, karena dosa dan ketidak taatan manusia, membuat mandate tersebut terkubur selama ribuan tahun. Manusia yang diharapkan dapat mengelola alam dan segala isinya, ternyata telah mengecewakan Tuhan. Akibatnya, bumi yang tadinya bagus, indah, rapi dan luarbiasa menjadi gersang, manusia pun harus berpeluh untuk mendapat makanannya, wanitapun harus bersakit2 untuk melahirkan keturunan ilahi-nya dan masih banyak penderitaan lainnya. Namun, sekalipun manusia sedemikian menderita dan putus asa akan keadaannya, ternyata Tuhan bukanlah Tuhan yang mudah menyerah atas keadaan tersebut. Kepercayaan kedua diberikan Tuhan kepada manusia melalui pengorbanan AnakNya Yesus Kristus. Dan yang lebih luas biasa lagi, ketika Yesus terangkat ke Surga, Dia memberikan mandate kedua yang merupakan terjemahan dari mandate pertama melalui Adam dan Hawa yaitu menjadikan semua bangsa murid Tuhan. Bukan lagi sebagai objek yang harus dikelola, namun manusia memiliki derajat lebih tinggi yaitu sebagai murid Yesus (bukan ciptaan Yesus). Hubungan yang luar biasa ini merupakan sebuah dasar dimana kita harus mengerjakan mandate budaya untuk Tuhan. Penginjilan yang efektif terjadi ketika kita mau merendahkan diri untuk menjadi sama dengan manusia lainnya. Ketika Yesus ada di bumi, Dia mengikuti kebudayaan yang diambil oleh manusia, namun Dia telah berhasil menjadi garam yang terlarut dan tak terlihat namun dampaknya dapat dirasakan oleh manusia.
Dalam jaman modern seperti inipun seharusnya kita juga berani untuk melangkah memasuki era marketplace yang Tuhan telah sediakan. Saya mengambil istilah: FROM HOLY WORLD TO HOLLYWOOD (Dari Dunia yang dipenuhi
kekudusan menuju pada dunia kebudayaan, dengan satu tujuan yaitu membawa bangsa2, kultur, dan suku bangsa kepada Tuhan melalui kehadiran kita sebagai garam). Inilah yang sedang dinantikan oleh generasi sekarang ini, dimana kita bergerak masuk dalam area peperangan sesungguhnya dan mempermuliakan Tuhan melalui kehidupan kita. Siapkan diri anda! *Hendri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar