Jumat, 08 Mei 2009

KENYANG?

Firman Tuhan menceritakan: "Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepadaNya: Rabi, bilamana Engkau tiba di sini? Yesus menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang....Kata Yesus kepada mereka: Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepadaKu, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepadaKu, ia tidak akan haus lagi...Akulah roti hidup. Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. Inilah roti yang turun dari sorga: barangsiapa makan daripadanya, ia tidak akan mati." (Yohanes 6:25,26,35,48,49,50).Ada beberapa hal dari ayat-ayat diatas yang kita bisa pelajari. Yang pertama, adalah fakta bahwa yang mengenyangkan orang-orang bukan tanda-tanda tapi "makan" kehidupan Yesus sebagai roti hidup. ALASAN MEREKA MENCARI YESUS ADALAH "MAKAN ROTI DAN KENYANG"...bukan tanda-tanda. Beberapa kali kitab-kitab Injil menceritakan bahwa orang-orang melihat tanda-tanda yang Yesus adakan lalu mereka percaya. Tapi percaya berbeda dengan kenyang. Meski kitab Ibrani 1:4 menulis bahwa maksud tanda, mujizat, dan berbagai penyataan kekuasaan dari Allah adalah peneguhan kesaksian maka tetap saja tanda dan mujizat tidak pernah dirancang untuk "mengenyangkan."...termasuk tanda-tanda yang menyertai orang percaya seperti yang disebutkan di dalam Injil Markus 16:17-18. Hal yang patut diperhatikan, yaitu ketidakseimbangan dan dis-orientasi. Ketidakseimbangannya terletak pada eforia mengejar pelayanan yang ber"tanda-tanda" tapi melupakan faktor "kenyang"-nya jiwa-jiwa. Orientasi dan tujuan terjauhnya semestinya adalah "kenyang makan hidup Yesus, sang Roti Hidup"...artinya menyatunya hidup kita dengan hidupNya..mempersekutukan diri kita dengan diriNya adalah pengejaran yang utama! Mengejar kesehatian dengan diriNya dan kehendakNya...menyatu dengan tujuan dan misi KerajaanNya! Jika tidak demikian maka buah dari pelayanan kita adalah para kerdil rohani yang haus tanda seperti golongan Saduki tapi tidak beranjak dewasa. Hanya menjadi bayi-bayi rohani yang senang dan terbius oleh berita: sembuh, kaya, sukses, terlepas, dan "tanda-tanda" lainnya. "Aku di dalam kamu dan kamu di dalam Aku" merupakan esensi. "Makan" pikiranNya, perasaanNya, kemauanNya dan pribadiNya. Raihlah keseimbangan...peneguhan berita oleh tanda-tanda tetapi juga menjadi kenyang dengan hidupNya.Hal kedua yang bisa kita pelajari adalah keteladanan dari cara Yesus melayani. Meskipun Dia membuat tanda-tanda namun Dia tetap konsisten memberi diriNya lebih dari sekedar kuasa dan karismaNya...Dia tetap lantang mengatakan "makan Roti Hidup..AKULAH roti hidup itu....Kata "Akulah" berarti keseluruhan dari diriNya! Selalu tidak pernah cukup jika kita hanya memberi kotbah kita, karunia kita dan acara kebaktian kita. Yesus menjadi model pelayanan kita yang memberi keseluruhan diri. Paulus juga berkata "Demikianlah kami, dalam kasih sayang yang besar akan kamu, bukan saja rela membagi Injil Allah dengan kamu, tetapi juga hidup kami sendiri dengan kamu, karena kamu telah kami kasihi." (I Tes 2:8).Yang menarik, Paulus mengatakan"dalam kasih sayang yang besar" dan "kamu telah kami kasihi"...jadi membagi kehidupan kita merupakan hasil dari cinta kasih kita! Pertanyaannya adalah: seberapa kasih kita untuk melayani orang-orang yang Tuhan percayakan pada kita? Semoga carut marutnya konsep pelayanan hari ini menyadarkan kita untuk benahi diri dan kembali kepada esensi melayani. Marilah kita belajar memberi seluruh hidup dan cinta kita lebih dari sekedar kotbah dan karunia kita. Biarlah hidup Yesus di dalam hidup kita mengenyangkan mereka! (Cornelius Wing)

Tidak ada komentar: