Kamis, 07 Mei 2009

KETIDAK SEIMBANGAN AWAL PENYESATAN

Akhir-akhir ini semakin sering saya mendengar dan melihat praktek-praktek bergereja dan kehidupan kekristenan yang tidak seimbang. Beberapa fenomena diantaranya justru sudah dekat dengan penyesatan. Hal tersebut terlihat juga di dalam kehidupan yang dipertontonkan, pengajaran-pengajaran yang ditulis atau disampaikan melalui mimbar. Ironisnya sebagian orang langsung mengaminkan dan "tersihir" mengikutinya dan sebagian lagi bingung serta merasa "diombang-ambingkan berbagai angin pengajaran."Misalnya, kecenderungan penekanan berita berkat dan minimnya berita salib tentunya sudah kita ketahui. Yang tentunya berakibat umat Tuhan menjadi hanya siap berkat dan siap senang tetapi tidak tahan dan tidak siap terhadap kesulitan, aniaya dan persoalan.(Yesus berkata bahwa syarat mengikut Dia adalah memikul salib dan sangkal diri). Berita yang kita terima menentukan jadi apa dan bagaimana hidup kita. Beritalah yang menjadikan kita. Jika berita hanya separo benar maka sama juga dengan berita yang berbahaya. Ada juga yang dengan bombabtis serta melalui cara yang fenomenal menekankan pergerakan kenabian dan upaya memberkati kota tetapi di saat yang sama melukai Tubuh Kristus sekota dengan sepak terjangnya bak "vaccum cleaner" ministry yang tidak peduli lagi perasaan dan hubungan dengan kawan-kawan hamba Tuhan sekota (melukai Tubuh Kristus berarti melukai Tuhan sendiri, seperti yang Yesus pernah katakan kepada Paulus disaat menjelang pertobatannya: Saulus, Saulus mengapa engkau menganiaya Aku?). Ada yang sibuk membangun aktivitas sosial bagi kota dan sibuk dengan bangunan gereja yang megah tetapi mengalami masalah yang berlarut-larut dengan istri sambil menunjukkan sikap merasa benar (bagaimana mungkin memimpin jemaat Allah jika tidak dapat mengurus keluarga sendiri? Itu merupakan salah satu syarat kepemimpinan jemaat di dalam 1 Tim 3:15). Ada yang berbicara dan mengajarkan berita Kerajaan Allah tetapi dalam kehidupan, pelayanan dan bergereja bertindak seakan-akan dia sendiri rajanya, penuh kendali dan keputusan sendiri. Ada yang dengan semangat memberkati dan melengkapi yang lain tetapi disaat yang sama membangun mentalitas fotocopy dan membiarkan yang lain meng-cloning metoda serta caranya sendiri sampai orang atau kelompok lain kehilangan originalitas serta kehendak dan cara Allah yang unik bagi masing-masing komunitas (Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, dimanakah pendengaran? andaikata seluruhnya adalah telinga, dimanakah penciuman? 1 Kor 12:17-18). Masih banyak lagi yang lain yang meresahkan hati saya. Ini membuat saya semakin mengingat nasihat Paulus bagi diri saya sendiri juga: awasi dirimu dan awasi ajaranmu.Alkitab menulis:"Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik daripada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain, yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus."(Gal 1:6-7). Menurut saya tidak ada satupun kelompok orang percaya yang benar-benar kebal terhadap kemungkinan hilangnya keseimbangan ini. Bisa saja mereka menjadi ekstrem atau tersesat karena diputar balikkannya suatu pengajaran kebenaran sehingga menyimpang jauh dari tujuan semula. Karena "domba-domba" sangat mudah terpengaruh maka penyebab utama dari terjadinya penyimpangan yang ekstrem dan ketidakseimbangan biasanya adalah "gembalanya". Kepemimpinan seringkali mempunyai masalah besar dengan sifat-sifatnya sebagai manusia. Tidak bisa mengekang hawa nafsu dan tidak pernah bertobat dari "dosa yang tersembunyi" adalah salah satunya. Tidak berada dibawah kuasa Roh Kudus. Kalau kehidupan pribadinya diteliti maka mereka sebenarnya tidak tahu banyak dari kebenaran Firman Tuhan dan menghidupinya. Banyak juga diantaranya yang mempunyai cacat kepribadian dan karakter yang cukup serius atau mungkin menghadapi masalah pribadi. Biasanya itulah akar penyebab hilangnya keseimbangan. Kesombongan yang membuat seseorang tidak butuh nasihat orang luar (dengan spirit " tidak ada orang lain yang memiliki apa yang ada pada kami"), suka melebih-lebihkan kemampuannya, terlalu percaya kepada pendapatnya sendiri, ngotot kepada pendapatnya sendiri sekalipun salah, kesulitan untuk menyesuaikan diri; juga merupakan awal dari terjadinya ketidakseimbangan. Selain hal-hal tersebut maka yang tidak kalah berbahaya dan juga menjadi penyebab ketidakseimbangan adalah ketamakan dan cinta uang (yang menyebabkan eksplorasi teologia kemakmuran yang berlebihan), tidak menyukai proses dan terbiasa dengan berpikir "short-cut", pikiran dan wawasan sempit serta pandangan yang tidak obyektif, kurangnya evaluasi diri, dan lemahnya kerohanian serta kehidupan doa yang kuat sebagai sauh spiritualitas kepada pikiran dan hati Tuhan. Jadi jika kehidupan pribadi kita sendiri belum beres itu jelas akan mempengaruhi pengajaran dan keseimbangan kita. Doa saya,...supaya anugerahNya membawa kita "bertumbuh dalam segala hal ke arah Kristus." Be strong! (CORNELIUS WING)

Tidak ada komentar: