Kita sedang hidup dalam jaman yang menuntut kita ke dalam jalur penghancuran diri sendiri. Semua orang sedang mencoba untuk mengambil jalannya sendiri. Penyakit (penghancuran diri sendiri) ini membawa kerusakan yang besar sekali dan mengerikan, hingga berdampak ke semua bidang kehidupan : politik, sosial, budaya, agama, dan lain-lain, contoh : ada etnis yang mau dihapuskan, pertentangan rasial, perang agama, kriminalitas, drugs, bahkan ada perang yang mengatasnamakan Tuhan. Jadi, pengertian manusia tentang benar dan salah, standarnya rendah.
Jadi, apa jawaban Alkitab tentang hal-hal tersebut di atas, :
Kasih.
Anugerah
Kasih membuat yang tidak setara menjadi setara. Tuhan Yesus turun dari sorga – yang penuh kemuliaan – datang ke dunia, mau mengenakan “baju” manusia supaya manusia setara dengan diriNya lewat karia penebusanNya. Lihat manusia seperti Allah melihat manusia.
Melihat semua yang terjadi, lantas apa yang harus kita perbuat? Alkitab menulisnya dalam satu kata, “IMAN.” Setiap kali kita mnggunakan kata iman ada ratusan cara yang berbeda setiap harinya. Iman merupakan kebutuhan dasar orang Kristen/orang percaya.
Saat kita hendak bepergian dengan menggunakan pesawat terbang misalnya. Kita tidak perlu menganalisa apakah pesawat itu laik terbang atau tidak. Kita tanpa ragu untuk menggunakan pesawat terbang tersebut, dan yakin bahwa kita dapat sampai ke tempat tujuan dengan selamat. Iman yang seperti ini disebut : iman alamiah.
Tapi kita tidak bisa mengikatkan diri kita pada Kristus dengan iman alamiah. banyak orang Kristen, perjalanan hidupnya beriman-beriman tapi tidak ada hasilnya, karena kita berjalan dengan iman alamiah itu tadi. Iman kita takar dengan apa yang bisa kita pikirkan, yang kelihatan, dan yang bisa diukur. Kristus tidak kelihatan, bagaimana kita beriman kepadaNya? Jawabannya adalah kita membutuhkan Iman Alkitabiah.
Iman alamiah dan iman alkitabiah beroperasi denagn cara yang sama, tapi alamnya berbeda. Misalnya : kita tidak dapat menyaksikan program tayangan RCTI di siaran TVRI. Sama-sama beroperasi di pertelevisian tapi alamnya berbeda. Begitu pula dengan alamiah tidak bisa beroperasi di alam rohani.
Iman alkitabiah tidak bisa kita buat, sebab itu diberikan oleh Allah. Dalam Efesus 2:8, itu merupakan pemberian Allah. Iman itu bukan meyakinkan diri sendiri bahwa segala sesuatu itu benar, tapi iman itu adalah kita bergantung pada kemampuan Allah, yang memampukan kita untuk percaya (percaya kepadaNya yang tidak kelihatan).
Yohanes 12:37-40.
Tanpa iamn kita tidak berkenan kepada Allah. Bahkan apapun yang kita lakukan, tanpa iman kita berdosa! Menghampiri Allah dengan iman, sebenarnya menghampiri Allah dengan iman yang telah Tuhan berikan pada kita. Dan hal yang harus kita lakukan adalah PERCAYA SAJA.
Bagaimana Allah menanamkan iman? Yaitu melalui FirmanNya.
Kita perlu memiliki pengetahuan akan Firman. Banyak kita melakukan kesalahan, yaitu bahwa kita menganggap iman pengganti Firman Allah. Contoh : Seringkali kita berkata, “Saya tidak tahu dimana ayatnya, tapi pokoknya saya beriman!”
Matius 14:31. Saat kita tidak memiliki pengetahuan akan Firman Allah, kita akan menjadi mudah bimbang.
Markus 6:52; Roma 10:14,17. Kita tahu banyak, dengar banyak tapi seringkali kita tidak belajar banyak. Oleh karena itu, yang harus kita lakukan adalah kita minta Tuhan memampukan untuk bisa belajar mendengar dan mengerti kehendakNya. Iman timbul karena Tuhan memampukan kita untuk percaya padaNya. Iman timbul karena Tuhan memampukan kita untuk percaya padaNya.
Bagaimana mendengar secara rohani, adalah PERCAYA. Bagian Tuhan adalah taruh iman, dan bagian kita adalah (hanya) percaya saja.
Dengan adanya iman dalam hidup kita, sebenarnya adalah untuk membuat kita belajar bergantung sepenuhnya pada kuasa adikodrati Allah. Sebab hanya Dialah yang telah memampukan kita untuk dapat menghadapi semua hal dalam kehidupan yang sedang kita jalani.
IMAN DIPRAKARSAI OLEH ALLAH,DITANAM OLEH ALLAH, TANGGUNG JAWAB KITA CUMA PERCAYA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar